Anda di halaman 1dari 19

MODEL SARANG (NESTED)

Pembelajaran terpadu tipe nested merupakan suatu pembelajaran yang memfokuskan pada
pengintegrasian beberapa ketrampilan belajar yang ingin dikembangkan oleh seorang guru
kepada peserta didiknya dalam suatu proses pembelajaran untuk tercapainya materi pelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran nested ini dibutuhkan persiapan yang matang agar tujuan dari
pembelajaran tetap tersampaikan secara maksimal di samping guru melatihkan beberapa
ketrampilan pada peserta didik.
Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan
melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu seorang guru
memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman tentang bentuk kata, makna kata, dan
ungkapan dengan saran pembuahan keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya
berpikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan
menulis puisi.
Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan konsep dan keterampilan tersebut
keseluruhannya tidak harus dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Keterampilan dalam
mengembangkandaya imajinasi dan berpikir logis dalam hal ini disikapi sebagai
bentukketerampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-kata, membuat ungkapan dan
mengarang puisi. Untuk mengetahui telah dikuasainya keterampilan tersebut ditunjukkan oleh
kemampuan mereka dalam membuat ungkapan dan mengarang puisi.

Kelebihan pembelajaran terpadu model sarang menurut Trianto (2011:46) adalah guru
dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam suatu pembelajaran di dalam satu
mata pelajaran, melalui penjaringan dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman
belajar peserta didik. Sedangkan kelemahannya adalah terletak pada guru ketika tanpa
perencanaan yang matang memadukan beberapa keterampilan yang menjadi target dalam suatu
pembelajaran, hal ini dapat berdampak kepada pserta didik, di mana prioritas pelajaran akan
menjadi kabur karena peserta didik diarahkan untuk melakukan beberapa tugas belajar sekaligus.

4. Model Urutan/ Rangkaian (Sequenced)


Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antarmata pelajaran yang berbeda
secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah, misalnya; topik pembahasannya secara paralel atau
dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristik
kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan
makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang sama.

( buku pembelajaran terpadu,

Dr. Rusydi Ananda M.Pd. dan Dr. Abdillah M.Pd

Tahun 2018
Sumber 2
Pembelajaran Terpadu Tipe Nested
Pembelajaran terpadu model nested (tersarang) merupakan pengintegrasian kurikulum
didalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah
keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit
pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar
itu meliputi keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan
keterampilan mengorganisir (organizing skill)17.

Model pembelajaran terpadu tipe nested ini merupakan pembelajaran terpadu yang memakai
pendekatan inter studi. Keterampilan-keterampilan yang ingin dilatihkan dalam satu bidang
studi, dihubungkan dalam satu kegiatan pembelajaran. Keterampilanketerampilan tersebut
meliputi, keterampilan berpikir, keterampilan mengorganisir, dan keterampilan sosial. Sebagai
contoh: materi statistika yang terdapat aspek penguasaan materi statistika yang merupakan isi
dari pembelajaran, kemampuan berpikir secara deduktif yang merupakan ketrampilan berpikir
dan pembuatan grafik yang merupakan ketrampilan mengorganisir yang akan dikembangkan
dalam pembelajaran matematika. Ketiga ketrampilan tersebut menjadi satu keterpaduan yang
menghasilkan keterampilan matematika.

B. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Nested


Pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) merupakan pengintegrasian kurikulum didalam satu
disiplin ilmu secara khusus meletakkan focus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan
belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran
untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi
keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill) dan keterampilan
mengorganisir (organizing skill)18. Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, keterampilan
berasal dari kata terampil yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan19.
Pikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan memutuskan sesuatu20. Sosial
artinya segala sesuatu mengenai masyarakat, memperhatikan kepentingan masyarakat21.
Mengorganisir artinya mengatur dan menyusun suatu bagian sehingga seluruhnya menjadi suatu
kesatuan yang teratur22. Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini,
Seperti contoh diberikan oleh Fogarty, untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat
dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill) dengan keterampilan sosial (social skill).
Sedangkan untuk sains dan matematika dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill) dan
keterampilan mengorganisir(organizing skill)23. Sub keterampilan yang dapat dipadukan melalui
tipe nested
diperlihatkan pada tabel di berikut ini24:

