A. Definisi
B. Epidemiologi
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang lebih sering
didiagnosa pada wanita muda.Fibroadenoma dilaporkan terjadi pada lebih dari 9% penduduk
wanita. Fibroadenoma sangat dipengaruhi oleh hormon dan bervariasi selama siklus
menstruasi dan masa kehamilan.
Data dari penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching
di Ghana (Bewtra, 2009) dilaporkan bahwa dari 65 spesimen payudara ditemukan 31 kasus
(48%) penderita fibroadenoma, dan sebanyak 11 kasus (35%) terjadi pada kelompok remaja
(<19 tahun). Penelitian di Nigeria Timur, melaporkan 318 kasus fibroadenoma yang terjadi
pada usia rata-rata 1632 tahun. Berdasarkan hasil Laboratorium Histopatologi di Yaman
melaporkan bahwa dari seluruh kasus tumor jinak (79,9%), FAM merupakan tumor jinak
yang paling banyak terjadi (30,0%) yang terjadi pada usia rata-rata 22,2 tahun (Al Thobhani,
2006).24 Fibroadenoma mammae terutama sering terjadi pada wanita muda di Afrika.
Sebuah analisis klinikopatologi melaporkan bahwa dari 202 lesi jinak payudara terjadi pada
wanita kulit hitam. Hasil studi menunjukkan bahwa kejadian puncak fibroadenoma terjadi
pada usia lebih dini yang terjadi pada pasien kulit hitam dibandingkan pada pasien kulit
putih.
Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan hasil
penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain:
a. Umur
Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi terjadinya
FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30 tahun, terutama terjadi
pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun.
b. Riwayat Perkawinan
d. Penggunaan Hormon
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal merupakan
faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui bahwa IMT >
30 kg/m2 meningkatkan risiko kejadian FAM.
f. Riwayat Keluarga
g. Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga akan
meningkatkan insiden FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui orang yang
mengalami stress memiliki risiko lebih tinggi menderita FAM.
h. Faktor Lingkungan
D. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan
setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan
dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas,
merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya.
Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan.
Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan tunggal, tetapi sekitar 10%-15% wanita
yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa benjolan pada kedua payudara.38
E. Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae adalah adanya bagian
yang menonjol pada permukaan payudara, benjolan memiliki batas yang tegas dengan
konsistensi padat dan kenyal. Ukuran diameter benjolan yang sering terjadi sekitar 1-4 cm,
namun kadang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat dengan ukuran benjolan
berdiameter lebih dari 5 cm.21 Benjolan yang tumbuh dapat diraba dan digerakkan dengan
bebas. Umumnya fibroadenoma tidak menimbulkan rasa nyeri atau tidak sakit.
F. Diagnosa
Fibroadenoma dapat didiagnosa dengan tiga cara, yaitu dengan anamnesis, pemeriksaan fisik
(phisycal examination), pemeriksaan radiologi (dengan foto thorax dan mammografi atau
ultrasonografi), dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik penderita diperiksa dengan sikap tubuh duduk tegak atau berbaring
atau kedua-duanya. Kemudian diperhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan,
adanya kulit berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan.
Kemudian dilakukan palpasi dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan-lahan tanpa
tekanan pada setiap kuadran payudara.Palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran, jumlah, dapat
bergerak-gerak, kenyal atau keras dari benjolan yang ditemukan.
Dilakukan pemijatan halus pada puting susu untuk mengetahui pengeluaran cairan, darah atau
nanah dari kedua puting susu. Cairan yang keluar dari puting susu harus dibandingkan. Pengeluaran
cairan diluar masa laktasi dapat disebabkan oleh berbagai kelainan seperti fibroadenoma atau bahkan
karsinoma.
c. Mammografi
Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak
yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada mammografi, keganasan dapat
memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign
(Stelata), adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi,
adanya spikulae, dan ditensi pada struktur payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit,
bertambahnya vaskularisasi, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi
dalam jaringan lunak di belakang mamma dan adanya metastatis ke kelenjar (gambaran ini tidak
khas). Mammografi digunakan untuk mendiagnosa wanita dengan usia tua sekitar 60-70 tahun.
d. Ultrasonografi (USG)
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia muda karena fibroadenoma
pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika menggunakan mammografi.
Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan
gabungan antara USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnosa yang tinggi.
Dengan FNAC diperoleh diagnosis tumor apakah jinak atau ganas, tanpa harus melakukan
sayatan atau mengiris jaringan. Pada FNAC diambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan
penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut dapat diperoleh sel
yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi
untuk diperiksa di bawah mikroskop. Di bawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut :
1. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari
epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus.
2. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular
(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler).
3. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform.
G. Penatalaksanaan
• Konservatif
• Syarat: Dianosis klinis telah dikonfirmasi dengan dengan sitologi dan USG/ mamografi dan
penderita bisa menerima (nyaman ada benjolan di payudara). Konfirmasi diagnosis akan
lebih definitif dengan biopsi core
• Indikasi: jika usia < 40 dan ukuran < 3cm
• Pembedahan: Eksisi
• Indikasi:usia >40 tahun
• Ukuran > 3 cm (sel atipia banyak ditemukan)
• Simptomatis dan pasien tidak nyaman, konservatif masa membesar > 20%
•Lokasi eksisi adalah diatas masa jika lokasi tumor 3 cm atau kurang dari nipple dianjurkan
insisi periareolar.
• Penjahitan rongga defek yang besar pasca eksisi tidak dianjurkan, oleh karena akan
mengakibatkan distorsi payudara.
•Rekonstruksi yang rumit seperti flap-deepitelisai, prostesis silikon, mammoplasti reduksi dan
tissue expander, sebaiknya dilakukan setelah penyembuhan luka secara alami.
• Pada giant FAM usia muda (<20 tahun) insisi yang anjurkan insisi submammari (The
GaillardThomas Incision).
• Rekonstruksi sederhana seperti Modifikasi Beisenberger-Regnault, dapat dilakukan pasca
eksisi giant FAM
• Terapi Hormonal
• Jenis tertentu dari FAM bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Meski demikian,
kebanyakan kasus FAM tidak menyebabkan kanker payudara. Kalaupun ditemukan penderita
kanker payudara yang memiliki FAM, biasanya ada komplikasi lainnya. Atau bisa jadi orang
tersebut memiliki risiko kanker payudara yang tinggi baik dari keluarga ataupun
lingkungannya.
I. Prognosis
Prognosis FAM adalah bonam ketika diangkat dengan sempurna.
Tapi jika masih ada jaringan sisa saat operasi dapat kambuh kembali.