Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.

1, Maret 2016, hal 24-32


pISSN 1410-4490, eISSN 2354-920

PENINGKATAN DURASI PEMBERIAN ASI PADA IBU POST PARTUM


MELALUI RELAKSASI AUTOGENIC TRAINING

Farida Juanita1*, Suratmi1

1. Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan, Lamongan 62200, Indonesia

*E-mail: faridajuanita@gmail.com

Abstrak

Sebagian besar penyebab kegagalan menyusui berasal dari ketidakpercayadirian ibu. Salah satu intervensi yang dapat
dilakukan untuk membantu keberhasilan menyusui adalah melalui autogenic training untuk mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kepercayaan diri ibu. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ada pengaruh relaksasi
autogenic training terhadap durasi menyusui. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental posttest only – non
equivalent control group design. Sampel sebanyak 30 diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi
menjadi kelompok kontrol dan perlakuan. Intervensi autogenic training dilakukan ibu di rumah selama 3 minggu. Post-
test dilakukan home visite pada bulan pertama, ketiga dan keenam. Data dianalisis menggunakan one tailed independen
t test dengan α < 0,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dapat memberikan ASI lebih lama
dibandingkan kelompok kontrol (p= 0,005). Dapat disimpulkan bahwa relaksasi autogenic training berpengaruh
terhadap peningkatan durasi pemberian ASI. Penerapan hasil penelitian ini dapat dilakukan untuk membantu ibu untuk
keberhasilan menyusui eksklusif.

Kata kunci: ASI, autogenic training, durasi menyusui, laktasi, relaksasi

Abstract

Increased Duration of Breastfeeding on Postpartum Mothers through Autogenic Training Relaxation. The failures
of breastfeeding are mostly caused by mothers’ inconfidence. Nurses can give psychological support by autogenic
training relaxation which strengthens mothers` confidence to breastfeed exclusively. This method teaches mothers in
building a positive intention and motivation to help the process of breastfeeding. This study aims to prove that
autogenic training relaxation may expend the duration of breastfeeding. By using an experimental, posttest only - non
equivalent control group design, 30 subjects are taken based on the criteria and divided into two groups. After
providing autogenic training for 3 weeks, post-test conducted on the first, third and sixth months. Data were analyzed
using one-tailed independent t test with α= 0.05. The analysis showed that the intervention group could breastfeed
longer than control group (p= 0.005). It can be concluded that autogenic training affected the duration of
breastfeeding. These results can be considered that autogenic training as an intervention in support for exclusive
breastfeeding.

Keywords: autogenic training, breastfeeding, duration, relaxation

Pendahuluan bat pengaruh ibu postpartum yang mengalami


depresi (Jones, McFall, & Diego, 2004).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan Menyusui juga mempunyai efek positif pada
terbaik bagi bayi dari segi kandungan nutrisi, ibu, keluarga dan pencapaian kesehatan mas-
kebaikan untuk sistem pencernaan dan sistem yarakat melalui kebaikan nutrisi, imunologi,
immun, perkembangan fisik, psikis, dan inte- tumbuh kembang, psikologi, sosial ekonomi
raksi antara ibu dan bayi (Nishioka, et al., dan lingkungannya. Perlindungan, promosi
2011). Sebuah penelitian menyimpulkan bah- dan dukungan terhadap ibu menyusui menjadi
wa bayi yang minum ASI terlindungi dari prioritas dalam program kesehatan masyarakat
gangguan afektif dan disregulasi fisiologis aki- di semua negara (Vidas, Smalc, Catipovic, &
25 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 19, No. 1, Maret 2016, hal 24-32

