Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat,
karunia, dan hidayahnya kepada penulis. Dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini dibuat dan disesuaikan dengan kurikulum D-IV Kebidanan yang ada di silabus
Asuhan Kebidanan Komunitas semester VIII, sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat
baca mahasiswa serta dapat memotivasi untuk mempelajari makalah ini lebih lanjut.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitas serta kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah.
Penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, tetapi bukannya tanpa risiko dan
merupakan beban tersendiri bagi seorang wanita. Sebagian ibu hamil akan menghadapi
kegawatan dengan derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya
ketidaknyamanan, ketidakpuasan, kesakitan, kecacatan bahkan kematian bagi ibu dan bayinya.
Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan pasca persalinan, uri tertinggal, partus tak
Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan yang penting, bila
tidak ditanggulangi akan menyebabkan angka kematian ibu yang tinggi. Kematian seorang ibu
dalam proses reproduksi merupakan tragedi yang mencemaskan. Keberadaan seorang ibu
merupakan tonggak untuk tercapainya keluarga yang sejahtera dan kematian seorang ibu
merupakan suatu bencana bagi keluarganya. Dampak sosial dan ekonomi kejadian ini dapat
dipastikan sangat besar, baik bagi keluarga, masyarakat maupun angkatan kerja.
Kematian ibu menurut penyebab dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung.
Penyebab kematian ibu langsung yaitu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, masa nifas dan
penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Penyebab kematian ibu tidak langsung yaitu
akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang
kardiovaskuler, terlambat mendapat dan mencapai pelayanan kesehatan. Secara global 80%
kematian ibu tergolong penyebab kematian ibu langsung yaitu perdarahan (25%) biasanya
perdarahan pasca persalinan, sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet
(8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%) dan sebab lain (7%).
Partus tak maju sering terjadi akibat terlalu banyak anak, partus pada usia dini atau lanjut,
jarak persalinan terlalu rapat, kehamilan pertama yang dikaitkan terjadinya CPD (Chepalo Pelvis
Disproporsi), tinggi badan < 150 cm, ukuran panggul yang kecil, riwayat persalinan jelek dan
petugas kesehatan tidak terlatih untuk mengenali persalinan macet yang menyebabkan tingginya
risiko kematian bayi. Penyebab utama lahir mati adalah gangguan persalinan (25%), partus tak
maju (19%), masalah kesehatan ibu menjelang persalinan (13%) dan malpresentasi (12%). Partus
tak maju akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi
Menurut Depkes tahun 2004, ibu partus tak maju yang rawat inap di Rumah Sakit di
Indonesia diperoleh proporsi 4,3% yaitu 12.176 dari 281.050 persalinan dan CFR ibu akibat
PEMBAHASAN
Partus lama adalah persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan
persalinan. Secara umum, persalinan yang abnormal sering terjadi apabila terdapat disproporsi
antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Partus lama dapat terjadi akibat beberapa kelainan
tertentu yang melibatkan serviks, uterus, janin, tulang panggul ibu, atau obstruksi lain dijalan
lahir. Kelainan-kelainan ini secara mekanistis dibagi menjadi tiga kategori yaitu kelainan
kekuatan (power), kelainan yang melibatkan janin (passenger), kelainan jalan lahir (passage).
Tentang istilah partus lama, ada juga yang menybutkan dengan partus kasep dan
partus terlantar.
Persalinan yang berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir, yang dapat terjadi
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam, yang dimulai dari
tanda-tanda persalinan.
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam
atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan aktif (Syaifuddin
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigradiva,
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Saat ini distosia adalah indikasi yang paling sering untuk seksio sesarea primer. Gifford
dkk melaporkan bahwa tidak majunya persalinan merupakan alsan bagi 68% seksio sesarea non
elektif pada presentasi kepala. Pada tahun 1990, 12% wanita Amerika didiagnosa mengalami
hambatan dalam persalinan sehingga janin harus dikeluarkan perabdominam, dan angkaini
meningkat sebesar 7%. Di Amerika diperkirakan 50-60% diantara semua seksio sesarea
2.1.3. Etiologi
Menurut Saifudin AB, (2007: h 185) Pada prinsipnya persalinan lama dapat
disebabkan oleh :
Penilaian kekuatan his dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, yakni menilai secara
manual sifat-sifat his dengan palpasi atau menggunakan bantuan CTG. HIS yang tidak
normal dalam dalam kekurangan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir
yang yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat dilatasi sehingga persalinan
Terlalu jarang yang dipantau dari waktu sela antara dua his.
Menurut WHO his dikatakan memadai bila terdapat his yang kuat sekurang-kurangnya
tiga kali dalam kurun waktu 10 menit dan masing-masing lamanya lebih dari 40 detik
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex (presentasi bokong, dahi, wajah,
atau letak lintang). Malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan
oksiput sebagai titik referansi. Janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi
Panggul sempit atau disporporsi sefalopelvik terjadi karena bayi terlalu besar dan pelvic kecil
Pada ketuban pecah dini bisa menyebabkan persalinan berlangsung lebih lama
dari keadaan normal, dan dapat menyebabkan infeksi. Infeksi adalah bahaya yang serius
yang mengancam ibu dan janinnya, bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion
dan menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis
yang lebih panjang. Pada kehamilan aterm periode laten 24 jam pada 90% pasien.
a. Pada ibu :
Gelisah
Letih
Berkeringat
Nadi cepat
Pernafasan cepat
Meteorismus
Didaerah sering dijumpai bandle ring, oedema vulva, oedema serviks, cairan ketuban
Pemeriksaan dalam : Edema serviks, Bagian terendah sulit didorong ke atas, Terdapat
kaput pada bagian terendah, Keadaan janin dalam rahim, Asfiksia sampai terjadi
kematian
Akhir dari persalinan lama adalah : Ruftur uteri imminen, Kematian karena
Pembukaan serviks lengakap, ibu ingin kala II lama (prolonged, mengedan, tetapi tidak ada
kemajuan second stage)
Untuk mendiagnosa faktor pada jalan lahir, seperti karena adanya kelainan panggul,
dapat ditegakkan atas pemeriksaan radiologis seperti pelvimetri radiologi, CT Scan, MRI
Kalau jumlah diameter interspinarum dan diametersagitalis posterior pelvis mencapai < 13,5
cm dan diameter interspinarum <10 cm, dinding panggul konvergen, dan sakrum lurus atau
konveks.3
ultrasonografi.
