Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Nama : Firshty Febrianti


NIM : 13/359981/PTP/1343

EVAPORATOR

Evaporator adalah alat yang banyak digunakan dalam industri kimia untuk
memekatkan suatu larutan. Pada prosesnya, evaporator memerlukan energi untuk
mengubah cair menjadi uap. Evaporator menggunakan proses penguapan untuk
menurunkan pelarut, evaporator membutuhkan panas dalam pengoperasiannya, salah
satu sumber panas untuk evaporator berasal dari uap air yang terbentuk dari boiler
steam atau buangan uap proses lain.
Umumnya evaporator dioperasikan pada kondisi vakum untuk menurunkan
temperatur didih larutan. Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian
dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang
konsentrasinya lebih tinggi. Dalam evaporasi, zat cair pekat merupakan produk yang
dipentingkan sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.

Prinsip Kerja Alat


Rotary vakum evaporator adalah instrumen yang menggunakan prinsip
destilasi (pemisahan). Prinsip utama rotary evaporator yaitu terletak pada penurunan
tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik didihnya. Rotary
evaporator memiliki suatu teknik yang berbeda dengan teknik pemisahan yang
lainnya. Teknik yang digunakan dalam rotary evaporator ini bukan hanya terletak
pada pemanasannya tapi dengan menurunkan tekanan pada labu alas bulat dan
memutar labu alas bulat dengan kecepatan tertentu. Karena teknik itulah, sehingga
suatu pelarut akan menguap dan senyawa yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut
menguap namun mengendap. Dengan pemanasan dibawah titik didih pelarut, maka
senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.

Komponen dan Cara Kerja Evaporator


a. Komponen evaporator
Gambar rangkaian alat evaporator
Keterangan :
1. Hot plate: untuk mengatur suhu pada waterbath dengan temperatur yang
diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut).
2. Waterbath: sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas
yang berisi sampel.
3. Ujung rotor sampel: sebagai tempat labu alas bulat sampel bergantung.
4. Lubang kondensor: berfungsi sebagai pintu masuk bagi air kedalam
kondensor yang airnya disedot oleh pompa vakum.
5. Kondensor: berfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses perubahan
fase, dari fase gas ke fase cair.
6. Lubang kondensor: berfungsi sebagai pintu keluar air dari dalam kondensor.
7. Labu alas bulat penampung: sebagai wadah bagi penampung pelarut.
8. Ujung rotor penampung: tempat labu alas bulat penampung bergantung.
b. Cara kerja alat evaporator
1. Pendingin dihidupkan dengan menekan tombol On/Off untuk power dan
On/Off untuk vakum, ditunggu beberapa saat hingga temperatur menunjukkan
temperatur standar yaitu 25⁰C. Panaskan waterbath yang telah diisi aquadest
sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan, diatur dengan cara menekan
tombol set kemudian mengatur suhu sesuai dengan yang diinginkan dengan
menekan tombol Up/Down.
2. Labu alas bulat yang berisi sampel dipasang pada ujung rotor. Untuk
memudahkan dalam melepas labu dioleskan vaselin pada bagian penghubung
kedua benda, digunakan juga klip untuk memperkuat sambungan.
3. Penangas air dinyalakan dengan menekan tombol On/Off. Rotary evaporator
dinyalakan dengan menekan tombol On/Off dan kecepatan berputarnya diatur sesuai
keinginan dengan memutar knop pemutar. Kemudian, pompa vakum dinyalakan.

Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan menggunakan hot plate


yang dibantu dengan penurunan tekanan pada labu alas bulat sampel yang dipercepat
dengan pemutaran pada labu alas bulat sampel tersebut. Dengan bantuan pompa
vakum yang mengalirkan air dingin dari suatu wadah kedalam kondensor dan
dikeluarkan lagi oleh kondensor kedalam wadahnya lagi dan dimasukkan lagi dan
seterusnya, karena proses ini berjalan secara kontinyu, sehingga ketika uap dari
pelarut mengenai dinding-dinding kondensor, maka pelarut ini akan mengalami
proses yang dinamakan kondensasi, yaitu proses yang mengalami perubahan fase dari
fase gas ke fase cair. Adapun demikian, proses penguapan ini dilakukan hingga
diperoleh pelarut yang sudah tidak menetes lagi pada labu alas bulat penampung dan
juga bisa dilihat dari semakin kentalnya zat yang ada pada labu alas bulat sampel dan
terbentuk gelembung-gelembung pecah pada permukaan zatnya.

Cara Pemeliharaan
Air yang digunakan di pompa vakum, waterbath dan pendingin harus
menggunakan air aquades atau aquabides. Air yang digunakan harus diganti secara
berkala. Labu pengumpul pelarut dan labu sampel harus diberi vaseline terlebih
dahulu untuk menghindari sulitnya labu tersebut dibuka dikarenakan terjadi pemuaian
kaca labu akibat suhu.

Aplikasi dari evaporator


Proses penguapan menggunakan evaporator menghasilkan lebih banyak uap
air yang keluar tanpa merusak struktur bahan yang dibutuhkan. Banyak industri besar
yang menggunakan evaporator sebagai alat yang dipakai dalam produksi. Salah satu
industri yang menggunakan evaporator dalam prosesnya adalah industri gula. Dalam
pembuatan gula putih, terjadi beberapa tahapan pengolahan yaitu pemerahan nira,
pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan kristal, dan pengeringan. Evaporator
berguna dalam tahap penguapan. Untuk menghilangkan kadar uap air yang terdapat
didalam nira dilakukan proses penguapan atau evaporasi. Di pabrik gula, penguapan
dilakukan dengan menggunakan beberapa evaporator. Evaporasi dimulai dengan
memasukkan nira yang akan dievaporasi ke dalam evaporator pertama sehingga
terbentuk nira yang lebih pekat, serta uap dan kondensat. Uap hasil penguapan tadi
digunakan lagi dalam evaporator kedua dan umpan yang dimasukkan adalah nira
yang lebih pekat tadi. Dan berlanjut terus untuk evaporator ketiga dan seterusnya,
hingga didapatkan nira kental yang berwarna gelap dengan kepekatan kurang lebih
600brix. Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke kondensor dengan perantara
pompa vakum.
Evaporator juga dapat dimanfaatkan dalam dunia agroindustri lain dibidang
pengolahaan minyak atsiri. Sebagai contoh adalah pengolahan minyak atsiri bunga
melati. Prinsip pertama yaitu ekstraksi dengan pelarut menguap. Pada prinsip ini
minyak atsiri dilarutkan dalam bahan dengan pelarut organik yang mudah menguap.
Larutan tersebut selanjutnya diuapkan ke dalam evaporator dan minyak dipekatkan
pada suhu rendah. Setelah semua pelarut diuapkan dalam keadaan vakum, maka
diperoleh minyak bunga yang pekat. Suhu harus dijaga tetap rendah selama proses ini
berlangsung. Dengan demikian uap aktif yang terbentuk tidak akan merusak
persenyawan minyak bunga.
Penyulingan minyak jahe dan oleoresin yang berasal dari rimpang jahe yang
semakin berkembang untuk dijadikan bahan baku pembuatan obat di perusahaan
farmasi juga menggunakan evaporator. Komponen senyawa kimia yang terkandung
pada jahe terdiri dari minyak menguap, minyak tidak menguap dan pati. Setelah
selesai diekstraksi, hasil kemudain dimasukkan ke dalam rotary vacuum evaporator
untuk dipisahkan antara oleoresin dan pelarutnya.
Selain digunakan saat proses produksi, pada industri makanan dan minuman,
agar memiliki mutu yang sama pada jangka waktu yang lama, juga dibutuhkan
evaporasi. Misalnya untuk pengawetan adalah pembuatan susu kental manis.

Anda mungkin juga menyukai