Anda di halaman 1dari 11

PENERIMAAN PASIEN TB BARU

No. Dokumen No.Revisi Halaman

16/TB-HIV/SPO/RSAR/X/2013 0 1/ 2

Ditetapkan

Tanggal Terbit: Direktur


SPO
01 /05/ 2013

Dr. Yesi kurnia D

PENGERTIAN : Tata cara penerimaan pasien tuberkulosis baru.


Petugas penerima adalah programer tb rumah sakit.
TUJUAN : Sebagai acuan dalam penerimaan pasien tuberkulosis.
KEBIJAKAN/ : Tata laksana pengelolaan pasien TB dengan menggunakan metodaTB-
REFERENSI
DOTS.(SK no 240/ RSAR/ SK – DIR/ V/ 2013)
PROSEDUR : 1. Petugas tb menerima pasien tuberkulosis baru dari poliklinik atau
IGD atau rawat inap.
2. Petugas tb melakukan pencatatan pada form yang tersedia.
3. Petugas tb memberikan pendidikan yang berhubungan dengan
tuberkulosis seperti tentang pencegahan tb, cara minum obat,
jadwal pengambilan obat dan kontrol ulang dll.
4. Petugas tb melaporkan kepada Ketua Tim TB-HIV rumah sakit.

UNIT
TERKAIT: Pelayanan medis
Tim TB-HIV
Rekam medis
ALUR KUNJUNGAN ULANG PASIEN TB

No. Dokumen No.Revisi Halaman

17/TB-HIV/SPO/RSAR/X/2013 0 1/ 2

Ditetapkan

Tanggal Terbit: Direktur


SPO
01 /05/ 2013

Dr. Yesi kurnia D

PENGERTIAN : Tata cara penerimaan kunjungan ulang pasien tb.


Petugas penerima adalah bagian pendaftaran.
TUJUAN : Sebagai acuan dalam penerimaan kunjungan ulang pasien tuberkulosis.
Sebagai salah satu cara untuk mencegah penularan tb ke orang lain.
KEBIJAKAN/ : Tata laksana pengelolaan pasien TB dengan menggunakan metodaTB-
REFERENSI
DOTS.(SK no 240/ RSAR/ SK – DIR/ V/ 2013)
PROSEDUR : 1. Petugas pendaftaran menerima kunjungan ulang pasien
tuberkulosis.
2. Petugas pendaftaran meminta kartu KMS TB dan kartu TB 02.
3. Petugas pendaftaran memberikan nomer urutan awal pada pasien
tb.
4. Petugas pendaftaran memberikan berkoordinasi dengan petugas
poliklinik memberitahukan adanya pasien tb yang kontrol.
5. Petugas poliklinik mengatur urutan pelayanan pasien tb agar dapat
segera dilayani dokter.
UNIT
Rawat jalan
TERKAIT:
Farmasi
Tim TB-HIV
JEJARING INTERNAL DOTS

No. Dokumen No.Revisi Halaman

18/TB-HIV/SPO/RSAR/X/2013 0 1/ 2

Ditetapkan

Tanggal Terbit: Direktur


SPO
01/05/ 2013

Dr. Yesi kurnia D

PENGERTIAN : Pembentukan jejaring internal rumah sakit terkait pelaksanaan program


DOTS.
Jejaring internal meliputi IGD, poliklinik, rawat inap dan kamar operasi.
TUJUAN : Sebagai acuan dalam sistem koordinasi dan pengelolaan pasien tb.
KEBIJAKAN/ : Tata laksana pengelolaan pasien TB dengan menggunakan metodaTB-
REFERENSI
DOTS.(SK no 240/ RSAR/ SK – DIR/ V/ 2013)
PROSEDUR : 1. Dokter baik di IGD, poliklinik, rawat inap atau kamar operasi
menemukan pasien dengan suspek tb.
2. Petugas melaporkan ke tim DOTS rumah sakit.
3. Petugas tb melakukan wawancara dan memberikan pendidikan
kepada pasien.
4. Petugas tb melakukan pencatatan sesuai dengan borang yang
tersedia.
5. Petugas tb melaporkan dan berkolaborasi dengan dokter.
UNIT
TERKAIT: Pendaftaran
Rawat jalan
Farmasi
JEJARING EKSTERNAL DOTS

No. Dokumen No.Revisi Halaman

19/TB-HIV/SPO/RSAR/X/2013 0 1/ 2

Ditetapkan

Tanggal Terbit: Direktur


SPO
01/05/ 2013

Dr. Yesi kurnia D

PENGERTIAN : Pembentukan jejaring ekternal rumah sakit terkait pelaksanaan program


