Anda di halaman 1dari 13

ENDOINTRAKANAL SALURAN AKAR TUNGGAL GIGI PERMANEN

(Dental Side Teaching)

I. Kasus :
Seorang pasien perempuan berusia 21 tahun, datang ke klinik RSGM PSPDG
UNSRAT dengan keluhan gigi depan atas kanannya sudah berlubang ± 2 tahun yang lalu
dan giginya sudah berwarna kehitam-hitaman. Gigi tersebut pernah sakit sekitar 1 tahun
lalu dan terakhir sakit sekitar 1 tahun lalu. Pasien merasa kurang percaya diri dan ingin
agar giginya dirawat.
Tanggal : 12 Maret 2018
Gigi yang dirawat : Gigi 12

II. Pemeriksan Klinis


A. Pemeriksaan Subjektif
1. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan gigi depan kanan atasnya berlubang dan warna gigi
sudah berwarna kehitaman. Pasien ingin mendapatkan perawatan pada gigi
tersebut.
2. Riwayat gigi terlibat
Gigi tersebut pernah sakit 1 tahun yang lalu dan terakhir sakit 1 tahun yang lalu.
3. Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan
a. Riwayat penyakit menular : t.a.k
b. Riwayat penyakit yang diidap penderita : t.a.k
c. Riwayat alergi obat-obatan : t.a.k
d. Riwayat alergi makanan : t.a.k
B. Pemeriksaan Objektif
1. Pembengkakan ekstra oral :-
2. Pembengkakan intra oral :-
3. Fistula :-
4. Gigi karies : Mencapai pulpa
5. Gigi berubah warna : Ada
6. Perkusi :-
7. Palpasi :-
8. Tekanan :-
1
9. Karang gigi :-
10. Gingiva sekitar gigi : Normal
11. Tes vitalitas :
a. Tes Termal : Tidak bereaksi
b. Tes Kavitas : Tidak bereaksi
c. Tes Jarum Miler : -

C. Gambaran Radiografi
1. Akar : Lurus
2. Ruang Pulpa/Saluran Akar : Terbuka/perforasi
3. Daerah Periapikal :-

Gambar 1.Rontgen periapikal

Odontogram:

2
Keterangan : : Missing : Radiks : Karies

18: PE 28: PE
17: Karies Superfacial oklusal 27: Karies Superfacial oklusal, kalkulus
16: Karies Superfacial oklusal 26: Karies Superfacial oklusal servikal, Kalkulus
15: Normal 25: Karies Superfacial oklusal
14: Normal 24: Karies Superfacial oklusal
13: Normal 23: Normal
12: Karies profunda mesial 22: Karies Media Mesial
11: Karies profunda distal 21: Karies Superfacial palatal

41. Normal, kalkulus 31: normal, Kalkulus


42: Karies Superfacial Mesial 32: Normal, Kalkulus
43: Normal, kalkulus 33: Normal, Kalkulus
44: Normal, Kalkulus 34: Normal, Kalkulus
45: Normal, kalkulus 35: Normal, Kalkulus
46: Karies Profunda 36: Radiks
47: Karies Superfacial oklusal, Kalkulus 37: Karies Superfacial oklusal, Kalkulus
48: UE 38: UE

D. Foto gigi sebelum perawatan

Gambar 2.Gambaran klinis sebelum perawatan tampak labial

3
Tampak Labial Tampak Palatal

D M M D

Gambar 3. Gambar Skematis Keadaan Gigi

D M

P
Gambar 4. cavity entrance

Diagnosis Klinik : Nekrosis Pulpa


Rencana Perawatan : Endointrakanal dengan teknik pengisian single cone
Prognosis : Baik. Karena saluran akar baik, akar tidak fraktur, tidak ada resorbsi
internal akar, dan pasien kooperatif.

