Anda di halaman 1dari 7

BAB 1y

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang, sehingga dapat

dipaksakan, dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Menurut Charles E.McLure,

pajak adalah kewajiban finansial atau retribusi yang dikenakan terhadap wajib pajak (orang

pribadi atau Badan) oleh Negara atau institusi yang fungsinya setara dengan negara yang

digunakan untuk membiayai berbagai macam pengeluaran publik.

Pertambangan telah berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam

bentuk pajak maupun non-pajak. Membaiknya harga komoditas tambang beberapa tahun

terakhir, telah meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional. Hal ini

kontras dengan penurunan relatif kontribusi sektor lain untuk periode yang sama.

Pajak pertambangan adalah model perpajakan yang dapat mengakomodasi kedua

kepentingan yaitu kepentingan pemerintah dan kepentingan perusahaan tambang itu sendiri.

Sesuai dengan penjelasan diatas, pentingnya mempelajari pajak pertambangan terhadap

mahasiswa terutama mahiswa teknik pertambangan, agar lebih memahami mengenai adanya

peraturan perpajakkan terkhusus dalam industri pertambangan dan jenis-jenis pajak

pertambangan.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa lebih memahami

mengenai pajak pertambangan terutama yang ad di Indonesia.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:


1. Agar mahasiswa dapat memahami apa yang di maksud pajak pertambangan.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pajak pertambangan itu sendiri.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pajak Pertambangan

Pertambangan telah berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam

bentuk pajak dan non-pajak. Pajak pertambangan, secara politis memerlukan dua pemahaman.

Pertama, pemahaman mengenai tujuan perpajakan, dan yang kedua, dampak perpajakan

terhadap perusahaan tambang. Perpajakan mineral sendiri dapat dilihat dari dua perspeksi,

yaitu perspeksi pemerintah dan perusahaan. Oleh sebab itu, sistem perpajakan yang baik

adalah model perpajakan yang dapat mengakomodasi kedua kepentingan tersebut. Menurut

pemerintah perpajakan hanya berupa pajak pendapatan perusahaan seperti royali dan pajak

lain. Sedangkan industri tambang mendefinisikan pajak sebagai keseluruhan pendapatan

perusahaan yang dibayarkan kepada pemerintah, misalnya: kewajiban penyerahan saham ke

pemerintah tan pa bayaran (free equity), dan kewajiban menjual hasil produksitambang

dengan harga di bawah harga pasar kepada pemerintah.

Menurut perusahaan tambang, sistem perpajakan kompetitif mempunyai karakteristik

responsif terhadap upaya pencapaian keuntungan, mempertimbangkan variasi pendapatan

perusahaan, stabilitas dapat diprediksi dan transparan sehingga mengurangi resiko usaha,

sistem yang mendistorsi komponen biaya dan mendorong timbulnya inefesiensi sebaiknya tidak

diterapkan, pemberian pajak rendah di awal produksi. Berbeda dengan perusahaan tambang,

sistem perpajakan yang dipahami oleh pemerintah memilki dimensi ekonomi dan politik.

2.2 Karakteristik Sistem Perpajakan

Adapun karakteristik sistem perpajakan, antara lain:

1. Netralitas ; diharapkan perusahaan mengeksploitasi bahan tambang secara efisien,

sehingga setiap tonase bahan tambang yang digali dimanfaatkan secara maksimal.
2. Efisiensi ; dalam sistem perpajakan pertambangan, efisiensi harus diukur dengan

mempertimbangkan upaya alokasi dan optimalisasi sumber daya secara tepat,

sehingga sistem ini diharapkan mampu mengakomodasi kepentingan nasional,

terutama dalam menciptakan stabilitas pertumbuhan makro ekonomi negara.

3. Kesetaraan ; secara konsepsional mengandung pengertian ‘kondisi’ perusahaan yang

sama akan diterapkan aturan pajak yang sama.