2.1.6. Analisi Grafik Persalinan
lamanya persalinan dengan kecepatan pembukaan cervix, pada kertas grafik ,dilatasi cervix
dalam centimeter di tepatkan pada sumbu ordinat dan waktunya pada obscis. Dengan
cervix, sebagaimana diprlihatkan oleh lereng kurva di uraikan dalam centimete per jam.
menjadi 2 priode, yaitu fase laten dan fase aktif. Dengan meneliti rangkaian kasus dalam jumlah
besar, friedman mendapatkan angka-angka untuk lamanya berbagai fase. Batas-batas normal
sebelah atas menunjukkan waktu terlama sejak proses persalinan dimulai dan berakhir sacara
normal. Akan tetapi, pada kasus-kasus dengan persalinan lambat atau tanpa kemajuan ( seperti
terlihat oleh rendahnya kecepatan dilatasi cervix), penyelidikan harus dilakukan jauh sebelum
Periode laten
Fase ini dimulai bersama-sama dimulainnya persalinan dan berlangsung sampai permulaaan
dan cervix melunak serta menepis. Lereng kurva hampir mendatar ,dilatasi cervix kira-kira hanya
0,35 cm per jam. Pada akhir fase laten, servix membuka sekitar 3 jam,mengalami pendataran
Pada primigravida,lama rata-rata fase laten adalah 8,6 jam, dengan batas normal sebelah atas
pada 20 jam (tabel 1). Untuk multipara angka-angkanya adalah 5,3 dan 14 jam. Terdapat variasi
yang luas pada angka-angka ini, dan priode laten yang lama tidak berarti bahwa fase aktifnya
akan abnormal.
Periode aktif
Periode aktif berlangsung sejak akhir fase laten hingga pembukaan lengkap. Kurva berubah
dari lereng fase laten yang hampir horizontal menjadi kemiringan yang hampir vertikar. Dengan
dicapainya kala dua, kurva tersebut mendatar kembali. Persalinan yang efektif dimulai sejak fase
jam dan batas atas normal setelah atasnya adalah 12 jam. Kecepatan dilatasi cervix yang kurang
dari 1,2 hingga 6,8 per jam. Kecepatan di bawah 1,2 cm per jam adalah kecepatan di bawah
Pada multipara lama rata-rata fase aktif adalah 2,5 jam, dengan batas normal sebelah atas
pada 6 jam. Kecepatan dilatasi cervix yang kurang dari 1,5 cm per jam merupakan keadaan
abnormal.
Pada primigrapida lama maksimal kala 1 persalinan yang nolmal fase laten dan aktif
digabungkan adalah 28,5 jam (rata-rata 13,3),dengan kala dua maksimum pada 2,5 jam (rata-rata
57 menit). Pada multipara, angka-angka tersebut adalah 20 jam (rata-rata 7,5 menit). Untuk kala
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau waktu 14 jam pada multipara
Disproporsi fetopelvik
Persalinan disfungsional
Cervik yang belum matang hanya memperpanjang fase laten, dan kebanyakan cervix
akan membuka secara normal begitu terjadi pendataran. Sekalipun fase laten berlangsung lebih
dari 20 jam, banyak pasien mencapai dilatasi cervix yang normal ketika fase aktif dimulai.
Meskipun fase laten itu menjemukan, tetapi fase ini tidak berbahaya bagi ibu atau pun anak
(Hakimi, 2010).
Faktor yang mempengaruhi durasi fase laten antara lain adalah anestesia regional atau
sedasi yang berlebihan, keadaan servik yang buruk (missal tebal, tidak mengalami pendataran,
atau tidak membuka), dan persalinan palsu. Friedman mengklaim bahwa istirahat atau stimulasi
oksitosin sama efktif dan aman dalam memperbaiki fase laten yang berkepanjangan (Saifudin,
2009).
Pada primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam merupakan keadaan abnormal.
Yang lebih penting daripada panjangnya fase ini adalah kecepatan dilatasi cervix. Laju yang
kurang dari 1.2 cm per jam membuktikan adanya abnormalitas dan harus menimbulkan
Malposisi janin
Disproporsi fetopelvik
Ketuban pecah sebelum mulainya persalinan. Keadaan ini diikuti oleh peningkatan kelahiran
Mortalitas perinatalnya lebih tinggi dibandingkan pada primigravida dengan partus lama.
Begitu penurunan yang aktif dimulai pada akhir kala satu persalinan, proses ini harus terus
berlangsung sepanjang perjalanan kala dua. Gangguan pada penurunan merupakan ancaman dan
menunjukan adanya suatu permasalahan yang serius. Diagnosis didasarkan kepada petunjuk
tidak adanya perubahan stasiun bagian terrendah janin selama waktu setidaknya 2 jam.
Disproporsi cephalopelvik dan abnominal ketja uterus sering tampak setelah terjadi kemacetan
penurunan. Section caesarea, forceps tengah, rotasi dengan forceps dan forceps yang gagal
acapkali dijumpai menyertai masalah ini. Pada tindakan melahirkan pervaginam yang sulit,
Tahap ini berawal saat pembukaan servik telah lengakap dan berakhir dengan keluarnya janin.
Median durasinya adalah 50 menit untuk nulipara dan 20 menit untuk multipara, tetapi angka itu
juga sangat bervariasi. Pada ibu dengan paritas tinggi yang vagina dan perineum nya sudah
melebar, 2 atau 3 kali setelah mengejan pembukaan lengkap mungkin cukup untuk
mengeluarkan janin. Sebaliknya pada seorang ibu dengan panggul sempit atau janin besar, atau
dengan kelainan gaya ekspulsif akibat anestesi regional atau sedasi yang berat, maka kala II akan
sangat dapat memanjang. Selain itu kala II dapat mengakibatkan banyak gerakan pokok yang
2.1.8. Komplikasi
Efek yang diakibatkan oleh partus lama bisa mengenai ibu maupun janin. Diantaranya:
a. Bagi Ibu
Persalinan lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun anak. Beratnya cedera
terus meningkat dengan semakin lamanya proses persalinan: resiko tersebut naik dengan cepat
setelah 24 jam. Terdapat kelainan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi,
kelelahan, dan syok. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi semakin memperburuk
Infeksi merupakan bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus lama, terutama
bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri didalam cairan amnion menembus amnion dan desisdua
serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia, sepsis dan pneumonia pada janin akibat
Ruptur uteri
Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama partus lama,
terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada mereka yang dengan riwayat seksio sesarea.
