ABSTRAK
Di Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan pada periode Januari – Desember 2012,
jumlah balita yang datang berobat ke puskesmas dan didiagnosa diare sebanyak 1.843.
Berdasarkan hasil mini survei yang dilakukan pada 65 responden, didapatkan adanya variasi
pemberian asupan yang berbeda yaitu pemberian ASI atau susu formula dan MP-ASI di antara anak
usia 6 bulan hingga 2 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh susu formula
dan MP-ASI dengan terjadinya diare pada anak usia 6 bulan sampai 2 tahun. Dimana variabel
tergantung (dependent) adalah diare dan sebagai variabel bebas (independent) adalah susu
formula dan MP-ASI. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional
survei untuk mengetahui faktor risiko susu formula dan MP-ASI terhadap diare. Pemilihan sampel
menggunakan Consecutive Non-random Sampling dan didapatkan subjek sebanyak 208 responden.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan wawancara kuesioner. Pada penelitian ini didapatkan
adanya hubungan antara susu formula dan MP-ASI terhadap terjadinya diare pada anak usia 6
bulan sampai 2 tahun dengan nilai p-value = 0,001 dan pemberian susu formula dan MP-ASI
memiliki risiko PR = 2,299 kali lebih besar terkena diare.
103
Tarumanagara Med. J. 1, 1, 103-109, Oktober 2018
pada balita dengan total kejadian 1.585 susu formula dapat menjadi salah satu
kasus dan disertai dengan peningkatan case faktor yang mempengaruhi seringnya anak
fatality rate dari 0,4% menjadi 1,45%.3 terinfeksi diare. Anak yang berusia 6 bulan
Selain itu, berdasarkan Riskesdas tahun atau lebih yang telah diberikan susu
2013, kejadian diare pada balita di formula dan MP-ASI berpengaruh besar
Indonesia adalah 10,2% dengan 5 provinsi untuk terserangnya penyakit diare. Selain
tertinggi yang salah satunya DKI Jakarta.4 itu dipengaruhi juga oleh frekuensi
Berdasarkan data United Nations pemberian, porsi pemberian, dan cara
Children’s Fund (UNICEF) tahun 2007, pemberian.2
kejadian kematian anak usia 1 – 11 bulan Menurut informasi yang didapatkan dari
akibat diare di Indonesia sebesar 31% dan hasil wawancara dengan dokter Kepala
untuk anak usia 1 – 4 tahun sebesar 25%.5 Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Selatan, penyakit infeksi diare paling
(SKRT) pada tahun 2005, menunjukkan banyak dialami oleh anak-anak terutama
angka kematian akibat diare adalah 23 per balita. Berdasarkan data Puskesmas
100 ribu penduduk dan pada balita adalah Kelurahan Tanjung Duren Selatan periode
6
75 per 100 ribu balita. Berdasarkan profil Januari sampai Desember 2012, jumlah
kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun balita yang datang berobat ke puskesmas
2007, jumlah kasus diare pada balita di dan diagnosa diare sebanyak 1.843.
7
Jakarta Barat sebanyak 28.480 kasus. Berdasarkan hasil mini survei yang
Pada usia 6 bulan, anak berada pada masa dilakukan pada 65 responden, didapatkan
peralihan dalam mendapatkan asupan adanya variasi pemberian asupan yang
untuk makanannya. Anak sejak usia 6 berbeda yaitu pemberian ASI atau susu
bulan mulai diberikan makanan formula dan MP-ASI di antara anak usia 6
pendamping ASI (MP-ASI) atau bahkan bulan hingga 2 tahun. Diperoleh dimana
pengganti ASI yang salah satunya dalam anak yang diberikan susu formula dan MP-
pembahasan ini juga adalah susu formula. ASI mengalami infeksi diare lebih tinggi
Menurut data UNICEF tahun 2012, sebesar dibandingkan anak yang diberikan ASI dan
41% anak usia 6 – 23 bulan yang MP-ASI yaitu sebanyak 40 (61,5%)
mendapatkan MP-ASI sesuai dengan responden. Oleh karena beragamnya faktor
tatacara yang direkomendasikan yakni penyebab diare, dimana salah satunya
dalam hal pengaturan waktu pemberian, adalah susu formula dan MP-ASI baik dari
frekuensi serta kualitas.8 Dalam hal ini, cara pemberian, frekuensi pemberian dan
104
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 1, No. 1, 103-109, Oktober 2018
juga kualitas asupan tersebut, maka peneliti Dari hasil penelitian terdapat 208
tertarik untuk meneliti mengenai hubungan responden, sebanyak 97 ibu (46,6%)
antara pemberian susu formula dan MP- berusia <26 tahun dan 111 ibu (53,4%)
ASI dengan terjadinya diare pada anak usia berusia ≥26 tahun. Rerata usia ibu 27,22 ±
6 bulan sampai 2 tahun. 5,416 tahun. Dan juga dari 208 responden
balita, sebanyak 73 anak (35,1%) berusia
6-9 bulan, 69 anak (33,2%) berusia 10-12
METODOLOGI PENELITIAN
bulan, dan 66 anak (31,7%) berusia 13-24
Populasi penelitian ini adalah seluruh bulan. Rerata usia responden 12,25 ± 4,464
responden yang datang berobat ke tahun. Dari 208 responden yang mendapat
Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren ASI eksklusif sebanyak 107 anak (51,4%),
Selatan dan yang menjadi sampel adalah dan yang sampai sekarang masih mendapat
anak yang berusia 6 bulan sampai 2 tahun asupan ASI dan MP-ASI sebanyak 35 anak
yang datang ke Puskemas Kelurahan (16,8%) sedangkan yang mendapatkan
Tanjung Duren Selatan yang susu formula dan MP-ASI 173 anak
pengambambilan sampel dengan teknik (83,2%). Jumlah responden yang pernah
consecutive non-random sampling terkena diare sebanyak 136 anak (65,4%).
