PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan pergeseran paradigma Puskesmas ......................
sebagai layanan publik dan layanan pasar, maka Puskesmas harus dikelola
secara entepreneur bukan secara birokratik lagi. Untuk itu Puskesmas
perlu melakukan perubahan mendasar sehingga lebih mandiri dan mampu
berkembang menjadi lembaga yang berorientasi terhadap kepuasan
pelanggan (customer satisfaction).
Adanya reformasi pengelolaan keuangan Negara dengan terbitnya
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
memberikan angin segar bagi Puskesmas untuk pengelolaan yang lebih
baik ke depan. Di dalam pasal 68 dan 69 undang-undang tersebut,
diatur suatu koridor baru dalam pengelolaan keuangan negara yaitu
Badan Layanan Umum atau disingkat BLU. Sebagai aturan
pelaksanaannya, terbitlah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61
Tahun 2007. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. BLU/BLUD
dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
UU Nomor 1 tahun 2004 mengelompokkan Puskesmas sebagai Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD), yaitu suatu instansi di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas, sehingga Puskesmas
..................... dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-
BLUD) yaitu pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas
berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya. Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD dapat lebih leluasa
menentukan keputusan-keputusan strategis dengan memperhatikan dan
menjalankan praktik bisnis yang sehat, dikelola oleh orang-orang yang
profesional sehingga diharapkan Puskesmas mampu bertahan bahkan
bersaing dan/atau mandiri dengan tetap sinergi dengan program-program
pelayanan kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Untuk dapat menerapkan status PPK-BLUD bertahap atau penuh
maka Puskesmas ............................... mengajukan persyaratan administrasi
yang harus dipenuhi oleh Puskesmas sesuai dengan Permendagri No 61
tahun 2007 Pasal 11 adalah dapat menyajikan dokumen-dokumen sebagai
berikut:
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan,
keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;
2. Pola Tata Kelola;
3. RBA Tahun 2015
4. Laporan Keuangan Tahun 2014
5. Standar Pelayanan Minimum (SPM); dan
6. Laporan audit Keuangan tahun 2014 .
Alur pikir terintegrasi persyaratan administrasi diatas adalah sebagai
berikut :
B. Pelayanan Medis
1. Pelayanan Rawat Jalan
a. Poliklinik
1) Program Pengembangan
Program pengembangan SDM pada Puskesmas ......................... dijabarkan
sebagai berikut: .
a. Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan
kemampuan SDM baik tenaga medis, paramedis maupun administrasi
melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel, seminar,
simposium, lokakarya, penulisan buku, studi banding, dll.
b. Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang potensial,
terutama ke jenjang S1.
2) Pola Rekruitmen
Dokter, tenaga fungsional dan tenaga administrasi Puskesmas
Rawat......................... dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil maupun
tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan
puskesmas.
Pola rekrutmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non
medis pada Puskesmas ............................... adalah sebagai berikut:
(1) SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di lingkungan Puskesmas dilaksanakan berdasarkan Petunjuk
Teknis Pengadaan Calon Pegawa i Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Kota Bandar Lampung, dengan tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan Pengadaan Calon PNS
b. Pendaftaran
c. Pelaksanaan Ujian
d. Penentuan kelulusan
e. Pengangkatan
f. Pengendalian dan Pengawasan
g. Ketentuan Lain
(2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Rekrutmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong
atau adanya perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-bidang
yang sangat mendesak yang proses pengadaannya tidak dapat
dipenuhi oleh Pemerintah Daerah.
b. Tujuan rekrutmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang
profesional, jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi
sesuai dengan tugas yang akan diduduki sesuai dengan kebutuhan
yang diharapkan serta mencegah terjadinya unsur KKN (kolusi,
korupsi, dan nepotisme) dalam rekrutmen SDM.
