Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 9

METALURGI LAS

WELDABILITY BESI TUANG & REPAIR

Agy Randhiko

NPM : 1706990306

Program Magister Teknik

Departemen Teknik Metalurgi Dan Material

UNIVERSITAS INDONESIA

2018

Agy Randhiko - 1706990306


1. Jelaskan jenis besi tuang yang saudara ketahui dan perbedaan masing-masing.
Besi tuang adalah Fe yang mengandung C > 2,14% dengan struktur terdiri dari partikel
karbon bebas (graphite) dan matriks perlit dan ferit austenitic, martensitic, bainitic
(austempered).
Jenis-jenis besi tuang adalah sebagai berikut :
a. Besi tuang kelabu
Kandungan karbon dan silikon dari besi tuang kelabu bervariasi antara 2,5% -
4,0% dan 1,0% - 3,0%. Mengandung karbon dalam bentuk serpihan grafit,
biasanya bermetriks ferit atau perlit. Secara mekanis besi tuang kelabu relatif
lemah dan rapuh kekuatannya karena bentuk struktur mikronya. Ujung serpihan
grafit yang tajam dan runcing dapat berfungsi sebagai titik konsentrasi tegangan.
Struktur mikro dari besi tuang kelabu dapat dilohat pada Gambar 1.

Gambar 1. Sturuktur mikro besi tuang kelabu

Besi tuang kelabu sangat efektif dalam meredam energi getaran. Dalam keadaan
cair besi tuang kelabu memiliki fluiditas yang tinggi pada temperatur pengecoran
yang mungkin besi cor kelabu dapat dibentuk dalam bentuk yang rumit, sifat
penyusutannya juga rendah. Sifat mekanis besi cor dapat dilihat pada Gambar 2.

Agy Randhiko - 1706990306


Gambar 2. Sifat mekanis dari beberapa jenis besi cor

b. Besi tuang Nodular (Ductile)


Besi tuang Nodular adalah perpaduan dari besi tuang kelabu dengan
menambahakan sedikit Magnesium / serium sehingga menghasilkan mikrostruktur
dan sifat mekanik yang berbeda. Grafit berbentuk bulat, paduan yang dihasilkan
disebut nodular atau ulat besi. Sifat mekanik yang dihasilkan memiliki keuletan
yang tinggi, maka besi tuang nodular dikategorikan sebagai ductile cast iron.
Struktur mikro dari besi tuang nodular ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur mikro besi tuang nodular

Agy Randhiko - 1706990306


Matriks fasa yang terbentuk dalam besi tuang nodular bisa perlit atau ferit,
tergantung pada perlakuan panas yang diberikan. Gambar skematik dari struktur
yang dihasilkan dari perlaukan panas dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Skematik struktur mikro besi tuang sebagai hasil perlakuan panas

c. Besi tuang putih


Permukaan yang pecah dari besi tuang jenis ini berwarna putih, sehingga disebut
besi tuang putih. Struktur mikro dari besi tuang putih dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Struktur mikro besi tuang putih

Agy Randhiko - 1706990306


Besi tuang jenis ini sebagian besar memiliki fase sementit, memiliki sifat yang
sangat keras tetapi juga rapuh dan hampir susah untuk di lakukan proses
permesinan. Penggunaannya terbatas pada aplikasi yang memerlukan permukaan
yang keras dan tahan aus, tanpa keuletan yang tinggi. Biasanya besi tuang putih
digunakan sebagai perantara dalam produksi besi tuang lain, malleable iron.

d. Besi tuang malleable


Pemanasan besi putih pada suhu antara 800oC dan 900oC untuk periode waktu
yang lama dan dalam kondisi atmosfir netral (untuk mencegah oksidasi)
menyebabkan dekomposisi sementit, membentuk grafit, yang ada dalam bentuk
kelompok atau roset yang dikelilingi oleh ferit atau matriks perlit, tergantung pada
laju pendinginan, seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Fotomikrograf dari besi
tuang malleable ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Struktur mikro besi tuang malleable