Apabila disproporsi antara kepala janin dan dan panggul sedemikin besar sehingga kepala tidak
engaged dan tidak terjadi penurunan, sehingga segmen bawah uterus menjadi sangat teregang
Pada partus lama dapat timbul konstriksi atau cincin lokal uterus, tipe yang paling sering adalah
cincin retraksi patologis Bandl. Cincin ini disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen
bawah uterus, cincin ini sebagai sustu identasi abdomen dan menandakan ancaman akan
Pembentukan fistula
Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak maju untuk
jangka waktu lama, maka bagian jalan lahir yang terletak diantaranya akan mengalami tekanan
yang berlebihan. Karena gangguan sirkulasi sehingga dapat terjadi nekrosis yang akan jelas
Cedera otot-otot dasar panggul, persarafan, atau fasia penghubungnya merupakan konsekuensi
yang tidak terelakkan pada persalinan pervaginum terutama apabila persalinannya sulit.
Kaput Suksedaneum
Apabila panggul sempit, sewaktu persalinan sering terjadi kaput suksedaneum yang besar di
bagian bawah kepala janin. Kaput ini dapat berukuran cukup besar dan menyebabkan kesalahan
diagnostik yang serius. Kaput dapat hampir mencapai dasar panggul sementara kepala sendiri
belum cakap, dokter yang kurang berpengalaman dapat melakukan upaya secara prematur dan
tidak bijak untuk melakukan ekstraksi forcep biasanya kaput suksedaneum bahkan yang besar
Akibat tekanan his yang kuat, lempeng-lempeng tulang tengkorak saling bertumpang tindih di
sutura besar, suatu proses yang di sebut molase (molding moulage). Biasanya batas median
tulang parietal yang berkontak dengan promontorium tumpang tindih dengan tulang di
sebelahnya.’ hal yang sama terjadi pada tulang-tulang frontal. Namun, tulang oksipital terdorong
Seksio sesar pada panggul sempit, makrosomia, letak lintang, atau disproparsi fetopelvik.
Koreksi yang kemudian dilanjutkan dengan akselerasi kala 2 (ekstraksi vakum atau cunam) atau
Maneuver skrup atau penekanan bahu secara eksternal untuk distosia bahu.
Rehidasi adan pemberian kalori untuk restorasi ibu yang mengalami kelelahan
2) Tindakan suportif
Selama persalinan, semangat pasien harus didukung. Kita harus membesarkan hatinya dan
Intake cairan setidaknya 2.500 ml perhari. Pada semua partus lama, intake cairan sebanyak ini
dipertahankan melalui pemberian infus cairan glukosa. Dehidrasi dengan tanda adanya aceton
Makanan yang dimakan dalam proses persalinan tidak akan tercerna dengan baik. Makanan ini
akan tertinggal dalam lambung sehingga menimbulkan bahaya muntah dan aspirasi. Karena itu,
pada persalinan yang berlangsung lama dipasang infus untuk pemberian kalori.
Pengosongan kandung kemih dan usus harus memadai. Kandung kemih dan rektum yang penuh
bisa saja menimbulkan perasaan tidak enak dan merintangi kemajuan persalinan tetapi juga
menyebabkan organ tersebut lebih mudah cedera disbanding dalam keadaan kosong.
Meskipun wanita yang berada dalam proses persalinan harus diistirahatkan dengan pemberian
sedative dan rasa nyerinya diredakan dengan pemberian analgetik, namun semua preparat ini
harus digunakan dengan bijaksana. Narcosis dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu
Pemeriksaan ini menyakiti pasien dan meningkatkan resiko infeksi. Setiap tindakan harus
Apabila hasil-hasil pemeriksaan menunjukan adanya kemjuan dan kelahiran diperkirakan terjadi
dalam jangka waktu yang layak serta tidak terdapat gawat janin ataupun ibu, terapi sufortif
- Cervix matang : mendatar, lunak dan pembukaan 2.5 hingga 3.0 cm:
Amniotomi, Oxcyticin
- Cervix belum matang: terapinya sufortif. Pasien diberikan makanan bergizi, ditenangakan
pikirannya dan diberi obat-obatan untuk tidur. Sesudah itu akan terjadi salah satu diantara
kemungkinan ini : Persalinan berhenti (menunjukan false labor) dan pasien dipulangkan, Pasien
akan mengalami persalinan yang efisien dan cervix berdilatasi, Tipe persalinan yang semula
terjadi kembali. Dalam keadaan ini stimulasi dengan oxytosin sering mendorang terjadinya
proses persalinan yang baik begitu cervix menjadi matang, ketuban dapat dipecahkan (Hakimi,
2010).
2.2 PARTUS DENGAN VAKUM EKSTRAKSI
Ekstraksi vacuum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi
tenaga negative (vakum) pada kepalanya. Alat yang umumnya digunakan adalah vacum
ekstraktor dari malmstrom. Prinsip dari cara ini adalah bahwa kita mengadakan suatu vacum
(tekanan negatif) melalui suatu cup pada kepala bayi. Dengan demikian akan timbul caput secara
artifisial dan cup akan melekat erat pada kepala bayi. Pengaturan tekanan harus diturunkan
secara perlahan-lahan untuk menghindarkan kerusakan pada kulit kepala, mencegah timbulnya
a. Mangkok (cup)
Mangkok ini dibuat untuk membuat caput succedaneum buatan sehingga mangkuk dapat
mencekam kepala janin. Sekarang ini terdapat dua macam mangkuk yaitu mangkuk yang
terbuat dari bahan logam dan plastik. Beberapa laporan menyebutkan bahwa mangkuk plastik
Tonjolan landai sebagai tanda untuk titik petunjuk kepala janin ( point of direction ) Pada
vakum bagian depan terdapat logam/ plastik yang berlubang untuk menghisap cairan atau
udara.
b. Rantai Penghubung
Rantai mangkuk tersebut dari logam dan berfungsi menghubungkan mangkuk dengan pemegang.