DATA KETENAGAAN
DI PUSKESMAS ............................. TAHUN 2014
1 Dokter Umum
2 Dokter Spesialis
3 Dokter Gigi
4 S1/D-IV Keperawatan
5 S1 Kesmas
6 S1 Farmasi /Apoteker
7 D-III Farmasi
8 D-III Perawat
9 D-III Kebidanan
10 D-III Gizi
11 D-III Kesling
12 D-III Fisio Teraphy
13 D-III Perawat Gigi
14 D-III Analis
15 D-1 SPAG
16 D-1 SPPH
17 D-1 Kebidanan
18 SPK
19 SPRG
20 Pekarya Kesehatan
21 Bidan PTT
22 Perawat Kontrak
23 Tenaga Sukarela / TKS
24 Tenaga Sukarela / TKS
Jumlah total
3) Disiplin Pegawai
a) SDM yang berasal dari PNS
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai
Negeri Sipil untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalm peraturan perundang-undangan dan atau peraturan
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan dijatuhi
hukuman disiplin. Berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin
Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat pelanggaran disiplin atau
indisipliner, pegawai negeri sipil yang bersangkutan akan di jatuhi
hukuman disiplin sesuai dengan tingkat hukuman disiplin yang terdiri
dari : hukuman disiplin ringan, sedang dan berat. Adapun jenis hukuman
disiplin sesuai dengan tingkatannya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas : teguran lisan, teguran
tertulis dan pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas : penundaan kenaikan gaji
berkala selama 1 tahun, penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun
dan penundaan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
3. Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam PP no 53
tahun 2010 adalah sebagai berikut : penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama 3 tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
setingkat lebih rendah, pembebasan dari jabatan, pemberhentian
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS dan
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
2. Tarif Layanan
Bupati menetapkan tarif layanan atas usulan Pejabat Pengelola
BLUD melalui Sekretaris Daerah dengan mempertimbangkan kontinuitas
dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan
kepatutan dan kompetensi yang sehat.
Pejabat Pengelola BLUD menetapkan strategi dan kebijakan
terhadap pemberian layanan kesehatan serta melakukan pengawasan atas
pelaksanaannya. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola BLUD harus
melakukan penghitungan biaya per unit setiap jenis layanan (cost finding)
sebagai dasar pengambilan kebijakan mengenai penetapan tarif layanan
kesehatan, misalnya kebijakan pemberian subsidi tarif layanan kesehatan
kepada pasien tidak mampu. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola BLUD
harus melakukan reviu biaya per unit setiap jenis layanan secara berkala.
Pejabat Pengelola melakukan evaluasi kualitas pemberian jasa pelayanan
yang telah dilakukan pada akhir periode sebagai bahan masukan pada
periode berikutnya.
4. Remunerasi
Bupati menetapkan Remunerasi atas usulan Pejabat BLUD melalui
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah yang diberikan dalam
bentuk gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi,
pesangon dan/atau pension. Adapun faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pengelolaan Remunerasi adalah :
a. Jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat pelayanan, serta produktivitas
b. Pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis
c. Kemampuan Pendapatan BLUD
d. Kinerja Operasional BLUD dengan mempertimbangkan antara lain
Indikator keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat bagi masyarakat.
Remunerasi pejabat pengelola BLUD dan pegawai BLUD diberikan
berdasarkan indikator penilaian:
a. pengalaman dan masa kerja
b. jabatan yang disandang
c. resiko kerja
d. tingkat kegawatdaruratan
e. Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku
f. Hasil/capaian Kinerja
.
B. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
Limbah puskesmas meliputi semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan puskesmas dalam bentuk padat, cair dan gas, merupakan bahan yang
tidak berguna, tidak digunakan atau terbuang. Limbah puskesmas dapat
dibedakan menjadi limbah medis dan non medis.
Limbah cair terdiri dari semua air buangan termasuk tinja yang berasal
dari puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Limbah klinis berupa limbah yang berasal dari pelayanan medis,
perawatan gigi, veterany, farmasi atau yang sejenis, pengobatan, perawatan,
yang menggunakan bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa
membahayakan kecuali jika dilakukan dengan pengamanan tertentu.