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu tipe nested
merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa ketrampilan siswa yang dilatihkan
pada satu bidang studi untuk mencapai isi dari materi pembelajaran. Ketrampilan-ketrampilan
yang akan dilatihkan dalam pembelajaran tersebut adalah ketrampilan berpikir, ketrampilan
sosial dan ketrampilan mengorganisir. Ketrampilan berpikir adalah ketrampilan yang dimilki
oleh siswa untuk menggunakan akal budi untuk memecahkan masalah.
Ketrampilan sosial adalah ketrampilan siswa dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Sedangkan ketrampilan mengorganissir adalah ketrampilan untuk menyusun suatu informasi
sehingga mudah dipahami dan dapat disampaikan secara efektif.

Kelebihan tipe nested (tersarang) adalah guru dapat memadukan beberapa keterampilan
sekaligus dalam suatu pembelajaran di dalam satu mata pelajaran. Menjaring dan mengumpulkan
sejumlah tujuan dan pengalaman belajar siswa, pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan
berkembang. Memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial, dan ide-ide
penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi. Tipe tersarang juga memberikan
perhatian pada berbagai bidang yang penting dalam satu saat. Pada tipe ini, satu
guru dapat memadukan kurikulum secara meluas25.

Kekurangan tipe nested terletak pada guru ketika tanpa perencanaan yang matang memadukan
beberapa keterampilan yang menjadi target dalam suatu pembelajaran. Hal ini berdampak pada
siswa, prioritas pelajaran akan menjadi kabur karena siswa diarahkan untuk melakukan beberapa
tugas belajar
sekaligus.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu tipe nested merupakan
suatu pembelajaran yang memfokuskan pada pengintegrasian beberapa ketrampilan belajar yang
ingin dikembangkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu proses pembelajaran untuk
tercapainya materi pelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran nested ini dibutuhkan persiapan
yang matang agar tujuan dari pembelajaran tetap tersampaikan secara maksimal disamping guru
melatihkan beberapa ketrampilan pada siswa. Organisasi kurikulum tipe nested ini yaitu integrasi
multi target kemampuan yang ingin dicapai disajikan dalam satu topik yang ada pada satu mata
pelajaran tertentu. Model integrasi ini, menurut Fogarty, biasa digunakan oleh guru yang sudah
terlatih. Mereka tahu bagaimana cara mencapai tujuan yang majemuk (multiple) dan sangat
penting dari suatu mata pelajaran.
Pada Kekurangan tipe nested terletak pada guru ketika tanpa perencanaan yang matang
memadukan beberapa keterampilan yang menjadi target dalam suatu pembelajaran. Hal ini
berdampak pada siswa, prioritas pelajaran akan menjadi kabur karena siswa diarahkan untuk
melakukan beberapa tugas belajar sekaligus
.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu tipe nested merupakan
suatu pembelajaran yang memfokuskan pada pengintegrasian beberapa ketrampilan belajar yang
ingin dikembangkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu proses pembelajaran untuk
tercapainya materi pelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran nested ini dibutuhkan persiapan
yang matang agar tujuan dari pembelajaran tetap tersampaikan secara maksimal disamping guru
melatihkan beberapa ketrampilan pada siswa. Organisasi kurikulum tipe nested ini yaitu integrasi
multi target kemampuan yang ingin dicapai disajikan dalam satu topik yang ada pada satu mata
pelajaran tertentu. Model integrasi ini, menurut Fogarty, biasa digunakan oleh guru yang sudah
terlatih. Mereka tahu bagaimana cara mencapai tujuan yang majemuk (multiple) dan sangat
penting dari suatu mata pelajaran. Pada

C. Pinsip dan Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Nested


1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu Tipe Nested
Berikut ini dikemukakan prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu
yaitu meliputi: 30
a. Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembelajaran terpadu. Artinya tema-
tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran.
Dengan demikian dalam penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa
persyaratan.
1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan
banyak mata pelajaran.
2) Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan
bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4) Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat siswa.
5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwaperistiwa otentik yang terjadi
dalam rentang waktu belajar.
6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat (asas relevansi).
7) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

b. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran


Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam
keseluruhan proses. Artinya guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan
mediator dalam proses pembelajaran. Menurut Prabowo, dalam pengelolaan pembelajaran
hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut:
1) Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses
belajar mengajar.
2) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerjasama kelompok.
3) Guru perlu mengakomodasi terhadap ideide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam perencanaan.

c. Prinsip Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat
diketahui hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi. Oleh karena itu dalam melaksanakan
evaluasi dalam pembelajaran terpadu, maka diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara
lain:
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation/self
assessment) di samping bentuk evaluasi lainnya.
2) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

d. Prinsip Reaksi
Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh
oleh guru dalam KBM. Guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi
terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit
melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajaran terpadu memungkinkan hal
ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan kepermukaan halhal yang
dicapai melalui dampak pengiring.

2. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Nested


Menurut Depdikbud pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa
karakteristik atau ciri-ciri, yaitu:
a. Holistik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi arif dan bijak di dalam menyikapi
atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
b. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang
disebut skema. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Siswa
mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalahmasalahyang muncul di
dalam kehidupannya.
c. Otentik
Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep
yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Siswa memahami dari hasil
belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang
diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan
katalisator, sedang siswa bertindak sebagai pencari informasi dan pengetahuan. Guru
memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin
untuk mencapai tujuan tersebut.
d. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental,
intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk
terus menerus belajar. Pembelajaran bisa dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama
dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui
pengembangan tema tersebut.

pembelajaran terpadu tipe nested yaitu dapat mengembangkan kemapuan berpikir siswa dengan
pemberian motivasi, apersepsi dan penemuan tema pembelajaran yang selanjutnya dilakukan
pemberian soal secara bertahap yang sesuai dengan jangkauan kemampuannya atau tugastugas
tersebut berada dalam zone of proximal development siswa. Dengan cara ini dapat melatihkan
ketrampilan berpikir dan mengorganisir siswa.

pembelajaran terpadu tipe nested dimana siswa berperan aktif untuk mencari suatu konsep dalam
suatu penemuan yang akan melibatkan siswa lain sehingga dapat menciptakan suatu kerjasama
yang dapat melatih ketrampilan sosial dan berpikir siswa. Selain itu, pada teori ini memusatkan
pada pemahaman struktur materi yang dipelajari dengan menemukan sendiri konsep dari materi
sehingga siswa dapat menyajikan suatu informasi yang dapat mengembangkan ketrampilan
mengorganisasi siswa.ssssss
Sumber3

A. Pengertian Model Sequenced


Kata sequence dalam bahasa Indonesia, berarti: (1) urutan, (2) rangkaian, atau (3) rentetan,
sehingga model sequenced dapat diartikan sebagai model urutan/rangkaian. Dengan artikulasi yang
terbatas lintas/antar disiplin ilmu, guru dapat mengatur ulang urutan topik sehingga unit-unit yang
mirip dapat bersinggungan satu sama lain. Dua disiplin ilmu yang berhubungan dapat diurutkan
sehingga isi materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan
topik yang akan diajarkan, kegiatan masing-masing displin ilmu ini dapat saling meningkatkan satu
sama lain. Pada intinya, satu subjek mengusung yang lainnya dan sebaliknya. Berikut ini adalah
gambar model sequenced.

Gambar 1 menunjukkan bahwa model sequenced diibaratkan seperti eyeglasses (kaca mata), yang
berarti konten internal yang bervariasi dibingkai oleh konsep yang berkaitan. Lensa menggambarkan
dua materi pelajaran yang berbeda. Kedua lensa sejajar karena kedua materi pelajaran ini akan
diajarkan secara paralel, dimana isi materi pelajaran tersebut telah diurutkan terlebih dahulu. Mata
pelajaran yang terpisah ini dibingkai oleh konsep yang berkaitan yang menaungi topik atau mata
pelajaran tersebut. Untuk lebih jelasnya Gambar 2 menunjukkan contoh dua guru dari disiplin ilmu
yang berbeda membuat masing-masing lima daftar topik yang akan diajarkan oleh keduanya.
Kemudian kedua guru ini mengurutkan topik-topik ini untuk diajarkan secara paralel. Pengurutan
topik-topik dengan guru yang lain akan memudahkan siswa-siswa membuat hubungan (connections)
antara kedua materi pelajaran tersebut.