III. PROSEDUR PERAWATAN


A. Alat dan bahan :
- Masker, handscoen, alas dada pasien
- Diagnostik set (Kaca mulut, Sonde, Ekscavator, dan Pinset)
- Nierbekken
- Contra Angel Handpiece (low speed dan high speed)
- Mata bur lowspeed (round,fissure,tapered, dan steel bur)

4
- Bite block
- Saliva ejector
- Dappen glass, Glass Lab
- Spatula semen
- Cotton roll dan cotton pellet
- Alkohol 70%
- Articulating paper
- Zinc Phosphat Cement
- Bahan tumpatan sementara (caviton)
- Endometason + Eugenol
- File Measuring Set
- Endobox
- K-file No. 15-40 dan no. 45-80
- H2O2 3% + Aquades
- NaOCl 3%
- Guttap point
- Spreader
- Jarum eksterpasi
- Jarum lentulo
- Jarum irigasi endodotik
- ChKM + Cresophene
- Syringe disposable 3cc
- Paper point
- Petridish
- Lampu spritus
- Korek api

B. Tahap perawatan
1. Pengisian Rekam Medik (12 Maret 2018)
Pengisian rekam medik bagian konservasi gigi. Dilanjutkan dengan melakukan
dokumentasi foto gigi sebelum perawatan dan pengambilan ro-foto periapikal.
Instruktur : drg. Irene Rompas, M.Kes

5
2. Pengambilan foto rontgen (15 Maret 2018)
Pengambilan foto rontgen keadaan gigi sebelum perawatan dilakukan.
3. Tahap cavity entrance
Preparasi dilakukan mengikuti keadaan anatomi gigi yang akan dirawat dengan
memperkirakan letak orifice dari gigi tersebut. Setelah ditentukan orifice, dinding di
atas saluran akar dihilangkan menggunakan round bur diamond dengan gerakan
menarik ke luar kavitas, sehingga cavity entrance terbentuk dengan baik dan K-File
no. 15 dapat masuk lurus tanpa hambatan. Kemudian, dilakukan pengeluaran jaringan
nekrotik dari saluran akar menggunakan jarum eksterpasi dengan pemakaian secara
pasif.

4. Tahap pengukuran panjang kerja


Pengukuran panjang kerja diawali dengan melakukan ro-foto periapikal untuk
mendapatkan diagnostic wire photo (DWP). Untuk memeroleh nilai DWP yaitu
dengan memasukkan secara perlahan K-File nomor 15 atau 20 yang telah diberi
stopper ke dalam saluran akar dengan tidak melebihi panjang tipikal gigi tersebut
(panjang tipikal gigi insisivus lateralis atas rata-rata= 22-23 mm). File dimasukkan
kedalam saluran akar dan dilakukan foto rontgen periapikal. Panjang file sebenarnya
maupun panjang file pada foto rontgen dicatat untuk menghindari kesalahan dalam
penentuan panjang kerja. Panjang kerja merupakan panjang gigi sebenarnya dikurangi
1 mm. Panjang gigi sebenarnya diperoleh dari panjang gigi dalam foto rontgen
dikalikan dengan panjang alat sebenarnya dan dibagi dengan panjang alat dalam foto
rontgen.
Panjang gigi sebenarnya = Panjang file sebenarnya x Panjang gigi pada foto rontgen
Panjang file pada foto rontgen

Panjang Kerja = Panjang gigi sebenarnya – 1mm

5. Tahap preparasi saluran akar


Pada kasus ini akan menggunakan teknik preparasi konvensional, karena
berdasarkan hasil foto rontgen gigi tersebut memiliki akar lurus. Sebelum
dilakukan preparasi pasien dipasangkan bite block pada lengkung gigi yang
berlawanan, dan daerah kerja diisolasi dengan cottonroll pada bagian labial dan
juga salivaejector, untuk mencegah kontaminasi saliva pada saluran akar.

6
Preparasi saluran akar dilakukan sesuai panjang kerja dengan menggunakan K-
File mulai dari no. 15 dan selanjutnya secara berurutan dengan gerakan tarik-
dorong (push & pull) dan memutar searah putaran jarum jam di dalam saluran
akar sampai file terakhir. File terakhir ditentukan sampai terasa initial fit ditambah
tiga nomor di atas file tersebut.
Selama preparasi saluran akar, irigasi harus terus dilakukan sebanyak mungkin
pada setiap pergantian nomor file, dengan tujuan untuk membersihkan sisa
jaringan nekrotik maupun serbuk dentin hasil preparasi. Irigasi tersebut dilakukan
dengan NaOCl kemudian dikeringkan dengan cottonpellet dan paperpoint. Setiap
pergantian nomor file harus dilakukan juga rekapitulasi dengan file sebelumnya
yang lebih kecil yang bertujuan untuk menjaga panjang kerja agar tetap sama dan
juga untuk mencegah buntunya saluran akar.
Apabila preparasi belum selesai dilakukan pada saat itu dan akan dilakukan pada
kunjungan berikutnya, maka saluran akar diirigasi dan dikeringkan kemudian
dilakukan penutupan sementara dengan cotton pellet yang telah ditetesi ChKM
atau Cresophene yang digunakan secara bergantian (role of medication) setiap kali
perawatan dilakukan, kemudian ditumpat menggunakan tumpatan sementara
(Caviton). Setelah itu, pasien diminta untuk datang 5-7 hari kemudian untuk
melanjutkan preparasi saluran akar.