BAB VII
PROSES TATA KELOLA
B. Program Pengenalan
1 Pejabat Pengelola yang baru wajib diberikan program pengenalan mengenai
BLUD Puskesmas.
2 Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan Pejabat
Pengelola yang baru berada pada Pimpinan BLUD (Kepala UPT
Puskesmas).
3 Program pengenalan meliputi:
3.1 Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik pada BLUD
Puskesmas.
3.2 Gambaran mengenai BLUD Puskesmas berkaitan dengan tujuan,
sifat dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasional, strategi,
dan masalah-masalah strategis lainnya.
4.2 Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit
internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal.
4.3 Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Pejabat Pengelola.
D. Pendelegasian Wewenang
1 Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada Kepala
Instalasi/Unit diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan
pertimbangan untuk menunjang kelancaran tugas dan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas.
2 Kepala Instalasi harus melaksanakan wewenang yang didelegasikan tersebut
dengan penuh tanggungjawab dan memberikan laporan pelaksanaannya
secara berkala kepada Pejabat Pengelola.
3 Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk disesuaikan dengan
tuntutan perkembangan puskesmas.
4 Pendelegasian wewenang yang dilakukan tidak melepaskan tanggung jawab
pejabat pengelola.
E. Pengambilan Keputusan
1. Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah untuk
mufakat.
2. Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan
stakeholders puskesmas, risiko yang melekat, dan kewenangan yang
dimiliki oleh setiap pengambil keputusan.
3. Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya
memberikan masukan peningkatan kinerja Puskesmas.
4. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa
diadakan rapat, asalkan keputusan itu disetujui secara tertulis.
5. Bupati dan Pejabat Pengelola harus konsisten dalam menjalankan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.
F. Akuntansi dan Pelaporan
1 Pimpinan BLUD menyampaikan laporan keuangan BLUD Puskesmas
sebagai SKPD (Entitas Akuntansi) secara berkala setiap semester dan
tahunan kepada Bupati dengan tembusan PPKD.
1.1 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja atau Laporan
Operasional Semester Pertama disertai dengan prognosis untuk enam
bulan berikutnya sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi
tanggungjawabnya.
1.2 Laporan disiapkan oleh Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas dan
disampaikan kepada Pimpinan BLUD selaku Pengguna Anggaran untuk
ditetapkan sebagai laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja
atau laporan operasional semester pertama serta prognosis untuk enam
bulan berikutnya paling lama lima belas hari kerja setelah semester
pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
1.3 Pejabat Pengelola Puskesmas menyampaikan laporan realisasi anggaran
pendapatan dan belanja atau laporan operasional semester pertama
BLUD Puskesmas serta prognosis untuk enam bulan berikutnya kepada
Bupati melalui PPKD sebagai dasar penyusunan laporan realisasi
APBD semester pertama paling lambat duapuluh hari kerja setelah
semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
1.4 Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas menyiapkan laporan keuangan
puskesmas tahun anggaran berkenaan dan disampaikan kepada Pejabat
Pengelola Puskesmas untuk ditetapkan sebagai laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD.
1.5 Laporan keuangan BLUD puskesmas tahunan terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran atau Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus
Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan BLUD
Puskesmas tersebut dilampiri dengan surat pernyataan Pejabat
Pengelola Puskesmas bahwa pengelolaan keuangan BLUD yang
menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan dengan sistem
pengendalian intern yang memadai dan standar akuntansi keuangan dan
pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Laporan
Keuangan BLUD setidak-tidaknya terdiri dari:
1.5.1 Laporan realisasi anggaran/laporan operasional yang berisi
informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD selama satu
periode.
1.5.2 Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
1.5.3 Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan
dengan aktivitas operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan
dan / atau pembiayaan yang menggambarkan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas selama periode
tertentu; dan
1.5.4 Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam laporan keuangan disertai
laporan mengenai kinerja.
1.6 Laporan keuangan BLUD Puskesmas tahunan disampaikan kepada
Bupati melalui PPKD paling lambat satu bulan setelah tahun anggaran
berakhir.
