Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

PERCOBAAN IX
SAMPLING DAN TEKNIK PENGUKURAN

OLEH:

NAMA : FAJJERIYANI

STAMBUK : F1C1 17 041

KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)

ASISTEN : NOVA ADE FIRMANTO

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampling adalah sebuah metode atau cara yang dilakukan untuk menentukan

jumlah dan anggota sampel. Setiap anggota tentu saja wakil dari populasi yang

dipilih setelah dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakter. Populasi terdiri

dari sekumpulan individu yang bersifat heterogen terbatas. Ada banyak variasi

variabel yang melekat pada masing-masing individu. Perbedaan ini bisa

disebabkan oleh faktor internal dan eksternal dari individu seperti halnya wilayah

tempat tinggal, tingkat pendidikan, budaya atau gaya hidup dalam suatu daerah

tertentu. Subjektifitas dari individu-individu yang memiliki sifat determinan yang

berulang pada populasi akhirnya membentuk karakter dari populasi secara umum.

Berdasarkan karakter ini, dapat disimpulkan bahwa pengambilan sampel dari

populasi tidak bisa dilakukan begitu saja namun dibutuhkan suatu teknik agar

sampel yang ditarik tetap representatif. Hal yang perlu diperhatikan dalam

pengambilan sampel atau sampling adalah seluruh variabel yang berkaitan dengan

penelitian. Unsur-unsur khusus yang melekat pada pribadi tentu saja perlu

diperhatikan karena individu dengan kemampuan khusus dalam sampel akan

membawa bias data dan tentu saja mempengaruhi distribusi data yang ada.

Kesesuaian karakteristik daerah, tingkatan, dan juga kecenderungan khusus juga

perlu dipertimbangkan dalam memilih teknik sampling yang sesuai.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan Sampling dan teknik Pengukuran, yaitu

bagaimana cara mengetahui teknik penyemplingan dan teknik pengukuran

konsentrasi beberapa sampel ?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan Sampling dan teknik Pengukuran,yaitu untuk

mengetahui teknik penyemplingan dan teknik pengukuran konsentrasi beberapa

sampel.

D. Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan Sampling dan teknik Pengukuran, yaitu dapat ,

mengetahui teknik penyemplingan dan teknik pengukuran


II. TINJAUAN PUSTAKA

Purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan untuk

pengambilan sampel dari beberapa titik mempresentasikan keadaan keseluruhan.

Teknik penentuan lokasi pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pengambilan data dilakukan pada 7 Teknik sampling yang digunakan adalah

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dari stasiun yang dipilih mewakili

kondisi secara keseluruhan .Titik 1 di sungai dengan pertimbangan tempat sumber

nutrien dari darat ke sungai. Titik 2 di wilayah muara sungai karena merupakan

tempat berkumpulnya nutrien yang berasal dari daratan yang masuk ke perairan.

(Anggraeni D.T,dkk. 2015)

Sampling pekerjaan merupakan suatu teknik sampling secara statistik yang

didasarkan pada teori sampling. Dengan cara ini kita dapat menaksir suatu besaran

tertentu, misalnya proporsi kegiatan produktif melalui pengambilan sample. Agar

kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan, maka perlu diingat

persyaratan mengambil sample yang baik. Sampling kerja yang dalam bahsa

asingnya sering disebut juga dengan work sampling ratio delay study random

observation method adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar

pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses, dan pekerja atau operator.

Pengamatan dilakukan tidak secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup

dilakukan dengan sample yang diambil secara acak (random) (Setyabudhi LA,

2017).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu daTempat

Praktikum Sampling dan Teknik Pengukuran dilaksanakan pada hari Selasa,

15 Oktober 2018 pada pukul 07:30– 09:59 WITA dan bertempat di Laboratorium

Nanoteknologi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan sampling dan teknik pengukuran

adalah gelas kimia,gelas ukur, labu ukur mL 50 mL dan , spatula, timbangan

analitik

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan sampling dan teknik

pengukuran adalah gula, H2SO4 dan garam.


