Abstrak
Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya
merupakan salah satu daerah endemik DBD di Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kepadatan larva Aedes aegypti, pelaksanaan 3M plus dan untuk mengetahui jenis
tempat penyimpanan air yang dominan dihuni larva Aedes aegypti. Metodologi: Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data dengan
survei entomologi, menggunakan instrument kuesioner dan diambil dengan metode purposive
sampling. Analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil: Dari 771 rumah
diobservasi 3328 tempat penampungan air dan didapatkan larva Aedes aegypti pada 754 TPA,
dimana terbanyak adalah tempayan (41%). Indeks larva Aedes aegypti pada Kecamatan Pontianak
Selatan, Pontianak Tenggara, Pontianak Timur, Sungai Kakap, Sungai Raya dan Sungai Durian
adalah container index (CI) 20%; 23%;18%; 29%; 24%; 20%, house index (HI) 53%; 48%51%;
53%; 64%; 65%; , dan breteau index (BI) 53; 51; 74; 65; 63; 48. Kesimpulan: Kepadatan
populasi (density figure) larva Aedes aegypti di Kotamadya Pontianak dan sekitarnya berdasarkan
CI sebesar 6-8, BI sebesar 5-7 dan HI sebesar 6-8 sehingga berpotensi meningkatkan kejadian
Demam berdarah dengue.
Background: Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an infection disease that caused by dengue
virus through bites of Aedes aegypti. Pontianak city and Kubu Raya district is one of DHF
endemic areas that has the highest incidence rate in West Borneo. The aims of this research are to
know the density figure of larvae of the Aedes aegypti, the actions of 3M plus and to know the
classification of the water container that dominant of larvae of the Aedes aegypti. Methods: This
research was designed as a cross-sectional descriptive survey. Data collected with entomology
survey and using the questionnaire instrument. Purposive sampling used for the sampling
technique and the data was analyzed by using descriptive statistic method. Results: We observed
771 house and 3328 container which 754 container contain with larva Aedes aegypti, most
especially cement crock. (41%). Index of larvae of the Aedes aegypti mousquito in Pontianak
Selatan, Pontianak Tenggara, Pontianak Timur, Sungai Kakap, Sungai Raya dan Sungai Durian
susdistricts were 20%; 23%;18%; 29%; 24%; 20% of container index (CI), 53%; 48%51%; 53%;
64%; 65% of house index (HI), and 53; 51; 74; 65; 63; 48 of breteau index (BI). Conclusions: The
density figure of larva of the Aedes aegypti in Pontianak city and the sorrounding area based on
CI was 6-8, BI was 5-7, HI was 6-8 were has a potency to Dengue haemorrhagic fever incidence.
(DBD) adalah penyakit infeksi yang tahun 2011 tercatat jumlah kasus
manifestasi klinis demam, nyeri otot DBD yang dilaporkan tahun 2012
Indonesia. Jumlah penderita dan luas sebanyak 65 725 kasus dengan angka
tahun 2012, angka insiden DBD per menimbulkan wabah, hal ini
terjadi tren yang terus meningkat. besar merupakan dataran rendah dan
Hampir setiap tahun terjadi KLB merupakan daerah rawa. Pada tahun
salah satu dari 14 kabupaten atau Mayor, Kota Baru dan Tembelan
insiden lebih dari 20 per 100.000 angka insiden DBD, antara lain
insiden DBD kurang dari 20 per barang – barang bekas yang dapat
mengganti air tempat minum burung barang bekas, dan pot bunga juga
dari nyamuk Aedes aegypti adalah kerja Kabupaten Kubu Raya yang
seperti bak mandi, bak penampungan dari bulan Juni - Juli 2014.
penelitian ini adalah semua tempat Pontianak dan tiga wilayah kerja
100 responden per tiap kecamatan. pakaian dalam kamar dan kebiasaan
Adapun instrumen penelitian yang mengganti air vas bunga dan tempat
diukur dalam kegiatan ini adalah tabel, grafik dan narasi. Rumah
Tabel 4. Indeks larva dan kategori indeks Density figure Aedes aegypti
dalam 213 rumah (41%) diikuti oleh figure (kepadatan populasi). Nilai
nilai dari indeks larva dan kepadatan Kotamadya Pontianak dan sekitarnya
larva yang dapat dilihat pada tabel 4. adalah tinggi. Tingginya kepadatan
Merujuk pada The National Hal ini karena ada asumsi bahwa
dari Ministry of Health and Family populasi nyamuk yang ada pada
Pada penelitian ini TPA yang dengan rapat agar nyamuk tidak
disebabkan tempayan dapat dalam bak mandi dan fiber glass. Air
terlebih lagi jika tidak ditutup dengan berpindah ke dasar atau sisi TPA
larva Aedes aegypti untuk hidup. menyapu benda dengan sikat mulut
yang bersih atau air hujan, tidak Perkembangbiakan dan jumlah larva
menguras dan menutup TPA. dan akan menetas setelah terisi air
Menguras dan menurup TPA hanya kembali. Telur dapat bertahan hidup
dilakukan oleh 22% responden. dalam waktu yang cukup lama dalam
bila airnya hanya dikuras saja tanpa vektor DBD untuk menurunkan
kimiawi (Depkes RI). Bubuk abate disarankan pada kegiatan ini adalah
adalah suatu pestisida terbuat dari penggunaan kelambu pada siang dan
pasir yang dilapisi bahan aktif sore hari saat tidur agar terhindar dari
menempel pada dinding TPA dan hari, dengan 2 puncak aktifitas antara
bertahan sampai 3 bulan bila tidak pukul 08.00 - 10.00 dan 15.00 -
sudah jarang dipakai.17 Kelambu sebesar 5-7 dan HI sebesar 6-8, yang