Metodologi Penelitiana
Metodologi Penelitiana
PENDAHULUAN
Saat ini gangguan jiwa didefinisikan dan ditangani sebagai masalah medis .
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2010) adalah suatu perubahan pada fungsi
jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan
Gangguan jiwa atau mental illenes adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh
seseorang karena hubungan nya dengan orang lain , kesulitan karena persepsinya
dengan baik kenyataan, tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah
mengganggu orang lain atau merusak dan bahkan menyakiti dirinya sendiri
lainnya. Hanya saja gangguan jiwa bersifat kompleks, memulai dari yang ringan
seperti rasa cemas, takut, hingga yang tingkat berupa sakit jiwa atau yang kita
kesehatan diseluruh dunia sudah menjadi masalah yang serius. World Health
Organization (WHO) menyatakan paling tidak ada satu dari empat didunia
sekitar 450 juta orang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Sementara itu
1
menurut rafael (2007), direktur World Health Organization(WHO) wilayah Asia
Tenggara, hampir satu per tiga dari penduduk wilayah ini pernah mengalami
gangguan neuropsikiatri.
Faktanya satu dari empat orang dewasa akan mengalami masalah kesehatan
jiwa pada satu waktu dalam hidupnya, bahkan setiap 40 detik di suatu tempat di
dunia ada seseorang yang meninggal karena bunuh diri World Federation for
Mental Health (WFMH, 2016). Data World Health Organitation (WHO, 2016)
menunjukkan terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena
Skizofrenia serta 47,5 juta jiwa orang terkena dimensia. Di Indonesia menimbang
Indonesia maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak
ditunjukkan dengan gejala – gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke
atas mencapai 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia, sedangkan
Prevalensi gangguan jiwa berat atau dalam istilah medis disebut psikosis /
daerah pedesaan proporsi rumah tangga dengan minimal salah satu anggota rumah
tangga mengalami gangguan jiwa berat dan pernah dipasang mencapai 18,2%.
hal ini memberikan konfirmasi bahwa tekanan hidup yang dialami penduduk
2
pedesaan lebih berat dibanding penduduk perkotaan, dan mudah diduga salah satu
bentuk tekanan hidup itu sendiri meski tidak selalu ada kesulitan ekonomi
(Riskesdas, 2014).
terbaru tahun 2013. Presentase gangguan jiwa selama tahun 2012 yaitu, klien
rawat inap laki-laki sebanyak 65,3% dan 34,7% perempuan. Sedangkan pada
bulan januari sampai agustus 2013 sebanyak 2294 orang , diantaranya halusinasi
sebanyak 1162 orang (50,65%), menarik diri 462 orang (20,13%),harga diri
rendah 374 orang (16,30%) ,waham 130 orang (5,66%), perilaku kekerasan 128
verbal 16 orang (0,70%), percobaan bunuh diri 1 orang (0,045%). Selama bulan
keperawatan yang muncul dan rata-rata mereka berkisar antara 20-40 tahun
secara fisik baik pada diri sendiri dan orang lain (Townsend Mary, 2008). Perilaku
dapat membahayakan secara fisik, baik pada diri sendiri maupun orang lain
disertai dengan amuk dan gelisah yang tidak terkontrol (Kusumawati dan Hartono,
melakukan ancaman, menciderai orang lain atau merusak lingkungan. Respon ini
3
dapat menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri dan orang lain maupun
emosi yang merupakan campuran frustasi, benci atau marah yang diekspresikan
Tindakan yang dilakukan perawat dalam mengurangi resiko masalah yang terjadi
pada kasus perilaku kekerasan salah satunya dengan tindakan keperawatan strategi
pelaksanan tindakan keperwatan ini dibuat setiap kali akan berinteraksi dengan
klien / setiap pertemuan dengan klien (Fitria, 2009). Strategi pelaksanaan adalah
salah satu tindakan keperawatan jiwa yang terjadwal yang diterapkan pada pasien
2009).
hubungan saling percaya antara pasiaen dengan perawat, dampak yang terjadi
jika tidak diberikan strategi pelaksanaan maka akan berdampak pada pasien
4
lingkungannya, seperi menyerang orang lain, memecahkan perabot ,membakar
rumah (stuart,2008). Klien yang diterima di unit Psikiatri biasanya dalam keadaan
kritis karena koping mereka sudah tidak efektif selama masa-masa stess klien
Pasien perilaku kekerasan terlihat mata tajam, tangan mengepal, secara fisik
melukai sehingga menbuat perawat enggan dan takut untuk berkomunikasi dalam
merupakan sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seseorang
senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya, bekerja dengan ingin
5
memperoleh insentif, dan bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian
dari teman dan atasan (Uno, 2009). Jadi dapat disimpulkan motivasi eksternal
adalah motif yang aktif yang berfungsi karena perangsang dari luar.
