Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny “S”

DENGAN DIAGNOSA MEDIS KATARAK


DI RUANG POLI MATA RSUD KOTA MATARAM
TANGGAL 2 OKTOBER 2017

Disusun Oleh :

NAMA : IDA AYU ARUNDITA RANI PUTRI


NIM : P07120315020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN
KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.IV KEPERAWATAN MATARAM
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
KATARAK

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur –
angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya.
Katarak adalah terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau
kapsul lensa. Umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada
semua orang lebih dari 65 tahun (Doenges, 1999).
2. Etiologi
a) Trauma
b) Terpapar substan sitoksik
c) Penyakit
d) Iinfeksi virus di masa pertumbuhan janin
e) Usia lanjut
3. Manifestasi Klinis
a) Penglihatan kabur seperti melihat kabut atau asap
b) Pupil mengecil akibat kekeruhan pada lensa
c) Merasa silau atau melihat cahaya yang terlalu terang
d) Pada pupil terdapat bercak putih/leukokoria
e) Mata sering berair
4. PenatalaksanaanMedis
a) Pembedahan
Metoda yang paling popular dalam mengeluarkan katarak
adalah ECCC (extracapsular cataract extraction) atau ekstraksi lensa
ekstra kapsular.
b) Koreksi lensa
Dilakukan karena lensa atau isi lensa dikeluarkan maka
perlu menggantikannya, yaitu dengan lensa intraokular. Ini yang
paling sering. Sedangkan metode lain adalah lensa eksternal, kacamata
katarak atau lensa kontak (contact lens).
5. Patofisiologi
Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya
keseimbangan antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak
dapat larut dalam membran semipermeable. Apabila terjadi peningkatan
jumlah protein yang tidak dapat diserap, mengakibatkan jumlah protein
dalam lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain sehingga
membentuk massa transparan atau bintik kecil di sekitar lensa, membentuk
suatu kapsul yang dikenal dengan katarak. Terjadinya penumpukan cairan
dan disintegrasi pada serabut tersebut mengakibatkan jalannya cahayanya
terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.
6. PenatalaksanaanMedis
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilaton pupil dan retraksi
kuat sampai titik dimana kelayan melakukan aktivitas sehari – hari, maka
penanganan konservatif.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan
penglihatan akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan
bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah
20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman pandangan mempengaruhi
keamanan atau kualitas hidup atau bika visialisasi segmen posterior sangat
perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau
saraf optikus seperti : diabetes dan glaukoma. Ada dua macam teknik
pembedahan, yaitu ekstraksi katarak intra kapsuler dan esktraksi katarak
ekstra kapsuler.
Pathway Katarak