Kisik, 2011). Menyusui juga melindungi ibu cemas yang disebabkan oleh perasaan takut
dengan menginduksi ketenengan, mengurangi tidak mampu menghasilkan ASI dan tidak
reaktifitas ibu untuk stres, dan meningkatkan memiliki ASI yang cukup adalah suatu alasan
perilaku nurturing. Menyusui akan melindu- yang paling sering dikemukakan oleh ibu yang
ngi ibu dari stres, dan menjaga suasana hati gagal mulai menyusui, berhenti menyusui ter-
ibu (Tackett, 2007). lalu cepat, atau memulai pemberian makanan
tambahan sebelum makanan itu dibutuhkan.
Saat terpenting waktu menyusui adalah pada Dukungan psikologis dari keluarga, petugas
beberapa hari pertama setelah melahirkan. Bila kesehatan dan masyarakat akan memperkuat
seorang ibu dibantu dengan baik pada saat ia keyakinan diri ibu bahwa dia dapat berhasil
mulai menyusui, kemungkinan ibu tersebut menyusui (WHO, 2003). Kebutuhan ibu beru-
akan berhasil untuk terus menyusui (Siregar, pa akses informasi yang lebih jelas dari profe-
2004). Pada hakikatnya semua wanita dapat sional kesehatan sejak periode antenatal sam-
menyusui. Menurut WHO dalam Martin- pai postnatal juga berpengaruh besar terhadap
Iglesias, et al., (2011), jarang ada wanita yang keberhasilan laktasi. Untuk mencapai inisiasi
tidak dapat menyusui karena kelainan patofi- menyusui yang baik, ibu harus menerima
siologis, diperkirakan 97% wanita subur mem- bantuan profesional untuk cara menyusui sela-
punyai kemampuan untuk menyusui. Beberapa ma jam-jam pertama kelahiran, dan pembe-
penyebab kegagalan menyusui juga telah lajaran praktis selama tinggal di rumah sakit
diidentifikasi dari beberapa penelitian, yaitu (Kervin, Kemp, & Pulver, 2010). Dari segi
kurangnya dukungan sosial, kontak yang ketenagaan, harus dipastikan bahwa semua staf
kurang intensif antara ibu dan bayi, pengaruh peduli pada ibu menyusui dan dapat menjawab
sosial yang permisif terhadap pemberian susu semua pertanyaan ibu tentang menyusui
formula atau penghentian menyusui, praktik (Condon & Ingram, 2011). Peran dari petugas
komersil dari pabrik susu formula, pengenalan kesehatan memegang kunci penting untuk
dini makanan pengganti ASI, pengetahuan keberhasilan menyusui. Latar belakang budaya
yang kurang tentang menyusui pada ibu dan juga harus dipertimbangkan oleh petugas kese-
petugas kesehatan, kecemasan dan stres ibu, hatan untuk mengintervensi ibu menyusui. Ibu
kurang percaya diri pada ibu untuk menyusui, dapat diuntungkan dengan adanya dukungan
berat badan bayi yang kurang, ibu malnutrisi, menyusui untuk meningkatkan self efficacy
multi atau primipara, kontrasepsi hormonal dan perasaan mampu, kuat dan dapat menjadi
dan temperamen bayi (Millan, Dewey, & ibu yang baik (Hannula, Kaunonen, & Tarkka,
Escamilla, 2008). 2008).

Kegagalan dalam proses menyusui sering Di Indonesia, pemberian ASI eksklusif belum
disebabkan karena timbulnya beberapa masa- membudaya pada masyarakat termasuk di
lah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. kalangan ibu bekerja (Purnamasari dan
Masalah dari ibu yang timbul selama menyu- Rahardjo, 2007). Berdasar data penelitian dari
sui dapat dimulai sejak sebelum persalinan Riset Kesehatan Dasar 2012, ibu yang berhasil
(periode antenatal), pada masa pasca persa- memberi ASI secara eksklusif tercatat sebesar
linan dini, dan pasca masa persalinan lanjut. 61,5% pada tahun 2010. Sementara di Jawa
Masalah menyusui dapat pula diakibatkan Timur ibu yang memberi ASI sebesar 61,52%
karena keadaan khusus seperti ibu mengeluh- pada tahun 2011 dan Kota Surabaya berada
kan bayinya sering menangis atau menolak dibawah rerata, yakni sebesar 26,88% (Pusat
menyusu yang kemudian diartikan bahwa ASI Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
tidak cukup atau tidak baik sehingga menye- Republik Indonesia, 2012).
babkan diambilnya keputusan untuk meng-
hentikan menyusui (Widiasih, 2008). Rasa
Juanita, et al., Peningkatan Durasi Pemberian ASI pada Ibu Post Partum Melalui Relaksasi Autogenic Training 26