|5
B. Pendapat Ahli Mengenai Model Sequenced
John Adams pernah berkata, “The textbook is not a moral contract that teachers are
obliged to teach—teachers are obliged to teach children.” Artinya, buku teks bukanlah kontrak
moral dimana guru wajib untuk mengajarkan juga guru wajib untuk mengajar anak-anak.
Maksud dari Adams ini yakni dalam menjalankan tugas mengajar, guru tidak harus terikat pada
urutan materi dalam buku, namun guru dapat mengatur ulang urutan materi pelajaran yang
akan diajarkan kepada anak-anak. Urutan baru mungkin akan lebih logis jika urutan tersebut
sejajar dengan isi mata pelajaran antar disiplin ilmu. Akan sangat berguna bagi siswa dan guru
ketika siswa mencari hubungan dasar antar konten. Belajar menjadi lebih menyeluruh dan
karena itu ilmu akan lebih mudah ditransfer.

C. Ciri-Ciri Model Sequenced


Berikut ini adalah ciri-ciri model sequenced.
1. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah memahami konsep karena adanya mata
pelajaran yang saling berkaitan.
2. Konsep dari berbagai bidang studi disajikan dalam suatu proses pembelajaran.
3. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan konsepkonsep
yang sama, yang akan diajarkan pada siswa.

D. Kelebihan dan Kekurangan Model Sequenced


1. Kelebihan Model Sequenced
Melalui penataan ulang urutan topik, bab, dan unit; guru dapat menetapkan prioritas kurikuler,
ini lebih baik daripada harus mengikuti urutan yang ditetapkan oleh redaksi buku teks. Dengan
cara ini, guru dapat membuat keputusan penting mengenai isi materi pelajaranyang akan
diajarkan. Dari sudut pandang siswa, pengurutan yang disengaja pada topik yang berhubungan
antar disiplin ilmu dapat membantu siswa memahami pelajaran mereka baik pada subjek maupun
konten. Pengintegrasian dapat membantu transfer ilmu. Ketika siswa melihat guru pada area
konten yang berbeda, ruangan yang berbeda, periode yang berbeda, membuat pokokpokok yang
sama, maka siswa dapat memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih
bermakna.

2. Kekurangan Model Sequenced


Sebuah kelemahan dari model sequenced adalah diperlukan kompromi untuk membentuk model.
Guru harus mengalah pada otonomi dalam membuat urutan kurikulum karena guru bermitra
dengan yang lain, artinya guru tidak boleh menang sendiri atau mementingkan diri sendiri namun
guru harus banyak mengalah karena dalam penggunaan model ini melibatkan dua guru yang
bermitra. Untuk urutan yang sesuai dengan kejadiankejadian yang terakhir membutuhkan
kerjasama yang berkelanjutan dan fleksibilitas yang tinggi dari semua orang yang area kontennya
terlibat. Hal ini tidak semudah kedengarannya. Namun, dalam waktu yang sangat singkat,
bahkan dengan hanya satu sore bersama, mitra guru dapat dengan mudah melakukan beberapa
penataan ulang dan pengurutan sebagai langkah
awal. Jika usaha pertama ini dalam menghubungkan dua area subjek berhasil, maka dua guru
dapat mencoba mengurutkan lebih banyak unit untuk pengajaran paralel.

E. Penggunaan Model Sequenced


Model sequenced berguna pada tahap awal proses integrasi, menggunakan dua bidang disiplin
yang mudah dikaitkan satu sama lain. Guru harus bekerja dengan seorang mitra, mulai dari
membuat daftar isi kurikuler secara terpisah. Kemudian, tim mencoba menyulap
potonganpotongan konten yang terpisah menjadi "cocok" atau urutan beberapa hal
bersinggungan. Guru mencoba menyamakan konten yang berbeda untuk membuat lebih masuk
akal bagi para siswa yang belajar kedua bidang disiplin ilmu tersebut. Dalam model ini, kedua
disiplin ilmu tetap murni. Penekanan khusus masih dalam domain materi pelajaran, tetapi siswa
mendapatkan manfaat dari konten yang terkait.
Sumber 4

1. Pengerian Model Nested (tersarang)

Pembelajaran terpadu model Nested adalah model pembelajaran yang


mengintegrasikan kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan
fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh
seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian
materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi
keterampilan bepikir (thingking skill), keterampilan sosial (social skill), dan
keterampilan mengorganisasi (organizing skill) Fogarty (1991: 23).