Trauma Degeneratif Penyakit lain

Perubahanserabut Kompresisentral Jumlah protein


meningkat

Densitas

Keruh

Lensa mata

Katarak

Menghambatjalancahaya

Penurunan ketajaman
penglihatan

Pembedahan Penglihatan berkurang /


buta

Pre Operasi Post Operasi Gangguan persepsi Resiko tinggi


sensori visual cedera fisik

Gangguan rasa
Ansietas nyaman (nyeri)
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : perubahan aktifvitas biasanya/hobby sehubungan dengan
gangguan penglihatan.
b. Makan / cairan
Gejala : mual / muntah (pada komplikasi kronik / glaukoma akut)
c. Neurosensori
Gejala : gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang
menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan
perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat / merasa
di ruang gelap.
Tanda : tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil.
d. Nyeri / kenyamanan
Gejala : ketidaknyamanan ringan/mata berair. Nyeri tiba – tiba, berat
menetap atau tekanan pada sekitar mata.
e. Penyuluhan dan pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskular,
riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor, ketidakseimbangan
endokrin.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pre Operasi
 Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan
dengan penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.
 Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan
kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.
b. Post Operasi
 Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur
invasif.
 Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif (bedah pengangkatan).
 Gangguan sensori – perceptual : penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori/ status organ indera, lingkugan
secara terapeutik dibatasi.
 Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
3. Perencanaan
a. Pre Operasi
Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan persepsi
Tujuan : gangguan persepsi sensori teratasi. 1. 1. Orientasikan pasien 1. 2. Memperkenalkan pada pasien
sensori visual / Kriteria hasil : terhadap lingkungan tentang lingkungan dam aktifitas
penglihatan  Dengan penglihatan yang terbatas aktifitas. sehingga dapat meninggalkan
berhubungan dengan klien mampu melihat lingkungan stimulus penglihatan.
penurunan semaksimal mungkin. 2. 2. Bedakan kemampuan 2. 2. Menentukan kemampuan lapang
ketajaman  Mengenal perubahan stimulus yang lapang pandang diantara pandang tiap mata.
penglihatan, positif dan negatif. kedua mata. 3.
penglihatan ganda.  Mengidentifikasi 3. 3. Observasi tanda
kebiasaan 4. 3.Mengurangi ketakutan pasien
lingkungan. disorientasi dengan tetap dan meningkatkan stimulus.
berada di sisi pasien.
4. 4. Dorong klien untuk 5. 4. Meningkatkan input sensori, dan
melakukan aktivitas mempertahankan perasaan normal,
sederhana seperti tanpa meningkatkan stress.
menonton TV, radio, dll.6. Menurunkan penglihatan perifer dan
gerakan.
5.Anjurkan pasien 7. 5.Menurunkan penglihatan perifer
menggunakan kacamata dan gerakan.
katarak, cegah lapang
pandang perifer dan catat
terjadinya bintik buta.
5. Posisi pintu harus
tertutup terbuka, jauhkan
rintangan.
2. Cemas berhubungan Tujuan : kecemasan teratasi 1. 1. Ciptakan lingkungan 1. Membantu mengidentifikasi
dengan pembedahan Kriteria hasil : yang tenang dan relaks, sumber ansietas.
yang akan dijalani  Mengungkapkan kekhawatirannya berikan dorongan untuk
dan kemungkinan dan ketakutan mengenai pembedahan verbalisasi dan
kegagalan untuk yang akan dijalani. mendengarkan dengan
memperoleh  Mengungkapkan pemahaman penuh perhatian. 1.
penglihatan kembali. tindakan rutin perioperasi 2. 2. Yakinkan klien bahwa2. 2. Meningkatkan keyakinan klien.
dan
perawatan. ansietas mempunyai
respon normal dan
diperkirakan terjadi pada
pembedahan katarak 3.
yang akan dijalani. 4.
3. 3. Tunjukkan 5. 3.Meningkatkan keyakinan klien.
kesalahpahaman yang
diekspresikan klien, 6.
berikan informasi yang
7.
akurat.
4. 4.Sajikan informasi 8. 4.Meningkatkan proses belajar dan
menggunakan informasi tertulis mempunyai sumber
metodedan media rujukan setelah pulang. Pengetahuan
instruksional. yang meningkatakan menambah
kooperatif klien dan menurunkan
kecemasan.Pengetahuan yang
meningkatakan menambah kooperatif
klien dan menurunkan kecemasan
5. 5.Jelaskan kepada klien 8. 5. Menjelaskan pilihan
aktivitas premedikasi memungkinkan klien membuat
yang diperlukan. keputusan secara benar.
6. Berikan informasi
tentang aktivitas
penglihatan dan suara
yang berkaitan dengan
periode intra operatif.
b. Post Operasi
Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan Tujuan : nyeri teratasi 1. Bantu klien dalam mengidentifikasi 1. Membantu klien menemukan
rasa nyaman Kriteria hasil : tindakan penghilangan nyeri yang tindakan yang dapat menghilangkan
(nyeri akut)  klien melaporkan efektif. atau mengurangi nyeri yang efektif.
berhubungan penurunan nyeri
dengan secara progresif dan 2. Jelaskan bahwa nyeri dapat terjadi 2. Nyeri dapat terjadi sampai anestesi
prosedur nyeri terkontrol sampai beberapa jam setelah local habis, memahami hal ini dapat
invasive. setelah intervensi. pembedahan. membantu mengurangi kecemasan
yang berhubungan dengan yang
tidak diperkirakan.