B. Prosedur Kerja

H2SO4

 dimasukkan dalam labu ukur


 ditambahkan aquades sampai batas tera
 di homogenkan
 diamati perubahan yang terjadi
 dihitung konsentrasinya

Hasil Pengamatan

Glukosa

 dimasukkan dalam labu ukur


 ditambahkan aquades sampai batas tera
 di homogenkan
 di diencerkan
 diamati perubahan yang terjadi
 dihitung konsentrasinya

Hasil Pengamatan

NaCl

 dimasukkan dalam labu ukur


  disaring
ditambahkan
denganaquades sampai batas tera
kertas saring
  dikeringkan
di homogenkan
didalam desikator
 di encerkan
 diamati perubahan yang terjadi
 dihitung konsentrasinya

Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

1. Table Pengamatan Larutann Sampel

Persen Molalitas Pengenceran


Sampel Berat (gram) ppm
(%m/v) (m) (mL)

Gula 76.000
7,6 gram 7,6 % 0,424 m 131,57 mL
(C6H12O6) ppm

Garam 60.000 0,00371


3 gram 6% 125 mL
(NaCl) ppm m

170.600
8,53 gram 17,06% 0,87 m 36,6 mL
H2SO4
ppm

2. Analisi Data

 Gula:

- Berat labu ukur 100 ml sebelum dimasukan larutan gula = 57,32

gram (berat 1)

- Berat labu ukur 100 ml setelah dimasukan larutan gula = 163,93

gram (berat 2)

- Berat larutan gula = berat 1 – berat 2

= 163,93 gram – 57,32 gram

= 106,61 gram
- Berat pelarut (H2O) = volume larutan – massa jenis pelarut

= 100 ml – 0,99 g.ml-1 = 99, 01 gram

- Berat gula = berat larutan gula – berat pelarut (H2O)

= 106,61 gram – 99,01 gram = 7,6 gram

- Mr C6H12O6 = 180 g/mol

a. Molalitas

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡(𝑔) 1000


m= × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑝)
𝑀𝑟

𝑔 1000 7,6 𝑔𝑟 1000


m = 𝑀𝑟 × = 180 × 99,01
𝑝 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑟

= 0, 042 × 10, 099

= 0, 424 molal

b. ppm (part per million)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑚𝑔) 7600 𝑚𝑔


ppm = = = = 76000 ppm
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿) 0,1 𝑙

c. Persenmassa(% berat/volum)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔) 7,6 𝑔𝑟


% massa = × 100% = × 100% = 7,6 %
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿) 100 𝑚𝐿

d. Pengenceran

M1. V1 = M2. V2

7,6%. V1 = 4%. 250 mL

7,6V1 = 1000 mL

V1 = 131,57 mL
 Garam:

- Berat labu ukur 50 ml sebelum dimasukan larutan garam = 34,49

gram (berat 1)

- Berat labu ukur 50 ml setelah dimasukan larutan garam = 87,00

gram (berat 2)

- Berat larutan garam = berat 1 – berat 2

= 87,00 gram – 34,49 gram

= 52, 5 gram

- Berat pelarut (H2O) = volume larutan – massa jenis pelarut

= 50 mL – 0,99 g.mL-1 = 49, 5 gram

- Berat garam = berat larutan garam – berat pelarut (H2O)

= 52,5 gram – 49,5 gram = 3 gram

- Mr garam (NaOH) = 40 g/mol

a. Molalitas

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡(𝑔) 1000


m= × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑝)
𝑀𝑟

𝑔 1000 3 𝑔𝑟 1000
m= × = 40 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 × 49,5 𝑔𝑟
𝑀𝑟 𝑝

148,5
= 40.𝑜𝑜𝑜 =0,00371 molal

b. Ppm (part per million)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑚𝑔) 3.000 𝑚𝑔


