ASEP Saepul Ulum
ASEP Saepul Ulum
Disusun Oleh:
NPM : 08160100054
STIKIM
2016/2017
15
BAB 1
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia, setiap orang mempunyai hak untuk
hidup layak, baik menyangkut kesehatan pribadi maupun keluarganya, salah satu
sakit(Sheina, et al., 2010). Kejadian gawat darurat bisa terjadi kepada siapa saja,
kapan saja, dan dimana saja, kondisi ini menuntut kesiapan petugas kesehatan untuk
bisa dicegah bila kita punya kepedulian terhadap masalah tersebut. (Rissamdani,
2014). Perawat merupakan salah satu tenaga medis di rumah sakit yang memberikan
pelayanan untuk menunjang kesembuhan pasien, oleh sebab itu peran perawat di
Penyelenggaraan Praktik Perawat, definisi perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan peraturan
kepada upaya pelayanan kesehatan utama sesuai wewenang, tanggung jawab dan
untuk lebih profesional agar kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin
16
Kerjasama tim yang dilakukan dianggap mampu menghasilkan kinerja yang lebih
Dengan melakukan kerjasama tim maka pekerjaan yang dilakukan oleh sekelompok
karyawan akan lebih mudah dan terasa ringan daripada yang dilakukan secara
individual sehingga kinerja yang dihasilkan juga akan lebih baik. Kerjasama dalam
dalam tim akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi
individu-individu yang tergabung dalam kerjasama tim. Tanpa kerjasama yang baik
(2004) bahwa ”Kerja sama merupakan sinergisitas kekuatan dari beberapa orang
dalam mencapai satu tujuan yang diinginkan. Kerjasama akan menyatukan kekuatan
ide-ide yang akan mengantarkan pada kesuksesan”. Cohen dan Bailey (1999) dalam
Manzoor et al., (2011) menyatakan perusahaan yang lebih menekankan pada tim
lebih besar. Kepribadian yang dimiliki setiap individu beragam dan berbeda-beda
Kepribadian merupakan gabungan dari ciri-ciri fisik dan mental yang stabil dari
setiap individu yang menandakan identitas individu tersebut sehingga berbeda antara
setiap individu yang satu dengan individu lainnya. Hasil penelitian Goldberg (1981)
dalam Widhiastuti (2013) menunjukkan bahwa yang membedakan individu dari satu
ke yang lain adalah interaksi kepribadian yang dimilikinya. Hasil penelitian Conti dan
Salah satu upaya untuk menanggulangi meningkatnya kasus gawat darurat medik
diharapkan dapat menunjang upaya dalam memberikan respons yang cepat dan tepat
dalam memberikan pertolongan pada korban saat ditempat kejadian sampai evakuasi
ke rumah sakit. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Peraturan Gubernur No.144
tahun 2010 menetapkan Ambulans Gawat Darurat Dinas Kesehatan Provinsi DKI
meningkatkan kinerja yang selama ini telah berjalan menjadi optimal dan lebih dapat
darurat pra rumah sakit, Salah satu upaya untuk menanggulangi meningkatnya kasus
gawat darurat medik dan bencana adalah dengan menyediakan pelayanan Ambulans
kesehatan yang diharapkan dapat menunjang upaya dalam memberikan respons yang
cepat dan tepat dalam memberikan pertolongan pada korban saat ditempat kejadian
pelayanan pra rumah sakit, evakuasi medis dari lokasi kejadian (kecelakaan lalulintas,
kebakaran, bencana dan kejadian-kejadian luar biasa lainnya) ke rumah sakit maupun
dari rumah sakit ke rumah sakit serta menangani pasien keluarga miskin (GAKIN)
dan SKTM. Dengan terbentuknya AGD DINKES akan memberikan jawaban atas
kasus-kasus yang terjadi pada saat ini sehingga berdampak menurunnya angka
18
kesakitan, kematian dan kecacatan akibat kasus kegawat daruratan pra rumah sakit
untuk masyarakat di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. Ambulans gawat