1.7 Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala kepada Bupati
melalui PPKD, untuk dikonsolidasikan dengan laporan pemerintah
daerah secara berkala paling lambat dua bulan setelah periode
pelaporan berakhir. Laporan keuangan BLUD merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah daerah.
2 Setiap transaksi keuangan BLUD harus diakuntansikan dan dokumen
pendukungnya dikelola secara tertib.
3 Akuntansi dan pelaporan keuangan BLUD disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia. Dalam rangka konsolidasi dengan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah terlebih dulu harus dilakukan penyesuaian atau dikonversikan ke
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan mengacu pada Permendagri
nomor 13 Tahun 2006.
4 Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan
Tahunan dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan
obyektif.
5 Selain penyampaian laporan keuangan untuk tujuan internal maupun
eksternal, Pejabat Pengelola menetapkan ketentuan dan mekanisme
penyampaian laporan non keuangan atau laporan kinerja sebagai
pertanggungjawaban setiap bidang dalam suatu sistem pengendalian internal
yang memadai.
G. Penilaian Kinerja
1. Bupati menilai kinerja puskesmas dan Pejabat Pengelola melalui mekanisme
yang telah ditetapkan.
2. Kinerja puskesmas yang dinilai sesuai dengan sasaran berikut indikator
kinerja keberhasilan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis
yang dilaporkan secara berkala.
3. Penilaian kinerja puskesmas dilakukan secara berkala dan dapat menjadi
dasar pertimbangan Bupati untuk memutuskan peningkatan/penurunan atau
pencabutan status BLUD Puskesmas.
4. Kinerja Pejabat Pengelola dievaluasi secara berkala pada setiap akhir tahun
anggaran atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan oleh Bupati dengan
menggunakan kriteria penilaian yang umum berlaku dalam puskesmas.
5. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan tolok ukur kinerja masing-masing
pengelola program untuk mendukung kinerja puskesmas.
6. Penilaian kinerja terhadap bidang dilakukan setiap tahun dan dilakukan
secara transparan.
H. Pengendalian Internal
1. Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian Internal yang
efektif untuk mengamankan investasi dan aset puskesmas, serta membantu
manajemen dalam hal:
1.1 Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of assets);
1.2 Menciptakan keakuratan data akuntansi;
1.3 Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
1.4 Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan
praktek bisnis yang sehat
2 Sistem Pengendalian Internal antara lain mencakup hal-hal sebagai
berikut :
2.1 Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan terstruktur, yang
terdiri dari:
2.1.1 Integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai
2.1.2 Filosofi dan gaya manajemen;
2.1.3 Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan
kewenangan dan tanggung jawabnya;
2.1.4 Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia;
2.1.5 Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola
2.2 Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, yaitu suatu proses untuk
mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha
relevan;
2.3 Aktivitas Pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam
suatu proses pengendalian terhadap kegiatan puskesmas pada setiap
tingkat dan unit dalam struktur organisasi, antara lain mencakup
kebijakan dan prosedur yang membantu manajemen melaksanakan
kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan penting dilakukan untuk
mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai sasaran puskesmas.
Kegiatan pengendalian termasuk serangkaian kegiatan seperti
kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi
kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap asset puskesmas.
2.4 Sistem Informasi dan Komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan
keuangan mengenai kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas
ketentuan dan peraturan yang berlaku pada puskesmas, yang
memungkinkan Pejabat Pengelola dan Manajemen untuk menjalankan
dan mengendalikan kegiatan usahanya. Laporan tidak hanya
berhubungan data internal, tetapi juga informasi tentang kejadian
eksternal, kegiatan dan kondisi penting untuk menginformasikan
pengambilan keputusan dan laporan eksternal.
2.5 Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem
pengendalian internal, termasuk fungsi audit internal pada setiap tingkat
dan unit struktur organisasi puskesmas, sehingga dapat dilaksanakan
secara optimal, dengan ketentuan bahwa penyimpangan yang terjadi
dilaporkan kepada Pejabat Pengelola dan tembusannya kepada Dewan
Pengawas.
