Disusun Oleh :
dr. Michel
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan rencana kegiatan “Mini
Project yang berjudul, “ Tingkat Pengetahuan Remaja mengenai Kesehatan
Reproduksi di Sekolah Yayasan Surya Nusantara Tebing Tinggi Tahun 2018”.
Mini Project ini merupakan bagian dari bentuk pembelajaran yang menjadi sarana
pengembangan pemikiran kritis dan implementasi dari usaha pembentukan dokter
yang life long learner dengan selalu meng -up date ilmu pengetahuan dan
menganalisis keberhasilan suatu metode/ program pelayanan kesehatan,
khususnya yang berbasis ilmu kesehatan masyarakat.
Mini Project ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Internship Dokter Indonesia (PIDI) di Puskesmas Sri Padang, Provinsi
Sumatera Utara yang mana dalam penyusunannya telah banyak melibatkan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. drg. Lili Marliana sebagai Kepala Puskesmas Sri Padang,
2. dr. Hafiza, M.kes selaku pendamping Internship di Puskesmas Sri Padang,
3. Seluruh staf Puskesmas Sri Padang, rekan-rekan Internship, serta seluruh
pihak yang telah memberi dukungan.
Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan mini project ini masih
banyak kekurangan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar
laporan ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................ 18
3.3.1 Populasi Penelitian .................................................................................... 18
3.3.1 Sampel Penelitian...................................................................................... 18
3.4 Metode Pengambilan Sampel............................................................................ 18
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 19
3.6 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi ............................................................... 19
3.6.1 Kriteria Inklusi ................................................................................................. 19
3.6.2 Kriteria Eksklusi .............................................................................................. 19
3.7 Definisi Operasional ......................................................................................... 19
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 21
4.1 Profil Sekolah.................................................................................................... 21
4.1.1 Lokasi dan Keadaan Geografis ................................................................. 21
4.2 Wilayah Administrasi Sekolah Yayasan Surya Nusantara ..................................... 21
4.3 Hasil Penelitian ................................................................................................. 22
4.3.1 Karakteristik Sampel Penelitian ................................................................ 22
4.3.2 Distribusi Sampel Pretest ................................................................................. 22
4.3.2.1 Distribusi Sampel Pretest Berdasarkan Kelas ...................................... 22
4.3.2.2 Distribusi Sampel Pretest Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 23
4.3.3 Data Responden Kuesioner .............................................................................. 24
4.3.3.1 Distribusi Sampel Kuesioner Berdasarkan Kelas ................................ 24
4.3.3.2 Distribusi Sampel Kusioner Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 24
BAB 5 DISKUSI DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 26
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 28
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 28
6.2 Saran ................................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 30
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial. Pada masa ini,
remaja mulai memasuki tahap kematangan biologis disertai adanya dorongan seks
meningkat yang dapat menempatkan remaja pada kondisi yang rawan seperti
fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem,
fungsi-fungsi dan proses reproduksi, bukan hanya terbebas dari suatu penyakit
penting dan sebaiknya dilakukan sejak dini yaitu pada usia remaja.
penduduk tahun 2017, di Sumatera Utara, remaja usia 15-19 tahun berjumlah
memiliki pengetahuan mengenai masalah reproduksi yang sehat secara benar dan
bertanggung jawab. Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dessiana pada tahun 2010 terhadap siswa SMA di perkotaan dan pedesaan yaitu
1
2
Modernisasi, globalisasi, teknologi dan informasi serta berbagai faktor lain turut
Indonesia (SKRRI) tahun 2012, terungkap bahwa remaja usia 15-19 tahun yang
0.7%, remaja laki-laki adalah sebesar 4,5%. Begitu pula tentang pengetahuan
penyakit menular ternyata sebesar 65,5% perempuan dan 60% laki-laki tidak
tahun 2013 menemukan bahwa kehamilan pada usia 15-19 tahun dengan proporsi
presentase remaja yang mengetahui ada orang yang melakukan praktik aborsi
cenderung meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2007. Disisi lain, dukungan
yang setuju praktik cenderung lebih kecil, yaitu 9%. Analisis inferensial
reproduksi memiliki sifat permisif terhadap aborsi 0,8 kali lebih rendah daripada
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dengan jumlah tertinggi ada pada
provinsi Papua, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Secara kumulatif penderita
penderita HIV/AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Desember 2016 adalah
sebanyak 86.780 orang. Presentase kumulatif AIDS tertinggi pada kelompok usia
20-29 tahun (31.4%). Sementara itu, untuk usia 15-19 tahun adalah sebesar 2,7%
Orang tua, teman sebaya, sekolah atau lembaga pendidikan, pemuka agama
remaja maka mini project ini mengangkat upaya peningkatan tingkat pengetahuan
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka timbul permasalahan kurangnya
1.3Tujuan Penelitian
secara mandiri.