darurat adalah bagian penting dari suatu sistem kesehatan , karena Ambulan gawat
darurat menyediakan pelayanan pra rumah sakit untuk penanganan kegawat daruratan
dan merupakan pusat alih pengetahuan dan keahlian (teknologi) .Untuk meningkatkan
kepuasan pemakai jasa , Ambulan gawat darurat harus senan tiasa meningkatkan
mutu pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan yang dapat dilakukan melalui
Sehubungan hal diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian
ini adalah :
1. Tujuan umun :
2. Tujuan khusus :
19
b) Mengetahui gambaran kepribadian ekstovet pada perawat AGD Dinkes
Dki Jakarta
Dki Jakarta
1. Manfaat aplikatif :
2. Manfaat teoritis :
3. Manfaat metodologis :
pengetahuan
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KerjasamaTIM
keberhasilan kerja. Kerjasama dalam tim akan menjadi suatu daya dorong yang
kerjasama tim. Tanpa kerjasama yang baik tidak akan memunculkan ide-ide
merupakan sinergisitas kekuatan dari beberapa orang dalam mencapai satu tujuan
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini
memiliki 3 (tiga) komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua,
Setiap tim maupun individu sangat berhubungan erat dengan kerja sama
yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja
terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim
21
Tabel 2.1
KELOMPOK TIM
Memiliki pemimpin yang ditunjuk Berbagi perankepemimpinan
Akuntabilitasindividual Akuntabilitas mutual danindividu
Tujuan kelompok dan organisasi Visi atau tujuan khusustim
sama Hasil kerjakolektif
Hasil kerjaindividual Pertemuan– pertemuan mendorong
Mengadakan pertemuan–pertemuan diskusiterbuka
Efisien Efektifitas secara langsung diukur
Efektifitas secara tidak langsung dengan menilai kerjakolektif
diukur oleh pengaruhbisnis mendiskusikan, memutuskan,
mendiskusikan, memutuskan, berbagipekerjaan
mendelegasikan pekerjaan untuk para
individu
2.1.2 JenisTim
2.1.2.1 TimFormal
Tim formal diciptakan oleh organisasi sebagai bagian dari struktur formal
organisasi. Dua jenis tim formal yang paling umum adalah tim vertikal dan tim
horizontal.
2.1.2.2 TimVertikal
Tim vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam rantai
komando formal. Terkadang tim ini disebut tim fungsional atau tim komando.
Setiap tim diciptakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu
22
2.1.2.3 TimHorizontal
Tim horizontal terdiri atas karyawan – karyawan dari tingkat hierarkis yang
hamper sama, tetapi dari bidang keahlian yang berbeda. Dua jenis tim horizontal
berbeda yang dibentuk untuk menangani aktifitas tertentu dan hanya bertahan
Tim dengan tujuan khusus adalah tim yang diciptakan diluar organisasi
dengan tujuan khusus masih merupakan bagian dari organisasi formal dan
Tim yang dibentuk dalam satu departemen yang sama dan anggotanya
dll. Tim pemecahan masalah biasanya terdiri atas 5 sampai 12 karyawan per jam
23
dari departemen yang sama yang dengan sukarela bertemu untuk mendiskusikan
cara – cara peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Tim pemecahan
lebih dari satu keterampilan yang menggilir pekerjaan untuk menghasilkan produk
atau layanan yang menyeluruh atau setidaknya satu aspek menyeluruh atau bagian
dari sebuah produk atau layanan. Ide pokoknya adalah bahwa tim – tim itu
sendiri, dan bukan para manajer atau supervisor, bertanggung jawab atas
masalah, mencapai tujuan, dan menyusuaikan diri terhadap kondisi – kondisi yang
berubah.
seluruhtugas.
24
3. Tim diberi kekuasaan dengan otoritas pembuatan keputusan yang berarti
merencanakan masadepan.