Struktur mikro mirip dengan untuk besi nodular (Gambar. 3), yang menyumbang
kekuatan yang relatif tinggi dan daktilitas atau kelenturan yang cukup besar.
Beberapa karakteristik mekanis leinnya juga tercantum dalam Gambar 2.
Aplikasi dari besi tuang malleable sebagai connecting rods, transmisi gigi, dan
untuk industri otomotif, dan juga flanges, pipe fittings, dan komponen valve untuk
kereta api, laut, dan lainnya.

Agy Randhiko - 1706990306


e. Compacted Graphite Iron
Compacted Graphite Iron (CGI) atau besi grafit yang dipadatkan. Kadar silikon
berkisar antara 1,7 – 3,0% dan konsetrasi karbon antara 3,1 – 4,0%.
Secara mikro grafit dalam paduan CGI memiliki bentuk seperti cacing (vermikular)
ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Sturuktur mikro CGI

Grafit yang terbentuk kurang dari 20%, mungkin sebagai nodul. Magnesium dan
serium yang ditambahkan lebih kecil dari ductile iron. Komposisi kimia dari besi
tuang jenis ini lebih kompleks. Fase yang terbentuk perlit dan / atau ferit tergantuk
dari perlakuan panas yang diterima. Sifat mekanisnya berhubungan dengan
strruktur mikronya.
Sebagai perbandingan dari tipe besi cor lainnya, karakteristik CGI yang diinginkan
sebagai berikut :
 Konduktivitas thermal yang lebih tinggi
 Lebih tahan terhadap thermal shock (fraktur akibat perubahan suhu yang
cepat)
 Oksidasi lebih rendah pada suhu tinggi.
CGI diaplikasikan pada blok mesin diesel, exhaust manifolds, rumah gearbox, rem
cakram untuk kereta api berkecepatan tinggi, dan flywheels.

Agy Randhiko - 1706990306


2. Jelaskan weldability dari besi tuang (cast iron). Jenis mana yang paling buruk
weldability-nya.
Sifat kemampulasan dari besi tuang tergantung pada struktur mikro dan sifat mekanik
dari besi tuang tersebut.
Karena kurangnya keuletan yang disebabkan oleh serpihan grafit kasar, gugus grafit
pada besi tuang malleable dan grafit pada besi tuang nodular memberiklan sifat ulet
yang tinggi secara signifikan sifat ini meningkatkan kempulasan dari besi tuang
tersebut. Jenis besi tuang yang paling buruk sifat kemampulasannya adalah besi tuang
putih karena sangat keras dan mengandung iron carbides biasanya susah dilas dengan
pengelasan konvensional.

3. Jelaskan mengapa unsur nikel umumnya dipakai untuk pengelasan besi tuang.
Nikel adalah suatu logam berwarna Putih perak, Mempunyai Berat Jenis 8.5 yang
hampir sama dengan Tembaga. nikel dijadikan sebagai bagian dari bahan kawan las
besi tuang karena nikel mempunyai karakteristik low solubility pada carbon. Dengan
menyatunya nikel dan besi dapat menghindari terjadinya retak (crack) pada daerah
fusion line akibat adanya perbedaan temperatur ekspansi pengelasan pada material besi
tuang. Selain itu logam las ini mempunyai karakteristik yang lentur dan mudah untuk
di-machining.

