Bab Vi Baru Preeklamsi Status Gizi
Bab Vi Baru Preeklamsi Status Gizi
PEMBAHASAN
hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian pre eklamsia di ruang poli hamil
dan kandungan rumah sakit Jember Klinik Jember yang dapat diketahui hasilnya
dari observasi dan timbangan dan catatan medis pasien yang telah dilakukan oleh
peneliti. Adapun beberapa hal yang dipaparkan pada bab ini meliputi, interpretasi
hasil penelitian yang akan membahas tentang perbandingan teori yang ada di
dalam tinjauan pustaka dengan fakta dan opini dari peneliti, keterbatasan
seperti yang terdapat pada tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar
dan proses biologis lainnya di dalam tubuh dan nutrisi Ibu hamil adalah
makan yang bergizi yang dimakan oleh ibu hamil. Sedangkan menurut
Kusmiyati, Heni Puji dan Sujiyati (2015) Gizi ibu hamil adalah makanan
ibu hamil. Berdasarkan data yang sudah di kumpulkan oleh peneliti pada
tabel 5.1 di dapatkan hasil bahwa usia ibu hamil sebagian besar berusia
Dalam reproduksi sehat dikenal bahwa usia kehamilan yang aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 21-35 tahun serta dan kehamilan pada
sehat, angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi pada kehamilan
hamil dalam kelompok usia 18- 26 tahun hal ini membuktikan bahwa
usia juga dapat menjadi faktor resiko. Hal tersebut sesuai dengan
akan status gizi ibu hamil akan luas. Menurut Murdianto (2010, dalam
Riska & Murdiono, 2017) mengatakan bahwa Kehamilan pada usia muda
turunnya cadangan zat besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi. Hal ini
bekerja terhadap resiko kurang energi kronis (kek) dan anemia pada ibu
hamil” di dapatkan hasil bahwa ibu hamil yang berumur < 20 tahun
dengan umur 20-35 tahun, dan usia > 35 tahun memiliki resiko
mengalami Anemia 5,885 kali lebih besar dibandingkan dengan usia 20-
35 tahun.
Menurut peneliti usia dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil
asupan nutrisi yang juga meningkat sehigga nutrisi yang diperlukan dapat
terpenuhi. Dan pada ibu hamil dengan usia yang mudah pada usia 16-20
th ini sangat berisiko dikarenakan pada usia ini masih belum atau bukan
usia yang tergolong aman untuk hamil dikarenakan angka kesakitan dan
angka kematian ibu dan bayi pada kehamilan remaja jauh lebih tinggi
serum, selain itu progesteron juga diduga menjadi faktor penyebab mual
dan muntah. Pada seorang wanita yang hamil pertama kali biasanya
wanita sehingga banyaknya oestriol bebas (rasa mual dan muntah sebagai
Keluhan ini biasanya muncul di pagi hari saat perut ibu dalam keadaan
juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Darmawati & Novita
terhadap status gizi ibu kerena gravida anak ke 1 biasanya ini merupakan
hiperemesis gravidarum yaitu rasa mual dan muntah yang dirasakan oleh
ibu hamil sehingga membuat ibu merasakan sensasi yang tidak nyaman
makan yang berujung pada asupan nutrisi ibu berkurang sehingga dapat
mempengaruhi status gizinya hal ini juga dibuktikan bahwa pada saat
melakukan penelitian pengambilan data banyak ibu yang mengaku
SMA sebanya 24 orang (60%). Hal ini sesuai dengan Nurcahyo (2008,
tercapai keadaan dan status gizi yang baik. Pengetahuan sangat penting
informasi tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi
hamil dengan status gizi. Dan di perkuat oleh penelitian yang dilakukan
tentang gizi yang diperoleh melalui berbagai informasi juga akan kurang
ibu hamil yang biasanya rentang terjadi pada trimester kedua yang dapat
terdapat pada tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil
hamil dan masa nifas yang terdiri atas hipertensi, odema dan proteinuria,
kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan, kenaikan tekanan
usia ibu. Berdasarkan data yang sudah di kumpulkan oleh peneliti pada
tabel 5.1 di dapatkan hasil bahwa usia ibu hamil sebagian besar berusia
(2016) mengatakan bahwa usia resiko terkena eklampsia pada usia < 20
tahun dan > 35 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia < 20 tahun keadaan
> 35 tahun usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan dan alat
Biasanya terdapat pada wanita subur dengan umur yang ekstrim, yaitu
pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35
membandingkan wanita pada usia >35 tahun dengan wanita dengan usia
oleh Faridah & Hanum (2014) tentang “faktor risiko yang berhubungan
preeklamsia, 83,3% terjadi pada usia berisiko, 46,4% dan dari hasil
analisa bivariat didapatkan ada hubungan usia ibu bersalin dengan
preeklamsi pada ibu hamil dikarenakan ibu yang hamil pada usia mudah
yaitu remaja usia 16-20 th dan ibu yang hamil pada usia 35 tahun ke atas
sepenuhnya siap untuk hamil serta pada usia 35 tahun keatas organ
eklamsi pada ibu hamil ialah gravida. Berdasarkan tabel 5.2 di dapatkan
yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain gangguan body
image akibat perubahan bentuk tubuh selama kehamilan, ibu belum siap
dalam Tjahjani & Cahya, 2014) risiko preeklampsia lebih tinggi pada
preeklampsia pada ibu bersalin di rsup dr. m. djamil padang tahun 2013”
di dapatkan hasil bahwa ada hubungan paritas dengan kejadian
Tjahjani & Cahya, (2014) tentang “umur dan paritas dengan kejadian
preeklampsia pada ibu hamil” di daptkan hasil bahwa Ibu hamil yang
orang (25,96%) dan mayoritas umur < 20 tahun dan > 35 tahun yaitu
pada ibu primigravida atau hamil pertama kali (anak ke 1) dapat berisiko
eklamsi.
