Panduan Identifikasi Pasien
Panduan Identifikasi Pasien
Winarso
Pembuat Dokumen
Kapten Ckm NRP 21950226580473
i
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
TENTANG PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN
Pertama : Panduan Identifikasi Pasien di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika
Husada sebagaimana Lampiran Peraturan ini;
Kedua : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekurangan dan kekeliruan akan
diadakan perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : JEMBER
Pada Tanggal : 01 Oktober 2018
ii
DAFTAR ISI
iii
KATA PENGANTAR
Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat yang wajib diterapkan di semua rumah
sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu pada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari
WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKPRS PERSI) dan Joint Commission International (JCI).
Sasaran Pertama dari Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah Ketepatan Identifikasi
Pasien. Kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya terjadi di semua aspek diagnosis dan
pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error/kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien, adalah pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami
disorientasi, atau dak sadar sepenuhnya; mungkin bertukar tempat tidur, kamar, lokasi di
dalam rumah sakit; mungkin mengalami disabilitas sensori; atau akibat situasi lain.
Maksud ganda dari sasaran ini adalah : pertama, untuk dengan cara yang dapat
dipercaya/reliable mengidentifikasi pasien sebagai individu yang dimaksudkan untuk
mendapatkan pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk mencocokkan pelayanan
atau pengobatan terhadap individu tersebut.
Rumah Sakit secara kolaboratif mengembangkan regulasi untuk memperbaiki proses
identifikasi, khususnya proses yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien ketika
pemberian obat, darah atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis; atau memberikan pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan/atau
prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien, seperti
nama pasien, nomor identifikasi – umumnya digunakan nomor rekam medis, tanggal lahir,
gelang (identitas pasien) dengan bar-code, atau cara lain. Nomor kamar atau lokasi
pasien tidak bisa digunakan untuk identifikasi. Kebijakan dan/atau prosedur juga
menjelaskan penggunaan dua pengidentifikasi/penanda yang berbeda pada lokasi yang
berbeda di rumah sakit, seperti di pelayanan ambulatori atau pelayanan rawat jalan yang
lain, unit gawat darurat, atau kamar operasi. Identifikasi terhadap pasien koma yang tanpa
identitas, juga termasuk.
Panduan ini dibuat agar seluruh pemberi pelayanan pasien dapat menjamin ketepatan
identifikasi pasien dalam pemberian pelayanan di Rumah Sakit. Panduan ini diharapkan dapat
dievaluasi secara berkala untuk meningkatkan ketepatan identifikasi pasien terkait pemberian
pelayanan dan pengobatan pasien yang menjamin keselamatan pasien.
iv
BAB I DEFINISI DAN KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Adalah suatu prosedur konfirmasi identitas pasien agar sesuai dengan identitas
yang ada didalam rekam medis dan untuk ketepatan identifikasi agar tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian pelayanan terhadap pasien.
Kesalahan karena salah pasien sebenarnya dapat terjadi di semua aspek diagnosis
dan pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error/kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien adalah pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi,
mengalami disoreintasi atau tidak sadar sepenuhnya, mungkin bertukar tempat tidur,
kamar, maupun lokasi di dalam rumah sakit, mungkin mengalami disabilitas sensori
atau akibat situasi lain.
B. TUJUAN
1. Teridentifikasinya pasien dengan cara yang dapat dipercaya/reliable, sehingga
pasien teridentifikasi sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan
pelayanan atau pengobatan, sehingga mengurangi kejadian/kesalahan yang
berhubungan dengan salah identifikasi pasien selama dirawat di rumah sakit.
Kesalahan ini dapat berupa: salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan
medikasi, kesalahan transfusi, dan kesalahan pemeriksaan diagnostik.
2. Mencocokkan pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut, sehingga
mengurangi kejadian/kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi
pasien selama dirawat di rumah sakit.
1
BAB II RUANG LINGKUP
Panduan Identifikasi Pasien ini diterapkan kepada semua pasien Instalasi/Unit Rawat
Inap, Instalasi/Unit Rawat Jalan, pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD), pasien
menggunakan bahan kontras dan pasien yang akan menjalani suatu prosedur.
Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, bidan,
dan tenaga kesehatan lainnya), staf di ruang rawat, staf administratif, dan staf pendukung
yang bekerja di rumah sakit. Kebijakan dan prosedur mendukung proses identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi.
A. PRINSIP
1. Semua pasien rawat inap, IGD, dan rawat jalan yang akan menjalani suatu
prosedur harus diidentifikasi dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama
masa perawatannya. Identifikasi menggunakan nama pasien dan nomor rekam
medis. Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi
kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU, dan kamar operasi dengan tetap
memperhatikan data pada gelang pengenal/identitas pasien.
2. Gelang pengenal/identitas pasien berisi data : nama lengkap pasien, tanggal lahir
dan nomor rekam medis.