DOTS.
Jejaring ekternal meliputi rumah sakit, puskesmas, BP4 dan dinas
kesehatan.
TUJUAN : Sebagai acuan dalam sistem koordinasi dan pengelolaan pasien tb.
KEBIJAKAN/ : Tata laksana pengelolaan pasien TB dengan menggunakan metodaTB-
REFERENSI
DOTS.(SK no 240/ RSAR/ SK – DIR/ V/ 2013)
PROSEDUR : 1. Dokter menemukan pasien suspek tb atau tb yang akan dirujuk.
2. Petugas melaporkan ke tim DOTS rumah sakit.
3. Petugas tb melakukan wawancara dan memberikan pendidikan
kepada pasien.
4. Petugas tb melakukan pencatatan sesuai dengan borang yang
tersedia.
5. Petugas tb melaporkan berkoordinasi dengan dinas kesehatan atau
fasyankes rujukan.
UNIT
TERKAIT: Pendaftaran.
Dinas kesehatan.
Fasyankes lainnya.
PENANGANAN PASIEN SUSPEK MDR

No. Dokumen No.Revisi Halaman

20/TB-HIV/SPO/RSAR/X/2013 0 1/ 2

Ditetapkan

Tanggal Terbit: Direktur


SPO
01/05/ 2013

Dr. Yesi kurnia D

PENGERTIAN : Proses penanganan pasien suspek MDR


TUJUAN : Memberikan pelayanan TB sesuai dengan kemampuan rumah sakit dan
kondisi pasien.
KEBIJAKAN : Tata laksana pengelolaan pasien dengan MDR TB atau XDR TB atau
/REFERENSI TB HIV atau TB dengan penyulit dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap (SK no 240/ RSAR/ SK – DIR/ V/ 2013)
PROSEDUR : 1. Dokter menemukan pasien dengan suspek MDR TB yaitu yang
masuk dalam kategori:
a. Kasus kronik/gagal kategori II.
b. Tidak konversi pada kategori II
c. Pasien TB yang pernah diterapi non DOTS/pernah diterapi
OAT lini ke II.
d. Gagal kategori I
e. Tetap positip setelah sisipan.
f. Kasus kambuh untuk kategori I atau II.
g. Kasus default untuk kategori I atau II.
h. Kontak erat dengan pasien konfirm TB MDR.
PENANGANAN PASIEN SUSPEK MDR

No. Dokumen No.Revisi Halaman

20/TB-HIV/SPO/RSAR/IV/2013 0 2/2

i. Pasien TB HIV yang tidak berespon baik dengan pengobatan TB.


2. Dokter memberi pendidikan kepada pasien terkait dengan hasil
pemeriksaan dan rencana asuhan medis pasien.
3. Dokter menuliskan surat rujukan di form rujukan suspek MDR.
4. Petugas berkoordinasi dengan petugas TB.
5. Petugas TB mendokumentasikan hasil.
6. Petugas TB berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan RSS.

UNIT TERKAIT : Tim TB-HIV


Dinas kesehatan
RSS
PENANGANAN PASIEN SUSPEK XDR

No. Dokumen No.Revisi Halaman

21/TB-HIV/SPO/RSAR/X/2013 0 1/ 2

Ditetapkan

Tanggal Terbit: Direktur


SPO
01/05/ 2013

Dr. Yesi kurnia D

PENGERTIAN : Proses penanganan pasien suspek XDR


TUJUAN : Memberikan pelayanan TB sesuai dengan kemampuan rumah sakit dan
kondisi pasien.
KEBIJAKAN : Tata laksana pengelolaan pasien dengan MDR TB atau XDR TB atau
/REFERENSI TB HIV atau TB dengan penyulit dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap (SK no 240/ RSAR/ SK – DIR/ V/ 2013)
PROSEDUR : 1. Dokter menemukan pasien dengan suspek XDR TB yaitu yang
masuk dalam kategori MDR dan resisten terhadap salah satu
obat golongan quinolon.
2. Dokter menjelaskan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan
medis pasien.
3. Dokter menuliskan rujukan ke Rumah Sakit Sarjito (RSS).
4. Petugas menghubungi petugas TB.
5. Petugas TB mendokumentasikan ke borang yang sudah
tersedia.
6. Petugas TB melaporkan ke dinas kesehatan dan RSS.
UNIT TERKAIT : Tim TB-HIV
Dinas kesehatan
RSS
PENANGANAN PASIEN SUSPEK TB-HIV