4. Kejelasan ; politik perpajakan membutuhkan peraturan yang jelas dan mudah

dipahami.

5. Stabilitas ; stabilitas ini sangat penting bagi model sistem perpajakan yang akan

diterapkan, karena dapat memberikan kepastian investasi.

2.3 Jenis Perpajakan Pertambangan dan Dampak Karakteristik Pertambangan

Perpajakan pertambangan dibagi dalam beberapa jenis, antara lain:

1. Rente ekonomi (economic rent), diantaranya; royalti, partisipasi pemerintah

berbentuk ‘free equity’, pembayaran bonus di depan (up-front bonus payments),

windfall profit.

2. Pajak ‘user pay’, pajak jenis ini didasarkan pada pertimbangan perusahaan membayar

kepada pemerintah yang telah memberikan jasa pelayanan atau informasi.

3. Pajak Corporate Citizenship, pajak ini lebih mencirikan untuk membiayai aktivitas

pemerintah, diantaranya; pajak pendapatan perusahaan, pajak pertambangan nilai

dan pajak penjualan, Bea dan Cukai dsb.

Adapun dampak dari karakteristik pertambangan terhadap perpajakan yaitu; resiko

usaha tinggi, padat modal, price taker, pendapatan bersifat fluktuatif, lokasi terpencil, umur

tambang terbatas, reklamasi dan penutupan tambang, dan state ownerships.


2.4 Perpajakan Dalam Kontrak Karya

kontrak karya adalah suatu perjanjian pengusahaan pertambangan antara pemerintah

RI dengan perusahaan swasta asing, patungan perusahaan asing dengan Indonesia dan

perusahaan swasta nasional untuk melaksanakan usaha pertambangan di luar minyak gas dan

bumi. Pada umumnya suatu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan mempunyai

siklus usaha sebagai berikut; penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, kontruksi,

pertambangan/eksploitasi, dan reklamasi. Masing-masing proses tersebut terdapat kewajikan

perpajakan yang diatur dalam konrak karya dan harus di penuhi oleh perusahaan. Selain jenis

pajak tersebut, juga terdapat kewajiban pembayaran pajak atas PPh Pasal 21 yaitu untuk

pegawai tetap, pegawai tidak tetap, orang pribadi yang bukan pegawai atas upah yang

diterima. Selain pajak diatas, harus diperhatikan juga Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa:

1. Menurut pemerintah perpajakan hanya berupa pajak pendapatan perusahaan seperti

royali dan pajak lain. Sedangkan industri tambang mendefinisikan pajak sebagai

keseluruhan pendapatan perusahaan yang dibayarkan kepada pemerintah, misalnya:

kewajiban penyerahan saham ke pemerintah tan pa bayaran (free equity), dan

kewajiban menjual hasil produksitambang dengan harga di bawah harga pasar

kepada pemerintah.

2. Perpajakan pertambangan dibagi dalam beberapa jenis, antara lain:

a. Rente ekonomi (economic rent), diantaranya; royalti, partisipasi pemerintah

berbentuk ‘free equity’, pembayaran bonus di depan (up-front bonus payments),

windfall profit.

b. Pajak ‘user pay’, pajak jenis ini didasarkan pada pertimbangan perusahaan

membayar kepada pemerintah yang telah memberikan jasa pelayanan atau

informasi.

c. Pajak Corporate Citizenship, pajak ini lebih mencirikan untuk membiayai aktivitas

pemerintah, diantaranya; pajak pendapatan perusahaan, pajak pertambangan

nilai dan pajak penjualan, Bea dan Cukai dsb.


Tanggal : 16 September 2017
Dosen : Dr. Aryanti Virtanti Anas, ST. MT

TUGAS ANALISIS INVESTASI TAMBANG

“Pajak Pertambangan”

Disusun Oleh :

Sri Wulandari

D621 15 018

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKUTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

GOWA

2017

Anda mungkin juga menyukai