kepada para pelajar SMA Yayasan Surya Nusantara Tebing Tinggi tentang
1. Bagi siswa
perilaku seksual di luar nikah mempunyai dampak negatif untuk menuju masa
2. Bagi pendidikkan
Sebagai bahan informasi dan pedoman dasar bagi pergaulan anak didiknya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
berusia 10-19 tahun. Menurut Hurlock (1993), masa remaja adalah masa yang
penuh dengan kegoncangan, taraf mencari identitas diri dan merupakan periode
yang paling berat. Menurut Bisri (1995), remaja adalah mereka yang telah
khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak dan
ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal
5
6
3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 – 20 tahun. Dengan ciri khas :
kebebasan diri.
Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas
Terdapat ciri yang pasti dari pertumbuhan somatik pada remaja, yaitu
peningkatan massa tulang, otot, massa lemak, kenaikan berat badan, perubahan
biokimia, yang terjadi pada kedua jenis kelamin baik laki-laki maupun
specific), seperti pertumbuhan payudara pada remaja perempuan dan rambut muka
remaja antara lain dapat dilihat dari 3 dimensi yaitu dimensi biologis, dimensi
1. Dimensi Biologis
Pada saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mendapat menstruasi,
sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga
timbul jerawat dan tumbuh rambut pada daerah kemaluan.Anak lelaki mulai
7
menjadi lebih besar, otot-otot membesar, timbul jerawat dan perubahan fisik
lainnya.
2. Dimensi Kognitif
berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu
informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta
3. Dimensi Moral
bagi pembentukan nilai diri mereka. Para remaja mulai membuat penilaian
keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan
ditanamkan kepadanya.
8
dalam kesehatan reproduksi, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik yang
yaitu :
a. Pada remaja laki-laki; tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah
besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara bertambah besar, dada lebih
besar, badan berotot, tumbuh kumis diatas bibir, cambang dan rambut di
Pada masa remaja, mereka dihadapkan kepada dua tugas utama, yaitu :
a. Pada masa remaja sering terjadi adanya kesenjangan dan konflik antara
remaja dengan orang tuanya. Pada saat ini ikatan emosional menjadi
tua, misalnya dalam hal memilih teman ataupun melakukan aktifitas. Sifat
b. Pada usia pertengahan, ikatan dengan orangtua semakin longgar dan mereka
baik, minat lebih stabil dan mampu membuat keputusan dan mengadakan
dalam mencapai identitas diri. Bila tahap awal dan pertengahan dapat
dilalui dengan baik, yaitu adanya keluarga dan kelompok sebaya yang
yang akan datang dari kehidupan individu, dan hal ini akan membentuk
variasi kelompok. Misalnya, kebutuhan remaja desa berbeda dengan remaja kota.
Kerentanan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) antara ’remaja jalanan’ (anak
jalanan) dan remaja sekolah juga berbeda. Remaja yang bekerja sebagai buruh
pabrik juga mempunyai karakteristik dan masalah- masalah yang berbeda dengan
kebutuhan ini butuh disesuaikan dengan konteks sosial dan budaya yang dihadapi
menyangkut hak dasar remaja akan informasi terkait seksualitas dan kesehatan
1. Penyediaan layanan yang ramah dan mudah diakses bagi remaja, tanpa
mereka.