Selain itu salah satu faktor yang menyebabkan kejadian
kehamilan dan perawatan sudah luas sehingga bisa mencegah secara dini
dalam memberi respon sesuatu yang datang dari luar serta tingkat
bahaya kehamilan salah satunya ialah pre eklamsi begitu sebaliknya ibu
Klinik Jember
di penuhi karena dengan adanya asupan gizi yang cukup maka energi
yang dibutuhkan oleh tubuh kita dapat terpenuhi. Gizi pada ibu hamil
sangat penting karena pemenuhan gizi pada ibu hamil tidak hanya
terfokus kepada ibu hamil itu sendiri tetapi juga pada janin yang berada
gizi terhadap ibu dan juga janinnya yang dapat menyebabkan terjadinya
gangguan pada ibu dan janinya salah satunya ialah pre eklamsi yang
dan salah satu faktor pencetus atau pemicu terjadinya pre eklamsi ialah
status gizi berlebih pada ibu hamil. Berdasarkan tabel 5.6 diatas dengan
uji statisitik spearman rank diperoleh hasil P value = 0,002 yang dimana
0,472 yang artinya terdapat hubungan yang kuat antara status gizi ibu
hamil dengan kejadian pre eklamsi di Ruang Poli Hamil dan Kandungan
Status gizi ibu sangat penting untuk tercapainya kesejahteraan ibu dan
karena dengan kadar lemak yang tinggi dalam tubuh akan meningkatkan
(Mardiana, 2016).
Lemak dalam pembuluh darah yang semakin banyak akan
dan protein baru (cadangan ibu). Ibu hamil mengalami kenaikan berat
badan sebanyak 10-12 kg. Kenaikan berat badan ibu tidak sama, tetapi
menyebabkan kerja jantung lebih berat, oleh karena jumlah darah yang
berada dalam badan sekitar 15% dari berat badan, maka makin gemuk
seorang makin banyak pula jumlah darah yang terdapat di dalam tubuh
yang berarti makin berat pula fungsi pemompaan jantung, sehingga dapat
imonologik. Kejadian ini akan menghambat invasi arteri spiralis ibu oleh
yang akan merusak membran sel serta akan berikatan dengan asam lemak
sehingga gejala klinis seperti edema akan terlihat pada ibu dalam kondisi
status gizi dan kecemasan ibu hamil dengan kejadian pre-eklampsia pada
bahwa Ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian pre-
hasil uji chi square dengan tingkat signifikan α = 0,05 mendapatkan nilai
daptkan hasil bahwa ada hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi
Kediri.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas bertujuan untuk membuktikan
atau alat ukur yang digunakan belum valid dan reliabel sehingga
dalam meminimalisir terjadinya status gizi berlebih atau kurang pada ibu
hamil dengan cara memberikan edukasi mengenai gizi seimbang pada ibu
hamil, menu makanan ibu hamil. sehingga ibu hamil selama masa
kehamilannya nutrisinya dapat terpenuhi baik untuk dirinya sendiri dan untuk
janinnya
Salah satu akibat tidak seimbangnya asupan gizi yang di konsumsi
oleh ibu hamil akan menyebabkan status gizinya menjadi kurang ataupun
berlebih, jika status gizi ibu berlebih makan akan berisiko ibu mengalami pre
eklamsi yaitu hipertensi pada kehamilan yang dapat menyebabkan ibu dan
janin dalam bahaya yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.
terhadap ibu hamil tentang gizi seimbang untuk ibu hamil ataupun tanda
bahaya kehamilan yaitu pre eklamsi dengan begitu diharapkan ibu dapat
dalam keadaan normal sehingga ibu dapat terhindar dari resiko pre eklamsi
serta ibu juga dapat mengenal tanda bahaya kehamilan (pre eklamsi) sehingga
ibu dapat terhindar dari hal tersebut serta mencari pertolongan tenaga medis
dengan cepat jika muncul tanda bahaya kehamilan sehingga ibu dan bayi
dapat terselamatkan.