Dua jenis tim yang semakin sering digunakan adalah tim virtual/maya dan
tim global
1. Tim virtual terdiri atas anggota – anggota yang tersebar secara geografis dan
lainnya. Salah satu keuntungan dari tim virtual adalah kemampuan untuk
2. Tim global adalah tim kerja lintas batas yang terbentuk dari anggota – anggota
Negara. Tim global dapat dibagi dalam dua kategori yaitu tim interkultiral
yang para anggotanya berasl dari berbagai negara atau budaya yang berbeda
dan bertemu dengan berhadapan secara langsung, dan tim global virtual yang
para anggotanya tinggal di lokasi yang terpisah di seluruh penjuru dunia dan
25
2.1.3 Karakteristik Tim
Secara umum, ketika ukuran tim meningkat, akan lebih sulit bagi setiap
anggota untuk dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
mengajukan lebih banyak pertanyaan, dan bertukar lebih banyak opini. Merek
2.1.3.2. PeranAnggota
Dalam tim-tim yang sukses syarat kinerja tugas dan kepuasan social
dipenuhi oleh munculnya dua jenis peran yaitu spesialis tugas dan
sosioemosional.
dan energi untuk membantu tim meraih tujuannya. Mereka sering memperlihatkan
perilaku-perilaku berikut :
1. Memprakarsai ide
2. Memberikan opini
3. Mencari informasi
4. Memberi semangat
20
Orang – orang yang menggunakan peran sosioemosional mendukung
1. Mendorong
2. Berpadu
3. MengurangiKetegangan
4. Mengikuti
5. Berkompromi
2.1.4 ProsesTim
memberikan waktu bgi para anggota untuk mengenal satu sama lain dan
memberikan kontribusi.
dan tim yang memiliki tugas yang terbatas untuk dikerjakan dan
penutupan dankelengkapan.
2.1.4.2 KekompakanTim
pada tim dan termotivasi untuk tinggal didalamnya. Faktor – faktor yang
1. Interaksi tim. Hubungan yang lebih baik antara anggota tim dan semakin
2. Konsep tujuan yang sama. Anggota tim sepakat dengan tujuan dan
menjadikan lebihkompak
3. ketertarikan pribadi terhadap tim. Para anggota memiliki sikap dan nilai yang
2.1.4.3 NormaTim
Norma tim adalah standar perilaku yang sama – sama dimiliki oleh para
anggota tim dan membimbing perilaku mereka. Norma bersifat informal. Norma
harapan peran, dan memudahkan kelangsungan hidup tim. Norma yang relevan
dengan perilaku sehari – hari dan hasil kerja serta kinerja karyawan secara
1. Peristiwa penting.
2. Keunggulan.
Keunggulan berarti bahwa perilaku pertama yang muncul dalam tim sering
3. Perilaku pembawaan.
Dengan pernyataan yang eksplisit, para pemimpin atau para anggota tim dapat
2.1.5.1 Kerjasama
Kerjasama dilakukan oleh sebuah tim lebih efektif daripada kerja secara
individual. Menurut West (2002) “Telah banyak riset membuktikan bahwa kerja
sama secara berkelompok mengarah pada efisiensi dan efektivitas yang lebih baik.
Hal ini sangat berbeda dengan kerja yang dilaksanakan oleh perorangan”.
Dewi, 2006) bahwa, ”Kerja sama adalah keterlibatan mental dan emosional orang-
orang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan
tujuan”.
2.1.5.2 Kepercayaan
orang lain, misalnya pemimpin dengan bawahan, bawahan dengan pemimpin atau
suatu harapan positif bahwa orang tidak akan bertindak secara oportunistik. Bila
akan berbuat terbaik jika mereka tidak percaya bahwa mereka akan diperlakukan
secara adil, tak ada kronisme dan setiap orang memiliki sasaran yang nyata. Satu-
satunya cara yang diketahui untuk menciptakan kepercayaan semacam itu adalah
1. Kejujuran, yaitu dengan adanya kejujuran anggota tim akan menciptakan rasa
salingpercaya.
