PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat
berupa senyawa anorganik. Sejumlah asam dan basa murni ekuivalen yang
dicampur dan larutannya diuapkan, maka akan terdapat zat kristalin yang
Garam tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau basa, garam terdiri
dari kation dan anion. Kation dan anion tersebut ada yang merupakan ion
kompleks dan garam yang dalam larutan akan terionisasi menjadi ion-ion
kompleks berbeda dengan garam rangkap. Garam rangkap dibentuk apabila dua
garam ini memiliki struktur sendiri dengan tidak harus sama dengan struktur
mengenai pembuatan garam kompleks tetra amin tembaga (ii) sulfat monohidrat
Cu(SO4)2(NH4)2.6H2O.
B. Rumusan Masalah
proses pembuatan kompleks tetra tembaga (II) sulfat monohidrat dan garam
C. Tujuan Percobaan
proses pembuatan kompleks tetra tembaga (II) sulfat monohidrat dan garam
D. Manfaat Percobaan
Garam dapat diperoleh dengan tiga cara yaitu penguapan air laut dengan
sinar matahari, penambangan batuan garam (rock salt) dan dari air sumur garam.
kandungan NaCl nya yaitu penguapan dengan sinar matahari di ladang pembuatan
garam, penguapan dengan tenaga panas bahan bakar dalam suatu evaporator dan
organik, pelapisan anti fokling pada kapal, sebagai kabel tembaga, electromagnet,
papan sirkuit, solder bebas timbal, dan magneton dalam oven microwave. Kristal
tembaga dengan asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan
kristalCuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari tembaga bekas atau pun tembaga dalam
bentuk sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2 (Fitrony et al., 2013)
antimikroba, antivirus dan agen antiprotozoal. Saat ini, minat dalam penggunaan
Garam rangkap hanya dapat bertahan pada bentuk padat. Aluminium sulfat
disebut alum atau tawas. Ketika alum dilarutkan dalam air larutan akan
mengandung ion K+, Al3+ dan SO42- ( Nugroho dan Athiek., 2015)
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Alat
tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat (Cu(NH3)4SO4.H2O) dan garam rangkap
2. Bahan
tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat (Cu(NH3)4SO4.H2O) dan garam rangkap
CuSO4.5H2O
Kristal
- disaring menggunakan kertas saring whatmann
- dikeringkan pada suhu kamar
- dihitung rendamennya
Hasil Pengamatan
CuSO4.5H2O
- ditimbang 10 gram
- dimasukkan ke dalam gelas kimia
- dilarutkan dengan aquades
- ditambahkan 6 gram ammonium sulfat
- dipanaskan sambil di aduk
- diuapkan sampai volumenya 20 mL
- didinginkan pada suhu kamar
Kristal
- ditimbang
- dihitung rendamennya
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HasilPengamatan
1. Data HasilPengamatan
Pembentukangaramrangkap
3. Analisis Data
% NH3pekat = 15 M
3,75 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 249,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 = 0,015 mol
= 15 M . 6 mL
= 5,99 gram
4,206 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
5,99 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 70,2 %
3 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 249,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,02 mol
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
mol (NH4)2SO4 = 𝑀𝑟
3 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 132 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,022 mol
= 7,99 gram
6,459 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥100%
7,99 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 80,8 %
B. Pembahasan
Percobaan kali
iniakandibahasmengenaipembuatangaramrangkapdangaramkompleks.
ContohdarigaramrangkapadalahCu(SO4)2(NH4)26H2O. Garaminidapatdibuat
denganmereaksikansenyawaterusidengansenyawa(NH4)2SO4.Terusijugamerupaka
pengeliling.Dasardaripembuatangaramrangkapdangaramkompleksitusendiriadalah
proses kristalisasidimanabaikgaramrangkapataugaramkompleks,
karena ion atom pusat dan ligan saling mengkompleks sehingga membentuk
pusat pada senyawa kompleks berasal dari logam-logam transisi yang dalam
Ion logam yang bertindak sebagai atom pusat akan menyediakan orbital-orbital
kosong yang dimilikinya. Sedangkan molekul netral atau anion yang bertindak
orbital kosong yang tersedia.Berat garam kompleks tetra amin tembaga (II) sulfat
garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekuivalen
2 atau lebih garam tertentu. Garam rangkap yang dibuat pada percobaan ini adalah
ammonium tembaga (II) sulfat heksahidrat yang terbentuk dari campuran garam
sulfat dari tembaga (II) dan ammonium, dimana masing-masing garam dilarutkan
dan dipanaskan. Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk mempercepat proses
air panas dipengaruhi oleh keadaan jenuh dari larutan tersebut. Larutan jenuh
didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang
diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut yang larut dan yang tak
larut. Dari percobaan ini diperoleh, berat kristal secara praktik 3,72 gram
sedangkan secara teori 7,191 gram. Berat yang diperoleh pada garam rangkap juga
melebihi batas berat kristal secara teori dengan rendamen sebesar 51,73 %.
Berat garam kompleks dan garam rangkap yang diperoleh secara praktek
tersebut tidak sesuai atau melebihi batas berat secara teori, sehingga nilai
rendamen yang diperoleh lebih dari 100%. Hal-hal yang mempengaruh besarnya
nilai rendamen tersebut yaitu dari pengeringan kristal yang terlalu cepat sehingga
masih banyak air pada krital-kristal tersebut. Selain itu, faktor utama yang
A. Kesimpulan
makadapatdisimpulkanbahwagaramkompleks (Cu(NH3)4SO4.H2O
NH3pekatdanaquades, danetanol.
Sehinggadiperolehrendamengaramkomplekssebesar0
%.SedangkanpembuatangaramrangkapCuSO4(NH4)2SO4.6H2O
51,73%.
B. Saran
Alatdanbahan di laboratoriumlebih di
perhatikanlagi.Praktikanlebihtelitilagisaatmelakukanpraktikumsehinggahasil yang
di inginkantercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Alberwafa, M.F.F dan Sugiyanto, K.H., 2017, Sintesis dan karakteristik senyawa
kompleks BIS-Etilendiamin tembaga (II) dengan anion NO3- dan BF-4.
Jurnal pendidikan kimia, 1(1).
Elmila, I., dan Fahimah M., 2011, Peningkatan Sifat Magnetik Kompleks Polimer
Oksalat [N(C4H9)4][MnCr(C2O4)3] dengan Menggunakan Kation Organik
Tetrabutil Amonium, Prosiding Skripsi Semester Genap 2010/2011,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Fitrony, Rizqy F., Lailatul Q., dan Mahfud, 2013, Pembuatan Kristal Tembaga
Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari Tembaga Bekas Kumparan, Jurnal
Teknik Pomits,2(1).
Hunggurami, E., Utomo, S dan Wadu, A., 2014, Pengaruh masa perawatan
(curing) menggunakan air laut terhadap kuat tekan dan absorpsi
beton.Jurnal teknik sipil,3(2)
Saria, Y., Lucyanti, Nurlisa H., dan Aldes L., 2012, Sintesis Senyawa Kompleks
Tetra Amin Tembaga (II) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4.H2O dengan
Asetilasetonato, Jurnal Penelitian Sains,15(3).