berjumlah 208 anak. Metode penelitian ini Responden yang menghabiskan susunya
menggunakan desain analitik cross dalam sekali minum sebanyak 46 anak
sectional, pengumpulan data dilakukan (22,1%).
dengan menggunakan cara wawancara
Dari 107 responden yang mendapat ASI
dengan kuesioner, kemudian diuji dengan
eksklusif, yang terkena diare sebanyak 42
uji Chi Square. Variabel penelitian adalah
anak (39,3%). Sedangkan dari 101
susu formula dan MP-ASI (variable responden yang tidak mendapat ASI
independen) dengan kejadian diare pada eksklusif yang terkena diare 94 (93,1%).
anak usia 6 bulan sampai 2 tahun (variable Hasil penelitian yang dihitung menggunakan
dependen). Jenis data yang diperoleh uji statistik Pearson Chi Square
berupa data primer yang diperoleh secara menghasilkan p-value= 0,001 yang berarti
langsung dari orangtua anak yang berumur p <0,05 adalah bermakna. Dari hasil
6 bulan-2 tahun dengan metode wawancara tersebut menunjukkan bahwa terdapat
menggunakan kuesioner. hubungan antara pemberian ASI eksklusif
dengan terjadinya diare. Uji epidemiologi
HASIL PENELITIAN didapatkan responden yang tidak
105
Tarumanagara Med. J. 1, 1, 103-109, Oktober 2018
mendapatkan ASI eksklusif berisiko 2,371 menghasilkan p-value= 0,001 yang berarti p
kali lebih besar terkena diare. <0,05 adalah bermakna. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Dari 173 responden yang mendapat susu
antara pemberian susu formula dan MP-ASI
formula dan MP-ASI, yang terkena diare
dengan terjadinya diare. Uji epidemiologi
sebanyak 125 anak (72,3%). Sedangkan
didapatkan responden yang mendapat susu
dari 35 responden yang mendapat ASI dan
formula dan MP-ASI berisiko 2,299 kali
MP-ASI yang terkena diare 11 (31,4%)
lebih besar terkena diare.
anak (Tabel 1).
Dari 63 responden yang menghabiskan yang tidak mnghabiskan susu dalam sekali
susu dalam sekali minum, yang terkena minum berisiko 1,547 kali lebih besar
diare sebanyak anak (54%). Sedangkan terkena diare.
dari 109 responden yang tidak
menghabiskan susu dalam sekali minum PEMBAHASAN
dan terkena diare 91 anak (83,5%). Hasil Dari 208 responden, terdapat 107 anak
penelitian yang dihitung menggunakan uji (51,4%) mendapat ASI eksklusif. Dari 107
statistik Pearson Chi Square menghasilkan responden yang mendapat ASI eksklusif,
p-value= 0,001 yang berarti p <0,05 adalah yang terkena diare sebanyak 42 anak
bermakna. Dari hasil tersebut menunjukkan (39,3%). Hal ini dikarenakan kandungan
bahwa terdapat hubungan antara susu habis yang terdapat dalam ASI memiliki fungsi
dalam sekali minum dengan terjadinya diare. proteksi yang sangat baik yang diantaranya
Uji epidemiologi didapatkan responden mengandung antibodi imunoglobulin A
106
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 1, No. 1, 103-109, Oktober 2018
sekretorik (sIgA), lactoferin, lyzozyme, zat dewasa.12 Hasil penelitian ini sejalan
antibakteri, antiviral, antiparasit.9,10 dengan hasil dari dua penelitian
sebelumnya. Hasil penelitian pertama oleh
Dari 173 responden anak usia 6 bulan
Ika menunjukan bahwa ada hubungan
sampai 2 tahun yang mendapat susu
antara pemberian pengganti ASI dengan
formula dan MP-ASI, yang terkena diare
terjadinya diare dengan p-value= 0,001 dan
sebanyak 125 anak (72,3%). Sedangkan
nilai α = 0,05.13 Pada hasil penelitian kedua
dari 35 responden yang mendapat ASI dan
yang dilakukan oleh Febrika, terdapat
MP-ASI yang terkena diare 11 anak
hubungan antara pemberian MP-ASI yang
(31,4%). Hasil penelitian yang dihitung
termasuk didalamnya pemberian susu
menggunakan uji statistik Pearson Chi
formula dengan terjadinya diare dengan p-
Square menghasilkan p-value= 0,001 yang
value= 0,000 (p < 0,05) dan odds ratio
berarti p <0,05 adalah bermakna. Dari hasil
(OR) sebesar 5,918.1
tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara pemberian susu formula
dan MP-ASI dengan terjadinya diare. Uji KESIMPULAN
107
Tarumanagara Med. J. 1, 1, 103-109, Oktober 2018
berdasarkan uji statistik dan didapatkan usia 0 – 24 bulan dengan kejadian diare di
wilayah kerja puskesmas purwodadi kecamatan
anak yang mendapatkan susu formula purwodadi kabupaten grobongan [Skripsi].
dan MP-ASI lebih berisiko terinfeksi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2010.
diare 2,299 kali lebih besar [cited 12 April 2015]. Available from:
http://eprints.ums.ac.id/9270/2/J41005
dibandingkan anak yang mendapatkan
0001.pdf
ASI dan MP-ASI.
3. SKDI. Profil kesehatan Indonesia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI; 2012. [cited 30 Juni
SARAN 2015]. Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/do
Setelah mengetahui hasil penelitian ini, wnload/pusdatin/profil-kesehatan-
terdapat beberapa hal yang perlu indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2012.pdf
108
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 1, No. 1, 103-109, Oktober 2018
109