Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan program yang dikeluarkan
oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2007, dengan prinsip
bukan ibu yang menyusui bayi, tetapi bayi yang harus aktif menemukan
sendiri puting susu ibu, serta melakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi
segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam. IMD sering disalahartikan
sehingga memaksa bayi di payudara ibu segera setelah lahir. Jika dibiarkan
kontak kulit bayi ke kulit ibunya, bayi akan melakukan gerakan-gerakan
mencari puting ibu, memasukkan puting ibu pada mulutnya secara benar dan
menghisapnya dalam satu jam pertama kehidupan (Suryani dan Mularsih,
2011:1).
Manfaat IMD sangat besar untuk bayi maupun ibu yang baru
melahirkan. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di
puting susu ibu dan sekitarnya, emutan, hisapan dan jilatan bayi pada puting
susu ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang akan
mempengaruhi jaringan otot polos rahim berkontraksi sehingga mempercepat
lepasnya plasenta dari dinding rahim. Hal ini membantu mengurangi
pendarahan setelah melahirkan. Inisiasi menyusu dini juga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga mengurangi risiko kematian
bayi baru lahir serta bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil
menyusu eksklusif dan akan lebih lama disusui (Roesli,2008:12-14).
Penelitian di Ghana menunjukkan bahwa 16% kematian bayi dapat
dicegah melalui pemberian ASI pada bayi sejak hari pertama kelahirannya.
Angka ini naik menjadi 22% jika pemberian ASI dimulai dalam satu jam
pertama setelah kelahirannya. ASI adalah asupan gizi yang terbaik untuk
melindungi dari infeksi pernafasan, diare, sakit kulit, asma, obesitas juga
membentuk perkembangan intelegensia, rohani, perkembangan emosional.
Hasil dari 42 negara menunjukan bahwa ASI eksklusif memiliki dampak

1
2

terbesar terhadap penurunan angka kematian balita, yaitu 13% dibanding


intervensi keseluruhan masyarakat lainnya (Roesli,2008).
Pengetahuan tentang IMD adalah suatu tindakan yang sejak tahun 2006
gencar dikampanyekan pemerintah. Program ini mempunyai manfaat yang
besar untuk bayi maupun ibu yang baru melahirkan. Tetapi kurangnya
pengetahuan dari ibu untuk melakukannya membuat inisiasi menyusu dini
masih jarang dilakukan. Permasalahan yang utama rendahnya angka cakupan
ASI adalah karena faktor sosial budaya. Kesadaran akan pentingnya ASI,
pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya
mendukung (Claudia, 2014:2).
Kegagalan IMD disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya IMD, sikap ibu yang
menolak pelaksanaan IMD, kurangnya dukungan keluarga dan tenaga
kesehatan, kurang tersedianya sarana kesehatan yang memadai, dan kebijakan
pemerintah yang kurang mendukung pelaksanaan IMD, yang menyebabkan
ibu kurang percaya diri untuk melakukan IMD dan bayi akan kehilangan
sumber makanan yang vital. Selain itu juga terdapat beberapa intervensi yang
dapat mengganggu pelaksanaan IMD seperti penggunaan anestesi umum pada
persalinan Caesar. Pengetahuan ibu mengenai IMD adalah salah satu faktor
yang penting dalam kesuksesan pelaksanaan IMD. Untuk itu diperlukan
paparan informasi yang baik agar pengetahuan ibu mengenai IMD juga
adekuat dan IMD dapat terlaksana. Meskipun sudah banyak promosi dan
penelitian tentang IMD, angka pelaksanaan IMD tetap rendah. Hal ini
didukung dengan pendapat bahwa pengetahuan diyakini sebagai salah satu
faktor paling berpengaruh dalam keberhasilan pelaksanaan IMD (Karinda,
2012:4).
Menurut The World Health Report 2005, angka kematian bayi baru
lahir di Indonesia adalah 20 per 1000 kelahiran hidup. Berarti sama halnya
dengan terdapat 246 bayi meninggal setiap hari, 10 bayi meninggal setiap
satu jam, dan satu bayi meninggal setiap menit. Berdasarkan penelitian WHO
2000 di enam negara berkembang, risiko kematian bayi antara usia 9 – 12
3

bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia di
bawah dua bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 48%. Inisiasi
Menyusu Dini dapat mengurangi 20% kematian bayi 28 hari. Berarti IMD
mengurangi kematian balita 8,8% (Roesli,2008:36-37).
Hasil RISKESDAS 2013 menunjukkan inisiasi menyusu dini pada bayi
usia kurang dari 1 jam mengalami peningkatan dari 29,3% (2010) menjadi
34,5 persen (2013) dan bayi usia kurang dari 6 jam mengalami penurunan
35,2 persen (2013) dari 40,7 persen (2010) di Kalimantan barat. Angka
inisiasi menyusu dini tersebut masih tergolong rendah.
Puskesmas Alianyang merupakan salah satu tempat pelayanan
kesehatan binaan Kota Pontianak. Puskesmas alianyang mempunyai beberapa
indikator-indikator dalam pelayanan kesehatan yaitu SPM (Standar Pelayanan
Minimal). Salah satu indikator tersebut yaitu IMD dan Asi Ekslusif.
Pencapaian untuk IMD dan Asi Ekslusif di wilayah cakupan UPK Puskesmas
Alianyang pada tahun 2011 masih rendah yaitu 40,73% dari target SPM kota
sebesar 60%. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
manfaat inisiasi menyusu dini dan Asi Ekslusif sehingga sulit untuk
memberikan Asi Ekslusif.
Penelitian tentang IMD sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti,
diantaranya adalah penelitian Viantini (2011) dengan judul Pengetahuan Ibu
Hamil Trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Ambawang Tahun 2011, diketahui sebagian besar
responden memiliki pengetahuan kurang (87,8%). Menurut penelitian Nuraini
(2012) dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trisemester III
tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Terigas
Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas Tahun 2012 diketahui sebagian besar
responden memiliki pengetahuan kurang (52%) serta penelitian Claudia
(2014) dengan judul Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di
Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Dalam Kota Pontianak tahun 2014
diketahui bahwa pengetahuan sebagian besar responden dikategorikan kurang
(56%).
4

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk


melakukan penelitian mengenai “Perbedaan Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Inisiasi Menyusu Dini Sesudah diberikan Penyuluhan dengan Media
Powerpoint dan Leafletdi Wilayah Puskesmas Alianyang Tahun 2016”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan
dikemukakan didalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Perbedaan
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini Sesudah diberikan
Penyuluhan dengan Media Powerpoint dan Leaflet di Wilayah Puskesmas
Alianyang Tahun 2016 ?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan dengan Media Powerpoint dan Leaflet
Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Alianyang tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan
penyuluhan tentang Inisisai Menyusu Dini.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil setelah diberikan
penyuluhan tentang Inisisai Menyusu Dini terdapat peningkatan
pengetahuan lebih baik dari sebelumnya.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Peneliti juga dapat
mengetahui bagaimana gambaran tentang ibu hamil tentang inisiasi
menyusu dini sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan di Puskesmas
Alianyang, serta mampu mengaplikasikan teori yang didapat selama
pendidikan yang berhubungan dengan Inisiasi Menyusu Dini.
5

2. Bagi Puskesmas Alianyang


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam meningkatkan kinerja dan strategi dalam memberikan pelayanan
kesehatan khususnya pada Antenatal care (ANC) dalam meningkatkan
pengetahuan ibu tentang IMD
3. Bagi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
referensi atau rujukan kepustakaan serta untuk mengembangkan dan
menunjang penelitian peningkatan kualitas dan ketepatan penelitian di
masa yang akan datang di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
4. Bagi Responden
Diharapkan pada ibu hamil yang menjadi responden, agar dapat
meningkatkan pengetahuannya tentang Inisiasi Menyusu Dini.

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.2 Keaslian Penelitian
Nama / Metode
No Judul Hasil Penelitian
Tahun Penelitian
1 2 3 4 5
1. Viantini Pengetahuan Ibu Hamil Deskriptif Pengetahuan ibu
(2011) Trimester III tentang dengan hamil trimester III
Inisiasi Menyusu Dini pendekatan secara umum
di Wilayah Kerja survei tentang Inisiasi
Puskesmas Sungai Menyusu Dini
Ambawang 2011 dikategorikan
cukup (63,4%)
2. Nuraini Gambaran Deskriptif Secara umum
(2012) Pengetahuan Ibu Hamil dengan pengetahuan ibu
Trisemester III tentang pendekatan hamil trisemester
Inisiasi Menyusu Dini survey III tentang Inisiasi
di Wilayah Kerja Menyusu Dini
Puskesmas Terigas dikategorikan
Kecamatan Sambas kurang (52%)
Kabupaten Sambas
Tahun 2012
3. Claudia Pengetahuan Ibu Hamil Deskriptif Secara umum
6

(2014) tentang Inisiasi dengan Tentang Inisiasi


Menyusu Dini di pendekatan Menyusu Dini di
Wilayah Kerja survey Wilayah Kerja
Puskesmas Kampung Puskesmas
Dalam Kota Pontianak Kampung Dalam
Kota Pontianak
dikategorikan
kurang (56%).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada


tujuan penelitian, metodologi, tempat dan waktu penelitian.

Anda mungkin juga menyukai