c. Pipa Penghubung
Terbuat dari pipa karet atau plastik lentur yang tidak akan berkerut oleh tekanan negatif. Pipa
d. Botol
Merupakan tempat cadangan tekanan negatif dan tempat penampungan cairan yang mungkin ikut
tersedot (air ketuban, lendir servicks, vernicks kaseosa, darah, dll). Pada botol ini terdapat tutup
Saluran manometer
e. Pompa penghisap
a) Ibu dalam posisi litotomi dan dilakukan disinfeksi daerah genetalia ( vulva toilet ). Sekitar
b) Setelah semua alat ekstraktor terpasang, dilakukan pemasangan mangkuk dengan tonjolan
petunjuk dipasang di atas titik petunjuk kepala janin. Pada umumnya dipakai mangkuk
/cm2 tiap 2 menit sampai mencapai -0,7 kg/cm2. maksud dari pembuatan tekanan negatif
yang bertahap ini supaya caput succedaneum buatan dapat terbentuk dengan baik.
d) Dilakukan periksa dalam vagina untuk menemukan apakah ada bagian jalan lahir atau kulit
e) Bila perlu dilakukan anastesi local, baik dengan cara infiltrasi maupun blok pudendal untuk
f) Bersamaan dengan timbulnya his, ibu dipimpin mengejan dan ekstraksi dilakukan dengan
cara menarik pemegang sesuai dengan sumbu panggul. Ibu jari dan jari telunjuk serta jari
tanan kiri operator menahan mangkuk supaya tetap melekat pada kepala janin. Selama
ekstraksi ini, jari-jari tangan kiri operator tersebut, memutar ubun-ubun kecil menyesuaikan
dengan putaran paksi dalam. Bila ubun-ubun sudah berada di bawah simfisis, arah tarikan
berangsur-angsur dinaikan ( keatas ) sehingga kepala lahir. Setelah kepala lahir, tekanan
negatif dihilangkan dengan cara membuka pentil udara dan mangkuk kemudian dilepas.
Janin dilahirkan seperti pada persalinan normal dan plasenta umumnya dilahirkan secara
aktif.
a) Cup dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, H III atau kurang dari demikian
b) Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, cup dapat dipasang di belakang kepala,
jalan lahir. Apabila tarikan terlampau berat cup akan lepas dengan sendirinya.
d) Cup dapat dipasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya pada pembukaan 8-9 cm,
untuk mempercepat pembukaan, untuk ini dilakukan tarikan ringan yang kontinu sehingga
kepala menekan pada cervik. Tarikan tidak boleh terlalu kuat untuk mencegah robekan
cervik. Di samping itu cup tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam untuk menghindari
e) Vacum ekstraktor dapat juga dipergunakan untuk memutar kepala dan mengadakan fleksi
Kerugian dari tindakan vakum adalah waktu yang diperlukan untuk pemasangan cup
sampai dapat ditarik relatif lebih lama ( kurang lebih 10 menit ) cara ini tidak dapat dipakai
apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat seperti misalnya pada fetal distress (
gawat janin ) alatnya relatif lebih mahal dibanding dengan forcep biasa.
c) Cup dengan tekanan negative tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam
d) Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu mengejan
e) Apabila kepala masih agak tinggi ( H III ) sebaiknya dipasang cup terbesar (diameter 7 cm)
2.2.8. Indikasi
Biasanya kepala tidal lahir karena lemahnya ekspulsi, inersia uteri dan malposisi.
2.2.9. Kontraindikasi
b. Kepala menyusul
d. Gawat janin
2.2.10. Kegagalan
b) Jika tarikan sudah tiga kali dan kepala bayi belum turun, atau tarikan sudah 30 menit.
c) Mangkok lepas pada tarikan pada tekanan maksimum.
Setiap aplikasi vacum harus dianggap sebagai ekstraksi vacum percobaan. Jangan lanjutkan
a) Terhadap Ibu
1. Trauma persalinan : Robekan bibir cervic atau vagina karena terjepit kepala bayi dan
3. Infeksi
b) Terhadap Anak
2. Cephal haematoma
3. Caput succedaneum
5. Asfiksia
2.3.1. Pengertian
Forceps digunakan untuk menolong persalinan bayi dengan presentasi verteks, dapat
digolongkan sebagai berikut, menurut tingkatan dan posisi kepala bayi pada jalan lahir pada
saat daun forceps dipasang. Tindakan forceps rendah (forceps pintu bawah panggul) adalah
tindakan pemasangan forceps setelah kepala bayi mencapai dasar perineum, sutura sagitalis
berada pada diameter anteroposterior dan kepala bayi tampak diintroitus vagina.
kriteria untuk porceps rendah dipenuhi, tetapi setelah engagement kepala bayi terjadi.
Adanya engagement biasanya dapat dibuktikan secara klinis oleh penurunan bagian terendah
kepala sampai atau dibawah spina iskiadika dan pintu atas panggul biasanya lebih besar dari
pada ajarak dan pintu atas panggul biasanya lebih besar daripada jarak diameter biparietal
dengan bagian kepala bayi yang paling bawah.(Menurut sumber dari buku Obstetri
Williams).
Ektraksi porceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat porceps.
Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan efektif untuk melahirkan janin.
Walaupun sebagian besar proses pengeluaran dihasilkan dari ekstraksi porceps tetapi bukan
berarti kekuatan menjadi tumpuan keberhasilan. (Menurut sumber dari buku Pelayangan
1. Outlet Forsep
Sutura sagitalis pada posisi anteroposterior atau ubun-ubun kecil kiri/kanan depan atau
belakang
2. Low Forsep
Kepala pada station > +2, namun tidak pada dasar panggul
Rotasi kurang dari 45 derajat (ubun-ubun kecil kiri/kanan depan atau kiri/kanan belakang
atau belakang)
2. Koreksi yaitu merubah letak kepala dimana ubun-ubun kecil dikiri atau dikanan depan
atau sekali-kali. Ubun-ubun melintang kiri dan kanan atau ubun-ubun kiri atau kanan
2.3.4 Indikasi
1. Indikasi ibu
setinggi 3 jari dibawah pusat, sedang kepala sudah turun sampai H III- H IV.
Adanya oedema pada vagina atau vulva. Adanya oedema pada jalan lahir artinya
Indikasi pinard, yaitu kepala sudah di H IV, pembukaan cervix lengkap, ketuban
Pada ibu-ibu yang tidak boleh mengedan lama, misal Ibu dengan
decompensasi kordis, ibu dengan Koch pulmonum berat, ibu dengan anemi berat
(Hb 6 gr % atau kurang), pre eklamsi berat, ibu dengan asma broncial.