Rumah Sakit Dr. Jiwa Radjiman Widiodiningrat Lawang tujuan penelitian ini
asuhan keperawatan hasil supervisi kepala ruangan di Rumah Sakit Dr. Jiwa
motivasi eksternal hasil supervisi kepala ruangan di Rumah Sakit Jiwa Dr.
motivasi baik, (37%) memiliki motivasi sedang dan (3%) memilki motivasi buruk.
optimal dan pengetahuan tentang Askep sudah dilaksanakan secara baik. Dan dari
beberapa faktor motivasi yang ada hanya faktor insentif yang mempengaruhi
kondisi kerja dan supervisi tidak mempengaruhi secara signifikan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar dari total responden memilki kinerja yang
baik-sedang, dalam hal ini salah satunya dipengaruhi oleh hasil perhitungan
6
bahwa insentif dapat mempengaruhi kinerja asuhan keperawatan di Rumah Sakit
periode januari sampai dengan mei 2017, jumlah kunjungan pasien sebanyak
35.396 dan riwayat inap sebanyak 1.474.10 besar diagnosa penyakit pasien rawat
(2500) skizofrenia type depresi (18) dan gangguan afektif bipolar manik dengan
gejala psikotik (180) penderita gangguan jiwa halusinasi diruang elang 1 dan 2
puri nurani serta ruang melati sebanyak 55 pasien dan 36 diantaranya mengalami
Hasil survey peneliti jumlah perawat diruang elang 1 dan 2, puri nurani ,dan
Berdasarakan hasil wawancara pada tanggal 5-7 juli 2017 terkait motivasi
perilaku kekerasan adalah pasien yang tidak perlu bimbiagan dan observasi karena
keperawatan kepada pasien gangguan jiwa khusus nya pada pasien perilaku
empat orang perawat mengatakan pasien perilaku kekerasan terbiasa dibantu dan
7
melakukan tindakan sehingga perawat terasa terbantu sampai jarang melakukan
interaksi dengan pasien . Dua orang perawat lagi mengatakan malas melakukan
kekerasan karena rasa takut dilukai dan disakiti oleh pasien. Dan dua orang lagi
reaword/penghargaan bagi perawat yang melakukan kerja dengan baik dan benar .
didapatkatkan data terkait penerapan (SP1) . Tiga orang perawat mengatakan tidak
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari pada tanggal 5-7
julii 2017 di RS Jiwa Dr Soeharto Heerdjan Jakarta dirung rawat elang 1 dan 2,
puri nurani dan melati terdapat 16 pasien PK yang terdiri dari laki-laki dan
strategi pelaksanaan (SP1) masih banyak pasien yang tidak mau dan tidak mampu
8
tindakan keperawatan (SP) pada pasien perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa
B. Rumusan Masalah
salah satu faktornya adalah tidak adanya punishment dan tidak adanya reward
bagi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP1) dan bila hal ini tidak diperbaiki
maka akan menimbulkan ketidak puasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan
keperawatan . Hal lain yng dapat terjadi adalah kesembuhan pasien akan menjadi
lama sehingga tujuan rencana keperawatan tidak tercapai. Oleh karena itu
ini .
HeerdjanJakarta.
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan dalam tujuan umum dan tujuan khusus seperti
yang diuraikan :
9
1.Tujuan Umum
2.Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
b. Bagi perawat :
10
tinggi atau rendahnya motifasi pada perwat dakam pelaksanaan tindakan
keperawatan.
antar perawat dan pasien agar terbentuk rasa percaya dan membantu proses
keperawatan (SP) yang diberikan pada peserta didik dan diharapkan dalam
11
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Heerdjan Jakarta”.
1. Perilaku Kekerasan
a. Pengertian
baik pada diri sendiri dan orang lain (Townsend Mary ; 2008).Perilaku
yang dapat membahayakan secara fisik baik pada dirinya sendiri dan
secara verbal diarahkan pada diri sendiri ,orang lain dan lingkungan,
12
stressor yang ditunjukkan dengan perilaku actual melakukan
kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan secara
b. Etimologi
1) Faktor Psikologis :
13
tidak boleh es kemudian ibunya membelikan es agar anak berhenti
cara asertif.