Gambar 5. Preparasi saluran akar

7
6. Tahap trial guttap point
Setelah preparasi saluran akar telah selesai, maka dilakukan pencobaan guttap point.
Pada tahap mencoba guttap point ini, dipilih guttap point yang nomornya sesuai
dengan nomor file terakhir yang digunakan pada preparasi saluran akar tersebut.
Guttap point yang telah dipilih diberi tanda sesuai dengan panjang kerja, kemudian
guttap point tersebut dimasukkan dengan menggunakan pinset ke dalam saluran akar
sebatas tanda yang telah dibuat sampai merasakan adanya tug back. Setelah itu,
kemudian dilakukan trial photo dengan menggunakan foto rontgen lokal periapikal.
Guttap point yang telah dicobakan tadi disimpan dalam petridish. Kemudian kavitas
ditutup dengan cotton pellet yang telah dibasahi dengan bahan medikamen dan
ditutup dengan Caviton.

7. Tahap sterilisasi
Tahap sterilisasi menggunakan NaOCl yang diirigasi secara bergantian pada
saluran akar, kemudian dikeringkan menggunakan paper point hingga paper point
tidak basah, tidak berubah warna dan tidak berbau. Selanjutnya saluran akar
diberikan cotton pellet yang telah ditetesi ChKM atau Cresophene dan ditutup
dengan tumpatan semen phosphate untuk menghindari saluran akar yang telah steril
terkontaminasi lagi karena tumpatan sementara yang tidak adekuat. Pasien kembali
diinstruksikan untuk datang kembali 5-7 hari kemudian.
Pada tahap sterilisasi digunakan bahan irigasi yaitu NaOCl dimana bahan
irigasi ini adalah larutan irigasi yang paling sering digunakan. NaOCl berfungsi untuk
membersihkan debris-debris, serbuk dentin dan jaringan nekrotik. NaOCl juga
bersifat bakterisidal dan juga efektif melarutkan sisa pulpa.
ChKM (Klorofenol Kamfer Mentol) memiliki kandungan utama yaitu para-
klorophenol yang mampu mengurangi berbagai mikroorganisme dalam saluran akar,
kamfer untuk mengurangi efek iritasi, dan menthol untuk mengurangi rasa sakit
digunakan untuk sterilisasi saluran akar setelah preparasi saluran akar kasus pulpitis,
kasus pulpa nekrosis, atau kasus perawatan ulang endodontik. Kemampuan untuk
mematikan kuman anaerob sangat besar. Masa kerja dari ChKM ini selama 3 hari
Cresophene memiliki antibakteri paling kuat melawan bakteri dan juga
merupakan agen antimikroba golongan phenol. Cresophene mengandung 4 antiseptik

8
yaitu parachlorophenol, thymol, camphor dan dexamethasone yang bertujuan untuk
mengurangi inflamasi. Masa kerja dari Cresophene yaitu 3-7 hari