Cortonen menjadi cepat takhikardi 160 kali per menit dan tidak teratur
tidak teratur
Adanya mekonium (pada janin letak kepala) Prolapsus funikulli, walaupun keadaan anak
masih baik.
1) Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak bulat dan keras lagisehingga kepala sulit
2) Anencephalus
7) Jika lingkaran kontraksi patologi bandl sudah setinggi pusat atau lebih
keputusan untuk seksio sesarea. Terdapat persyaratan minimum untuk ekstraksi forsep, yaitu:
3. Pembukaan lengkap
6. Kontraksi baik
12. Adanya kemauan untuk membatalkan tindakan bila ekstraksi forsep tidak lancar
1) Forceps rendah
Dilakukan setelah kepala bayi mencapai H IV, kepala bayi mendorong perineum,
2) Forceps tengah
Pada kedudukan kepala antara H II atau H III, salah satu bentuk forceps tengah
adalah forceps percobaan untuk membuktikan disproporsi panggul dan kepala. Bila
aplikasi dan tarikan forceps berat membuktikan terdapat disproporsi kepala panggul .
3) Forceps tinggi
Dilakukan pada kedudukan kepala diantara H I atau H II, forceps tinggi sudah
Pasien diposisikan dalam posisi litotomi dengan tungkai fleksi dan abduksi. Vulva
dan perineum diberikan solusi antiseptik yang cukup. Kandung kemih dinilai, bila perlu
dikosongkan. Pemeriksaan dalam dilakukan lagi, untuk meyakinkan bahwa semua syarat
Tujuan aplikasi forsep adalah untuk mencakup kepala secara simetris. Bilah
forsep harus terpasang secara simetris pada sisi kepala bayi dan melewati malar
eminensia. Setelah forsep terpasang, harus dilakukan pemeriksaan ulang apakah aplikasi
Ubun-ubun kecil berada satu jari diatas dari plana forsep, dan mempunyai jarak yang
Jika bilah yang dipakai merupakan yang fenstrated, fensetrasi hanya satu jari didepan
2.3.9 KOMPLIKASI
Perdarahan
Dapat disebabkan karena atonia uteri, retensio plasenta serta trauma jalan lahir
Infeksi
menimbulkan infeksi, plasenta rest atau membran bersifat asing yang dapat
memudahkan infeksi dan menyebabkan sub involusi uteri serta saat melakukan
pemeriksaan dalam.
Asfiksia
menyebabkan aspirasi lendir dan air ketuban. Dan jepitan langsung forceps yang
menimbulkan perdarahan intra kranial, edema intra kranial, kerusakan pusat vital
di medula oblongata atau trauma langsung jaringan otak. Infeksi oleh karena
Trauma
Trauma langsung forceps yaitu fraktura tulang kepala dislokasi sutura tulang
kepala; kerusakan pusat vital di medula oblongata; trauma langsung pada mata,
telinga dan hidung; trauma langsung pada persendian tulang leher; gangguan
fleksus brachialis atau paralisis Erb, kerusakan saraf trigeminus dan fasialis serta
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah : Ditinjau dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa Partus lama merupakan persalinan yang sulit yang ditandai adanya hambatan kemajuan
dalam persalinan, kemajuan persalinan dinilai dari kemajuan pembukaan serviks, kemajuan
bagian terendah janin, dan bila janin sudah sampai dibidang hodge III atau lebih rendah dinilai
Penyebab dari persalinan lama dapat dibagi dalam tiga golongan besar yaitu: Persalinan lama
karena kekutan – kekuatan yang mendorong anak tidak memadai, seperti: kelainan his, kekuatan
mengejan kurang kuat, adanya kelainan letak atau fisik janin, adanya kelinan pada jalan lahir.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas penilaian faktor-faktor penyebab partus lama dan atas
Komplikasi yang dapat ditimbulkan partus lama bisa berupa infeksi intra partum, ruptur uteri,
cincin retraksi patologis, pembentukan fistula, cedera otot dasar panggul,kaput suksedaneum dan
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu Kami
sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi sempurnanya
Llewellyn-jones, Derek. 2001. Dasar dasar Obsetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates.
Oxorn, Harry. dkk. 2010. Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta :
ANDI.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Cunningham, dkk. 2009. Obsetri Williams Edisi 23 Vol 1. Jakarta : EGC
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar belakang
B i d a n d a l a m p e l a y a n a n k e b i d a n a n m e m p u n ya i p e r a n a n p e n t i n g
d a l a m menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi
asuhan kebidanan. Dalam memberi asuhan bidan sebagai individu yang memegang
tanggung jawab terhadap tugas kliennya, bio-psiko sosial. Di tengah masyarakat, bidan
juga berperan dalam memberi pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat
t e r h a d a p p o l a h i d u p d a n g a ya h i d u p y a n g t i d a k s e h a t . J a d i t i d a k
masyarakat. Oleh karena itu, bidan harus mempunyai pendekatan manajemen agar
dengan baik dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak.
y a n g memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari
sistematis.O l e h k a r e n a i t u m a n a j e m e n k e b i d a n a n m e r u p a k a n a l u r p i k i r
peran penting dalam menunjang kerjaseorang bidan agar bidan dapat melakukan
kita lakukan pada menit, jam,atau hari mendatang serta bagaimana melakukan
hal itu. perencanaan merupakan jembatan antara dimana kita saat ini dengan
kegiatan tersebut.
menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi asuhan
kebidanan. Dalam memberi asuhan bidan sebagai individu yang memegang tanggung
jawab terhadap tugas kliennya, bio-psiko sosial. Di tengah masyarakat, bidan juga
pada individu tapi juga terhadap keluerga dan masyarakat. Oleh karena itu, bidan harus
yang terlibat dalam pelayanannya dengan baik dalam rangka menurunkan angka
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis. Oleh
karenaitu manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam
Manajemen kebidanan mempunyai peran penting dalam menunjang kerja seorang bidan
agar bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada kliennya. Oleh karena itu,
Kebidanan“ selain sebagai tugas kelompok juga dapat dijadikan referensi bagi pembaca.
staf.
