Anda di halaman 1dari 5

DESKRIPSI IDENTIFIKASI DATA KETRAMPILAN GEOGRAFI

"Bentuklahan Karst di Kabupaten Tuban Jawa Timur"

1. Sumber pustaka utama : jurnal

Zaenuri, Mokhammad Awaluddin dan Ekoharyono. 2015. "Diferensiasi Morfologi Karst Kabupaten Tuban
Jawa Timur". Jurnal Bumi Indonesia. Vol. 4. Hal : 1-10

2. Obyek kajian

a. Umum (geosfer) : Lithosfer


Secara umum lithosfer adalah lapisan bumi yang paling luar yang tersusun dari beberap jenis
batuan dan mineral dengan ketebalan sekitar 50-100 km. (Ahmad, Dadan. 2018. "Pengertian
Lithosfer". Https://www.sridianti.com, diakses pada 21 Oktober 2018)
b. Khusus (spesifik) : Bentuklahan Karst
Menurut Bates dan Jackson (1987), karst adalah jenis topografi yang terbentuk pada batu
gamping, gypsum dan batuan lain oleh pelarutan, dan dicirikan oleh zink holes (lubang-lubang
luweng) dan penyaluran bawah permukaan bumi. (Soetoto, 2017 : 5)
Jenis data yang akan diamati adalah morfologi karst di kabupaten Tuban Jawa Timur dan eincian
data sebagai berikut :
a) Morfologi eksokarst
Secara umum morfologi mempunyai pengertian yaitu aspek geomorfologi yang menjelaskan
relief secara umum. Morfologi eksokarst daerah Tuban meliputi :
 Bukit karst
Bukit karst terbentuk dari cekungan yang terus berkembang dan melebar, kemudian bergabung
menjadi satu dengan lain meninggalkan bukit karst yang bervariasi. Variasi bentuk bukit karst di
daerah penelitian meliputi bentuk kerucut karst (kegelkarst), bentuk menara, dan perbukitan
messa batuan gamping dan igir perbukitan rendah batuan gamping.ce
 Lembah
Lembah karst yang berkembang di daerah penelitian dapat diklasifikasikan menjadi lembah buta
dan lembah kering. Bentuk lembah di kawasan karst Tuban didominasi oleh bentukan fluvial
yang lebih menonjol jika dibandingkan dengan bentukan solusional. Hal ini dibuktikan dengan
bentukan alur lembah yang cenderung membentuk meander.
 Doline
Menurut Bates dan Jackson (1987), doline adalah depresi membundar di daerah karst yang
penyalurannya di bawah permukaan bumi dimana ukurannya dalam meter atau puluhan meter
dan umumnya berbentuk cerobong asap (Soetoto, 2017 : 62). Doline yang ditemukan di daerah
penelitian dikategorikan sebagai doline tipe mangkok dan tipe sumuran. Doline tioe mangkok
banyak ditemukan di daerah tengah dan selatan dari daerah penelitian. Umumnya doline yang
ditemukan telah mengalami proses perkembangan lebih lanjut. Doline runtuhan terbentuk
apabila sistem perguaan atau saluran dekat permukaan runtuh karena tidak mampu menahan
atap. Proses pembentukan diawali ketika proses pelarutan dari permukaan terus berlangsung.

b) Morfologi endokarst
Kenampakan endokarst yang dapat jelas diamati didaerah penelitian adalah adanya gua. Menurut IUS
dalam Massinai (2015 : 249) gua adalah setiap ruangan bawah tanah yang dapat dimasuki oleh manusia.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat tiga jenis tipe gua yang ditemukan tersebar di daerah penelitian
yaitu :

 Gua vertikal (pit cave)


Gua ini dicirikan dengan lubang-lubang dengan arah yang hampir vertikal hingga vertikal. Pada
lorong vertikal tidak jarang ditemui pola seperti tangga yang beraturan. Aliran yang masuk ke
bawah permukaan kemudian melewati shaft dan melarutkan batuan karbonat yang dilaluinya
sehingga memperbesar bentuk shaft.
 Gua celah (crack cave)
Merupakan tipe gua yang terbentuk mengikuti pola bidang kekar akibat adanya proses
pengangkatan dan pensesaran serta pelapukan. Gua patahan yang ditemukan dicirikan dengan
mulut gua yang membentuk huruf v, dimana mempunyai lebar yang sempit namun cukup tinggi
pada atapnya. Pada bagian lorong banyak ditemukan bongkah batu dengan ukuran cukup besar.
Lorong gua dicirikan dengan lorong yang sempit namun tinggi dengan dinding tegak dan curam.
Kondisi lorong tidak banyak ditemukan percabangan dn membentuk pola yang lurus mengikuti
pola sesar.
 Pola freatik (phreatik cave)
Merupaka tipe gua yang terbentuk didekat dan diatas permukaan air tanah sesuai dengan
turunnya permukaan air tanah. Lorong gua yang ditemukan umumnya membentuk elipse
(membulat). Pada bagian atap sering dijumpai kupala. Kondisi loring dicirikan dengan adanya
aliran sungai bawah tanah. Gua tipe freatik banyak ditemukan pada bagian tengah dan selatan
kawasan karst Tuban.