8. Tahap perbenihan
Tabung perbenihan disiapkan dan diberi label nama penderita, gigi yang
dirawat, tanggal dilakukan perbenihan serta nama operator yang merawat. Kemudian
dilakukan isolasi pada daerah kerja, tumpatan sementara dibuka, dan dilakukan irigasi
dan pengeringan saluran akar menggunakan paperpoint. Pinset dan paperpoint yang
akan digunakan dilewatkan di atas api. Setelah itu, paperpoint dimasukkan ke dalam
saluran akar dan ditunggu selama 30 detik. Lewatkan kembali pinset di atas api, ambil
paperpoint yang ada dalam saluran akar, dan masukan ke dalam tabung perbenihan
yang sebelumnya mulut tabung tersebut telah dilewatkan di atas api. Tabung
perbenihan tersebut dimasukkan dalam inkubator selama 1-3 hari. Sementara itu,
kavitas diisi dengan cottonpellet yang telah ditetesi Cresophene atau ChKM,
kemudian ditumpat sementara dengan Caviton. Pengecekan hasil perbenihan
dilakukan 24 jam kemudian, bila hasil positif (cairan keruh) proses sterilisasi
dilakukan kembali, tapi bila hasil negatif (cairan jernih) maka dilakukan tahapan
pengisian saluran akar.
Oleh karena di RSGM UNSRAT belum tersedia inkubator untuk dilakukan
tahap perbenihan, maka untuk memastikan saluran akar yang sudah melalui tahap
sterilisasi sudah steril atau belum dilakukan dengan teknik pembauan.Sebelum
melakukan proses pembauan, tumpatan di atasnya dibongkar dan dipastikan saluran
akar tersebut sudah dalam keadaan kering. Apabila saluran akar masih dalam keadaan
basah proses sterilisasi dilakukan lagi dan dipastikan agar saluran akar sudah dalam
keadaan kering sebelum lanjut pada proses pembauan. Apabila saluran akar sudah
dalam keadaan kering, paper point dimasukkan ke dalam saluran akar menggunakan
pinset yang sudah dilewatkan di atas api terlebih dahulu. Setelah itu paper point
dikeluarkan dan dicium operator apakah masih berbau atau tidak, jika masih bau
berarti proses sterilisasi diulangi lagi, tapi jika sudah tidak bau dilanjutkan dalam
tahap obturasi.

9
9. Tahap pengisian saluran akar (Obturasi)
Sebelum pengisian saluran akar, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan subjektif dan
objektif pada gigi yang akan dirawat. Apabila hasil pemeriksaan baik, selanjutnya
dilakukan tahap pengisian saluran akar dengan teknik singlecone. Pada tahap
pengisian saluran akar diawali dengan isolasi pada gigi dengan menggunakan cotton
roll, dan dipasangkan bite block dan tumpatan sementara dibuka. Selanjutnya,
dilakukan pencampuran pasta saluran akar endometason dan eugenol (1 : 1) pada
glass slab menggunakan spatula semen. Kemudian pasta dimasukkan ke dalam
saluran akar dengan menggunakan jarum lentulo yang diputar searah jarum jam
dengan menggunakan hand piece low speed secara merata pada seluruh dinding
saluran akar. Selanjutnya pasta diulaskan kembali pada seluruh permukaan guttap
point yang telah disiapkan tadi. Setelah itu, guttap point dimasukkan dengan perlahan
ke dalam saluran akar sebatas panjang kerja yang telah diberi tanda sebelumnya.
Setelah guttap dimasukkan, guttap dipotong 1-2 mm di bawah dasar ruang pulpa
(sebatas orifice) dengan menggunakan eksavator yang ujungnya telah dipanaskan di
atas api, lalu ditumpat smentara dengan Caviton.
Selanjutnya, dilakukan pembuatan foto rontgen setelah pengisian untuk melihat
ketepatan bahan pengisi guttap point. Apabila pengisian sudah tepat, dasar kavitas
lalu ditutup dengan zinc phosphate cement secara merata, dan pasien diminta datang
kembali 1-2 minggu kemudian untuk dikontrol dan persiapan pembuatan tumpatan
permanen. Pasien juga diberikan edukasi untuk menjaga kebersihan gigi dan
mulutnya, menyikat gigi dua kali sehari dan rajin ke dokter gigi untuk merawat
kesehatan gigi dan mulutnya.
.
10. Kontrol
Tahap kontrol dilakukan 2 minggu setelah perawatan dan dilanjutkan dengan evaluasi
setiap 6 bulan.Saat kontrol dilakukan pemeriksaan subjektif dan objektif terhadap gigi
yang dirawat tersebut.Pada pemeriksaan subjektif berupa anamnesa, sedangkan
pemeriksaan objektif berupa palpasi, perkusi, dan tekanan.Kemudian evaluasi
radiografi dilakukan antara 12-18 bulan setelah perawatan.