3)Faktor Biologis
memori)
3) Faktor Presipitasi
14
mungkin ia tidak menyadari sama sekali apa yang menjadi sumber
kehilangan hubungan
Data Subjektif :
banting .
Data Objektif :
2) Pandangan tajam
4) Mengepalkan tangan
6) Bicara kasar
15
9) Melempar / memukul benda /orang
perilaku kekerasan .
d. Pohon Masalah
16
Keterangan gambar :
klien.
8) Manajemen krisis : bila pada waktu intervensi tidak berhasil , maka perlu
17
3) Beritahu petugas keamanan jika perlu
10) Per tahankan pendekatan yang tenang dan konsisten pada klien
Proses keperawatan
1) Pengkajian.
Jelaskan tanda dan gejala klien pada tahap marah, krisis atau perilaku
agresif.
3) Diagnosis keperawatan
kekerasan
18
c. Perubahan sensori dan persepsi ; perilaku kekerasan b.d isolasi sosial
4) Intervensi
5) Evaluasi
b. Bagaimana keadaan klien saat marah dan benci pada orang tersebut
orang lain
perasaan marahnya
19
2. Motivasi
a. Pengertian
dalam diri seseorang yang disaksikan dengan adanya hasrat dan minat
bentuk usaha yang keras atau lemah. Motivasi menurut notoadmojo (2010)
berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan dari manusia untuk
20
dengan situasi tertentu yang dihadapinya dan memberikan dorongan
sesuatu dengan baik atas keinginan sendiri (motivasi internal) atau karena
ada faktor pendorong dari luar diri orang tersebut (motivasi eksternal).
b. Teori Motivasi
motivasi dalam dua faktor sehingga teorinya sering dikenal dengan two
tingkat kepuasan dalam diri pegawai dengan faktor motivasi yakni kondisi
pekerjaan. Oleh karena teori Herzberg ini membagi motivasi kedalam dua
21
1) Faktor Higrene /faktor ekstrinsik
antara lain :
b) kondisi kerja
bawahan
f) status organisasi
22
c) Tanggung Jawab (responsibility).Faktor ini berkaitan dengan upaya
berpengaruh terhadap kinerja orang tersebut hal ini dapat kita lihat dari
maka kinerja dari orang tersebut juga pasti akan bagus begitu pula
dalam menilai motivasi kerja seseorang perawat ,hal ini memicu beberapa
23
cenderung memiliki kinerja yang tinggi dan sebaliknya mereka yang
Prinsip dalam motivasi kerja pegawai menurut beberapa ahli terdiri atas
1) Prinsip partisipasi
pemimpin (Mangkunegara,2013)
2) Prinsip komunikasi
24
Yanyan (2009) dan wise (2011) mengungkapkan bahwa pemimpin
dalam hal ini ketua tim dan kepala ruangan diharapkan mampu dan
atasan maka sulit untuk mencapai tujuan yang telah dibuat sebelum
25
.Kepada ruangan pada suatu ruang rawat dapat memberikan perhatian
tugasnya
26
,jenis kelamin, lama bekerja dan tingkat pendidikan dengan motivasi kerja
pesawat.
1) Usia
antara usia dengan kinerja , namun belum ada teori yang benar- benar
penambahan usia.
2) Jenis kelamin
antara pria dan wanita dalam hubungan antar manusia dimana wanita
wanita mengambil cuti dan libur pada saat anggota keluarga yang
27
sakit, sehingga terlihat bahwa wanita memiliki tingkat ketidakhadiran
3) Lama bekerja
keperawatan
4) Tingkat kependidikan
a. Pengertian
28
kemampuan berintegrasi antara intelektual, psikomotor dan afektif.
Tindakan Keperawatan
orientasi
29
Pertemuan Pertama
1) Salam terapeutik
ibu’’
3) Kontrak
a. Topik
b. Waktu
30
“ibu mau berapa lama kita bercakap-cakap, bagaimana
kalau 15 menit “
c. Tempat
terapeutik)
1) Salam terapeutik
3) Kontrak
Tetap berisi tiga aspek yatu topik, waktu dan tempat. Topik
31
masih ingat apa yang akan kita diskusikan sekarang, sesuai janji
2009).
c. Pelaksanaan keperawatan
SP1p:
32
3). Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
SPIIp:
orang lain.