2. Pemberian tugas, yaitu dengan pemberian tugas pada anggota tim berarti telah
2.1.5.3 Kekompakan
secara teratur dan rapi, bersatu padu dalam menghadapi suatu pekerjaan yang
(cohesiveness) adalah tingkat solidaritas dan perasaan positif yang ada dalam diri
peningkatan kinerja kelompok atau tim. Caranya agar berhasil adalah dengan
standar kinerja dan sasaran-sasaran harus jelas dan dapat diterima, mencapai
yang dipilih sendiri dimana orang-orang mengangkat teman satu timnya sendiri
dengan kekompakan tim, hal ini dapat mengganggu kinerja dan prestasi tim, yang
terbaik untuk mencapai suatu kesuksesan. Team work yang solid akan
manajemen. Hal terpenting adalah bahwa team work harus dilihat sebagai suatu sumber
daya yang harus dikembangkan dan dibina sama seperti sumber daya lain yang ada dalam
dilakukan atas dasar kesadaran penuh dari tim tersebut sehingga segala sesuatu berjalan
secara normal sebagai suatu aktivitas sebuah team work, meskipun pada kondisi tertentu
menciptakankekompakan.
2. Saling ketergantungan hasil, yaitu anggota tim merasa hasil yang dicapai bukanlah
3. Komitmen yang tinggi, yaitu anggota tim dianggap memiliki komitmen yang tinggi
2.2 Perawat
Secara sederhana, perawat adalah orang yang mengasuh dan merawat orang lain yang
meluas. Kini, pengertian perawat merujuk pada posisinya sebagai bagian dari tenaga
merupakan tenaga profesional mempunyai kemampuan, tanggung jawab, dan kewenangan dalam
melaksanakan dan/atau memberikan perawatan kepada pasien yang mengalamimasalahkesehatan
yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan
pada alasan logis daripada metoda empiris. Falsafah keperawatan memiliki tujuan mengarahkan
Menurut Kamus Collins yang dikutip oleh Johani (2003) mendefinisikan standart sebagai
suatu tingkat kesempurnaan atau kualitas‖ dan sebuah contoh yang diterima atau yang disetujui
tentang sesuatu yang menjadi dasar penilaian atau pengukuran‖. Standart adalah suatu tingkat
kinerja yang secara umum dikenal sebagai sesuatu yang dapat diterima adekuat, atau memuaskan
dan digunakan sebagai tolak ukur dan titik acuan yang dapat digunakan sebagai pembanding.
Mendefenisikan standar sebagai suatu pengukur yang lebih akurat merupakan alternatif lainnya.
Standar, seringkali berupa numeric, merupakan pengukuran kuantitatif yang spesifik sedangkan
kriterianya hanya merupakan bagian atau atribut dari kualitas mutu pelayanan. Standar dan
kriteria dalam mutu pelayanan dibentuk dengan mengidentifikasi dan menyepakati elemen-
elemen dari praktik yang baik. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan di rumah
sakit dapat diukur melalui standar pelayanan di rumah sakit yang berfungsi untuk mengetahui,
rumah sakit sudah mengikuti dan memenuhi persyaratanpersyaratan yang ditetapkan dalam
standar tersebut.
sehat, untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui layanan keperawatan. Dalam menjalankan
perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi yaitu: fungsi independen, fungsi
1. Fungsi Independen.
Fungsi independen merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan
2. Fungsi Dependen.
Fungsi dependen merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan
3. Fungsi Interdependen.
Fungsi Interdependen merupakan fungsi yang dilakukan dalam kelompok tim yang
bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan lain (Rifiani dan
Sulihandari,2013).