3. Lakukan tindakan mengurangi nyeri 3. Latihan nyeri dengan menggunakan


dengan cara: tindakan yang non farmakologi
- Posisi : tinggikan bagian kepala memungkinkan klien untuk
tempat tidur, ganti posisi dan tidur, memperoleh rasa control terhadap
ganti posisi dan tidur pada sisi yang nyeri.
tidak dioperasi
- Distraksi
- Latihanrelaksasi
4. Berikan obat analgetik sesuai program 4. Analgesik dapat menghambat
reseptor nyeri.
5. Lapor dokter jika nyeri tidak hilang 5. Tanda ini menunjukkan
setelah ½ jam pemberian obat, jika peningkatan tekanan intra ocular
nyeri disertai mual. atau komplikasi lain.
2. Resiko tinggi Tujuan : 1. Tingkatkan penyembuhan luka dengan : - Nutrisi dan hidrasi yang optimal
terjadinya infeksitidakterjadi - Beri dorongan untuk mengikuti diet meningkatkan kesehatan secara
infeksi Kriteriahasil : seimbang dan asupan cairan yang keseluruhan, meningkatkan
berhubungan  Tanda-tanda infeksi adekuat penyembuhan luka pembedahan.
dengan tidak terjadi
prosedur  Penyembuhan luka - Instruksikan klien untuk tetap - Memakai pelindung mata
invasif tepat waktu menutup mata sampai hari pertama meingkatkan penyembuhan dan
(bedah)  Bebas drainase setelah operasi atau sampai menurunkan kekuatan iritasi
purulen , eritema, diberitahukan. kelopak mata terhadap jahitan
dan demam luka.
2. Gunakan tehnik aseptic untuk 2. Tehnik aseptic menimalkan
meneteskan tetes mata : masuknya mikroorganisme dan
- Cuci tangan sebelum memulai mengurangi infeksi.
- Pegang alat penetes agak jauh dari
mata.
- Ketika meneteskan hindari kontk
antara mata dengan tetesan dan alat
penetes.
3. Gunakan tehnik aseptic untuk 3. Tehnik aseptic menurunkan resiko
membersihkan mata dari dalam ke luar penyebaran infeksi / bakteri dan
dengan tisu basah / bola kapas untuk kontaminasi silang.
tiap usapan, ganti balutan dan
memasukkan lensa bila menggunakan.
4. Tekankan pentingnya tidak menyentuh / 4. Mencegah kontaminasi dan
menggaruk mata yang dioperasi. kerusakan sisi operasi.
5. Observasi tanda dan gejala infeksi 5. Deteksi dini infeksi memungkinkan
seperti : kemerahan, kelopak mata penanganan yang cepat untuk
bengkak, drainase purulen, injeksi meminimalkan keseriusan infeksi.
konjunctiva (pembuluh darah
menonjol), peningkatan suhu.
6. Anjurkan untuk mencegah ketegangan 6. Ketegangan pada jahitan dapat
pada jahitan dengan cara : menimbulkan interupsi,
menggunakan kacamata protektif dan menciptakan jalan masuk untuk
pelindung mata pada malam hari. mirkoorganisme
7. Kolaborasi obat sesuai indikasi : 7.- Sediaan topical digunakan secara
- Antibiotika (topical, parental atau profilaksis, dimana terapi lebih
sub conjunctiva) agresif diperlukan bila terjadi
- Steroid. infeksi.
- Menurunkan inflamasi.
-
3. Gangguan Hasil yang diharapkan: 1. tentukan ketajaman penglihatan, catat 1. Kebutuhan individu dan pilihan
sensori –  Meningkatkan apakah satu atau kedua mata terlibat intervensi dan pilihan intervensi
perceptual : ketajaman bervariasi sebab kehilangan
penglihatan penglihatan dalam penglihatan terjadi lambat dan
berhubungan batas situasi progresif.
dengan individu 2. Orientasi pasien terhadap lingkungan, 2. Memberikan peningkatan
gangguan  Mengenal gangguan staf/ orang lain di area kenyamanan dan kekeluargaaan,
penerimaan sensori dan menurunkan cemas dan disorientasi
sensori/ berkompensasi pasca operasi.
status organ terhadap perubahan 3. Observasi tanda-tanda dan gejala-gejala 3. Terbangun dalam lingkungan yang
indera, disorientasi, pertahankan pengamanan tak dikenal dan mengalami
lingkungan tempat tidur sampai benar-benar keterbatasan penglihatan dapat
secara sembuh dari anesthesia. mengakibatkan bingung pada
terapeutik orangtua.
dibatasi, 4. Ingatkan klien menggunakan kacamata 4. Perubahan ketajaman dan
ditandai katarak yang tujuannya memperbesar ± kedalaman persepsi dapat
dengan : 25%, penglihatan perifer hilang. menyebabkan bingung /
Menurunnya meningkatkan resiko cedera sampai
ketajaman, pasien belajar untuk
gangguan mengkompensasi.
penglihatan.
Perubahan
respon
biasanya
terhadap
rangsang.
4. Kurang Tujuan: 1. Kaji informasi tentang kondisi individu 1. Meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan Setelah diberikan prognosis tipe prosedur, tipe prosedur kerjasama dengan program
tentang tindakan keperawatan lensa. pascaoperasi
kondisi berupa HE diharapkan
prognosis klien mengerti 2. Tekankan pentingnya evaluasi 2. Pengawasan periodic menurunkan
pengobatan dengankondisi, perawatan. Beritahu untuk melaporkan resiko komplikasi serius.
berhubungan prognosis,dan penglihatan berawan.
dengan tidak pengobatan. 3. Informasikan kepada klien untuk 3. Dapat bereaksi silang / campur
mengenal Kriteria hasil : menghindari tetes mata yang dijual dengan obat yang diberikan.
sumber  Dapat melakukan bebas.
informasi, perawatan dengan 4. Dorong pemasukan cairan yang 4. Memertahankan konsistensi faeces
ditandai prosedur yang benar adekuat, makan terserat. untuk menghindari mengejan
dengan klien  Dapat menyebutkan
kurang kembali apa yang 5. Anjurkan klien untuk menghindari 5. Aktifitas yang menyebabkan mata
mengikuti telah dijelasakan membaca, berkedip, mengangkat yang lelah tegang, manuver valsava atau
instruksi, berat, mengejar saat defekasi, meningkatkan TID dapat
sering membongkok pada panggul, meniup mempengaruhi hasil operasi dan
bertanya hidung penggunaan spray, bedak bubuk, mencetuskan perdarahan.
terjadi merokok. Catatan : iritasi pernapasan yang
komplikasi menyebabkan batuk / bersih dapat
yang dapat meningkatkan TID.
dicegah.

Anda mungkin juga menyukai