10
PERTANYAAN
1. Jelaskan jenis-jenis bahan medikamen!
Jawab:
a. ChKM
- Efektif terhadap bakteri anaerob
- Biasa digunakan untuk gigi nekrosis dengan periodontitis apikalis kronis
- Kandungannya terdiri dari:
Chlorophenol yang mampu mengurangi berbagai mikroorganisme dalam
saluran akar, kamfer untuk mengurangi efek iritasi, dan menthol untuk
mengurangi rasa sakit
b. Chresophene
- Memiliki sifat antibakteri
- Mengandung kortikosteroid (dexamethasone) sehingga dapat
mengurangi inflamasi.
c. Cresatine
- Memiliki efek antibakteri yang lebih rendah disbanding ChKM, namun
lebih tidak mengiritasi jaringan.
d. Calsium Hydroxide (Ca(OH)2
Calsium Hydroxide (Ca(OH)2 adalah bahan medikamen yang paling
sering digunakan karena memiliki kegunaan sebagai:
- Bahan yang memiliki kemampuan untuk mendorong pembentukan
mineralisasi diatas jaringan pulpa.
- Bersifat antimikroba
- Bertindak sebagai penghalang fisik untuk masuknya bakteri
- Calsium Hydroxide (Ca(OH)2 berfungsi menghambat resorbsi akar dan
merangsang penyembuhan periapikal.
e. Eugenol
Eugenol merupakan esensi minyak cengkeh. Pada penggunaan
konsentrasi rendah, eugenol dapat memperlihatkan aktifitas anti-
inflamasi, sedangkan bila digunakan pada konsentrasi tinggi, eugenol
bersifat toksik. Masa kerja Eugenol selama 1 hari.
f. Formokresol
Formokresol terdiri dari:

11
- Formalin yang dapat menyebabkan koagulasi jaringan pulpa sehingga
terbentuk jaringan fiksasi pada jaringan yang berkontak dibawah
formokresol.
- Kresol sebagai antibakteri
- Memiliki efek toksik
Kontrol medikasi dilakukan seminggu setelahnya untuk melihat keluhan
subjektif dan melakukan pemeriksaan objektif.
2. Jelaskan jenis-jenis bahan irigasi!
Jawab: Macam-macam larutan sterilisasi saluran akar yang dapat dipakai yaiti:
- Sodium hipoklorit (NaOCl) adalah bahan irigasi yang biasa digunakan
karena dapat membunuh kuman dan melarutkan zat organic
- Larutan EDTA dapat melarutkan zat anorganik, smear layer bila diakhiri
dengan irigasi sodium hipoklorit.
- Larutan Klorheksidin Glukonat (CHX) digunakan untuk irigasi karena
memiliki kemampuan antimikroba dan dapat digunakan untuk
desinfektan saluran akar
- MTAD dapat menghilangkan smear layer dan desinfeksi sistem saluran
akar
3. Mengapa menggunakan bahan medikamen CHKM dan Cresophene secara bergantian?
Jawab: alasan menggunakan secara bergantian yaitu agar tidak terjadi resisten bakteri
yang terdapat pada saluran akar.
4. Mengapa menggunakan bahan medikamen ChKM dan Cresophene?
Jawab: Karena bahan medikamen ChKM (Klorofenol Kamfer Mentol) memiliki
kandungan utama yaitu para-klorophenol yang mampu mengurangi berbagai
mikroorganisme dalam saluran akar, kamfer untuk mengurangi efek iritasi,
dan menthol untuk mengurangi rasa sakit digunakan untuk sterilisasi saluran
akar setelah preparasi saluran akar kasus pulpitis, kasus pulpa nekrosis, atau
kasus perawatan ulang endodontik. Kemampuan untuk mematikan kuman
anaerob sangat besar. Masa kerja dari ChKM ini selama 3 hari, dan
Cresophene sendiri memiliki antibakteri paling kuat melawan bakteri dan juga
merupakan agen antimikroba golongan phenol. Cresophene mengandung 4
antiseptik yaitu parachlorophenol, thymol, camphor dan dexamethasone yang
bertujuan untuk mengurangi inflamasi. Masa kerja dari Cresophene yaitu 3-7
hari
12
5. Jelaskan fungsi dari NaOCl!
Jawab: NaOCl berfungsi untuk membersihkan debris-debris, serbuk dentin dan
jaringan nekrotik. NaOCl juga bersifat bakterisidal dan juga efektif melarutkan
sisa pulpa.

13

Anda mungkin juga menyukai