Menurut Rifiani dan Sulihandari (2013), keperawatan memiliki peranperan pokok dalam
pelayanan kesehatan masyarakat. Peran pokok perawat antara lain sebagai berikut:
1. Caregiver (pengasuh).
3. Counselor.
4. Educator (pendidik).
5. Coordinator (coordinator)
6. Collaborator (kolaborator).
7. Consultan (konsultan).
2.3 kepribadian
Secara etimologi, kepribadian berasal dari bahasa latin,yaitu kata persona yang berarti
topeng. Menurut H.J Eysenck kepribadian adalah jumlah total bentuk tingkah laku yang aktual
atau potensial pada organisme sebagai suatu tingkah laku individu, baik itu yang tampil maupun
yang berbentuk potensi,dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan atau hasil belajar dan
Menurut Gordon Allport kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang
terdiri dari sistem-sistem psikofisik (rohani- jasmani) yang menentukan cara penyesuaian diri
yang unik (khusus) dari individu tersebut terhadap lingkungannya (Sarwono, cet.4, 2012: 171).
manusia pada semua tingkat dari perkembangannya, mencakup setiap fase karakter manusianya,
intelek, temperamen, keterampilan, moralitas dan segenap sikap yang telah terbentuk sepanjang
menurut Morton Prince adalah jumlah total dari semua disposisi pembawaan,
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah perwujudan sifat
yang biasa dilakukan individu dengan ciri atau kekhasan masing- masing yang dipengaruhi dari
faktor internal maupun eksternal
Dalam bidang psikologi kepribadian, Eysenck berperan baik secara konstruktif maupun
kritis. Penekanan Eysenck pada landasan biologis dan kepribadian yang dinilai sangat berguna.
Eysenck membagi tipe kepribadian dalam 2 model yaitu tipe kepribadian temperamen dan tipe
kepribadian ekstrovert-introvert.
Dalam kaitannya tipe kepribadian ekstrovert dapat bersikap bersosial, senang bergaul,
senang berbicara, responsif, santai, bersemangat, bebas dan kepemimpinan. Sedangkan tipe
diandalkan, tidak mudah berubah, dan kalem. (Cervone, dkk : 2011, 316).
Ekstraversi adalah sebuah sikap yang menjelaskan aliran psikis ke arah luar sehingga
orang yang bersangkutan akan memiliki orientasi objektif dan menjauh dari subjektif.
Ekstrovert akan lebih mudah untuk dipengaruhi oleh sekelilingnya dibandingkan oleh
kondisi diri sendiri. Mereka cenderung untuk berfokus pada sikap objektif dan menekan sisi
dan sifat impulsif, senang bercanda, penuh gairah, cepat dalam berpikir, optimis, serta sifat-sifat
lain yang mengindikasikan orang-orang yang menghargai hubungan mereka dengan orang lain
Menurut Jung dalam bukunya Jess Feist (2013: 173), introversi adalah aliran energi
psikis kearah dalam yang memiliki orientasi subyektif. Introvert memiliki pemahaman yang baik
terhadap dunia dalam diri mereka, dengan semua bias, fantasi, mimpi, dan persepsi yang bersifat
individu. Orang-orang ini akan menerima dunia luar dengan sangat selektif dan dengan
pandangan subjektif mereka. Orang- orang introvert mempunyai karakteristik sifat-sifat yang
berkebalikan dari ekstrovert. Mereka dapat dideskripsikan sebagai pendiam, pasif, tidak terlalu
bersosialisasi, hati-hati, tertutup, penuh perhatian, pesimistik, damai, tenang, dan terkontrol
Menurut Boeree dalam Rafy Sapuri (2009:156-158), faktor yang mempengaruhi dalam
a. Activity, yaitu
yang berkaitan dengan faktor aktivitas. Menjelaskan bahwa orang yang memiliki
tipe ekstrovert adalah aktif enerjik, menyukai aktivitas fisikter masuk kerja keras dan
olah raga serta memiliki minat yang bervariasi. Sedangkan orang yang memilik tipe
kepribadian introvert adalah kurang aktif, lebih senang memikirkan sesuatu dari pada
b. Sociability, yaitu
cenderung mencari dan membina hubungan dengan orang lain, serta merasa senang
dengan orang-orang yang baru dikenalnya. Sedangkan orang yang introvert lebih
memilih mempunyai banyak temanteman dekat yang sedikit dan lebih menikmati
dihubungkan dengan orang lain walaupun mereka sendiri tidak merasa ada sesuatu
yang kurang. Bagi orang lain, mereka terlihat sebagai seorang yang terlalu
memusatkan perhatian pada diri sendiri dan mungkin juga kurang ramah.