No. Dokumen No.Revisi Halaman

22/TB-HIV/SPO/RSAR/X/2013 0 1/ 2

Ditetapkan

Tanggal Terbit: Direktur


SPO
01/05/ 2013

Dr. Yesi kurnia D

PENGERTIAN : Proses penanganan pasien suspek TB-HIV


TUJUAN : Memberikan pelayanan TB-HIV sesuai dengan kemampuan rumah
sakit dan kondisi pasien.
KEBIJAKAN : Tata laksana pengelolaan pasien dengan MDR TB atau XDR TB atau
/REFERENSI TB HIV atau TB dengan penyulit dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap (SK no 240/ RSAR/ SK – DIR/ V/ 2013)
PROSEDUR : 1. Dokter menemukan pasien dengan suspek TB-HIV.
2. Dokter menjelaskan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan
medis pasien.
3. Dokter menuliskan rujukan ke rumah sakit rujukan TB-HIV.
4. Petugas menghubungi petugas TB-HIV.
5. Petugas TB-HIV mendokumentasikan ke borang yang sudah
tersedia.
6. Petugas TB melaporkan ke dinas kesehatan dan rumah sakit
rujukan.
UNIT TERKAIT : Tim TB-HIV.
Dinas kesehatan
Rumah sakit rujukan.
PELAYANAN OAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman

23/TB-HIV/SPO/RSAR/X/2013 0 1/ 2

Ditetapkan

Tanggal Terbit: Direktur


SPO
01/05/ 2013

Dr. Yesi kurnia D

PENGERTIAN : Proses pelayanan OAT di rumah sakit.


TUJUAN : Mengoptimalkan pengobatan tb di rumah sakit.
KEBIJAKAN : Tata laksana pengelolaan pasien TB dengan menggunakan metoda
/REFERENSI TB- DOTS (SK no 240/ RSAR/ SK – DIR/ V/ 2013)
PROSEDUR : 1. Petugas farmasi menerima resep, lembar TB 01 dan KMS
pasien TB yang mendapatkan obat TB dari pemerintah.
1. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan stok OAT yang
tersimpan di gudang farmasi
2. Apabila pasien lama maka petugas mengambil OAT pasien
tersebut sejumlah resep dokter
3. Petugas mencatat tanggal pasien mengambil obat dan jumlah
obat yang diambil pasien dalam kotak OAT pasien
4. Petugas membuat etiket obat sesuai resep dokter
5. Untuk pasien baru, petugas mengambil stok OAT di gudang,
kemudian menulis identitas pasien baru tersebut pada kotak
OAT terdiri dari nama pasien, nomer rekam medis pasien,
alamat pasien, tanggal pengambilan obat, jumlah obat yang
diambil oleh pasien
PELAYANAN OAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman

23/TB-HIV/SPO/RSAR/IV/2013 0 2/2

6. Untuk pasien baru, petugas mengambil stok OAT di


gudang, kemudian menulis identitas pasien baru tersebut
pada kotak OAT terdiri dari nama pasien, nomer rekam
medis pasien, alamat pasien, tanggal pengambilan obat,
jumlah obat yang diambil oleh pasien
7. Petugas menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan
edukasi yang berkaitan dengan pengobatan obat TB antara
lain:waktu minum obat, efek samping penggunaan obat,
kepatuhan pasien minum obat, kapan pasien kembali
kontrol
8. Petugas mengisi lembar TB 01 dan KMS pasien TB
9. Petugas mengembalikan KMS ke pasien untuk dibawa
kembali ketika pasien kontrol
10. Lembar TB 01 dikembalikan ke petugas Tim TB DOTS
rumah sakit

UNIT TERKAIT: Rawat jalan


Rawat inap
Tim TB-HIV
Dinas kesehatan
PENYEDIAAN OAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman

24/TB-HIV/SPO/RSAR/X/2013 0 1/ 2

Ditetapkan

Tanggal Terbit: Direktur


SPO
01/05/ 2013

Dr. Yesi kurnia D

PENGERTIAN : Proses penyediaan OAT di rumah sakit.


TUJUAN : Memastikan kontinyuitas pengobatan tb.
KEBIJAKAN : Tata laksana pengelolaan pasien TB dengan menggunakan metoda
/REFERENSI TB- DOTS (SK no 240/ RSAR/ SK – DIR/ V/ 2013)
PROSEDUR : 1. Bagian farmasi mengecek stok OAT.
2. Apabila stok OAT sisa satu maka bagian farmasi akan
mengajukan permintaan obat dengan permintaan OAT ke Dinas
Kesehatan.
3. Dinas kesehatan akan berkoordinasi dengan bagian gudang
farmasi Dinas Kesehatan.
4. Bagian gudang farmasi Dinas Kesehatan akan memberikan
OAT sesuai permintaan rumah sakit.

UNIT TERKAIT : Dinas kesehatan


Gudang farmasi dinas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai