Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan

wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan

pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik.

Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada

sekolah untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-undang Nomor

20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi

dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35 tentang standar nasional

pendidikan. Juga adanya tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan yang

memacu agar hasil pendidikan nasional dapat bersaiang dengan hasil pendidikan

negara-negara maju.

Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata dari

desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan

kepada sekolah untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan

pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunannya

maupun pelaksanaannya di sekolah.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta

kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan

1
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan

untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan

potensi yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin

pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas

standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari

kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan

pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi

kesempatan peserta didik untuk : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c)

belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk

hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun

dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah

menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi

daerah. Dengan demikian, daerah dan atau sekolah memiliki cukup kewenangan

untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan

pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan belajar mengajar

2
B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan

4. Peraturan Pemerintah 17 Nomor 4 Tahun 2000 tentang Keuangan Negara

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang

Guru

6. Peraturan Mendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

7. Peraturan Mendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan

8. Peraturan Mendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/

Madrasah

9. Peraturan Mendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan

Kompetnsi Guru

10. Peraturan Mendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

11. Peraturan Mendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian

Pendidikan

12. Peraturan Mendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana

Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA

3
C. Tujuan Penyusunan Kurikulum

1. Tujuan Penyusunan Kurikulum

Tujuan Pengembangan KTSP ini untuk memberikan acuan kepada

kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah

dalam megembangkan program-program yang akan dilaksanakan. Selain itu,

KTSP disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik

untuk :

a. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

b. Belajar untuk memahami dan menghayati,

c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses

belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

2. Prinsip Pengembangan KTSP

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta

didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi

peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,

dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki

4
posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta

didik.

b. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,

serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama,

suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum

meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal,

dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan

dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh

karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar

peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan

pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi

pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya

kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena

itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,

5
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan

vokasional merupakan keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,

bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan

disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,

pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung

sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-

unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu

berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan

nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan

kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan

dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI).

6
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN

A. Visi Sekolah
”Mewujudkan sisiwa cerdas, kreatif, berahklak mulia sesuai dengan nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945”

B. Misi Sekolah
a. Melaksanakan pembelajaran peserta didik secara optimal sesuai dengan

potensi yang dimiliki

b. Meningkatkan semangat dan prestasi kerja

c. Menyiapkan generasi cerdas, tangguh yang memiliki potensi dibidang

IMTAQ dan IPTEk

d. Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai

dengan perkembangan zaman

e. Meningkatkan kegiatan siswa dalam bidang ektrakurikuler

f. Menjalin hubungan baik dengan warga sekolah, wali murid, masyarakat

dan pemerintah

g. Menumbuhkembangkan cinta bangsa dan bernegara

C. Tujuan Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

a. Siswa beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa dan berakhlak

mulia.

7
b. Siswa sehat jasmani dan rohani.

c. Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan

untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

d. Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan kebudayaannya.

e. Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara

terus menerus.

D. Strategi Gerakan Literasi

Sekolah memiliki peran yang amat penting dalam menanamkan budaya

literat pada anak didik. Untuk itu, tiap sekolah tanpa terkecuali harus

memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan literasi. Di sekolah

dengan budaya literasi yang tinggi, peserta didik akan cenderung lebih berhasil

dan guru lebih bersemangat mengajar.

Program membaca seperti membaca dalam hati dan membaca nyaring

hanyalah bagian dari kerangka besar untuk membangun budaya literasi sekolah.

Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam pengembangan budaya

literatLingkungan fisik ramah literasi.

Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat pengunjung. Pada

dasarnya, lingkungan fisik haruslah ramah dan kondusif untuk pembelajaran.

Sekolah yang mendukung pengembangan budaya literasi memiliki beberapa

kondisi, antara lain karya peserta didik dipajang di seluruh penjuru sekolah,

termasuk koridor dan kantor kepala sekolah dan guru. Selain itu, karya-karya

peserta didik diganti secara rutin untuk memberikan kesempatan kepada semua

kelas untuk menjadi perhatian. Selain itu, buku dan bahan bacaan lain dapat

didapat dengan mudah di pojok baca di semua kelas, kantor, dan ruang lain di

8
sekolah. Kantor kepala sekolah idealnya juga memajang karya peserta didik dan

buku-buku bacaan anak. Ruang pimpinan dengan pajangan karya peserta didik

akan memberikan kesan positif tentang komitmen sekolah terhadap

pengembangan budaya literat.

Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam pengembangan budaya

literasi, menyampaikan beberapa strategi untuk menciptakan budaya literasi

yang positif di sekolah antara lain :

 Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi

 Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi dan

interaksi yang literat

 Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat

1. Lingkungan Fisik

a. Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah, termasuk

koridor dan kantor (kepala sekolah, guru, administrasi, bimbingan

konseling).

b. Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan

yang seimbang kepada semua peserta didik.

c. Buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca di semua

ruang kelas

d. Buku dan materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan orang

tua/pengunjung di kantor dan ruangan selain ruang kelas.

e. Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan

untuk anak.

f. Kepala sekolah bersedia berdialog bersama warga sekolah

9
2. Lingkungan Sosial dan Afektif

a. Penghargaan terhadap prestasi peserta didik (akademik dan

nonakademik) diberikan secara rutin (tiap minggu/bulan). Upacara hari

Senin merupakan salah satu kesempatan yang tepat untuk pemberian

penghargaan mingguan.

b. Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi.

c. Merayakan hari-hari besar dan nasional dengan nuansa literasi,

misalnya merayakan Hari Kartini dengan membaca surat-suratnya.

d. Terdapat budaya kolaborasi antara guru dan staf dengan mengakui

kepakaran masing-masing.

e. Terdapat waktu yang memadai bagi staf untuk berkolaborasi dalam

menjalankan program literasi dan hal-hal yang terkait dengan

pelaksanaannya.

f. Staf sekolah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, terutama

dalam menjalankan program literasi.

3. Lingkungan Akademik

a. Terdapat TLS (Tim Literasi Sekolah) yang bertugas melakukan asesmen

dan perencanaan. Bila diperlukan, ada pendampingan dari pihak

eksternal.

b. Disediakan waktu khusus dan cukup banyak untuk pembelajaran dan

pembiasaan literasi: membaca dalam hati (sustained silent reading),

membacakan buku dengan nyaring (reading aloud), membaca bersama,

(shared reading), membaca terpandu (guided reading), diskusi buku,

bedah buku, presentasi (show–and–tell presentation)

10
c. Waktu berkegiatan literasi di jaga agar tidak dikorbankan untuk

kepentingan lain.

d. Disepakati waktu berkala untuk TLS membahas pelaksanaan gerakan

literasi.

e. Buku fiksi dan nonfiksi tersedia dalam jumlah cukup banyak di sekolah.

f. Buku cerita fiksi sama pentingnya dengan buku berbasis ilmu

pengetahuan.

g. Ada beberapa buku wajib dibaca oleh warga sekolah.

h. Ada kesempatan pengembangan professional tentang literasi yang

diberikan untuk staf, melalui kerjasama dengan institusi terkait

(perguruan tinggi, dinas pendidikan, dinas perpustakaan, atau berbagi

pengalaman dengan sekolah lain)

i. Ada beberapa buku wajib dibaca oleh warga sekolah.

E. Strategi Penguatan Pendidikan Karakter

Penerapan pendidikan karakter di sekolah dasar dilakukan pada ranah

pembelajaran (kegiatan pembelajaran), pengembangan budaya sekolah dan

pusat kegiatan belajar, kegiatan ko_kulikuler dan ekstra kurikuler, dan kegiatan

keseharian di rumah dan di masyarakat.

Adapun penjelasan masing masing ranah tersebut adalah sebagai berikut:

1. PPK Dalam Kegiatan pembelajaran

Penerapan pendidikan karakter pada pelaksanaan pembelajaran

dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang tepat. Strategi yang tepat

adalah strategi yang menggunakan pendekatan kontekstual, adalah bahwa

11
strategi tersebut dapat mengajak siswa menghubungkan atau mengaitkan

materi yang dipelajari dengan dunia nyata, berarti siswa diharapkan dapat

mencari hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan

pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari hari, dengan pendekatan itu

siswa lebih memiliki hasil yang komprehensif tidak hanya pada tataran

kognitif (olah pikir), tetapi pada tataran afektif (olah hati, rasa, dan karsa),

serta psikomotor (olah raga)

Adapun beberapa strategi pembelajaran kontekstual antara lain; a).

pembelajaran berbasis masalah, b). pembelajaran kooperatif, c). pembelajaran

berbasis proyek, d). pembelajaran pelayanan, e). pembelajaran berbasis kerja.

Menjelaskan bahwa lima strategi tersebut dapat memberikan nurturant

effect pengembangan karakter siswa. Seperti; karakter cerdas, berpikir

terbuka, tanggung jawab, rasa ingin tahu.

2. PPK Dalam Kegiatan ko kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ko dan ekstra kurikuler merupakan kegiatan-kegiatan diluar

kegiatan pembelajaran. Meskipun diluar kegiatan pembelajaran, kegiatan-

kegiatan ini sebenarnya sudah mendukung pelaksanaan pendidikan karakter.

Namun demikian tetap diperlukan pelaksanaan, pelaksanaan dan evaluasi

yang baik atau merevitalisasi kegiatan ko dan ekstra kurikuler agar dapat

melaksanakan pendidikan karakter kepada siswa.

3. PPK Dalam Kegiatan keseharian dirumah/ orang Tua dan di

masyarakat

Kegiatan ini merupakan kegiatan penunjang pendidikan karakter yang

ada di sekolah, rumah [keluarga] dan masyarakat. Merupakan partner penting

12
suksesnya pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, pelaksanaan

pendidikan karakter sebaik apapun, kalau tidak didukung oleh lingkungan

keluarga dan masyarakat akan sia-sia, dalam kegiatan ini, sekolah dapat

mengupaya terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di

sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat.

4. PPK Dalam Kegiatan Pembiasaan /Rutinitas

Kegiatan Pembiasaan /rutin merupakan kegiatan yang rutin atau acap

dilakukan setiap saat, kegiatan rutin dapat juga berarti kegiatan yang

dilakukan siswa secara terus menerus dan konsisten setiap saat . Beberapa

contoh kegiatan rutin antara lain; kegiatan upacara hari senin, upacara besar

kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah,

berbaris ketika masuk kelas, berdoa sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri,

dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman.

13
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang

harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan

pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok,

yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia ; kewarganegaraan dan

kepribadian ; ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika ; jasmani, olahraga dan

kesehatan. Struktur kurikulum UPT SDN 01 Airpura meliputi substansi

pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun

mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI. Struktur kurikulum UPT SDN 01

Airpura disusun berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, yaitu

sebagai berikut :

1. Kurikulum UPT SDN 01 Airpura memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan

pengembangan diri.

2. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan ”IPA terpadu” dan ”IPS

terpadu”

3. Pembelajaran pada kelas I s.d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,

sedangkan pada kelas IV s.d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata

pelajaran.

4. Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit.

5. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 36 minggu.

14
Tabel 1
STRUKTUR KURIKULUM UPT SDN 01 AIRPURA

Kelas dan Alokasi Waktu


Komponen
I II III IV, V, DAN VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 5
4. Matematika Pendekatan 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam Tematik 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
7. Seni Budaya dan Ketrampilan 4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 4
Kesehatan
B. Muatan Lokal
1. BAM 2
2. PQ 2

C. Pengembangan Diri
1. Pramuka 1
2. Asmaul Husna 1
Jumlah 30 31 32 36

B. Muatan Kurikulum daerah/Muatan Lokal

Muatan kurikulum meliputi 8 mata pelajaran, 2 muatan lokal, dan 2

pengembangan diri.

a. Mata Pelajaran

Mata Pelajaran di UPT SDN 01 Airpura terdiri dari 8 mata pelajaran yaitu :

1. Pendidikan Agama

2. Pendidikan Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia

4. Matematika

5. Ilmu Pengetahuan Alam

6. Ilmu Pengetahuan Sosial

15
7. Seni Budaya dan Ketrampilan

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

b. Muatan Lokal

Muatan Lokal di SDN Pondok Bambu 14 terdiri atas:

1. BAM

2. Pendidikan Al-Quran

c. Pengembangan Diri

Pengembangan diri di UPT SDN 01 Airpura terdiri atas :

1. Pramuka

2. Asmaul Husna

1. Dasar Hukum dan Strategi Pelaksanaan Muatan Lokal yang Terintegrasi

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Standar

Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada

setiap satuan pendidikan dituangkan kedalam kompetensi pada setiap tingkat

dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP

terdiri atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran

muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan. Penetapan

muatan lokal didasarkan pada kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik

untuk provinsi maupun kabupaten/kota. Muatan lokal yang berlaku untuk

seluruh wilayah provinsi ditetapkan dengan peraturan gubernur. Begitu pula

halnya, apabila muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah

kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

16
2. Muatan Kurikulum dalam bentuk mata pelajaran

a. Pendidikan Agama

Pendidikan agama di SD/MI bertujuan untuk :

 Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya

kepada Allah SWT;

 Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak

mulai yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,

produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga

keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan

budaya agama dalam komunitas sekolah.

b. Pendidikan Kewarganegaraan

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

 Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan

 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, serta anti-korupsi.

 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

17
 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

c. Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

 Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

 Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa negara.

 Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan.

 Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

 Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

 Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

d. Matematika

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

18
 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.

e. IPA

Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-

Nya.

 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

19
 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

 Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

f. IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut :

 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial

 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

g. Seni Budaya dan Keterampilan

Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

 Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan.

20
 Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan.

 Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan.

 Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam

tingkat lokal, regional maupun global.

h. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

 Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup

sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

 Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih

baik.

 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

 Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi

nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan.

 Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis.

 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri

sendiri, orang lain dan lingkungan.

 Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang

bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang

sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki

sikap yang positif.

21
Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah.Sekolah dapat

menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau

dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.

Strategi Pelaksanaan Program Muatan lokal yang menjadi ciri khas

daerah Pesisir Selatan dan diterapkan di UPT SDN 01 Airpura adalah sebagai

berikut :

1. Pendidikan Alqur’an

Muatan lokal wajib bagi semua siswa kelas I hingga kelas VI. Alokasi waktu

adalah 2 jam pelajaran.

2. BAM

Muatan lokal BAM tidak wajib bagi seluruh siswa dan hanya diajarkan dikelas

III, IV, V dan VI. Alokasi waktu yang diperlukan adalah 2 jam pelajaran.

Berikut ini adalah tabel alokasi waktu untuk mata pelajaran muatan lokal

sebagai tambahan 4 jam pelajaran yang diselenggarakan di UPT SDN 01

Airpura

Alokasi Waktu (JP)/Kls


No Mata
I II III IV V VI
1 Pendidikan Alqur’an 2 2 1 2 2 2
2 BAM - - 1 2 2 2
3
JUMLAH 2 2 2 4 4 4

C. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan/Unggulan Sekolah

1. Penerapan Pendidikan Kecakapan Hidup

Program pendidikan kecakapan hidup dalam standar isi (SI) dan

standar kompetensi lulusan (SKL) dilandasi kenyataan bahwa dalam

pendidikan tidak hanya mengejar pengetahuan semata tetapi juga pada

22
pengembangan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai tertentu yang dapat

direfleksikan dalam kehidupan peserta didik. Sekolah tempat program

pendidikan dilakspeserta didikan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh

karena itu, program pendidikan kecakapan hidup di sekolah perlu

memberikan wawasan yang luas pada peserta didik mengenai keterampilan-

keterampilan tertentu yang berkaitan dengan pengalaman peserta didik

dalam keseharian pada lingkungannya.