Perawat sebagai salah satu bagian dari sistem


kesehatan juga turut bertanggung jawab ter- Desain atau rancangan penelitian ini meng-
hadap keberhasilan laktasi. Perawat turut ber- gunakan desain eksperimental jenis post test
peran dalam mengatasi hambatan internal ibu only–non equivalent control group design.
dengan membantu mengatasi kecemasan ibu Kelompok kontrol diambil dari pasien
dan juga menjadi fasilitator kelompok pendu- poliklinik/rawat jalan yang sedang kontrol
kung ASI. Salah satu intervensi yang dapat postpartum atau kontrol bayi baru lahir,
dilakukan untuk membantu keberhasilan me- kemudian diikuti home visit saat bayi berusia 1
nyusui adalah melalui manajemen psikologis bulan, 3 bulan dan 6 bulan untuk dilakukan
yaitu dengan mengajarkan ibu teknik relaksasi pengambilan data. Sedangkan kelompok perla-
untuk mengurangi kecemasan dan mening- kuan diambil dari pasien rawat inap yang baru
katkan kepercayaan diri ibu untuk dapat ber- melahirkan kemudian dilakukan intervensi.
hasil menyusui (Hannula, Kaunonen, & Pengajaran teknik relaksasi AT dilakukan
Tarkka, 2008). setelah 24 jam ibu bersalin dan dilakukan di
ruang rawat inap masing-masing pasien. Sebe-
Penggunaan Autogenic Training (AT) untuk lum diberikan intervensi AT, dilakukan penje-
mendukung keberhasilan laktasi telah dila- lasan kepada subjek peneltian tentang penge-
kukan di Kroasia. Ibu yang menyusui bayinya nalan AT, manfaat dan teknik pelaksanaan
dilatih untuk melakukan AT sehingga dapat yang harus dilakukan oleh subjek peneltian
melakukannya di rumah tiga kali sehari. Pada dengan dibantu media modul atau leaflet.
tiap akhir latihan, ibu diberikan sugesti positif Peneliti kemudian melatih subjek penelitian
tentang menyusui seperti “Saya mencintai untuk melaksanakan AT untuk selanjutnya
anak saya dan menyusuinya dengan penuh dapat dilakukan sendiri dirumah oleh subjek
kenikmatan. Payudara saya indah, sehat dan peneltian. Setelah 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan
kaya air susu. Air susu saya adalah makanan postpartum, peneliti melakukan kunjungan ru-
terbaik bagi anak saya. ASI dan jantung saya mah atau home visit untuk mengetahui apakah
adalah nilai terbesar bagi anak saya. ASI dan subjek penelitian masih memberi ASI tanpa
ciuman kedamaian adalah anugrah dan pembe- tambahan makanan lain pada bayinya. Data
rian cinta terindah untuk anak saya”. Selanjut- yang sudah diolah dilakukan analisis perbe-
nya ibu meneruskan AT dirumah sampai 6 daan durasi menyusui antara kelompok perla-
bulan usia bayi mereka. Hasil penelitian me- kuan dan kelompok kontrol dengan menggu-
nyimpulkan bahwa ibu yang melakukan AT nakan one tailed independen t test dengan
menunjukkan efek positif yaitu lebih stabil tingkat kemaknaan α<0,05.
secara emosional, percaya diri yang lebih
tinggi, serta menunjukkan durasi menyusui Hasil
yang lebih lama dengan tingkat pemberian ASI
eksklusif sampai 6 bulan yang lebih tinggi Pengumpulan data didapatkan 30 subjek
daripada kelompok kontrol. Hal ini menun- penelitian, masing-masing 15 subjek penelitian
jukkan bahwa ibu yang terelaksasi dan mem- untuk kelompok kontrol dan 15 subjek peneli-
punyai percaya diri yang tinggi dapat lebih tian untuk kelompok perlakuan. Berdasarkan
berhasil dalam proses laktasi (Vidas, Smalc, wawancara yang dilakukan pada kelompok
Catipovic, & Kisik, (2011). Penelitian lain kontrol dan perlakuan didapatkan data menge-
terkait penggunaan AT untuk keberhasilan nai karakteristik subjek penelitian meliputi
menyusui menunjukkan bahwa AT berpe- usia ibu, pendidikan, pekerjaan, status gizi
ngaruh tehadap keefektifan menyusui dan sebelum hamil (berdasar IMT), jenis persali-
volume ASI (Juanita, 2013). nan dan berat badan bayi saat lahir yang
disajikan dalam Tabel 1.
Metode
27 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 19, No. 1, Maret 2016, hal 24-32

Berdasarkan observasi pemberian ASI selama dan durasi maksimal 6 bulan namun dengan
bulan pertama, ketiga dan keenam pada kedua rerata yang lebih tinggi, didapatkan mean
kelompok, didapatkan data sesuai Gambar 1 5,0667 dengan standar deviasi sebesar. Ber-
dan dilakukan uji menggunakan one tailed dasar data tersebut terlihat bahwa sebagian be-
independent t test yang disajikan pada Tabel 2. sar kelompok perlakuan memiliki durasi pem-
Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa subjek pe- berian ASI yang lebih lama jika dibandingkan
nelitian pada kelompok kontrol memiliki dengan kelompok kontrol dengan Δ= -1,8000.
durasi pemberian ASI yang bervariasi, dengan Hal ini juga dibuktikan melalui penghitungan
durasi minimal 1 bulan dan durasi maksimal 6 analisis statistik dengan menggunakan inde-
bulan, didapatkan mean 3,2667 dengan standar pendent t test nilai hitung diperoleh sebesar
deviasi sebesar 1,90738. Subjek penelitian pa- -2,752 dengan p=0,005 (1-tailed), dengan
da kelompok perlakuan memiliki durasi pem- demikian hipotesis diterima dan H0 ditolak.
berian ASI dengan durasi minimal 1 bulan