Model pembelajaran terpadu tipe Nestedatau tersarang adalah integrasi desain guna
memperkaya segala hal yang digunakan oleh guru supaya terlihat lebih terampil.
Mereka tahu bagaimana untuk mendapatkan jarak tempuh yang paling efektif dari
pelajaran apapun. Tapi, dalam pendekatan Nested untuk instruksi perencanaan
diperlukan beberapa sasaran yang tepat untuk belajar siswa. Namun,
integrasi Nestedmengambil keuntungan dari kombinasi alam sehingga tugas tersebut
tampaknya cukup mudah.

Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya
adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi.

Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek kemudian dilengkapi


dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai
tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya
menjadi suatu kesatuan.

Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan tertentu pada ketiga cakupan


tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep dan sikap melalui aktivitas yang
telah terstruktur.

1. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Model Nested (Tersarang)

Menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai


beberapa karakteristik atau ciri – ciri, yaitu :

1) Holistik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari
segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan
bijaksana di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.

2) Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang
berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan
dari materi yang dipelajari. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.

3) Otentik

Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip


dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka
memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru.
Informasi dan pengetauhuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya,
hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih
banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak sebagai
actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana
yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan
tersebut.

4) Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara


fisik, mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang
optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga
mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.

Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu


proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu
memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Sedangkan menurut Trianto, Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk


sebuah kegiatan awal. Seperti yang dicontohkan Fogarty (1991:28) untuk jenis mata
pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thingking skill)
dengan keterampilan sosial (social skill). Sedangkan untuk pelajaran sains dan
matematika dapat dipadukan keterampilan berfikir (thingking skill) dan keterampilan
mengorganisir (organizing skill) (2012: 45).
Sub-sub keterampilan yang dapat dilakukan melalui model nested yang dikutip oleh
Irianto dalam Model Pembelajaran Terpadu dari Forgaty dapat dilihatkan pada tabel
dibawah ini.

Tabel 2.2

UNSUR – UNSUR KETERAMPILAN BERPIKIR, KETERAMPILAN SOSIAL


DAN KETERAMPILAN MENGORGANISASI

Thinking Skill Social Skill Organizing Skill

Prediction Attentive listening Web

Inference Clarifying Venn diagram

Hypothesize Paraphrasing Flow chart

Canmpare / contrast Encouraging Cause – effect circle

Classify Accepting ideas Agree / disagree chart


Disagreeing
Generalize Grid / matrix
Concensus seeking
Prioritize Concept map
Summarizing
Evaluate Fish bone

mendengarkan penuh
ramalan perhatian jaringan
kesimpulan klarifikasi diagram Venn
mengadakan hipotesa parafrase bagan alir
Canmpare / kontras mendorong Penyebab – lingkaran efek
menggolongkan ide menerima Setuju / tidak setuju grafik
menyamaratakan Tidak setuju Grid / matriks
Prioritaskan konsensus mencari konsep peta
mengevaluasi meringkas ikan tulang

1. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Nested

Dengan mengumpulkan (nesting) dan mengelompokkan (clustering) sejumlah tujuan


dalam pengalaman belajar, belajar siswa diperkaya dan ditingkatkan. Biasanya,
pemusatan pada isi, strategi berpikir, keterampilan sosial, dan ide – ide yang secara
tidak sengaja juga ditemukan. Pada hari-hari yang terlalu padat, kurikulum yang
menumpuk, serta jadwal yang ketat, guru yang berpengalaman dapat mencari latihan
– latihan yang tepat yang dapat menjadi kegiatan belajar dalam bidang yang beragam.

Model nested memberikan perhatian yang dibutuhkan untuk beberapa bidang pada
waktu yang bersamaan, dan tidak membutuhkan beban waktu tambahan untuk bekerja
dan merencanakan dengan guru yang lain. Dengan model ini, seorang guru secara
mandiri dapat memberikan integrasi kurikulum yang luas.

1) Kelebihan pembelajaran terpadu model Nested yaitu :

1. Guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam pembelajaran


satu mata pelajaran.

2. Pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan


mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa.

3. Pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi


pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan.

4. Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat


sehingga tidak memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan
kurikulum secara luas.