C. Rumusan masalah
PEMBAHASAN
kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan
kesejahteraan bagi ibu dan anak ,kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara umum. Dengan
mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat menjadi manajer ketika mendapat
kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula
ketika bawahan dalam suatu system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan
pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi manager yang baik dalam
berprofesi sebagai bidan secara sistematis untuk membantu menyelesaikan persoalan kesehatan
seorang pasien dengan tepat. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
Teori Manajemen Kebidanan Menurut Ibnu Syamsi fungsi manajemen terdiri dari :
1. Fungsi perencanaan
3. Pengorganisasian (organizing )
5. Pengarahan (directing)
6. Pengkordinasian (coordinating)
Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab profesi bidan
dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan kaum
1. Layanan kebidanan primer yaitu layanan yang diberikan sepenuhnya atas tanggung jawab
bidan.
2. Layanan kolaborasi yaitu layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim secara
3. Layanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jwab layanan oleh
bidan kepada sistem layanan yang lebih tinggi atau yang lebih kompeten ataupun
Adalah suatu proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan
Bi ( bila dilaksanakan )
pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi
dari menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan
.Unsur masukan yang terpenting adalah tenaga ,dana dan sarana .Secara umum di
sebutkan apabila tenaga dan sarana kuantitas dan kualitas.tidak sesuai standar yang
ditetapkan ,serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan ,maka sulitlah
macam, yaitu:
a) Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan
c) Kesanggupan (capacity)
pelaksana.
Menurut Koontz input manajemen ada 4, yaitu Man, Capacity, Managerial, dan
Technology. Untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan, macam input ada 4M,
yaitu Man, Money, Material, Method. Sedangkan untuk organisasi yang mencari
keuntungan, macam input ada 6M, yaitu Man, Money, Material, Method, Machinery,
Market.
2. PROSES
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada umumnya,
kesehatan. Tindakan tersebut dapat dibedakan atas dua macam, yakni tindakan medis dan
tindakan non medis. Secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai
kesehatan.
3. OUTPUT
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen
kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Hasil atau
Penampilan daat di bedakan atas dua macam. Pertama, penampilan aspek medis
pelayanan kesehatan. Kedua, penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan. Secara
umum di sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang telah
PENUTUP
A. Kesimpulan
kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan
kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
2. Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai dengan
membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan
tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya
3. Perencanan dalam pelayanan kebidanan memperhatikan 3 unsur, yaitu: input, proses dan
output.
Bidan dalam p e l a ya n a n kebidanan m e m p u n ya i peranan penting
d a l a m menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi
tanggung jawab terhadap tugas kliennya, bio-psiko sosial. Di tengah masyarakat, bidan
masyarakatt e r h a d a p p o l a h i d u p d a n g a ya h i d u p ya n g t i d a k s e h a t . J a d i t i d a k
Oleh karena itu, bidan harus mempunyai pendekatan manajemen agar dapat
mengorganisasikansemua unsur unsur yang terlibat dalam pel ayanannya dengan baik
dalam rangkamenurunkan angka kematian ibu dan anak. Manajemen kebidanan merupakan
proses bekerja melalui anggota staf kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan
se ara professional.!uangan atau bangsal sebagai salah satu unit terke il pelayanan
aktif dari semua pihak,maka pelayanan kebidanan professional hanyalah akan menjadi teori
semata. Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis.O l e h
menunjang kerjaseorang bidan agar bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada
kliennya.D a l a m m e m b u a t m a n a g e m e n k e b i d a n a n p e r l u d i b u a t p e r e n anaan.
$eren a n a a n adalah memutuskan hal-hal yang akan dan tidak akan kita lakukan pada menit,
jam,atau hari mendatang serta bagaimana melakukan hal itu. $eren anaan
merupakan jembatan antara dimana kita saat ini dengan dimana kita saat
mendatang.$ e r e n a n a a n D a l a m $ e l a ya n a n % e b i d a n a n a d a l a h s u a t u p r o s e s
mempersiapkan&
s e a r a s i s t i m a t i s k e g i a t a n ya n g a k a n d i l a k s a n a k a n u n t u k m e n a p a i s u a t u
t u j u a n tertentu..
1.2.Rumusan Masalah
&.'.&.Bagaimana Definisi $eren anaan(&.'.'.Bagaimana Dasar $eren anaan
(&.'.).Bagaimana *ungsi $eren anaan(&.'.+. pakah Manfaat
$eren anaan(&.'. . pa saja Dasar $eren anaan(&.'. .Bagaimana klasifikasi
peren anaan(&.'./.Bagaimana konsep dari $O (&.'.0. pa Definisi dari
$eren anaan Bangsal(&.'.1. pa saja peren anaan dalam manajemen pelayanan
kebidanan(&.'.&2. pa saja ma am 3ma am peren anaan
bangsal(&.'.&&.Bagaimana tugas peren anaan bangsal berdasarkan
jabatan(&.'.&'.Bagaimana ontoh peren anaan bangsal(
1.3.Tujuan Penul san
&.).&.Menjelaskan Definisi $eren anaan& . ) . ' . M e n j e l a s k a n D a s a r
$eren anaan &.).).Menjelaskan *ungsi
$eren anaan&.).+.Menjelaskan Manfaat
$ e r e n a n a a n &.). .Menjelaskan Dasar-Dasar
$eren anaan&.). .Menjelaskan %lasifikasi
$eren anaan& . ) . / . M e n j e l a s k a n k o n s e p d a r i $ O &.).0.Menjelaskan
D e f i n i s i D a r i $ e r e n a n a a n B a n g s a l &.).1.Menjelaskan $eren anaan Dalam
Manajemen $elayanan %ebidanan&.).&2.Menjelaskan Ma am 3Ma am
$eren anaan Bangsal&.).&&.Menjelaskan 4ugas $eren anaan Bangsal Berdasarkan
Jabatan&.).&'.Menjelaskan Bagaimana 5ontoh $eren anaan Bangsal
BAB 2TIN!AUAN PU"TA#A2.1 #$nse% Peren&anaan
'.&.& Definisi $eren anaan$eren anaan terjadi disemua tipe kegiatan. $eren anaan adalah
proses dasar d i m a n a m a n a j e m e n m e m u t u s k a n t u j u a n d a n a r a m e n a p a i n ya .
