OLEH :
Ni Komang Tri Devi Artha Sapitri 16089014111
2. Epidemiologi
Penyakit ISPA sebagai maslah kesehatan utama yang dihadapi oleh Negara-negara
berkembang umunya dan tertama Negara Indonesia khusnya telah mendapat prioritas dalam
upaya penanggulangannya, mengingat penyakit tersebut memiliki angka kesakitan dan
keamtian yang tertinggi ksusnya dikalangan bayi dan anak-anak, hal ini relevan dengan
hasil penelitian kartasamita (1994) terhadap balita di cikutra di kotamadya bandung yang
menunjukkan bahwa insiden paling tinggi pada bayi di usia satu tahun dan insiden menurun
3. Etiologi
4. Klasifikasi
1) Pneumonia sangat berat: batuk atau kesulitan bernafas yang disertai dengan
sianosis sentral, tidak dapat minum, adanya penarikan dinding dada, anak kejang
dan sulit dibangunkan.
2) Pneumonia berat: batuk atau kesulitan bernafas dan penarikan dinding dada,
tetapi tidak disertai sianosis sentral dan dapat minum.
3) Pneumonia: batuk (atau kesulitan bernafas) dan pernafasan cepat tanpa penarikan
dinding dada. Pernafasan cepat adalah 40 kali per menit atau lebih pada usia 12
bulan hingga 5 tahun.
4) Bukan pneumonia (batuk pilek biasa): batuk (atau kesulitan bernafas) tanpa
pernafasan cepat atau penarikan dinding dada
Virus
Masuk melalui
udara/droplet/tangan
Lemah Intoleransi
aktivitas
Virus mengfiltrasi epitel
Suhu tubuh
meningkat Hipertermi
Epitel terkikis
Nyeri tenggorokan
Pembengkakan
Sulit bernafas
RR
Ketidaktahuan orangtua Meningkat,
akan kondisi anak penggunaang
otot bantu
nafas, retraksi
dinding dada
Ansietas
9. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
Pemeriksaan kultur dan biopsi adalah proses yang paling sering digunakan dalam
menegakkan diagnosis pada gangguan pernapasan atas.
1) Kultur
Kultur tenggorok dapat dilakukan untuk mengidentifikasi organisme yang
menyebabkan faringitis
2) Biopsi
Prosedur biopsi mencakup tindakan mengeksisi sejumlah kecil jaringan tubuh,
dilakukan untuk memungkinkan pemeriksaan sel-sel dari faring, laring, dan rongga
hidung. Dalam tindakan ini mungkin saja pasien mendapat anastesi lokal, tropical
atau umum tergantung pada tempat prosedur dilakukan.
3) Pemeriksaan pencitraan,
termasuk di dalamnya pemeriksaan sinar-X jaringan lunak, CT Scan, pemeriksaan
dengan zat kontras dan MRI (pencitraan resonansi magnetik). Pemeriksaan tersebut
mungkin dilakukan sebagai bagian integral dari pemeriksaan diagnostik untuk
menentukan keluasan infeksi pada sinusitis atau pertumbuhan tumor dalam kasus
tumor
10. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan infeksi saluran pernapasan akut meliputi langkah-langkahpencegahan dan
pengobatan. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan guna menurunkanangka kejadian ISPA antara lain:
1) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik sehingga tubuh memiliki daya tahan yang optimal untuk
melawan segala macam agen infeksi yang dapat menyebabkan seseorang jatuhsakit.
2) Imunisasi. Vaksinasi juga dapat dilakukan dalam upaya pencegahan infeksi beberapa jenis
virus seperti influenza dan pneumonia. Namun, saat ini masih kontroversial mengenai
efektivitas pemberian vaksinasi pada usia lanjut yang berhubungan dengan penurunan fungsi
limfosit B pada kelompok geriatri
3) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan akan mengurangi risiko terjadinya
penyebaran agen infeksi dari luar
4) Menghindari berhubungan dengan penderita ISPA untuk mencegah penularan infeksi dari
invidu satu ke individu lainnya
5) Berikan anak asupan cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak
dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan
menambah parah sakit yang dideritaterutama bila anak batuk dan demam.
6) Tetap berikan ASI bila anak tersebut masih disusui.
11. Komplikasi
1) Infeksi pada telinga bagian tengah (Otitis media)
2) Infeksi saluran pernafasan bagian bawah
3) Timbulnya kantung bernanah di sekitar amandel
4) Epiglotitis (peradangan pada bagian atas trachea)
5) Peradangan selaput otak (meningitis)
6) Peradangan otak (encephalitis)
7) Infeksi yang telah menyebar pada seluruh system tubuh
8) Radang di sekitar jaringan tonsil atau amandel
A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
1) Identitas pasien meliputi, nama, jenis kelamin, tempat/tanggal lahir, alamat,
suku bangsa, agama, anak, diagnose.
2) Identitas penanggung jawab klien meliputi, nama ayah, nama ibu, pekerjaan
ayah, pekerjaan ibu, Pendidikan ayah, Pendidikan ibu, alamat.
3) Riwayat kesehatan
4) Riwayat kehamilan
5) Neonatal (imunisasi)
6) Riwayat alergi
7) Riwayat kesehatan keluarga
8) Kebutuhan nutrisi
9) Kebutuhan cairan
10) Pola eleminasi
11) Pola aktivitas dan latihan
12) Pola tidur dan istirahat
13) Pemeriksaan fisik meliputi, tanda-tanda vital, Berat badan, dan tinggi badan.
C:
kolaborasikan
dengan dokter
dalam
pemberian obat
3. Bersihan O : kaji fungsi - untuk mengetahui
jalan nafas Tujuan: pernapasan: tingkat sakit dan
tidak efektif setelah dilakukan bunyi napas, tindakan apa yang
berhubungan tindakan kecepatan, harus dilakukan
dengan sekret keperawatan jalan kedalaman
dalam jumlah nafas kembali dan
yang banyak efektif dalam waktu penggunaan
…x… jam. otot aksesori.
Dengan kriteria
evaluasi:Sekret N : Berikan - semi fowler
berkurang sampai pasien posisi memudahkan
dengan hilang, semi atau pasien untuk
pernafasan dalam fowler bernafas
batas normal 40-
60x/menit E :Catat -untuk mengetahui
kemampuan perkembangan
untuk kesehatan pasien
mengeluarka
n secret atau
batuk efektif
C: -untuk
Kolaborasikan membersihkan
dengan keluarga sekret dari mulit
4. Pola nafas Setelah dilakukan O : monitor -untuk mengetahui
tidak efektif tindakan respirasi dan respirasi dan status
berhubingan keperawatan status O2 O2 pasien
dengsan selama …x… jam
respirasi diharapkan pasien N : posisikan -agar pasien
meningkat dengan kriteria pasien untuk nyaman
evaluasi : memaksimalkan
Menunjukan jalan ventilasi
nafas yang paten,
mendemonstrasikan E : auskultasi -untuk mengetahui
batuk efektif dan suara nafas adanya suara
suara nafas yang tambahan
bersih
C: -untuk memberikan
kolaborasikan terapi lanjutan
dengan dokter
5. Ansietas Setelah dilakukan O : kaji tingkat -untuk mengetahui
berhubungan tindakan pengetahuan tingkat pengetahuan
dengan keperawatan sela keluarga keluarga pasien
ketidaktahuan …x…jam sampai mana
orangtua diharapkan pasien
akan kondisi dapat dengan -untuk mengurangi
anaknya kriteria evaluasi : N : jelaskan kecemasan keluraga
pengetahuan setiap tindakan pasien
orangtua meningkat keperawatan
tentang kondisi yang akan
dilakukan
anaknya -agar keluarga
E : berikan pasien mengetahui
pendidikan dan tidak cemas
kesehatan
berkaitan
dengan penyakit
pasien -agar keluarga
pasien memahami
C:
sepebuhnya
kolaborasikan
dengan keluarga
dalam
memberikan
edukasi
B. DAFTAR PUSTAKA
Amin dan Hardi 2016. Asuhan keperawatan praktis berdasarkan Diagnosa medis &
Nanda and NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta. Mediaction
http://www.salamedukasi.com/2015/09/cara-pencegahan-dan-penanganan.html.
Diakses pada tanggal 19 oktober 2018