2) Kekurangan pembelajaran terpadu model Nested

Model nested ini muncul dari kealamiahannya. Dengan mengumpulkan dua, tiga, atau
empat target belajar dalam satu latihan mungkin membingungkan siswa jika
pengumpulan ini tidak dilakukan secara hati – hati.

Prioritas konseptual dari latihan mungkin menjadi tidak jelas karena siswa diarahkan
untuk melakukan banyak tugas belajar pada waktu yang bersamaan. Model nested ini
sangat cocok digunakan guru yang mencoba menanamkan keterampilan berpikir dan
keterampilan kooperatif dalam latihan – latihan mereka. Menjaga tujuan isi tetap pada
tempatnya, sementara menambahkan fokus berpikir dan keterampilan sosial, akan
meningkatkan pengalaman belajar secara keseluruhan.

1. Kegunaan Pembelajaran Terpadu Model Nested

Model nested sangat tepat digunakan oleh guru yang sedang mecoba memasukkan
keterampilan berpikir danketerampilan bekerja sama kedalam isi pelajaran dalam
konten-konten tertentu. Sehingga guru akan terus berusaha agar tataran belajar tepat,
pemikiran dan tindakan pembelajaran akan tetap fokus dalam keterampilan berpikir
dan keterampilan sosial serta akan meningkatkan pula pengalaman belajar secara
keseluruhan. Sekarang keahlian khusus dalam 3 wilayah konsep dan sikap
berintegrasi akan mudah dilalui dalam kegiatan terstruktur.

Model pembelajaran nested telah diujicobakan oleh beberapa guru untuk


menanamkan kecakapan berpikir dan kecakapan bekerja sama dalam suatu mata
pelajarannya. Dengan menjaga agar tujuan utama tetap tercapai, sementara dengan
menambahkan kecakapan hidup yang lain dengan tujuan supaya tercapai juga
kecakapan sosialnya, maka akan memperkaya isi dan makna pelajaran tersebut.
Mengintegrasikan kecakapan berbicara misalnya pada 3 bidang konsep yang terpadu,
maka siswa akan dengan mudah menguasai mata pelajarannya sebagai suatu kegiatan
yang terstruktur.

1. Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Nested

Model nested di sekolah dasar dapat diterapkan khususnya di kelas tinggi, yang sudah
pasti semuanya disesuaikan dengan tingkat perkembangan pemahaman siswa. Dalam
implementasinya, diawali dengan menentukan konten yang ingin dicapai dalam satu
mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan. Dengan menggunakan pokok
bahasan / sub pokok bahasan sebagai bingkai untuk menyarang keterampilan, konsep
dan perilaku yang diharapkan tercapai.

Kemudian menentukan keterampilan-keterampilan lain yang akan dikembangkan


untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setelah hal ini dilakukan maka ditentukan
langkah-langkah pembelajaran yang diperlukan sebagai strategi pembelajaran dengan
mengintegrasikan setiap keterampilan yang akan dikembangkan. Oleh karena itu, guru
harus menyusun langkah-langkah pembelajaran secara sistematis sehingga
pembelajaran terpadu yang diterapkan tidak membingungkan peserta didik ketika
belajar di sekolah.

1. Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu model Nested

Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang)


mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi
tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

1) Tahap Perencanaan

a Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.

Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal. Seperti contoh
yang diberikan Fogary (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapt
dipadukan keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata
pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengorganisir.

b Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.

Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari
masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit
pembelajaran.

c Menentukan sub keterampilan yang dipadukan

Secara umum katerampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu: (1)
keterampilan berpikir, (2) keterampilan sosial, dan (3) keterampilan mengorganisasi.

d Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator)

Berdasarkan kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih dirumuskan
tujuan pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan
kaidah penulisan tujuan pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi; audience,
baehaviour, condition dan degree.

e Menentukan langkah-langkah pembelajaran

Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub
keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan

Dalam Depdiknas (1996:6), prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu,


meliputi :

a Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan
siswa menjadi pelajar mandiri

b Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerja sama kelompok

c Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam proses perencanaan.

Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran,


menurut Muchlas (2002:7), tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk
suatu topic dalam pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan
beberapa model pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memahami model-model
pebelajaran terpadu dengan baik.

3) Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil
pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:6) hendaknya
memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.

a Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping


bentuk evaluasi lainnya

b Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang
telah dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai

Anda mungkin juga menyukai