Untuk memudahkan pelaksanaan program pendidikan kecakapan

hidup diperlukan adanya model pengembangan yang bersifat umum untuk

membantu guru/sekolah dalam mengembangkan muatan kecakapan hidup

dalam proses pembelajaran. Oleh karena pendidikan kecakapan hidup bukan

merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan terintegrasi

melalui matapelajaran-matapelajaran. Karena itu, pedidikan kecapakan hidup

dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran yang ada.

Di samping itu perlu kesadaran bersama bahwa peningkatan mutu

pendidikan merupoakan komitmen untuk meningkatkan mutu sumberdaya

manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai modal dasar pembangunan

bangsa, dan pemerataan daya tampung pendidikan harus disertai dengan

pemerataan mutu pendidikan sehingga mampu menjangkau seluruh

masyarakat. Oleh kerenanya pendidikan harus dapat mengembangkan

potensi peserta didik agar berani menghadapi problema yang dihadapi tanpa

merasa tertekan, mau dan mampu, serta senang mengembangkan diri untuk

menjadi manusia unggul.

23
Pendidikan juga diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk

memelihara diri sendiri, sambil meningkatkan hubungan dengan Tuhan YME,

masyarakat, dan lingkungannya. Dengan demikian jelas bahwa perlu

dirancang suatu model pendidikan kecakapan hidup untuk membantu

guru/sekolah dalam membekali peserta didik dengan berbagai kecakapan

hidup, yang secara integratif memadukan potensi generik dan spesifik guna

memecahkan dan mengatasi problema hidup peserta didik dalam kehidupan

di masyarakat dan lingkungannya baik secara lokal maupun global.

Panduan ini merupakan suatu model atau contoh, maka sekolah/guru

dalam melakspeserta didikannya dapat menyesuaikan atau mengubah sesuai

dengan situasi dan kondisi sekolah bersangkutan.

pendidikan kecakapan hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang

secara praksis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai

macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek

pengetahuan, sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental, serta

kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta

didik sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dan

kehidupan.

Pendidikan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui kegiatan

intra/ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai

dengan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek pengembangan

diri, yang materinya menyatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada.

Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan hidup dikaitkan dengan

keadaan dan kebutuhan lingkungan agar peserta didik mengenal dan

24
memiliki bekal dalam menjalankan kehidupan dikemudian hari. Isi dan bahan

pelajaran tersebut menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi sehingga

secara struktur tidak berdiri sendiri.

2. Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan

yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global

dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi,

ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan

kompetensi peserta didik. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global

dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi

mata pelajaran muatan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat

diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan / nonformal

yang sudah memperoleh akreditasi serta dari masyarakat lingkungan sekitar

sebagai sumber daya potensial yang perlu dikembangkan dan dilestarikan

keberadaannya, sehingga akan terwujud ciri khas lingkungan dan / sekolah

di sekitarnya. Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri

khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi

informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain. Sumber lain mengatakan

bahwa Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya,

pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang

menjadi keunggulan suatu daerah. Dari kedua pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi

peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa

25
atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan

komparatif.

D. Pengembangan Diri

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh

oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada

konseli untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, dan minat setiap konseli sesuai dengan kondisi

Sekolah/Madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau

dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan

dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan

diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan

masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir

konseling.

1. Jenis dan Startegi Program Layanan Konseling

Program pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan

bantuan kepada peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,

agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang

pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar,

dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan

pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Fungsi Bimbingan Konseling

 Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik

memahami diri dan lingkungannya.

26
 Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu

mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang

dapat menghambat perkembangan dirinya.

 Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik

mengatasi masalah yang dialaminya.

 Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk

membantu peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan

berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya

 Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik

memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang

mendapat perhatiaan

Dari penjelasan yang disebutkan itu ada beberapa hal yang

perlu memperoleh penegasan dan reposisi terkait dengan pelayanan

bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal, sehingga dapat

menghindari kerancuan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.

a. Pengembangan diri bukan sebagai mata pelajaran, mengandung arti

bahwa bentuk, rancangan, dan metode pengembangan diri tidak

dilaksanakan sebagai sebuah adegan mengajar seperti layaknya

pembelajaran bidang studi. Namun, manakala masuk ke dalam

pelayanan pengembangan minat dan bakat tak dapat dihindari akan

terkait dengan substansi bidang studi dan/atau bahan ajar yang relevan

dengan bakat dan minat konseli dan disitu adegan pembelajaran akan

terjadi. Ini berarti bahwa pelayanan pengembangan diri tidak semata-

27
mata tugas konselor, dan tidak semata-mata sebagai wilayah bimbingan

dan konseling.

b. Pelayanan pengembangan diri dalam bentuk ekstra kurikuler

mengandung arti bahwa di dalamnya akan terjadi diversifikasi program

berbasis minat dan bakat yang memerlukan pelayanan pembina khusus

sesuai dengan keahliannya. Inipun berarti bahwa pelayanan pengem-

bangan diri tidak semata-mata tugas konselor, dan tidak semata-mata

sebagai wilayah bimbingan dan konseling.

c. Kedua hal di atas menunjukkan bahwa pengembangan diri bukan

substitusi atau pengganti pelayanan bimbingan dan konseling,

melainkan di dalamnya mengandung sebagian saja dari pelayanan

(dasar, responsif, perencanaan individual) bimbingan dan konseling

yang harus diperankan oleh konselor

Telaahan di atas menegaskan bahwa bimbingan dan konseling tetap

sebagai bagian yang terintegrasi dari sistem pendidikan (khususnya jalur

pendidikan formal). Pelayanan pengembangan diri yang terkandung dalam

KTSP merupakan bagian dari kurikulum. Sebagian dari pengembangan diri

dilaksanakan melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Dengan

demikian pengembangan diri hanya merupakan sebgian dari aktivitas

pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan.

Jenis Layanan Konseling

 Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami

lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-

28
obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah

dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

 Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan

memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan

pendidikan lanjutan.

 Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta

didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam

kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan,

magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.

 Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik

menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan

yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

 Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik

dalam mengentaskan masalah pribadinya.

 Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik

dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan

belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan

kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.

 Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik

dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika

kelompok.

 Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak

lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu

dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

29
 Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan

permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.

2. Jenis dan Strategi Program Layanan TIK

Berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi serta Kompetensi

Dasar di Permendiknas No 14 Tahun 2007, mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi untuk SD dimasukkan ke dalam muatan lokal

(mulok). Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi

daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat

dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.

Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Karena

bersifat muatan lokal, maka mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi untuk Sekolah Dasar dapat (boleh) diberlakukan jika kondisi di

daerah tersebut terpenuhi. Dalam kaitannya dengan mata pelajaran TIK,

kebutuhan infrastruktur seperti sumber daya listrik memegang peranan yang

penting. Sarana dan prasarana di negeri ini memang belum sepenuhnya

merata, terutama untuk kebutuhan sumber daya listrik.

Oleh karena sebab itu mungkin Diknas memutuskan untuk

memasukkan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai

muatan lokal. Walaupun gambaran materi di dalam standar kompetensi dan

kompetensi dasar dihilangkan di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP), namun secara garis besar standar isi mencantumkan bahwa cakupan

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada SD/MI/SDLB

dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu

30
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan

berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Berdasarkan cakupan di

atas, satuan pendidikan, dalam hal ini sekolah, guru, atau lembaga yang

terkait dengan pendidikan dapat merancang dan mengembangkan

kurikulumnya sendiri untuk kebutuhan peserta didik.

Sedangkan di UPT SDN 01 Airpura memiliki sarana dan prasarana yang

belum memadai untuk mata pelajaran TIK, maka dari itu di UPT SDN 01

Airpura belum memanfaatkan program TIK untuk kurikulum KTSP.

3. Jenis, Strategi Penilaian dan Laporan Program Pengembangan Bakat

Keterampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu, sangat

mempengaruhi bagaimana cara orang tersebut bereaksi terhadap situasi-

situasi tertentu. Termasuk dalam hal ini kepandaian dalam atletik, kecakapan

mengemudi mobil atau kendaraan bermotor lainnya, kecekatan dalam

melakukan atau mengerjakan sesuatu dengan menggunakan pekerjaan

tangan. Dengan berbagai kemampuan tersebut juga dapat dikatakan sebagai

suatu bakat yang memang dimiliki oleh orang tersebut.

Dengan demikian bakat dapat dimaknai sebagai suatu kelebihan yang

dimiliki oleh setiap orang yang jika dengan secara rutin diolah atau dilatih

maka akan menjadikan seseorang tersebut menjadi orang yang hebat dan

memiliki kemampuan tersendiri, sehingga pada proses perjalanan hidupnya

ia dapat menjadi orang yang mendiri dan berbakat. Bakat yang dimiliki

seseorang merupakan pembawaan yang terkandung dalam sel benih (kiem-

cell), yaitu keseluruhan kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh

keturunan, inilah yang dalam arti terbatas disebut sebagai pembawaan.

31
Adapun siswa yang belum mampu menunjukkan bakat dasarnya

secara jelas sebab malas mengikuti proses latihan yang telah diatur jadwal

pelaksanaannya oleh guru. Guru selaku pemegang kendali dalam proses

pembelajaran harus memiliki perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian

terhadap setiap siswa. Dalam perencanaan setiap kegiatan yang dilakukan

harus di tujukan pada pencapaian tujuan pendidikan Nasional, dimana siswa

mampu mengembangkan dirinya melalui berbagai kreativitas dan bakat yang

dimiliki. Disinilah peran guru untuk merencanakan suatu bentuk strategi

yang dapat menjadi wadah bagi para siswa dalam mengembangkan bakat dan

kreativitas siswa.

Terkait hal tersebut, maka pada UPT SDN 01 Airpura Kecamatan

Airpura melalui program rutin yang dilakukan pada setiap satu kali dalam

seminggu dengan jadwal tertentu dan khusus ditujukan untuk proses

peningkatan kreativitas siswa dan proses melatih bakat yang dimiliki oleh

siswa. Adapun program yang dimaksud adalah kegiatan program

pengembangan diri yang dilaksanakan pada setiap hari sabtu untuk membina

dan melatih para siswa sesuai bakat yang dimilikinya serta memberikan

bimbingan keterampilan agar siswa dapat lebih berkreativitas. Dan menurut

salah seorang guru di UPT SDN 01 Airpura Kecamatan Airpura mengenai

program tersebut mengemukakan pendapatnya :

a. Pelaksanaan program pengembangan diri yang secara rutin terlaksana

pada hari sabtu diatur berdasarkan bakat siswa yang paling

mendominasi untuk dibina. Sehingga pelaksanaannya disesuaikan

dengan kebutuhan siswa, hal ini mengingat jumlah guru untuk melatih

32
dengan banyaknya jumlah siswa tidak seimbang sehingga strategi yang

digunakan adalah mengelompokkan siswa sesuai bakat yang dimiliki.

b. Pengelompokkan bakat yang dimaksud adalah menyatukan siswa yang

memiliki bakat yang sama, misalnya dibidang olahraga terdapat

beberapa anak yang sama-sama punya kemampuan untuk bermain

volley dan menyenangi permainan tersebut, maka anak-anak tersebut

dibina dalam satu kelompok yang sama dan dilatih oleh guru yang telah

ditunjuk dan mempunyai skill pada bidang tersebut. Hal ini dilakukan

guna menciptakan kedisiplinan pelaksanaan kegiatan serta

memudahkan guru untuk mengatur jadwal pelatihan untuk tiap siswa

agar semua siswa memiliki kesempatan yang sama dalam membina

bakat yang dimiliki untuk dapat lebih aktif dan berkreativitas.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dikatakan bahwa

pelaksanaan program pengembangan diri masih membutuhkan perbaikan-

perbaikan yang lebih baik untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.

Namun, melalui program tersebut UPT SDN 01 Airpura Kecamatan Airpura

patut untuk diacungkan jempol karena mampu memikirkan hal-hal yang

lebih bersifat posistif. Selain hanya memikirkan kegiatan program

pembelajaran di dalam kelas sekedar untuk menambah pengetahuan dan

memperluas wawasan siswa melalui kegiatan pengembangan diri dapat

menciptakan generasi sejak dini anak yang dapat menonjolkan bakat dan

kreativitas yang dimiliki.

33
E. Ketuntasan Beban Belajar

1. Sistem Pembelajaran yang digunakan

Pada UPT SDN 01 Airpura Program pendidikan yang digunakan adalah

Sistem Paket, yaitu mewajibkan siswa (peserta didik) mengikuti seluruh

program pembelajaran, beban belajar yang dibebankan untuk setiap kelas

sesuai dengan Struktur Kurikulum, yang dinyatakan dalam satuan jam

pembelajaran termasuk muatan sekolah disesuaikan dengan kebutuhan.

Beban belajar dirumuskan dalam satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta

didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui tatap muka, penugasan

terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Semua itu dimaksudkan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

2. Pengaturan Alokasi Waktu Pembelajaran

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan

tatap muka perminggu sesuai dengan struktur kurikulum :

a. Jam pemelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan berdasarkan

bobot mata pelajaran yang sesuai dengan struktur dan tiap jam pelajaran

35 menit.

b. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk UPT SDN 01

Airpura adalah :

 Kelas I s.d. III adalah 31 s.d. 33 jam pembelajaran; termasuk muatan

lokal.

34
 Kelas IV s.d. VI adalah 37 jam pembelajaran; termasuk muatan local

c. Alokasi waktu untuk penugasan yang terkait dengan mata pelajaran yang

diajarkan di kelas, maksimal 40% dari waktu kegiatan tatap muka = (28

menit setiap 2 jam pelajaran); → (17 menit tugas terstruktur, 11 menit

tugas tidak tersetruktur).

d. Alokasi untuk pengembangan diri disesuaikan dengan jenis kegiatannya.

3. Pengaturan Beban Belajar TM, PT dan KM

a. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada UPT SDN

01 Aipura berlangsung selama 35 menit, dengan jumlah jam pembelajaran

tatap muka per minggu : (a) kelas I s.d. III adalah 31 s.d. 33 jam

pembelajaran dan (b) kelas IV s.d. VI adalah 37 jam pembelajaran

b. Waktu untuk beban penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur pada UPT SDN 01 Airpura maksimum 40% dari jumlah

waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

4. Dasar/ Rasional Pemanfaatan Penambahan Beban Belajar

Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan

kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping

dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak

terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi.

35
Tabel Distribusi Penambahan Beban Belajar
Pengaturan Beban Belajar di UPT SDN 01 Airpura sebagai berikut :

BEBAN BELAJAR UPT SDN 01 AIRPURA

SATUAN KELAS SATU JUMLAH MINGGU WAKTU JUMLAH


PENDIDIK JAM JAM EFEKTIF PEMBELAJARAN JAM
AN PEMBELAJAR PEMBEL PER PER TAHUN PER TAHUN
AN TATAP PER TAHUN (@ 60
MUKA MINGGU PELAJARA MENIT)
(MENIT) N
SD I s/d III 35 Kelas : 36 Kelas : Kelas :
I. 30 I. 1050 I. 630
II. 31 II. 1085 II. 651
III. 32 III. 1120 III. 672
jam pembelajaran
Kelas :
I. 37.800 menit
II. 39.060 menit
III. 40.320 menit
IV s/d 35 36 36 1260 756
VI jam pembelajaran
(45360 menit)

F. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu

kompetensi dasar berkisar antara 0-100%.

1. Mekanisme dan Prosedur dan Ananlisis Penetapan KKM

a. Mekanisme Penetapan KKM UPT SDN 01 Airpura

Mekanisme penetapan KKM UPT SDN 01 Airpura tahun 2018/2019

adalah diawali dengan memperhitungkan penetapan KKM Beberapa

indikator yang ada dari masing-masing KD. Rata-rata KKM masing-masing

KD. Dari beberapa KKM Kompetensi Dasar (KD) dirata-ratakan menjadi

KKM Kompetensi Inti. Rata-rata dari beberapa KKM ditetapkan sebagai

KKM Mata Pelajaran. Semua ini diperhitungkan secara cermat dengan

mempertimbangkan beberapa aspek yang sangat menentukan tentang

36
kriteria ketuntasan belajar siswa yakni : aspek komplesitas, daya dukung

dan intaks siswa.

b. Prosedur Penetapan KKM

Prosedur penetapan KKM UPT SDN 01 Airpura adalah sebagai

berikut :

 KKM ini ditetapkan di awal tahun pelajaran

 Ditetapkan melalui rapat dewan sekolah dengan dihadiri oleh Kepala

Sekolah dan semua majelis guru, baik guru kelas maupun guru mata

pelajaran.

 Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0-

100

 Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100

 Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan belajar

maksimal.

 Nilai KKM harus dicantumkan dalam LHBS

c. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kriteria kelulusan setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu

pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 40-

100. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 100.

Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai Target

Pencapaian Kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan tingkat

kemampuan rata-rata peserta didik (Intake) serta kemampuan

sumberdaya pendukung serta kompleksitas dalam penyelenggaraan

pendidikan untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

37
Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),Berikut ini

merupakan prosedur penentuan KKM.

 Meghiitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap muatan pelajaran

setiap kelas dalam satu tahun pelajaran.

 Menentukan komponen-komponen yang termasuk aspek

kompleksitas, intake, pendidik dan daya dukung.

2. Daftar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Berikut ini daftartabel nilai kriteria ketuntasan minimal yang menjadi

Target Pencapaian Kompetensi (TPK). KKM Mata Pelajaran : 2018 / 2019 Kelas

1 s/d kls 6

KKM MP / Kelas
KOMPONEN I II III IV V VI

B. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama dan
70 70 70 71 72 71
Budi Pekerti
2. PendidikanPancasila
70 70 70 74 75 74
dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 72 72 72 74 73 72
4. Matematika 68 68 68 70 70 70
5. Ilmu Pengetahuan Alam 68 68 68 72 74 74
6. IlmuPengetahuan Sosial 68 68 68 74 74 73
7. SeniBudaya dan
70 70 70 70 70 70
Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani,
70 70 70 70 70 70
Olahraga dan Kesehatan
C. Muatan Lokal
9. Pendidikan Alqur’an 70 70 70 70 70 70
10. BAM 70 70 70 70 70 70

Setelah KKM setiap muatan/mata pelajaran ditentukan, KKM satuan

pendidikandapat ditetapkan dengan memilih KKM yang terendah dari seluruh

KKM muatan/mata pelajaran. Misalnya, suatu sekolah berdasarkan hasil

38
analisis menentukansatu KKM untuk seluruh mata pelajaran 70 Rentang

predikat dapat menggunakan satu ukuran yang sama di satu

sekolah.Misalnya, KKM satuan pendidikan 70 , berarti predikat Cukup dimulai

darinilai 70. Rentang predikat untuk semua mata pelajaran menggunakan

rumussebagai berikut:

Rentang Predikat = Nilai Maksimum – KKM = 100 – 70


3 3

*Keterangan : angka 3 pada rumus diperoleh dari jumlah predikat selain D

(A, B, dan C)

Berdasarkan daftar tabel Nilai KKM diatas sehingga KKM satuan pendidikan

(KKM Sekolah ) Adalah : 70 Maka Rentang Predikat untuk KKM Satuan

Pendidikan UPT SDN 01 Aiprura tahun 2018/2019 Adalah Sebagai berikut :

RENTANG PREDIKAT
KM Satuan Panjang
A (Sangat
Pendidikan *) Interval D (Perlu
Baik) B (Baik) C (Cukup)
Bimbingan)
70
(100-70 = 30) 30/3 = 10 90 < A ≤ 100 80 < B ≤ 90 70 < C ≤ 80 D < 70

3. Upaya sekolah dalam peningkatan KKM Ideal ( 100% )

Bentuk upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam meningkatkan KKM

untuk masa yang akan datang (ditahun 2018/2019) adalah dengan cara :

 Berupaya meningkatkan minat dan motivasi guru dalam pelaksanaan

kegiatanPBM melalui pendidikan dan pelatihan melalui wadah organisasi

KKG maupun kesempatan diklat yang diselenggarakan melalui pemerintah

daerah.

39
 Berupaya melengkapi sarana dan prasarana yang memadai dalam rangka

menunjang pelaksanaan kegiatan PBM guru.

 Berupaya meningkatkan pelaksanaan supervisi kelas dalam rangka pembinaan

bagi guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar

G. Rancangan Penilaian

1. Pelaksanaan Penilaian Sikap

Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui

sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran,

pendidik, dan sebagainya.

Penilaian sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan

responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan

dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat

responden.

Pada penilaian ranah afektif yang penting dikembangkan adalah sikap

dan minat peserta didik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan

instrumen afektif sebagai berikut.

a. Menentukan definisi konseptual atau konstruk yang akan diukur.

b. Menentukan definisi operasional

c. Menentukan indicator

d. Menulis instrumen.

Dalam proses pembelajaran guru dapat melakukan penilaian

kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment),

penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal.

40
a. Penilaian Observasi.

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara

berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang

berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Kriteria instrumen

observasi:

 Mengukur aspek sikap (bukan pengetahuan atau keterampilan) yang

dituntut pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

 Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur

 Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi

 Mudah atau feasible untuk digunakan

 Dapat merekam sikap peserta didik

b. Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya

dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan

berupa lembar penilaian diri. Penggunaan teknik ini dapat

memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian

seseorang. Keuntungan penggunaan teknik penilaian diri dalam

penilaian di kelas sebagai berikut:

 dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka

diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri

41
 peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena

ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi

terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;

 dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk

berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan obyektif

dalam melakukan penilaian.

Kriteria instrumen penilaian diri:

 kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan

tidak bermakna ganda

 bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

 menggunakan format sederhana yang mudah dipahami peserta

didik

 menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi yang

nyata/sebenarnya

 mengungkap kekuatan dan kelemahan capaian kompetensi peserta

didik

 bermakna, mengarahkan peseta didik untuk memahami

kemampuannya

 mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)

 memuat indikator kunci/indikator esensial yang menunjukkan

kemampuan yang akan diukur

 memetakan kemampuan peserta didik dari terendah sampai

tertinggi

42
c. Penilaian Antar Peserta Didik

Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan

cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan

pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar

penilaian antarpeserta didik.

Kriteria instrumen penilaian antarteman:

 sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur

 indikator dapat dilakukan melalui pengamatan peserta didik

 kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan

tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda

 menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik

 menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta

didik

 indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata

atau sebenarnya dan dapat diukur

 instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur

(valid)

 memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan

penguasaan satu kompetensi peserta didik

 mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level

terendahsampai kemampuan tertinggi.

d. Jurnal.

Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas

yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan

43
peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat

memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara

kronologis.

Kriteria jurnal:

 Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

 Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

 Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

 Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara

kronologis.

 Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis,

jelas dan komunikatif.

 Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap

tampilan sikap peserta didik

 Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan

peserta didik.

Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan

penilaian antarpeserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar

cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,

sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan

substansi/materi, konstruksi, dan bahasa. Persyaratan substansi

merepresentasikan kompetensi yang dinilai, persyaratan konstruksi

memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang

digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang

44
baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik.

Skema Penilaian Sikap

2. Pelaksanaan Penilaian Pengetahuan

Terkait dengan penilaian pengetahuan, ada beberapa teknik yang bisa

anda lakukan dalam melakukan penilaian pengetahuan. Langsung saja,

aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara sebagai berikut :

a. Tes Tulis

Meski konsepsi penilaian autentik mucul dari ketidak puasan terhadap

penilaian tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya,

penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilaksanakan. Tes

tulis yang dilaksanakan guru disini jelas mengacu pada kompetensi

45
dasar yang diajarkan dalam setiap Tema dari kegiatan pembelajaran

tematik

Bentuk Instrumen yang bisa digunakan pada Tes Tertulis

 Pilihan ganda

 pilihan benar - salah

 Pilihan Ya - Tidak

 Menjodohkan

 Isian

 Jawaban singkat, dan

 Uraian

b. Tes Lisan

Teknik penilaian pengetahuan yang bisa anda gunakan berikutnya

adalah Tes Lisan. Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan guru secara ucap. Karena guru memberikan pertanyaan secara

ucap, maka siswa pun akan merespon dengan memberikan jawaban

secara ucap juga. Dengan menggunakan teknik pertanyaan lisan inilah

akan menimbulkan kemampuan berbicara pada siswa. Jawaban dapat

berupa kata, frase, kalimat atau pun paragraf.

c. Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh guru yang dapat berupa

pekerjaan rumah, baik secara individu atau kelompok sesuai dengan

karakteristik tugasnya.

46
Skema Penilaian Pengetahuan

3. Pelaksanaaan Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk

mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dalam

melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator

pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan

berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian

proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang

digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4.

Teknik Penilaian Keterampilan

Teknik penilaian keterampilan dapat digambarkan pada skema berikut.

Berikut ini adalah uraian singkat mengenai teknik-teknik penilaian

keterampilan tersebut.

a. Penilaian Praktik

Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa

keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan

47
kompetensi. Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik

adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu tugas. Penilaian

praktik bertujuan untuk dapat menilai kemampuan siswa dalam

mendemonstrasikan keterampilannya dalam melakukan suatu kegiatan.

Penilaian praktik lebih otentik daripada penilaian paper and pencil

karena bentuk-bentuk tugasnya lebih mencerminkan kemampuan yang

diperlukan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Contoh penilaian praktik

adalah membaca karya sastra, membacakan pidato (reading aloud dalam

mata pelajaran bahasa Inggris), menggunakan peralatan laboratorium

sesuai keperluan, memainkan alat musik, bermain bola, bermain tenis,

berenang, menyanyi, menari, dan sebagainya

b. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan peserta

didik dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud

produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

baik dari segi proses maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan

terhadap kualitas suatu produk yang dihasilkan. Penilaian produk

bertujuan untuk (1) menilai keterampilan siswa dalam membuat produk

tertentu sehubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran di kelas; (2)

menilai penguasaan keterampilan sebagai syarat untuk mempelajari

keterampilan berikutnya; dan (3) menilai kemampuan siswa dalam

bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain dan

menunjukkan inovasi dan kreasi. Contoh penilaian produk adalah membuat

kerajinan, membuat karya sastra, membuat laporan percobaan,

48
menciptakan tarian, membuat lukisan, mengaransemen musik, membuat

naskah drama, dan sebagainya

c. Penilaian Projek

Penilaian projek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui

penyelesaian suatu instrumen projek dalam periode/waktu tertentu.

Penilaian projek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD

dalam satu atau beberapa mata pelajaran. Instrumen tersebut berupa

rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data,

pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan.

Penilaian projek bertujuan untuk mengembangkan dan memonitor

keterampilan siswa dalam merencanakan, menyelidiki dan menganalisis

projek.

Dalam konteks ini siswa dapat menunjukkan pengalaman dan

pengetahuan mereka tentang suatu topik, memformulasikan pertanyaan

dan menyelidiki topik tersebut melalui bacaan, wisata dan wawancara.

Kegiatan mereka kemudian dapat digunakan untuk menilai

kemampuannya dalam bekerja independen atau kelompok. Produk suatu

projek dapat digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam

mengomunikasikan temuan-temuan mereka dengan bentuk yang tepat,

misalnya presentasi hasil melalui visua displayl atau laporan tertulis.

Contoh penilaian projek adalah melakukan investigasi terhadap

jenis keanekaragaman hayati Indonesia, membuat makanan dan minuman

49
dari buah segar, membuat gerak tari berdasarkan level dan pola latih sesuai

iringan, mencipta rangkaian gerak senam berirama, dan sebagainya.

d. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan teknik untuk melakukan penilaian

terhadap aspek keterampilan. Dalam panduan ini portofolio merupakan

kumpulan sampel karya terbaik dari KD – KD pada KI-4. Sampel tersebut

pada dasarnya dikumpulkan dari produk yang dihasilkan dari penilaian

dengan teknik projek maupun produk. Portofolio digunakan sebagai salah

satu data penulisan deskripsi pencapaian keterampilan.

Skema Penilaian Keterampilan

4. Strategi Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan

Program Remedial dan Pengayaan SD adalah salah satu materi

pembelajaran yang perannya begitu penting untuk menunjang/ kelancaran

dalam proses pembelajaran, dengan artian, program yang dimaksud perannya

50
membatu guru dalam menganalisis nilai siswa, nilai siswa yang kurang dari

standar yang sudah ditentukan oleh sekolah.

Program Remedial lebih tepatnya membantu setiap siswa yang

kesulitan dalam memahami materi pembelajaran dan membimbingnya lebih

dari biasanya supaya siswa tersebut bisa mencapai suatu kompetensi dan

mencapai nilai yang sesuai dengan standar KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal). Dalam sebuah program pasti harus adanya konsep dan berhasil

dalam materi terkait pastinya mempunyai kebanggan tersendiri bagi sosok

seorang guru.

Kegiatan Pengayaan. Untuk kegiatan pengayaan biasanya

dikhususkan untuk siswa yang smart dalam menyikapi suatu masalah, dengan

artian siswa yang bisa menjawab semua pertanyaan yang sudah diajukan oleh

guru. Adanya siswa yang smart tersebut guru pastinya menyikapi siswa itu

dengan positif dan guru harus menyediakan wadah atau mendesign suatu

lembaga dalam kegiatan untuk siswa tersebut, supaya tidak terganggu oleh

siswa lain yang masih memerlukan arahan ekstra.

H. Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria dan

penentuan kenaikan kelas adalah sebagai berikut.

1. Kriteria kenaikan kelas

1) Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR,

nilai tes tengah semester dan nilai tes akhir semester dijumlahkan

untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran,

51
yang sesuai dengan standart ketuntasan belajar (SKB) di UPT SDN 01

Aiprura Pagi.

2) Memiliki rapor di kelasnya masing-masing.

2. Penentuan kenaikan kelas

1) Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu

rapat Dewan guru dengan mempertimbangkan SKB,

sikap/penilaian/budi pekerti dan kehadiran siswa yang bersangkutan.

2) Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke kelas

3) Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.

I. Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik

dinyatakan lulus dari UPT SDN 01 Airpura setelah:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan

kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;

c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi; dan

d. Lulus Ujian Nasional

52
1. Kriteria dan Penentuan kelulusan

a. Kriteria kelulusan

Hasil ujian dituangkan ke dalam blangko daftar nilai ujian. Hasil ujian

dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan

kelulusan dengan kriteria sebagai berikut :

 Memilih rapor kelas VI.

 Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata

pelajaran yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 6,00

b. Penentuan kelulusan

 Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat

dewan guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah,

sikap/prilaku/ budi pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi

kriteria kelulusan.

 Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan rapor sampai dengan

semester 2 kelas VI Sekolah Dasar.

 Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas

terakhir.

2. Pelaksanaan Ujian Sekolah

Pelaksanaan ujian sekolah pada UPT SDN 01 Airpura mengacu kepada

jadwal yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir

Selatan. Adapun untuk kelulusan dari pelaksanaan ujian sekolah meliputi :

 Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

 Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk setiap mata

pelajaran

53
 Memperoleh nilai sikap/prilaku minimal baik

 Lulus ujian sekolah seluruh mata pelajaran

3. Pelaksanaan Ujian Nasional

Pelaksanaan Ujian Nasional dan Ujian sekolah mengacu pada Prosedur

Operasi Standar ( POS ) yang dikeluarkan oleh BSNP ( Badan Standar

Nasional Pendidikan ) setiap tahunnya. adapun syarat lulus ujian nasional

adalah sebagai berikut :

 Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah pada UPT SDN 01 Aiprura

apabila peserta didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan

oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan Nilai Sekolah

 Nilai Sekolah diperoleh dari rata-rata gabungan nilai US dan nilai rata-rata

rapor semester 7, 8, 9, 10, dan 11 dengan pembobotan 60% untuk nilai US

(nilai tertulis dan praktik) dan 40% untuk nilai rata-rata rapor.

4. Target dan Program Peningkatan Kualitas Lulusan yang akan dicapai

Target kelulusan yang hendak dicapai adalah KKM Ideal Nasional

Dengan melaksanakan program meningkatkan kualitas lulusan dengan jalan

menerapkan pembelajaran tambahan sore dengan program mengacu pada

prediksi kisi-kisi soal ujian nasional dan ujian sekolah, di mulai bulan januari

s/d mei menjelang pelaksanaan Ujian Nasional. Hal sebagai antisipasi bagi

siswa dalam program pasca ujian nasional.

54
5. Rekap Hasil Ujian Nasional 3 Tahun Terakhir dan Perbandingan dengan
Ujian Sekolah.

Rekap Hasil Ujian Nasional 3 Tahun Terakhir

No Tahun A. Indo Matematika IPA

J. Mutasi Peserta Didik

Mutasi peserta didik adalah perpindahan peserta didik dari UPT SDN 01

Airpura ke sekolah yang di tuju. ada 2 macam mutasi peserta didik, yaitu mutasi

keluar dan mutasi masuk.

Mutasi Keluar adalah peserta didik keluar dari Sekolah UPT SDN 01

Airpura, sedangkan Mutasi masuk adalah peserta didik pindahan masuk ke

Sekolah UPT SDN 01 Airpura. Adapun syarat mutasi keluar peserta didik antara

lain :

1. Permohonan pindah sekolah dari orang tua


2. Peserta didik sudah memenuhi kewajiban mengikuti pembelajaran (setelah
kegiatan pembelajran UTS/UAS/UKK) selesai.
3. Sudah memenuhi aturan administrasi sekolah
Sedangkan untuk mutasi peserta didik masuk mempunyai syarat sebagai

berikut :

1. Surat keterangan pindah dari sekolah asal


2. Rapor asli/fotocopy legalisir
3. Surat keterangan siswa tersebut tidak menjalani sanksi dari sekolah asal
4. Fotocopy akreditasi dari sekolah asal
5. Fotocopy izin operasional sekolah asal

55
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada setiap jenjang

diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun

ajaran.Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran

peserta didik selama satu tahun pengajaran yang mencakup permulaan tahun

pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pelajaran efektif dan hari libur.

A. Pengaturan Awal Tahun Pelajaran

a. Permulaan Tahun Pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada

bulan Juni tahun berikutnya.

b. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional dan/atau Keputusan Menteri Agama dalam yang berkaitan dengan

hari raya keagamaan. Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan/atau

organisasi penyelenggaraan pendidikan dapat menetapkan hari libur

khusus.

c. Pemerintah Pusat/Propinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur

serempat untuk satuan-satuan pendidikan.

d. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-

masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut

pada dokumen standar isi dengan memperhatikan ketentuan dari

Pemerintah/ Pemerintah Daerah.

e. Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul-betul digunakan untuk

kegiatan pembelajaran, sesuai dengan ketentuan kurikulum

56
f. Jumlah hari belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan

dalam proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Jumlah jam

belajar efektif setiap minggu untuk kelas I-III (dengan model pembelajaran

Tematik) adalah 26-28 jam pelajaran, sedangkan untuk kelas IV-VI adalah 36

jam pelajaran.

B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk

setiap tahun pembelajaran.Sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu

efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.

Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pelajaran setiap minggu

meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan

lokal ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan

pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud.Waktu libur

dapat berbentuk jedah tengah semester, jedah antar semester, libur akhir tahun

pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum, termasuk hari-hari besar

nasional, dan hari libur khusus.

Sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih

panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah

minggu efektif mengajar dan waktu pembelajaran efektif.Bagi sekolah/madrasah

yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus

tanpa mengurangi jumlah minggu efektif dan waktu pembelajaran efektif.

57
Hari libur umum/nasional atau penetapan libur serentak untuk jenjang

dan jenis pendidian disesuaikan dengan peraturan pemerintah

pusat/propinsi/kabupaten /kota. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu

dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan

pendidikan.

PERKIRAAN JUMLAH HARI EFEKTIF SEKOLAH, KEGIATAN, PENYERAHAN


RAPOR DAN LIBUR SEKOLAH
UPT SDN 01 AIRPURA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Hari Libur Sekolah


N Seme Bulan Efektif Kegiat Penye
o ster Sekolah an rahan Semes Minggu Umum Hari
Rapor ter Raya
1 I Juli -/8 -/7 - 12/- 2/2 - -
Agustus 24 1 - - 4 1 1
September 22 - - - 5 - 3
Oktober 13 5 - - 4 4 5
Nopember 25 1 - - 4 - -
Desember 21 - - - 5 3 2
Jeda 9 - 1 - 1 - 1
Jumlah 122 14 1 - 25 8 12
2 II Januari 4 - - 12 3 - -
Pebruari 24 - - - 4 2 -
Maret 24 - - - 5 2 -
April 17 7 - - 4 2 -
Mei 14 11 - - 4 2 -
Juni 5 7 - 12 5 - -
Jeda - - 1 10 2 - -
Jumlah 88 22 1 34 27 8 -

Jadwal penilaian tengah semester, akhir semester, kenaikan kelas


ALOKASI WAKTU PADA KALENDER PENDIDIKAN

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan


1 Minggu Efektif 36 minggu Digunakan untuk kegiatan pembelajaran
Belajar efektif pada setiap satuan pendidikan.
2 Jeda Tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester
Semester minggu
3 Jeda antar Semester Maksimum 2 Antara Semester 1 dan 2 digunakan
minggu untuk menyiapkan kegiatan dan
administrasi akhir awak tahunpelajaran.
4 Libur akhir tahun Maksimum 3 Daerah khusus yang memerlukan libur
pelajaran minggu keagamaan lebih lama dapat

58
5 Hari libur 2-4 minggu mengaturnya sendiri tanpa mengurangi
keagamaan jumlah minggu efektif mengajar dan
waktu pembelajaran efektif.
6 Hari libur umum/ Maksimum 2 Disesuaikan dengan peraturan
nasional minggu pemerintah
7 Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan disesuaikan
minggu dengan ciri kekhususan masing-masing.
8 Kegiatan khusus Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang
sekolah minggu diprogramkan secara khusus oleh
sekolah tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