SPIIIp :
SPIVp :
33
harian klien. Diharapkan klien melatih kegiatan yang telah di ajarkan
untuk mengatasi masalah sebanyak 2-3 kali sehari, jadwal kegiatan akan di
kegiatan tanpa dibimbing dan tanpa disuruh, bantuan jika klien sudah
menyakiti.
34
3 .Melakukan latihan asertif dengan orang lain untuk mengontrol perilaku
kekerasan.
Patuh obat.
SP keluarga
B. Penelitian Terkait
1. Martini (2007) Penelitian dengan judul hubungan sikap dan beban kerja
0,0001. Sikap yang baik mencapai 57% p value 0,000. Beban kerja sedang
35
37% p value 0,011. Format tersedia 61% p value 0,001. Standar asuhan
2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nikmatul Fitri tahun 2012 dengan
judul penelitian nya adalah hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja
yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah hubungan antara motivasi
kerja dengan kinerja perwat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
adalah kuesioner. Data penelitian ini diperoleh dari data primer dan
Data sekunder diperoleh dengan cara melihat dasil laporan atau evaluasi
kerja tinggi yaitu 86,5 % dan sedang 13,5 %, Hasil kinerja menunjukkan
36
bahwa 70,3 % responden memiliki kinerja yang tinggi dan sebanyak
gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Penelitian ini
37
psikomotor pasien perilaku kekerasan pada kelompok intervensi sebelum
C.Kerangka teori
38
BAB III
A. Kerangka konsep
atau kaitan antara konsep – konsep atau varibel – variabel yang akan
B. Hipotesis Penelitian
C. Definisi Operasional
suatu istilh atau vaariabel. kemudian memberikan deskripsi tentang metode atau
39
menentukan hasil ukur atau kategorinya serta skala pengukuran yang digunakan.
(Notoatmojo , 2010).
40
2 Dependen Kemampuan Kuesioner Kuesioner B Dikategorikan Ordina
penerapan perawat yang tentang penerapan menjadi : l
tindakan pelaksana menggunakan pelaksanaan 1.Tinggi
keperawatan skala likert tindakan (jika>mean)
dalam
(SP1) keperawatan 2.Rendah
menerapkan (SP1) berjumlah (jika<mean)
tindakan 20 pernyataan.
keperawatan menggunakan
(SP1) : skala likert.
1.salam Pernyataan positif
terapeutik :
Nilai 4 jika selalu
2.tujuan
Nilai 3 jika sering
3.tindakan Nilai 2 jika jarang
4.evaluasi Nilai 1 jika tidak
5.kontak pernah
Pernyataan
negatif :
Nilai 4 jika selalu
Nilai 3 jika sering
Nilai 2 jika jarang
Nilai 1 jika tidak
pernah
41
BAB IV
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan metode yang digunakan dalam penelitian. Metode dirancang
analisis hasil penelitian guna menjawab tujuan penelitian. Bab ini terdiri dari
desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, tempat dan waktu penelitian,
etika penelitian, prosedur pengumpulan data, alat pengumpulan data, validitas dan
a. Desain Penelitian
guna mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai
pedoman pada seluruh proses penelitian (Nursalam & Partani, 2001; Polit &
Hugler, 1999).
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif berupa uji
b. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek
42
2016). Populasi target penelitian adalah perawat rung rawat inap Rumah Sakit
Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta yang terdiagnosa gangguan jiwa dengan
c. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
ini relatif tidak besar, yaitu pasien dan keluarga pasien rawat jalan di poli
Rumah Sakit DR. Soeharto Heerdjan Jakarta dengan gangguan jiwa perilaku
demikian, maka dilakukan sensus atau disebut juga total sampling. Sensus
kekerasan Rumah Sakit DR. Soeharto Heerdjan Jakarta dan bersedia menjadi
responden.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien dan keluarga pasien yang
tidak mengantar pasien untuk kontrol karena dirawat kembali di rumah sakit
karena sampel dan tempat tersebut sesuai dengan kriteria penelitian dan
43
mudah dijangkau sehingga dapat memperoleh data dasar yang diperlukan.
Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2017 sampai dengan Februari 2018.
e. Etika Penelitian
dengan etik. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak responden harus
yang meliputi:
a) Informed Concent
yang akan diperoleh dan hal-hal lain yang terkait dengan proses
lembar persetujuan tersebut, dan jika menolak maka peneliti akan tetap
b) Anonymity
dan disimpan di dalam tempat yang terkunci dan apabila dalam kurun
44
c) Confidentiality
d) Benefiencence (Manfaat)
informasi dan masukan yang positif bagi rumah sakit khusunya perawat
e) Justice (keadilan)
45
f. Prosedur Pengumpulan Data
berikut:
3) Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sendiri dan peneliti yang
kembali pasa responden yang belum jelas dan dipandu dengan kuesioner
yang tidak jelas atau bahasa yang tidak dimengerti dan butir pertanyaan
46
Pertanyaan-pernyataan dalam kuesioner motivasi ekstrernal dan tindakan
2. Supervisi
4,5
3. Gaji
6,7,8
4. Hubungan Interpersonal
9,10,11
5. Kondisi Kerja
12,13
6. Keamanan Kerja
14,15
7. Status organisasi
47
Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yaitu:
pendidikan, pekerjaan.
Data yang diambil adalah data primer, instrument ini diukur dengan
pernah.
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti
(Sugiyono, 2016).
48
Uji validitas indstrumen dalam penelitian ini dilakukan di RS Jiwa DR.
Duren Sawit Jakarta Timur dengan jumlah respon 20 orang. Uji validditas
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten/tetap asas bila dilakukan
2005). Uji reabilitas yang ddigunakan untuk variable tindakan berupa skor
tercermin oleh nilai cronbach alpha. Dimana nilai cronbach alpha . nilai r
i. Pengolahan Data
Empat tahap pengolahan data antara lain editing, coding, entry data, dan
1) Editing
49
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul dan selanjutnya
2) Coding
3) Entry Data
4) Cleaning Data
diukur. Arah uji hipotesis pada penelitian ini adalah two tail (dua sisi)
melihat apakah hal yang satu lebih tinggi atau rendah dari hal yang
Ketentuan yang berlaku adalah nilai p≤α, maka keputusan nya adalah
Ho ditolak dan bila nilai p≥α, maka keputusan nya adalah Ho gagal
50
gagal ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara motivasi
2010).
j. Analisa Data
Setelah data diolah kemudian dianalisis, sehingga hasil analisa data dapat
masalah
1) Analisa Univariat
2) Analisa Bivariat
51
Keterangan:
X2 = Proporsi
E = Ekspitasi
O = Observasi
Jakarta 2017.
52
k. Jadwal penelitian
1 Judul
2 Bab I
3 Bab II
4 Bab III
5 Bab IV
6 Pengesahan Proposal
7 Pengumpulan Data
9 Penyerahan Laporan
53
Lampiran
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
semua.
Kuisioner A
DATA-DATA RESPONDEN
yang telah disediakan dan berilah tanda check list (v) pada kolom jawaban
peneliti)
3. Tanggal pengisian :
4. Ruangan :
5. Usia :
54
6. Jenis kelamin :
7. Tingkat pendidikan :
8. A gama :
9. Status Kepegawaian :
Petunjuk pengisian :
1. Pilihan salah satu jawaban yang anda anggap paling sesuai dengan diri anda
dengan cara memberikan tanda check list (√) pada kolom yang saudara /
saudari pilih
SS : jika anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut
S : jika anda setuju dengan pernyataan tersebut
TS : jika anda ragu – ragu dengan pernyataan tersebut
STS : jika anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut
2. Mohon agar semua pernyataan diisi
Pernyataan SS S TS STS
No
1 Kebijakan pengembangan kariaer :
Promosi jabatan dilakukan berdasarkan
penilaian kinerja perawat untuk
meningkatkan motivasi perawat
55
2 Rumah sakit memberikan pelatihan yang
dapat menunjang pengembangan karier
perawat sehingga bisa meningkatkan
motivasi perawat
3 Rumah sakit memberikan umpan balik
terhadap kemajuan karier karyawan agar
motivasi meningkat
4 Rumah sakit mengkomunikasikan
kesempatan berkarier kepada karyawan
dengan jelas agar motivasi menjadi tinggi
5 Kondisi kerja:
Kelengkapan sarana peralatan kerja untuk
membantu melaksanakan tugas belum
memadai sehingga membuat motivasi kerja
menurun
6 Kebersihan diruang kerja saya sudah sangat
baik sehingga membuat saya bersemangat
dalam bekerja
7 Kemampuan memimpin dalam melakukan
supervisi:
Pengawasan yang dilakuka secara ketat dan
kontinue oleh kepala ruangan dapat
meningkatkan motivasi dalam bekaerja
8 Kepala ruangan melakukan observasi ruangan
yang tujuannya untuk memperoleh data
objektif aspek -aspek tindakan keperawatan
(SP1)
9 Kepala ruangan memberikan rewards
(hadiah) karena melaksanakan tindakan
keperawatan (SP1) dengan baik dan benar
56
10 Kepala ruangan saya akan memberikan
teguran jika melihat perawat tidak
melaksanakan tindakan keperawatan (SP)
dengan baik dan benar
11 Kemampuan pemimpin dalam membangun
hubungan baik dengan bawahan :
Kepala ruangan sangat perhatian dengan anak
buahnya sehingga membuat perawat
termotivasi melakukan tindakan keperawatan
dengan baik dan benar
12 Kompensasi (sistem pengupahan):
Kartu absen memuat jam lembur karyawan
mempengaruhi perhitunan gaji dan upah.