c. Risk taking, yaitu
ekstrovert adalah mencari imbalan (reward) dengan risiko sekecil mungkin, mereka
menganggap risiko adalah bumbu kehidupan, tidak takut pada perubahan, dan
d. Impulsiveness, yaitu
tanpa informasi yang memadai, biasanya riang tidak ada yang dipikirkan (carefree),
mudah berubah, dan tidak bisa diramalkan. Sedangkan introvert sangat berhati-hati
dalam membuat keputusan dan menyukai sesuatu yang dapat dikontrol oleh dirinya.
e. Expressiveness, yaitu
diamati. Menjelaskan bahwa orang yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert adalah
Mereka mencoba mengubur rasa marah di masa lalu dan membiarkan diri frustasi dan
menganggap semua tidak pernah terjadi.
f. Reflectiveness, yaitu
berminat pada pengetahuan, tapi lebih untuk diri sendiri, bukan untuk diterapkan
sebelum melakukan tindakan. Mereka menyukai ide-ide, hal-hal yang abstrak, dan
kreativitas.
g. Responsibility, yaitu
ekstrovert adalah cenderung sembarangan, kurang peduli, dan kurang tanggung jawab
Sedangkan mereka yang introvert adalah mereka yang berhati- hati, dapat dipercaya,
dan sungguh-sungguh.
extraversion and the attitude ofintroversion. The extraverted attitude orients the person
towardthe external, objective world, the introverted attitude orients theperson toward the inner,
subjective world. The two opposingattitude are both present personality but ordinarily one of
them isdominant and conscious while the other is subordinate andunconscion. If the ego is
predominantly extraverted in its relationto the world, the person unconscious will be introverted
(Hall, 1978: 125). Extraversion is a term used by Carl Jung to describe thedirecting of the libido,
or psychic energy, toward things in theexternal world.Introversion is a term used by Carl Jung
todescribe the directing of the libido, toward things in the internalworld (Schustack, 2012: 113).
Teori di atas menjelaskan bahwa Carl Jung membagi kepribadian dalam dua jenis yaitu
ekstrovert dan introvert. Jung menggambarkan bahwa kepribadian ekstrovert bersifat keluar atau
objektif, sedangkan kepribadian introvert bersifat kedalam atau subjektif. Setiap individu
memiliki dua kepribadian tersebut, akan tetapi ada yang lebih mendominasi. Apabila ego lebih
bersifat ekstrovert dalam berhubungan dengan dunia luar, maka tak sadar pribadi akan bersifat
Ciri-ciri kepribadian ekstrovert-introvert menurut Carl Jung dalam bukunya Alwisol (2012:49)
adalah:
a. Ekstrovert
Ciri kepribadian yang dimiliki individu tersebut adalah manusia ilmiah, aktivitas
intelektual berdasarkan data objektif, manusia dramatik, menyatakan emosinya secara terbuka
pengusaha, bosan dengan rutinitas, terus menerus menginginkan dunia baru untuk ditaklukkan.