C. Pengaturan Waktu Libur

PERKIRAAN KALENDER AKADEMIK


UPT SDN 01 AIRPURA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

No Tanggal Kegiatan
1 09 Juli 2018 Awal sekolah semester I 2018/2019
2 17 Agustus 2017 Upacara HUT RI
3 22 Agustus 2018 Hari Raya Idhl Adha
4 11 September 2018 Tahun baru islam
5 17 s/d 22 september 2018 Kegiatan Ulangan Tengah Semester I
6 1 Oktober 2018 Upacara Kesaktian Pancasila
7 10 Nopember 2018 Upacara Hari Pahlawan
8 20 Nopember 2018 Maulid Nabi Muhammad SAW
9 10 s/d 15 Desember 2018 Ujian Semester I
10 22 Desember 2018 Penyerahan Rapor Semester I
11 24 Desember 2014 s/d 29 Desember Libur akhir Semester I
2018
12 25 Desember 2018 Hari Natal
13 1 Januari 2019 Tahun baru 2018
14 2 januari 2019 Awal sekolah semester II
15 31 Januari 2019 Tahun Baru Imlek
16 11 s/d 16 Maret 2019 Ujjian engahSemester II
17 31 Maret 2019 Hari Raya Nyepi
18 18 April 2019 Wafat Isa Almasih
19 6 s/d 11 Mei 2019 Prediksi UN dan UAS
20 14 Mei 2019 Raya Waisyak
21 20 Mei 2019 Upacara Hari Kebangkitan Nasional
22 26 Mei 2019 Isra’migraj 1439 H
23 29 Mei 2019 Kenaikan isa almasih
24 10 s/d 15 Juni 2019 Ujian Umum / Ulangan Naik kelas Semester
II
25 22 Juni 2019 Penyerahan Buku Rapor Semester II
26 24 Juni s/d 6 Juli 2019 Libur Semester II

59
D. Matrik Kelender Pendidikan Tahun akademik 2018/2019

BULAN BULAN BULAN


JULI 2018 AGUSTUS 2018 SEPTEMBER 2018
HARI HARI HARI
MINGGU 1 8 15 22 29 MINGGU 5 12 19 26 MINGGU 2 9 16 23 30
SENIN 2 9 16 23 30 SENIN 6 13 20 27 SENIN 3 10 17 24
SELASA 3 10 17 24 31 SELASA 7 14 21 28 SELASA 4 11 18 25
RABU 4 11 18 25 RABU 1 8 15 22 29 RABU 5 12 19 26
KAMIS 5 12 19 26 KAMIS 2 9 16 23 30 KAMIS 6 13 20 27
JUM'AT 6 13 20 27 JUM'AT 3 10 17 24 31 JUM'AT 7 14 21 28
SABTU 7 14 21 28 SABTU 4 11 18 25 SABTU 1 8 15 22 29
11 September : Tahun Baru Islam
09 - 11 Juli : PLS 17 Agustus : HUT Kemerdekaan RI 1440 H
22 Agustus : Hari Raya Idul Adha
1439 H 24-29 September : Penilaian Tengah Semester

BULAN BULAN BULAN


OKTOBER 2018 NOVEMBER 2018 DESEMBER 2018
HARI HARI HARI
MINGGU 7 14 21 28 MINGGU 4 11 18 25 MINGGU 2 9 16 23 30
SENIN 1 8 15 22 29 SENIN 5 12 19 26 SENIN 3 10 17 24 31
SELASA 2 9 16 23 30 SELASA 6 13 20 27 SELASA 4 11 18 25
RABU 3 10 17 24 31 RABU 7 14 21 28 RABU 5 12 19 26
KAMIS 4 11 18 25 KAMIS 1 8 15 22 29 KAMIS 6 13 20 27
JUM'AT 5 12 19 26 JUM'AT 2 9 16 23 30 JUM'AT 7 14 21 28
SABTU 6 13 20 27 SABTU 3 10 17 24 SABTU 1 8 15 22 29
10 - 15 Des : Penilaian Akhir Semester (PAS)
20 Nov : Maulid Nabi Muhammad SAW ganjil
22 Des : Penyerahan Rapor Smt Ganjil
24 - 31 Des 2018 : Libur akhir Smt Ganjil
25 Des : Hari Natal

BULAN BULAN BULAN


JANUARI 2019 FEBRUARI 2019 MARET 2019
HARI HARI HARI
MINGGU 6 13 20 27 MINGGU 3 10 17 24 MINGGU 3 10 17 24 31
SENIN 1 7 14 21 28 SENIN 4 11 18 25 SENIN 4 11 18 25
SELASA 1 8 15 22 29 SELASA 5 12 19 26 SELASA 5 12 19 26
RABU 2 9 16 23 30 RABU 6 13 20 27 RABU 6 13 20 27
KAMIS 3 10 17 24 31 KAMIS 7 14 21 28 KAMIS 7 14 21 28
JUM'AT 4 11 18 25 JUM'AT 1 8 15 22 JUM'AT 1 8 15 22 29
SABTU 5 12 19 26 SABTU 2 9 16 23 SABTU 2 9 16 23 30
1 Januari : Tahun Baru Masehi 2019 4 - 8 Feb : Pra UN SMP 4 - 9 maret 2019 : PTS I dan Try Out kls IX
5 Feb : Tahun Baru Imlek 2570 7 Maret : Hari Raya Nyepi
18 - 20 Feb : Try Out USBN SD 18 - 20 maret 2019 : Pra USBN SD
26 - 29 maret 2019 : Ujian Tengah
Semester Genaap SD

BULAN BULAN BULAN


APRIL 2019 MEI 2019 JUNI 2019
HARI HARI HARI
MINGGU 7 14 21 28 MINGGU 5 12 19 26 MINGGU 2 9 16 23 30
SENIN 1 8 15 22 29 SENIN 6 13 20 27 SENIN 3 10 17 24
SELASA 2 9 16 23 30 SELASA 7 14 21 28 SELASA 4 11 18 25
RABU 3 10 17 24 RABU 1 8 15 22 29 RABU 5 12 19 26
KAMIS 4 11 18 25 KAMIS 2 9 16 23 30 KAMIS 6 13 20 27
JUM'AT 5 12 19 26 JUM'AT 3 10 17 24 31 JUM'AT 7 14 21 28
SABTU 6 13 20 27 SABTU 4 11 18 25 SABTU 1 8 15 22 29
3 April : Isra
Mi'raj 1 Mei : Hari Buruh Internassional 5 - 6 Juni : Hari raya Idul Fitri 1440 H
15-20 April :
USBN SMP 9 - 11 Mei : USBN SD 3 - 11 Juni : libur sebelum dan sesudah
19 April :
Wafat Isa
Almasih 19 Mei : Hari Raya Waisak Hari Raya Idul Fitri
22 Juni : Penyerahan rapor Smt
22 -25 April : UN SMP 23 - 29 Mei : Penilaian akhir Semester Genap genap
30 Mei : Kenaikan Isa
22 -26 April : Ujian Praktek Kelas VI SD Almasih 12 juni - 6 Juli : PPDB
29 - 30 April : Ujian Sekolah SD

60
Keterangan :
BULAN JULI 2019
PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah) HARI
Libur Minggu / Nasional MINGGU 7 14 21 28
Libur sebelum-sesudah Hari Raya SENIN 1 8 15 22 29
Libur Semester SELASA 2 9 16 23 30
Penilaian Akhir Semester (PAS) I / II RABU 3 10 17 24 31
Penyerahan Buku laporan Hasil Belajar (BLHP) KAMIS 4 11 18 25
Penilaian Tengah
Semester (PAS) I / II JUM'AT 5 12 19 26
Pra UN. USBN SD/SMP SABTU 6 13 20 27

PBM 8 Juli : Hari pertama sekolah


Ujian Nasional SMP
U S/ USBN SD dan SMP Tanjungpinang, 25 Maret 2015
PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah) Airpura, Mei 2018
15 PPDB Kepala

JUANTRI DARJA, S.Pd


NIP. 19610804 198112 1 002

61
62

Anda mungkin juga menyukai