Ppm = = = 6000 ppm
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿) 0,05 𝑙

c. Persenmassa (% berat/volum)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔) 3𝑔
% massa= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿) × 100% = × 100% = 6%
50 𝑚𝐿
d. Pengenceran

M1. V1 = M2. V2

6%. V1 = 3%. 250 mL

6V1 = 750 mL

V1 = 125 mL

 H2SO4:

- Berat labu ukur 50 ml sebelum dimasukan larutan H2SO4 = 34,49

gram (berat 1)

- Berat labu ukur 50 ml setelah dimasukan larutan H2SO4 = 92,52

gram (berat 2)

- Berat larutan H2SO4 = berat 1 – berat 2

= 92,52 gram – 34,49 gram

= 58, 03 gram

- Berat pelarut (H2O) = volume larutan – massa jenis pelarut

= 50 mL – 0,99 g.mL-1 = 49, 5 gram

- Berat H2SO4 = berat larutan H2SO4 – berat pelarut (H2O)

= 58,03 gram – 49,5 gram = 8,53 gram

- Mr H2SO4 = g/mol

a. Molalitas

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡(𝑔) 1000


m= × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑝)
𝑀𝑟

𝑔 1000 8,53 𝑔𝑟 1000


m = 𝑀𝑟 × = 98 × 99,01
𝑝 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑟

= 0.087 × 10, 099


= 0, 87 molal

b. ppm (part per million)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑚𝑔) 8530 𝑚𝑔


ppm = = = 170. 0 ppm
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿) 0,05𝐿

60

c. Persen massa(% berat/volum)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔) 8.53 𝑔𝑟


% massa = × 100% = × 100% = 17,06 %
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿) 50𝑚𝐿

d. Pengenceran

M1. V1 = M2. V2

17,06% V1 = 2.5%. 250 mL

17,06.V1 = 625 mL

V1 = 36,6 mL
B. Pembahasan

Sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai

dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan

memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang

representatif. Sedangkan teknik pengukuran adalah teknik dalam menentukan

suatu besaran dalam hal ini kosentrasi larutan. Syarat penyamplingan adalah suatu

sampel harus representatif dan mewakili sifat-sifat esensial dalam suatu bullk

(populasi).

Sampel yang akan di analisis pada umumnya berupa padatan, cairan dan

gas. Dalam setiap jenis sampel diperlukan metode-metode tertentu dalam

pengelolaan sampel tersebut. Prosedur sampling harus diperhatikan dengan baik,

mulai dari sampling unit, increatment, gross sample, sub sample, analysis sample.

Sampel yang digunakan dalam percobaan sampling dan teknik

pengukuran ini adalah kristal gula dan garam yang dibuat menjadi larutan.

Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih. Perhitungan kosentrasi

larutan dilakukan dalam persen massa, molalitas, ppm, dan pengenceran larutan

sampel. Molalitas adalah besaran yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam

tiap satuan berat pelarut, satuan molalitas adalah molal (m) yang sama dengan

mol/Kg. ppm adalah singkatan dari Part Per Million yang artinya satuu per sejuta,

satuan dari ppm adalah mg/L atau mg/Kg. persen massa per volum adalah

perbandingan massa suatu komponen dengan volum larutan. Proses pegenceran

adalah proses mencampurkan larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara

menambahkan pelarut agar diperoleh volume yang lebih besar, jika larutan
diencerkan, volumenya bertambah besar dan konsentrasinya bertambah kecil,

tetapi kuantitas total zat terlarut tidak berubah.


DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni D.T, Wulandari Y.S, Marwoto J. 2015. Kajian konsentrasi nitrat dan
silikat pada kondisi pasang dan Surutt di perairan morosari kabupaten
demak. Jurnal Oseanografii. 4(3). 635 – 640

Setyabudhi LA. 2017. Kebutuhan Pegawai Pelayanan Kemahasiswaan Perguruan


Tinggi xxx di Batam Menggunakan Work Sampling. Jurnal Kreatif
Industri (JIK). ISSN : 2597-8950

Anda mungkin juga menyukai