$ e r b e d a a n pelaksanaan adalah hasil tipe dan tingkat peren anaan yang berbeda
pula.$ e r e n a n a a n d a l a m o r g a n i s a s i a d a l a h e s e n s i a l , k a r e n a d a l a m
k e n ya t a a n n y
KONTRASEPSI DARURAT
1. Pengertian .
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bila digunakan
segera setelah hubungan seksual. Hal ini sering disebut “Kontrasepsi pascasanggama” atau
“morning after pil” atau “morning after treatment”. Istilah “kontrasepsi sekunder” atau
“kontrasepsi darurat” asalnya untuk menepis anggapan obat tersebut harus segera
dipakai/digunakan setelah hubungan seksual atau harus menunggu hingga keesokan harinya dan
bila tidak, berarti sudah terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
(http://www.kontrasepsidarurat.com/pil-kondar.html)
1. Manfaat
1. Indikasi
Untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Bila terjadi kesalahan dalam pemakaian
kontrasepsi seperti :
(Saifuddin, 2011).
Pil kontrasepsi darurat (pil kondar) adalah pil kontrasepsi yang diambil pasca-coitus untuk
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Cara kerja pil ini adalah dengan mengubah
endometrium sehingga tidak memungkinkan implantasi hasil pembuahan, mencegah atau
menunda ovulasi dan mengganggu pergerakan telur di tuba fallopi.
Pembuahan (konsepsi) biasanya tidak terjadi segera setelah berhubungan seks tetapi hingga
beberapa hari kemudian. Selama waktu antara senggama dan pembuahan, sperma berjalan
melalui tuba falopi untuk bertemu dengan telur. Akibatnya, mengambil pil kontrasepsi darurat
segera setelah hubungan seks tanpa kondom belum terlalu terlambat untuk mencegah kehamilan.
3. Tidak menggunakan kontrasepsi, baik karena alasan medis maupun belum bersedia, tetapi
ingin mencegah kehamilan.
4. Wanita yang tidak sedang memakai kontrasepsi apapun, karena tugas suaminya yang sering
bepergian dalam jangka waktu lama
1. Kontra Indikasi
1. Mekanik
Satu-satunya Kondar mekanik adalah IUD yang mengandung tembaga (misalnya: CUT 380A).
Jika dipasang dalam waktu “kurang dari 7 hari” setelah senggama, cara ini mampu mencegah
kehamilan.dan selanjutnya dapat dipakai terus untuk mencegah kehamilan hingga 10 tahun
lamanya, atau sesuai waktu yang dikehendakinya. Hanya saja harganya lebih mahal dan
sebaiknya dipasang oleh ahlinya (dokter umum, atau dokter spesialis kebidanan atau bidan).
1. IUD berbentuk inert seperti Lippes Loop menimbulkan reaksi benda asing dengan terjadi
migrasi dari leukosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisan endometrium
menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi, sehingga tidak terjadi kehamilan.
2. IUD yang mengandung Cupper, segara setalah insersi di samping
menimbulkanpemadatan endometrium, melepaskan ion Cu dengan konsentrasi tinggi.
Konsentrasi 2,5 X 10 mol/L bersifat blastosidal atau membunuhnya sehingga kehamilan
tidak terjadi.
3. Konsentrasi yang lebih tinggi bersifat embriotoksik sehingga kehamilan tidak terjadi.
(http://.www.medicastore.com/oc/pilkbplus.htm)
2. Medik
Paling sedikit ada 5 cara pemberian Kondar yang telah diteliti secara luas. Masing-masing
bersifat hormonal dan saat ini diterapkan secara oral. Sekalipun pemberian pervaginal dalam
tahap penelitian, namun kepustakaan yang telah dipublikasikan masih terbatas pada pemberian
per oral.
1. Lima cara tersebut adalah : Pil KB Kombinasi (mis: Microgynon), Pil Progestin (mis :
mini pil), Pil Estrogen (mis: Premarin), Mifepristone (mis : RU-486), Danazol (mis :
Danocrine).
2. Cara kerja :
1. Cara pemberian :
1) Pil kombinasi
Pil KB biasa yang berisi kombinasi antara estrogen (ethynilestradiol) dan prgogesteron
(levonorgestrel atau dl-norgestrel) metode ini dikenal sebagai “metode yuzpe” dan telah dieliti
dan dipakai secara luas sejak pertengahan tahun 1970an.
a) Untuk pil dosis tinggi yang berisi ethynilestradiol 50 mg dan lovenorgestrel 250 mg (atau
dl-norgestrel 500 mg) : 2 pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa
perlindungan diikuti dengan 2 buah pil 12 jam kemudian (neogynon)
b) Untuk pil yang berisi ethynilestradinol 30 mg dan levonorgestrel 150 mg atau (dl-
norgestrel 300 mg) : 4 buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa
perlindungan diikuti 4 pil 12 jam kemudian (microgynon)
Mekanieme kerja:
Khasiat kontrasepsi suatu pil kombinasi berdasarkan hambatan ovulasi, dimana secara sinergis
estrogen dan gestagenbekerja dengan mekanisme umpan balik terhadap poroshipotalamus-
hipofise sehingga tejadi hambatan sekresigonadotropin-releasing hormon (GnRH) dengan akibat
tidakterjadi pelepasan FSH dan LH.
Dengan tidak adanya FSHmaka tidak terjadi maturasi folikel yang berakibat juga tidakadanya
produksi estrogen oleh folikel dalam ovarium sehinggatidak terjadi pengeluaran LH. Akibat
kurangnya FSH dan tidakadanya peningkatan kadar LH pada tengah-tengah siklus
haidmenyebabkan gangguan dari ovulasi.
Selain itu, estrogen dalam dosis tinggi dapat mempercepatperjalanan ovum dan gangguan
proliferasi endometrium sehinggamengganggu implantasi ovum yang sudah dibuahi.
Pengaruh gestagen dalam pil kombinasi adalah memperkuat daya kerja estrogen dalam
menghambat ovulasiakan tetapi gestagen sendiri dalam dosis yang tinggi juga dapatmenghambat
ovulasi. Khasiat lain dari gestagen adalah memperkental lendir serviks sehingga menghalangi
penetrasispermatosoon masuk ke dalam uterus, mempengaruhiendometrium sehingga
mengganggu implantasi ovum yang telahdibuahi dan mengganggu motilitas tuba
2) Pil Progestin
Pil kb yang hanya mengandung hormone progestin dalam dosis rendah (mini pil)
Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Mengandung 0,75 levonorgestrel dengan
cara pemakaiannnya yaitu:
Dilanjutkan dengan dosis kedua diminum 1 pil dari 12 jam setelah dosis awal.