2. Adanya dukungan terpenuhinya hak setiap remaja untuk menikmati seks dan
3. Adanya jaminan kerahasiaan dalam relasi sosial dan seluruh aspek dari
seksualitas mereka.
5. Setiap remaja yang aktif secara seksual atau tidak; dan yang memiliki
melakukan negosiasi dalam relasi sosialnya, termasuk dalam masa pacaran dan
dalam melakukan tindakan seks yang lebih aman (bagi yang seksual aktif).
1. Hak hidup. Ini adalah hak dasar setiap individu tidak terkecuali remaja,
untuk terbebas dari resiko kematian karena kehamilan, khususnya bagi remaja
perempuan.
2. Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan. Termasuk dalam hal ini
mereka.
12
4. Hak atas informasi dan pendidikan. Ini termasuk jaminan kesehatan dan
7. Hak terbebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk. Hal ini terutama bagi
diterima.
9. Hak memutuskan kapan punya anak, dan punya anak atau tidak.
10. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi. Ini
berarti setiap individu dan juga remaja berhak bebas dari segala bentuk
11. Hak atas kebebasan dan keamanan. Remaja berhak mengatur kehidupan
mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi
dan prosesnya.
Proses Menstruasi
pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang berasal dari
mukosa uterus dan terjadi relatif teratur mulai dari menarche sampai menopause,
kecuali pada masa hamil dan laktasi. Lama perdarahan pada menstruasi bervariasi,
pada umumnya 4-6 hari, tapi 2-9 hari masih dianggap fisiologis.
dihasilkan oleh ovarium adalah sebagian estrogen. Estrogen ini yang akan
ovarium terdapat tiga fase, yaitu fase folikuler, fase ovulasi dan fase luteal. Di
endometrium juga dibagi menjadi tiga fase yang terdiri dari fase menstruasi, fase
lengket dari penisnya tanpa disadarinya. Mimpi basah adalah tanda laki-laki
15
memulai masa pubertasnya. Mimpi basah umumnya terjadi setiap 2-3 minggu
sekali. Tetapi tidak perlu khawatir bila itu tidak terjadi. Cairan yang keluar dari
penis disebut air mani yaitu campuran antara semen dengan sperma. Sperma
adalah sel yang dihasilkan laki-laki di dalam testis atau pelirnya atas perintah
pertumbuhan tubuh lakilaki. Jumlah sperma yang ada di dalam testis laki-laki
berjuta-juta.
melalui hubungan seksual. Cara penularannya tidak hanya terbatas secara genital-
genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano-genital. Sehingga
kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak hanya terbatas pada daerah
genital saja, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital. Penyakit menular
seksual juga dapat terjadi dengan cara lain yaitu kontak langsung dengan alat-alat
seperti handuk, pakaian, dan lain-lain. Selain itu penyakit menular seksual dapat
juga ditularkan oleh ibu kepada bayinya ketika di dalam kandungan. Penyakit
menular seksual yang umum terjadi di Indonesia antara lain gonore, vaginosis
sistem kekebalan tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia virus ini terus
lagi melawan virus yang masuk. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
yang disebabkan oleh infeksi virus HIV tersebut. Infeksi virus HIV secara
HIV hidup disemua cairan tubuh tetapi hanya bisa menular melalui cairan
tubuh tertentu yaitu, darah, air mani, cairan vagina, Air Susu Ibu (ASI). Selain itu,
AIDS dapat menular dengan cara melakukan hubungan seksual dengan seseorang
yang mengidap HIV, transfusi darah yang mengandung virus HIV, ataupun
pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS kepada janin yang
dikandungnya.
17
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Berjumlah 30 orang.
18
19
Berikut ini adalah defenisi operasional dari penelitian yang akan dilakukan:
1. Kelas
sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
2. Jenis kelamin
4.1Profil Sekolah
Langsung:
8.275 m2.