c) Diferensiasi morfologi karst

o Bagian utara
Bentanglahan karst di daerah ini dicirikan dengan morfologi karst yang kurang menonjol.
Umumnya didominasi oleh perbukitan rendah bergelombang dengan puncak tertinggi <100
mdpl. Bukit karst yang ditemukan mengikuti pola sesar dimana memanjang dari barat ke timur.
Pada bagian puncak bukit ditemukan mulut gua dengan tipe patahan.
o Bagian tengah
Bagian tengah kawasan karst Tuban dicirikan dengan ketinggian berkisar 50-250 mdpl. Morfologi
bukit karst memanjang dari barat ke timur dengan bagian puncak bukit ditemukan beberapa
menara kerucut karst. Pada bagian sisi sebelah utasea dan selatan bukit ditemukan terlihat
singkapan batuan. Pada bagian lembah utama tepatnya pada dasar lembah ditemukan aliran air
dwngan tipe perennial yang mengalir sepanjang tahun dengan debit kecil. Doline yang terbentuk
di daerah ini tudak begitu berkembang.
o Bagian selatan
Bagian selatan karst Tuban dicirikan dengan topografi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
bagian utara dan tengah. Kenampakan yang dapat diamati berupa bukit karst, lembah, doline,
dan gua. Bagian selatan kawasan karst Tuban didominasi oleh bentukan lembah. Pada bagian
dasar lembah ditemukan ponor dan gua.
4. Kelompok data P/S atau P dan S ?

Kelompok data yang digunakan adalah kelompok data primer dan sekunder.

a. Data primer

Data primer mempunyai pengertian yaitu sumber data penenilitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat, maupun hasil observasi dari suatu obyek,
kejadian atau hasil pengujian benda. (Maulidi, achmad. 2016 "Pengertian data primer dan data
sekunder". Https://www.kanalinfo.web.id, diakses pada 21 Oktober 2018)

Data primer yang dibutuhkan meliputi :

 Data morfologi bukit karst


 Data morfologi doline
 Data morfologi lembah
 Data morfologi gua
 Data deskripsi litologi karst di lapangan
 Data kemiringan lereng dan bentuk lereng

b. Data sekunder

Secara umum pengertian data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media
perantara atau secara tidak langsung yang berupa buu, catatan, bukti yang telah ada atau arsip yang
dipublikasikan atau tidak.(Maulidi, Achmad. 2016. "Pengertian data primer dan data Sekunder".
Https://www.kanalinfo.web.id, diakses pada 21 Oktober 2018).

Data sekunder yang dibutuhkan meliputi :

 Data iklim meliputi curah hujan dan temperatur udara


 Data posisi mulut gua
 Hasil penelitian sebelumnya yang terkait

5. Kelompok data sekunder diambil darimana?

Data sekunder diperoleh dari pengumpulan bahan dan literatur yang dapat dijadikan sebagai data
pendukung untuk tahapan analisis

6. Kelompok data primer diperoleh darimana?

Data primer diperoleh dari pengukuran morfologi dan identifikasi bentuklahan karst, data morfografi
yang dikumpulkan berupa deskrisi secara kualitatif mengenai kenampakan bentukan morfologi karst
dilapangan. Data morfometri dikumpulkan dengan cara interpretasi citra dan pengukuran dilapangan.

7. Bagaimana cara analisis data tersebut?


Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Analisis secara deskriptif ini
digunakan untuk menjelaskan bentukan dn morfologi bentukan karst yang ada di daerah penelitian.
Teknik analisis data secara deskriptif ini lebih cenderung melakukan analisis data secara kualitatif.

8. Apakah data tersebut ada kaitan dengan peta? Ya

Menurut ICA pengertian peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan
abstrak permukaan bumi dan benda-benda angkasa. (Setyowati, Dewi Liesnoor. dkk, 2017 : 6). Peta yang
digunakan daam melakukan analisis morfologi karst di Kabupaten Tuban Jawa Timur menggunakan peta
jaringan lembah dan peta persebaran gua di Kabupaten Tuban Jawa Timur.

9. Apakah data tersebut ada kaitan dengan citra ? Ya

Secara umum pengertian citra adalah gambaran yang tampak dari suatu objek yang diamati sebagai hasil
dari proses perekaman sensor ataupun alat pemantau lainnya.(Pratiwi, Eka. 2016. "Pengertian citra dan
jenis-jenis citra". Https://www. Bangkusekolah.com, diakses pada 21 Oktober 2018).

Data tersebut berkaitan dengan citra karena dalam penelitian menggunakan interpretasi citra untuk
mengumpulkan data mofometri di lapangan, data mofometri yang dikumpulkan diantaranya adalah
mofometri doline, bukit karst, lembah karst dan goa.

10. Apakah data tersebut ada kaitan dengan SIG ? Tidak

Sistem informasi geografi (SIG) adalah sistem komputer yang mempunyai kemampuan untuk
membangun, menyimpan, mengelola, dan menampilkan informasi bereferensi geografis. (Barus, Robi
Agape. 2017. "pengertian sistem informasi geografi". Https://www.edukasiana.com, diakses pada 21
Oktober 2018)

Anda mungkin juga menyukai