13 Pehitungan gaji dan upah terkomputerisasi
dengan baik dan benar
14 Gaji dan upah selalu dibayarkan tepat pada
waktunya sehingga perawat dan karyawn
yang lain semangat
15 Saya melakukan tindakan keperawatan (SP1)
walaupun tidak mempengaruhi jumlah uang
jasa pelayanan (JP) yang sya terima
16 Status organisasi :
Rumah sakit memiliki struktur organisasi
yang jelas disertai tugas ,wewenang dan
tanggung jawabnya masing-masing
17 Organisasi memberikan imbalan yang layak
atas prestasi dalam bentuk bonus/ insentif
kepada perawat dan karyawan
18 Organisasi kami selallu mendorong kami
agar membantu mengatasi maslah perawat
dan lingkungan kami bekrja
57
19 Sistim manajemen organisasi rumah sakit
yang diterapkan rumah sakit menunjang
pencapaian motivasi secara optimal
20 Tempat kerja yang aman menunjang
semangat optimal perawat dan pegawai lain
21 Rumah sakit menyediakan APD secara
lengkap untuk keamanan perawat dalam
melakukan tindakan keperwatan
58
Kuesioner C : Penerapan tindakan keperawatan (SP)
Petunjuk Pengisian :
1. Pilihlah salah satu jawaban yang anggap paling sesuai dengan diri anda,
dengan cara memberikan tindakan ceklist (√) pada kolom yang saudara /
saudari pilih :
Sll : jika pernyataan tersebut selalu anda lakukan (tidak pernah tidak
dilakukan)
Srg : jika pernyataan tersebut sering anda lakukan (jarang anda
tinggalkan)
KK : jika pernyataan tersebut kadang – kadang anda lakukan
TP : jika pernyataan tersebut tidak pernah anda lakukan
59
7. Saat pasien menyebutkan hal yang sama
berulang kali,saya menanyakan kepada
pasien “apakah hal tersebut merupakan hal
yang pertama?”
8. Untuk menunggu respon dari pasien saya
diam sebagai tanda saya sedia berinteraksi
9. Saya mengungkapkan pendapat saya pada
pasien tanpa membuat pasien merasa
bersalah
10. Saya mengunakan teknik humor saat pasien
merasa canggung untuk berbicara dengan
saya
11. Saya bersalaman saat berkenalan dengan
pasien
12. Saya memperkenalkan diri saat pertama kali
berinteraksi dengan pasien
13. Saya melakukan kontak waktu pada awal
waktu berinterksi dengan pasien
14. Saat berkomunikasi dengan pasien saya
menanyakan keluhan saat ini
15. Saat berkomunikasi dengan pasien,saya
memberikan informasi yang dibutuhkan
16. Saya mendengarkan keluhan yang pasien
rasakan dengan penuh perhatian
17. Saya menciptakan hubungan saling percaya
saat berinteraksi denga pasien
18. Saya tidak memberikan kesempatan pada
pasien untuk bertanya
19. Waktu yang digunakan selama melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan kontak
diawal interaksi
60
20. Setiap saya mengakhiri interaksi dengan
pasien saya mengucapkan salam dan
berjabat tangan
21. Setiap saya melakukan komunikasi dengan
pasien saya duduk dengan posisi
berhadapan
Keterangan :
Sll :4
Srg :3
Jrg :2
TP :1
61
HUBUNGAN MOTIFASI EKSTERNAL PERAWAT DENGAN
OLEH :
NIM : 08160100053
JAKARTA
2017
62