21
22
4.3Hasil Penelitian
Nusantara Tebing Tinggi Tahun 2018 . Semua data diperoleh melalui metode
KELAS TOTAL
X XI IPA/ XII
IPS IPA/IPS
MENGERTI JUMLAH 6 7 0 13
TIDAK JUMLAH 10 7 0 17
MENGERTI
% 33,33% 23,33% 0% 56.67%
JUMLAH
TOTAL JUMLAH 16 14 0 30
23
JUMLAH
Dari Tabel 4.1 Didapatkan jumlah responden yang mengerti tentang kesehatan
reproduksi berdasarkan kelas pada saat dilaksanakan pretest yaitu kelas XI ada 7
LAKI- PEREMPUAN
LAKI
MENGERTI JUMLAH 4 8 12
TIDAK JUMLAH 8 10 18
TOTAL JUMLAH 12 18 30
Dari Tabel 4.2 Didapatkan jumlah responden yang mengerti tentang kesehatan
perempuan ada 8 (26,67%), dan jumlah responden yang mengerti laki-laki ada 4
(13,33%).
24
KELAS TOTAL
X XI XII
IPA/IPS IPA/IPS
MENGERTI JUMLAH 15 13 0 28
JUMLAH
TIDAK JUMLAH 1 1 0 2
JUMLAH
TOTAL JUMLAH 16 14 0 30
JUMLAH
Dari Tabel 4.3 Didapatkan jumlah responden yang mengerti tentang kesehatan
reproduksi berdasarkan kelas pada saat dilaksanakan post test yaitu kelas X ada 15
LAKI- PEREMPUAN
LAKI
MENGERTI JUMLAH 11 17 28
JUMLAH
TIDAK JUMLAH 1 1 2
JUMLAH
TOTAL JUMLAH 12 18 30
JUMLAH
Dari Tabel 4.4 Didapatkan jumlah responden yang mengerti tentang kesehatan
reproduksi berdasarkan jenis kelamin pada saat dilaksanakan post test yaitu
11 (36,67%).
BAB 5
kesehatan reproduksi berdasarkan kelas pada saat dilaksanakan pretest yaitu kelas
XI ada 7 (23,33%), dan jumlah responden yang mengerti kelas X ada 6 (20%).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Imam dan Falsifah pada
yaitu perempuan ada 8 (26,67%), dan jumlah responden yang mengerti laki-laki
ada 4 (13,33%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahaya
Indra Lukmana pada tahun 2017 yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
kesehatan reproduksi berdasarkan kelas pada saat dilaksanakan post test yaitu
kelas X ada 15 (50%), dan jumlah responden yang mengerti kelas XI ada 13
(43,34%). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Imam dan
26
27
kesehatan reproduksi berdasarkan jenis kelamin pada saat dilaksanakan post test
ada 11 (36,67%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahaya
Indra Lukmana pada tahun 2017 yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
6.1Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat di simpulkan kan bahwa:
(13,33%).
berdasarkan kelas pada saat dilaksanakan post test yaitu kelas X ada 15
28
29
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti berhubungan dengan penelitian ini
adalah :
2. Bagi Pengajar
seluruh siswa, agar mendapatkan informasi yang benar dan siswa tidak
selain itu siswa tidak salah sangka langkah mengambil sikap dan
3. Bagi Sekolah
Atun, dkk. 2004. IMS atau Penyakit Kelamin, dalam Kesehatan Reproduksi
Jember-Jawa Timur.
Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Info Media,
Tim Mitra Inti. 2009. Mitos Seputar Masalah Seksualitas dan Kesehatan
30
31
Badan Pusat Statistik (BPS). 2010. Sensus Penduduk Indonesia. Diakses dari
https://www.bps.go.id/
https://www.researchgate.net/publication/266081343_Gambaran_Pengetahu
an_Tentang_Kesehatan_Reproduksi_Pada_Siswa_Di_SMA_%27X_Bantul
_Karya_Tulis_Ilmiah_Program_Studi_Ilmu_Keperawatan_Universitas_Mu
hammadiyah_Yogyakarta_2013.
Diakses dari
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15640/12.Naskah%
20Publikasi.pdf?sequence=11&isAllowed=y
Download
Faceb