K. Pelaksanaan Audit
1 Pelaksanaan audit atas pertanggungjawaban pengelolaan keuangan BLUD
Puskesmas dilakukan oleh BPK sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku atau dengan persetujuan Bupati dapat meminta
BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat untuk melakukan audit. Audit
terhadap laporan keuangan puskesmas oleh Auditor Eksternal tersebut
bertujuan untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan
keuangan secara independen dan profesional.
2 Puskesmas harus menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang
yang diperlukan oleh Auditor Eksternal.
3 Auditor Eksternal menyampaikan laporan hasil audit kepada Bupati dan
Pejabat Pengelola Puskesmas secara tepat waktu.
4 Pejabat Pengelola Puskesmas menindak lanjuti laporan hasil audit yang
dilaksanakan Auditor Eksternal dan melaporkan perkembangan tindak lanjut
tersebut kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.
5 Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan memantau perkembangan tindak
lanjut atas laporan hasil audit Auditor Eksternal.
6 Inspektorat Kabupaten Mempawah sesuai tupoksinya melakukan audit
kinerja atas penyelenggaraan dan pengelolaan BLUD Puskesmas secara
berkala sesuai PKPT yang disusun. Hasil audit atas kinerja dilaporkan
kepada Bupati dan Pejabat Pengelola Puskesmas secara tepat waktu.
7 Tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit kinerja menjadi tanggung jawab
Pejabat Pengelola Puskesmas dan melaporkan perkembangan tindak lanjut
tersebut kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten.
1. Pengguna Jasa
1.1 Puskesmas menghormati hak-hak pasien selaku pengguna jasa
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.2 Puskesmas memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa sesuai
standar layanan yang telah ditetapkan.
1.3 Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secara profesional
melalui mekanisme yang baku dan transparan.
2. Mitra Usaha
2.1 Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS Kesehatan asuransi kesehatan
lainnya, serta pihak ketiga lainnya.
2.2 Puskesmas menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi dengan
itikad baik, saling menguntungkan, akuntabilitas, transparansi,
kewajaran dan tidak merugikan stakeholders serta dituangkan
dalam kesepakatan secara tertulis.
2.3 Kerjasama Puskesmas dengan mitra usaha dapat berupa transaksi
jual beli barang dan/atau jasa serta Kerja Sama Operasional (KSO)
dalam bentuk kerjasama pelayanan kesehatan, pendidikan dan
pelatihan, pembangunan gedung, pemanfaatan alat kedokteran dan
kerjasama lainnya yang sah.
2.4 Puskesmas dan mitra bisnis bermitra secara profesional dengan
mematuhi setiap kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak
kerjasama.
3. Pegawai
Jml
Tanggal, ................................
Mengetahui :
Pejabat Keuangan Bendahara Penerimaan
No. Urut
Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Bukti
1 2 3 4 5 6(4+5)
Jml
Tanggal, ................................
Mengetahui :
Pejabat Keuangan Bendahara Penerimaan
No. Urut
Tgl Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Bukti
1 2 3 4 5 6(4+5)
Jml
Tanggal, ................................
Mengetahui :
Pejabat Keuangan Bendahara Penerimaan
Jml
Tanggal, ................................
Mengetahui :
Pejabat Keuangan Bendahara Penerimaan
No. Pembayaran
Tgl Uraian Jumlah
Debitur Tanggal Jumlah
1 2 3 4 5 6
Jml
Tanggal, ................................
Mengetahui :
Pejabat Keuangan Bendahara Penerimaan
Realisasi
Anggaran Realisasi sd
sd Realisasi Lebih
No Uraian dalam Triwulan
Triwulan Triwulan ini (Kurang)
DPA ini
Lalu
1 2 3 4 5 6 7
Jml
Tanggal, ................................
Mengetahui :
Pejabat Keuangan Bendahara Penerimaan
Jml
Tanggal, ................................
Mengetahui :
Pejabat Keuangan Bendahara Penerimaan