Pil ini dapat mengurangi risiko kehamilan sebesar 88% (sebanyak 12 orang hamil dari 100 orang
yang memakai pil ini dalam satu tahun). Pil ini lebih cenderung memiliki efek samping lebih
ringan dibandingkan dengan pil kombinasi seperti mual, muntah, sakit kepala, pusing, nyeri
payudara, perdarahan uterus yang tidak teratur dan rasa lelah.
Mekanisme kerja:
b) Pada endometrium, terjadi perubahan sehingga kurang memberikan peluang untuk terjadinya
nidasi.
3) Pil Estrogen : 2×10 mg dalam waktu 3 hari pasca senggama selama 5 hari.
Komponen estrogen dosis tinggi atau derivatnya menghindari konsepsi dengan jalan:
a) Estrogen dosis tinggi mengubah lapisan dalam rahim (endometrium) tetap dalam keadaan
fase proliferasi, sehingga tidak memungkinkan nidasi dari hasil konsepsi.
b) Dengan peristaltic tuba yang meningkat, spermatozoa tidak mungkin dapat mencapai ovum
untuk melakukan konsepsi.
c) Dalam fase proliferasi endometrium tidak dapat menimbulkan suasana kapasitasi sempurna
sehingga mengurangi kemampuan konsepsi spermatozoa.
Metode ini dapat mencegah kehamilan dengan menghambat produksi progesteron dan
menghambat terjadinya implantasi. Mifepristone efektive sampai dengan 17 hari post
koitus.Mifepristone hanya tersedia di Cina, Vietnam dan Rusia dan pil generasi baru yang
mengandung asetat ulipristal, yang tersedia dengan resep di Amerika Serikat dengan
merek ella dan di Eropa dengan merek ellaOne.
5) Pil Danazol : 2×4 tablet dalam waktu 3 hari pasca senggama, (dosis pertama 1×4 tablet
diulang 1×4 tablet 12 jam kemudian setelah dosis Pertama).
(http://.www.medicastore.com/oc/pilkbplus.htm)
1. Kelebihan
2. Tidak menyebabkan keguguran
Pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat
saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali
sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.Pil Kondar
tidak bermanfaat bila diminum setelah terlambat haid. Pil Kondar tidak dapat mennggugurkan
kehamilan. Jika setelah minum pil Kondar ternyata anda hamil. Maka kehamilan akan tetap
normal.
Cara kerja kondar ini adalah menghambat ovulasi artinya sel telur tidak akan dihasilkan,
merubah siklus menstruasi, menurunkan ovulasi. Mengiritasi dinding uterus, sehingga jika kedua
metode diatas tidak berhasil dan telah terjadi ovulasi maka zigot akan mati sebelum zigot terebut
menempeldi dinding uterus
3. Mencegah aborsi
Kandungan dari kondar yang relative aman sepertipil kontrasepsi darurat (pil kondar) yang
diambil pasca-coitus untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Cara kerja pil ini adalah
dengan mengubah endometrium sehingga tidak memungkinkan implantasi hasil pembuahan,
mencegah atau menunda ovulasi dan mengganggu pergerakan telur di tuba fallopi
Kandungan didalam kondar yang aman tidak akan menimbulkan cacat bawaan jika diketahui ibu
hamil seperti pil kombinasi yang mengandung hormone progesterone dan estrogen yang aman
untuk dikonsumsi
5. Efektif bekerja dengan cepat, mudah relative murah untuk pemakaian jangka pendek
Pembuahan (konsepsi) biasanya tidak terjadi segera setelah berhubungan seks tetapi hingga
beberapa hari kemudian. Selama waktu antara senggama dan pembuahan, sperma berjalan
melalui tuba falopi untuk bertemu dengan telur. Akibatnya, mengambil pil kontrasepsi darurat
segera setelah hubungan seks tanpa kondom belum terlalu terlambat untuk mencegah kehamilan.
(http://www.kontrasepsidarurat.com/pil-kondar.html)
1. Kekurangan
2. Tidak dapat dipakai secara permanent
Untuk kontrasepsi darurat pil tidak dapat digunakan secara permanent lain halnya dengan IUD
yang dapat digunakan selama 10 tahun
kontrasepsi darurat pil tidak bisa dibeli tanpa resep dokter maupun bidan
Cara kerja pil ini adalah dengan mengubah endometrium sehingga tidak memungkinkan
implantasi hasil pembuahan, mencegah atau menunda ovulasi dan mengganggu pergerakan telur
di tuba fallopi. Pembuahan (konsepsi) biasanya tidak terjadi segera setelah berhubungan seks
tetapi hingga beberapa hari kemudian. Selama waktu antara senggama dan pembuahan, sperma
berjalan melalui tuba falopi untuk bertemu dengan telur. Akibatnya, mengambil pil kontrasepsi
darurat segera setelah hubungan seks tanpa kondom belum terlalu terlambat untuk mencegah
kehamilan.
(http://www.kontrasepsidarurat.com/pkpk.html)
Cara penanganan : pil diminum bersama dengan makanan atau pada saat akan tidur dapat
mengurangi mual. Pemakaian obat anti muntah sebelumnya juga akan menurunkan mual.
Pemakaian anti mual setelah rasa mual mulai muncul tidak akan efektif.
1. Muntah : efek samping muntah dapat terjadi pada sekitar 20% perempuan yang memakai
pil kombinasi dan hanya 5% pada pemakai pil hanya-progestin.
Cara penanganan : jika klien muntah dalam waktu 2 jam setelah minum pil ini, klien harus
minum pil lagi. Tetapi klien tidak boleh minum pil lebih dari dosis yang dianjurkan, karena
kelebihan dosis ini tidak akan membuat metode ini lebih efektif malah bisa meningkatkan rasa
mual. Pada kasus muntah berat, pengulangan pemberian dosis mungkin dapat diberikan lewat
vagina.
1. Perdarahan per vaginam yang tidak teratur : beberapa perempuan mungkin mengalami
bercak darah (spotting) setelah minum pil ini. Kebanyakan perempuan akan mendapatkan
menstrusi berikutnya tepat waktu atau sedikit lebih cepat.
Cara penanganan : jika menstrusi terlambat sampai satu minggu, perlu dilakukan tes kehamilan.
1. Efek samping laintermasuk: payudara terasa keras, sakit kepala, pusing dan lemah.
Umumnya efek samping ini tidak berlangsung sampai 24 jam.
Cara penanganan : Aspirin atau obat penghilang rasa sakit yang dapat diperoleh tanpa resep
dapat dipakai untuk menghilangkan rasa tidak enak tersebut.