3. Tujuan utama gelang pengenal pasien ini adalah untuk mengidentifikasi
pemakainya.
4. Proses verifikasi identitas pasien dilakukan pada saat :
a. Sebelum pemberian obat, darah atau produk darah.
b. Sebelum pemberian transfusi darah.
c. Sebelum pengambilan darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
(laboratorium, rontgen).
d. Sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur lainnya.
5. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien:
a. Pemberian obat-obatan.
b. Prosedur pemeriksaan radiologi (rontgen, CT scan, dan sebagainya).
c. Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya.
d. Transfusi darah.
e. Pengambilan sampel (misalnya darah, tinja, urin, dan sebagainya).
f. Transfer pasien.
g. Konfirmasi kematian.
2
c. Untuk pasien di Rawat Inap yang memerlukan pemasangan gelang identitas
(misalnya gelang terlepas, rusak, tulisan tidak terbaca), maka yang memasang
adalah perawat Penanggung Jawab Pasien di Rawat Inap tersebut
d. Memastikan gelang pengenal terpasang dengan baik. Jika terdapat kesalahan
data, gelang pengenal harus digantidan bebas coretan.
3. Kepala Instalasi/Kepala Unit/ Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi/Unit memahami prosedur identifikasi
pasien dan menerapkannya.
b. Menyelidiki semua insiden salah identifikasi pasien dan memastikan
terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali insiden
tersebut.
c. Pada pasien IGD perawat yang bertugas di triage IGD bertanggung jawab untuk
memakaikan gelang pasien.
4. Penanggung Jawab Ruangan
a. Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan baik
oleh Kepala Instalasi/Unit.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Identifikasi Pasien.
3
BAB III TATA LAKSANA
5
7. Jika pasien belum pernah datang berobat/ rawat inap, maka masukkan data pasien
sesuai E-KTP atau kartu identitas lain yang sah dan masih berlaku
8. Jika pasien tidak membawa kartu identitas atau tidak membawa kartu berobat
(atau belum pernah datang berobat / rawat inap), maka minta kepada pasien/
keluarga untuk:
a. mengisi Form Identitas Pasien Baru dengan Tulisan Huruf Kapital,
b. nama pasien tidak boleh disingkat, tidak boleh ada coretan.
c. Bila data sudah benar, masukkan identitas pasien dicomputer pendaftaran
sesuai data yang ada di Form Identitas Pasien Baru
9. Selanjutnya petugas loket menyiapkan gelang identitas sesuai jenis kelamin pasien
(untuk pasien yang akan menjalani tindakan tertentu atau pasien yang akan rawat
inap).
10. Isi label gelang dengan identitas pasien (nama lengkap, nomor rekam medis dan
tanggal lahir pasien) sesuai berkas rekam medik pasien, label tidak boleh tulis
tangan (harus print/ cetak)
11. Setelah itu petugas loket menyerahkan gelang beserta rekam medik pasien ke unit
yang dituju pasien.
7
8. Gelang identitas memuat 3 data, yaitu nama lengkap, nomor rekam medis, dan
tanggal lahir pasien.
9. Semua petugas pada saat awal berinteraksi dengan pasien, wajib melakukan
identifikasi secara verbal dengan menanyakan nama lengkap dan tanggal lahir
pasien dengan pertanyaan terbuka (“ nama ibu/ bapak siapa dan tanggal lahirnya
kapan “) yang dilanjutkan secara visual mencocokkan identitas pasien yang ada
pada gelang dengan rekam medik pasien
10. Untuk pertemuan berikutnya pada hari yang sama, (petugas yang sama) cukup
melakukan identifikasi secara visual dengan mencocokkan identitas pasien yang
ada pada gelang dengan rekam medik pasien
11. Identifikasi secara verbal dan visual wajib dilakukan/ diulang setiap pergantian shif
jaga,
12
BAB IV DOKUMENTASI
14
C. ALGORITMA IDENTIFIKASI PASIEN
Pasien Masuk RS
Melalui ppk
Datang Sendiri
Dirawat untuk
menjalani operasi elektif
Y Tidak Y Tidak
a a
Identitas pasien Lengkapi Identitas pasien diperiksa Lengkapi
diperiksa dari rekam identitas dan bandingkan dengan identitas
medis. pasien. rekam medis. pasien.
Buatlah gelang Gelang Buatlah gelang pengenal Gelang
pengenal berisi nama berisi nama dan nomor
pengenal dibuat pengenal
dan nomor rekam rekam medis.
dan diperiksa Data di gelang pengenal dibuat dan
medis. ulang pada diperiksa
diperiksa ulang pada pasien.
Data di gelang pasien. ulang pada
pengenal diperiksa pasien.
ulang pada pasien.
15
BAB V PENUTUP
16