b. Introvert
Ciri kepribadian ini adalah manusia filsuf, penelitian intelektual secara internal, penulis
dunia dengan cara pribadi dan berusaha mengekspresikannya dengan pribadi pula, manusia
BAB III
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan studi korelasional. Studi
korelasional pada hakikatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua
variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan
keterangan hasil penelitian terdahulu dan di dukung dengan penjelasan teoritik diatas, maka
Gambaran 3.1
Kerangka Konsep
Variabel
indevenden
Kepribadian
ekstrovet (X1)
Variabel
devenden
Kerjasama tim
perawat (Y)
Variabel
indevenden
Kepribadian
introvet (X2)
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan
Ho : Tidak Ada hubungan kepribadian ekstrovet dan introvet dengan kerjasama tim
Tabel 3.2
Definisi Operasional
(X1) suasana 3 = KS
kebersamaan 2 = TS
3. Dapat 1 = STS
mengungkapka
n perasaaan
4. Percaya diri
5. Suka berbaur
dengan orang
lain
6. Bertindak lebih
merenungkanny
7. Menyukai
Variasi tugas
lain 3 = KS
2. Enggan bekerja 2 = TS
secara 1 = STS
kelompok
3. Cenderung
menutup diri
4. Kurang percaya
diri
5. Suka
menyendiri
6. Berfikir dahulu
sebelum
bertindak
7. Lebih suks
mengerjakan
suatu tugas
dalam satu
waktu
tujuan maksimal
BAB IV
A. Desain Penelitan
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional dimana peneliti melakukan pengukuran variabel hanya pada
suatu saat (Sudiqdo & Sofyan, 2001). Desain ini digunakan untuk mengetahui hubungan
kepribadian ekstovet dan introvet dengan kerjasama tim perawat AGD Dinkes DKI Jakarta
a. Populasi
Populasi Sugiyono (2010:115) adalah obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Teknik yang dapat digunakan dalam menentukan besarnya ukuran
sampel yang akan diteliti adalah mengikuti pendapat Rorcoe Sugiyono (2010:129) yang
mengatakan “bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500.” Setelah menentukan jumlah sampel, maka hal selanjutnya yang dilakukan
b. sampel
sampel. Di dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah semua karyawan
yang memiliki kecenderungan homogen sehingga setiap orang memiliki peluang yang
sama untuk menjadi sampel oleh karena itu maka teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Simple random sampling menurut
Sugiyono (2010:118), adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dalam penelitian ini sampel
yang diambil adalah sebanyak 40 orang yang disebut dengan sampel jenuh dimana N=n.
Penelitian ini dilakukan AGD Dinkes DKI Jakata Dengan pertimbangan peneliti
D. Etika Penelitian
1. Prinsip Manfaat
responden.
dipergunakan untuk ha-hal yang dapat merugikan subjek. Dalam hal ini,
berakibat kepada subjek pada setiap tindakan. Dalam hal ini peneliti harus
mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi baik yang menguntungkan
Responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah bersedia atau tidak untuk
menjadi responden tanpa sangksi apapun. Dalam hal ini menghargai hak perawat
yang mau menjadi responden dan tidak memaksa perawat untuk menjadi
responden.
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full
disclosure)
kepada responden. Dalam hal ini peneliti wajib memberikan penjelasan kepada
responden mengenai maksud dan tujuan, serta cara pengisian sebelum responden
mengisi kuesioner.
menandatangani lembar persetujuan. Dalam hal ini, jika ada calon responden yang
menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati
haknya.
keikitsertaannya dalam penelitian tanpa ada perbedaan. Dalam hal ini peneliti
dengan perawat yang tidak bersedia atupun menolak untuk menjadi reponden.
