Kebijakan Keselamatan Pasien RS
Kebijakan Keselamatan Pasien RS
SURAT KETETAPAN
KEPALA RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
Nomor SK / /X/2018
tentang
MENETAPKAN
Menetapkan : 1. Surat Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada
tentang Kebijakan Keselamatan Pasien
2. Pelayanan pasien di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada
wajib diselenggarakan dengan mengutamakan keselamatan sesuai
dengan Kebijakan yang ditetapkan dalam Lampiran Peraturan ini.
3. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jember
pada tanggal Oktober 2018
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Perencanaan, perancangan, pengukuran, analisis dan perbaikan proses yang
berhubungan dengan keselamatan pasien harus secara terus menerus dikelola
dengan baik agar tercapai hasil yang maksimal.
2. Semua proses untuk menjaga keselamatan pasien di rumah sakit melalui
pendekatan yang melibatkan multidisipliner semua pelayanan di seluruh rumah
sakit.
B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit bertanggung jawab tentang pengelolaan
proses di rumah sakit yang berhubungan dengan keselamatan pasien, termasuk
juga membangun kesadaran tentang keselamatan pasien di rumah sakit, alur
pelaporan insiden, analisis insiden dan memberikan rekomendasi kepada Pimpinan
RS untuk keselamatan pasien rumah sakit.
2. Sasaran Keselamatan Pasien termasuk dalam prioritas keselamatan pasien di
rumah sakit.
a. Ketepatan Identifikasi Pasien
1) Identifikasi pasien pada semua pelayanan atau pengobatan menggunakan
minimal 2 (dua) dari identitas pasien yaitu :
a) nama lengkap sesuai KTP/e-KTP
b) tanggal lahir sesuai KTP/e-KTP, dan
c) nomer rekam medis sesuai yang ditulis di berkas rekam medis.
2) Identifikasi pasien dilakukan secara lisan/verbal dan menggunakan gelang
identitas.
3) Identifikasi secara lisan/verbal wajib dilakukan oleh setiap Profesional
Pemberi Asuhan saat pertama kali bertemu pasien pada hari tersebut;
identifikasi selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan gelang
identitas.
4) Penggunaan warna gelang pasien adalah :
a) Gelang identitas: warna biru untuk pasien laki-laki, warna merah muda
untuk pasien perempuan.
b) Apabila ada kasus bayi baru lahir dengan kelamin ambigu atau tanpa
jenis kelamin, menggunakan warna gelang sesuai dengan warna gelang
ibunya yaitu warna merah muda.
c) PIN penanda: warna merah untuk pasien memiliki alergi, warna kuning
untuk pasien memiliki risiko jatuh, warna ungu untuk pasien DNR (Do
Not Resuscitation).
5) Penulisan identitas gelang pasien dengan jelas, terbaca dan tidak mudah
terhapus dengan menggunakan tinta permanen.
6) Penulisan identitas pasien dilakukan di loket pendaftaran rawat inap dan
loket pendaftaran IGD (baik secara manual atau menggunakan elektronik)
kemudian diserahkan kepada perawat IGD atau IRJ.
7) Gelang pasien dipasang pada pasien:
a) Semua pasien rawat inap, baik melalui Rawat Jalan atau IGD
b) Bayi baru lahir, baik di Kamar Bersalin maupun Kamar Operasi
8) Pemasangan gelang identitas pasien dilakukan oleh perawat poliklinik
apabila pasien masuk perawatan melalui poliklinik.
9) Pemasangan gelang identitas pasien dilakukan oleh perawat IGD apabila
pasien masuk perawatan melalui IGD.
10) Pada pasien bayi baru lahir/neonatus pemasangan gelang identitas
dilakukan di ruang tindakan setelah bayi lahir (di Kamar Bersalin, IGD,
Kamar Operasi), gelang identitas dipakaikan ke pergelangan tangan pasien
yang dominan (misalnya: tangan yang digunakan untuk menulis) atau
pergelangan kaki tergantung kondisi pasien..
11) Bagi pasien rawat jalan yang harus dipasang gelang identitas adalah yang
akan dilakukan tindakan kemoterapi, tindakan bedah rawat jalan.
12) Verifikasi identitas pasien dilakukan sebelum tindakan medis: pemberian
obat, darah atau produk darah, pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis.
13) Pada pasien tanpa identitas/tidak dikenal ditentukan identitas dengan “huruf”
(Mr X, Mr Y, dst.)
14) Pada pasien gangguan jiwa, pasien luka bakar yang tidak memungkinkan
diidentifikasi dengan gelang dan pasien alergi terhadap bahan baku gelang
diidentifikasi menggunakan foto.
15) Pelepasan gelang identitas dilakukan di ruang rawat inap pada pasien
pulang perawatan, sedangkan pasien yang meninggal dilakukan di ruang
jenazah, gelang dipotong kecil-kecil dan dimasukkan sampah medis.