4. Jelaskan hubungan antara morfologi grafit besi tuang dengan kemampulasannya.


Dilihat dari bentuk morfologi grafit besi tuang sangat mempengaruhi sifat
kemampulasannya. Morfologi grafit dari besi tuang bisanya berupa flakes, rossette dan
spheroids. Sifat keuletan dari besi tuang disebabkan oleh persebaran grafit yang
terbentuk, perlu diketahui besi tuang malleable dan besi tuang nodular memiliki sifat
kemampulasan yang tinggi diantara jenis besi tuang lainnya. Gugus grafit dari besi
tuang malleable dan besi tuang nodular berbentuk rossette dan spheroids, sedangkan
bentuk dari grafit besi tuang putih adalah flakes, besi tuang putih memiliki sifat
kemampulasan yang buruk. Oleh karena itu morfologi dari grafit besi tuang dapat
mempengaruhi sifat kemampulasan dari besi tuang. Morfologi grafit spheroids dan
rossette memiliki sifat kemampulsan yang tinggi sedangan morfologi grafit flakes
memiliki sifat kemampulsan yang buruk.

Agy Randhiko - 1706990306


5. Jelaskan hubungan antara struktur mikro besi tuang dengan kemampulasannya.
Struktur mikro dari besi tuang juga mempengaruhi sifat kemampulasan dari besi tuang,
fase ferrit dan pearlite memiliki sifat kemampulsan yang baik karena memiliki keuletan
yang tinggi, sementara fase sementit memiliki sifatr kemampulsan yang buruk, fase
sementit merupakan fasa yang dimiliki oleh besi tuang putih.

6. Jelaskan bagaimana cara menentukan besarnya preheating & post heating pada
pengelasan besi tuang.
Cara menentukan besarnya temperatur preheating dan post heating pada pengelasan
besi tuang sesuai dengan yang ditunjukkan Gambar 8. Dengan melihat jenis dan matrix
dari besi tuang tersebut.

Gambar 8. Temperatur preheat dan interpass temperatur pada besi tuang

7. Jelaskan Efek Preheat dari gambar berikut ini.

Preheat dilakukan untuk menurunkan laju pendinginan pada proses pengelasan, dengan
munurunkan laju pendinginan dapat memberikan peluang yang lebih besar untuk setiap

Agy Randhiko - 1706990306


hidrogen yang hadir untuk berdifusi keluar tanpa menyebabkan retak. Selain itu preheat
dilakukan juga untuk mengurangi tegangan penyusutan dan meninkatkan struktur
metalurgi yang lebih elastis.
Dari gambar di atas terlihat hasil dari uji kekerasan pada grafik yang ditampilkan
sampel tanpa preheat memiliki kekerasan yang paling tinggi dibanding dengan sampel
lain yang dilakukan preheat. Semakin besar temperatur preheat akan menurunkan nilai
kekerasan dari alloy tersebut, artinya sifat elastisitas dari alloy tersebut meningkat.

8. Jelaskan Efek PWHT dari gambar berikut ini.

Post Weld Heat Treatment (PWHT) adalah proses terkontrol dimana material yang
telah dilas dipanaskan kembali ke suhu di bawah suhu transformasi kritisnya yang lebih
rendah dan kemudian di tahan pada suhu tersebut selama waktu yang ditentukan.
Tujuan dari PWHT adalah menghilangkan tegangan sisa yang terbentuk setelah proses
pengelasan. Struktur dari material yang tidak homogen menyimpan banyak tegangan
sisa yang membuat material tersebut memiliki sifat yang lebih keras namun
ketangguhannya lebih rendah.
Dari grafik yang ditampilkan di atas dapat ditarik kesimpulan pada daerah pengelasan
yang tidak mengalami PWHT menghasilkan nilai kekerasan yang sangat tinggi sebagai
akibat dari proses pengelasan, sifat ini sangat dihindari karena jika nilai kekerasan
cenderung tinggi akan menimbulkan ketangguhan yang lebih rendah.
PWHT optimal dilakukan pada temperatur 1325 – 1375oF karena nilai kekerasan
tersebut tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Sedangkan untuk PWHT dengan
temperatur 1400 – 1450oF akan didapatkan nilai kekerasan yang sangat rendah.

Agy Randhiko - 1706990306

Anda mungkin juga menyukai