Dalam hal ini, Peneliti harus bisa menjaga kerahasiaan (confidentiality)data yang
di berikan oleh responden, bila perlu dalam pengisian kuesioner di lakukan tanpa
nama (anonymity).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Observasi:
2) Wawacara:
3) Kuesioner
Pengumpulan data dengan cara membagikan selembaran hak angket berupa daftar
faktor yang mempengaruhi kepribadian dengan kerjasama tim di AGD Dinkes DKI
Jakarta
Tabel 3.3
Dapat mengungkapkan
3 5,6 2
perasaaan
Jumlah Total 14
Tabel 3.4
waktu
Jumlah Total 8
Tabel 3.5
1 bersama-sama 1,2 2
menyelesaikan pekerjaan
Pengerahan kemampuan
3 5,6 2
secara maksimal
Jumlah Total 6
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
b. Uji Validitas
“Merupakan suatu alat ukur tes dalam kuesioner. Validitas artinya sejauh mana tes dapat
𝑁𝛴𝑥𝑦−(∑𝑥) (∑𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑁𝛴𝑥 2 −(∑𝑥)2 (𝑁𝛴𝑦 2 −(𝛴𝑦)2)
Dimana:
c. Uji Reabilitas
Menurut Arikunto dalam Danang Subyoto (2014:115) uji reabilitas adalah: “bahwa
sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.”
Dalam penelitian ini uji reabilitas akan dilakukan dengan rumusan Alpha Cronbach :
N Σσb²
r= [1 − ]
N−1 σt²
Dimana :
r = koefisien reabilitas instrumen
N = banyaknya peryataan
t = total varians
responden, agar bila ada pertanyaan dari responden, peneliti dapat langsung
3. Kuesioner yang telah diisi dikumpulkan dan bila ada kuesioner yang belum
lengkap, langsung dilengkapi saat itu juga. Bila kuesioner sudah lengkap maka
H. Pengolahan Data
Data yang terkumpul lalu diolah dan diproses melalui tahapan, menurut
1. Editing Data
Kegiatan yang dilakukan setelah selesai menghimpun data lapangan. Data yang ada
seluruhnya diteliti apakah sudah benar, jelas dan lengkap sesuai dengan yang
diinginkan.
2. Coding Data
Data yang sudah diedit diberi identitas sesuai dengan pertanyaan dan kelompoknya
3. Sorting
Adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang
4. Entry
Data jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian dimasukkan dalam
5. Cleaning
Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum.
I. Analisis Data
Adalah analisis yang Metode analis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
didasari pada data yang diperoleh dari para responden guna membuat gambaran yang jelas
tentang variasi sifat data. Penelitian ini berdasarkan urain hasil dari kuesioner yang telah
2. Analisis Statistik
Adalah analisis dengan menggunakan rumus statistik, dalam penelitian ini analisis statistic
digunakan untuk menguji apakh terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak. Metode analisis
Y = a + bX
Keterangan:
Y = Kinerja karyawan
dengan variabel Y.
(𝛴𝑦−𝑏₁)(𝛴𝑥₁)− 𝑏²(𝛴𝑥₂)
a =
𝑛
Dimana:
Y = Kerjasama Tim
X1 = Kepribadian Ekstrovet
X₂ = Kepribadian Introvet
a = Konstanta
dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Dalam penelitian ini
digunakan analisis korelasi sederhana atau yang biasa disebut dengan korelasi product
moment pearson karena menggunakan data skala interval. Korelasi product moment
pearson menggunakan kriteria bahwa nilai koofisien korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -
𝑛𝛴𝑥y − (∑𝑥)(∑𝑦)
r=
√{(𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (∑𝑥)2 } {(𝑛(𝛴𝑦 2 ) − (𝛴𝑦)2) }
Analisis korelasi berganda adalah angka yang menyatakan kuatnya hubungan antara
dua variabel secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Rumus
√b₁∑x₁y + b₂∑x₂y
R=
∑y²
seperti berikut:
Tabel 3.11
Interval Korelasi
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
Bertujuan untuk mengetahui atau mencari nilai kontribusi korelasi berganda dengan
rumusan:
KP = r 2x 100%
KP = R2 x 100%
Dimana:
KP = Koefisien Penentu
6) Uji Hipotesis
terhadap variabel terikat signifikan atau tidak, . dengan rumus t, yaitu sebagai
berikut:
t 𝑟 √𝑛 −2
hitung =
√1−𝑟 2
Dimana:
Taraf kesalahan = 5%
t = t hitung
n = jumlah sampel
ketentuan:
Ha..............diterima
Ha..............ditolak