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Peningkatan Durasi Pemberian ASI pada Ibu Postpartum melalui
Relaksasi Autogenic Training

Kelompok Kelompok Prosentase Uji


Karakteristik Frekuensi (f)
Kontrol Perlakuan (%) Homogenitas
Usia
a. ≤ 20 tahun 1 0 1 3,33
b. 21-30 tahun 12 12 24 80 p= 0,729
c. 31-40 tahun 2 3 5 16,67

Pendidikan
a. SMU 1 2 3 10
b.S1 11 11 22 73,33 p= 0,487
c. S2 3 2 5 16,67

Pekerjaan
a. Pegawai negeri 1 2 3 10
b. Pegawai swasta 6 7 13 43,33
c. Dokter/ drg 1 3 4 13,33 -
d. Ibu rumah tangga 5 2 7 23,33
e. Mahasiswa 2 1 3 10

IMT
a. Underweight 2 2 4 13,33
b. Normal 10 11 21 70 p= 0,797
c. Overweight 3 1 4 13,33
d. Obese 0 1 1 3,33

Persalinan
a. Normal/ spontan 6 6 12 40 Matching data
b. SC 9 9 18 60

BBL (gram)
a. 2500-3000 7 6 13 43,33
b. 3010-3500 6 6 12 40 p= 0,720
c. 3510-4000 2 3 5 16,67
Juanita, et al., Peningkatan Durasi Pemberian ASI pada Ibu Post Partum Melalui Relaksasi Autogenic Training 28

12

10

6 Kontrol
Perlakuan
4

0
1 bulan 3 bulan 6 bulan

Gambar 1. Durasi Pemberian ASI Kelompok Kontrol dan Perlakuan

Tabel 2. Hasil Uji Analisis Independent T Test Durasi Pemberian ASI pada Ibu Postpartum melalui Relaksasi
Autogenic Training

Durasi n Mean SD Min Max T test


Kelompok kontrol 15 3,2667 1,90738 1 6 t = -2,752
Kelompok perlakuan 15 5,0667 1,66762 1 6 p = 0,005 (1-tailed)
Δ -1,8000

Pembahasan menyusui dan pengetahuan tentang menyusui.


Pekerjaan ibu berpengaruh secara tidak lang-
Usia merupakan salah satu faktor fisiologis sung pada proses laktasi, terkait dengan keter-
yang secara langsung dapat memengaruhi batasan waktu ibu. (Bian-cuzzo, 2003). Berda-
proses pengeluaran ASI. Rentang usia 21-30 sarkan data pada Tabel 1 sebagian besar sub-
tahun merupakan usia produktif dan waktu yek berpendidikan tinggi (S1) dengan distri-
yang tepat untuk hamil dan melahirkan serta busi yang sama antara kelompok kontrol dan
merupakan usia yang paling baik dalam perlakuan. Tingkat pendidikan dan pengeta-
memproduksi ASI (Biancuzzo, 2003). Dalam huan mengenai ASI pada subjek penelitian
penelitian ini, hampir seluruh subjek peneli- hampir seluruhnya baik, terbukti dengan
tian berada dalam rentang usia produktif untuk adanya motivasi untuk memberi ASI eksklusif
memproduksi ASI (subjek penelitian tertua pada bayinya. Selain itu, latar belakang pendi-
berusia 32 tahun). dikan ini juga sangat membantu peneliti dalam
memberikan intervensi pada kelompok perla-
Pendidikan dan pekerjaan merupakan salah kuan. Semua subjek peneltian kelompok perla-
satu faktor yang secara tidak langsung meme- kuan sangat kooperatif dan antusias dalam me-
ngaruhi laktasi terkait dengan latar belakang ngikuti program intervensi yang diberikan
sosial budaya. Pendidikan berkaitan dengan sehingga angka drop out minimal. Sebagian
kemampuan ibu untuk menerima informasi besar subyek bekerja sebagai pegawai swasta,
yang nantinya berpengaruh secara langsung namun berdasar wawancara pada subjek pene-
dalam proses pengeluaran ASI. Faktor lang- litian dalam penelitian ini, saat awal laktasi
sung yang terkait psikologis ibu meliputi per- semua subjek peneltian yang bekerja sedang
sepsi ibu mengenai keuntungan dan kerugian dalam masa cuti (rata-rata cuti hingga 3 bulan)
29 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 19, No. 1, Maret 2016, hal 24-32

dan seluruh subjek penelitian mempunyai APGAR skor baik dan BB antara 2500–4000
orang yang membantu pekerjaan rumah se- gram (bukan BBLR ataupun giant baby)
hingga faktor keterbatasan waktu ibu terkait sehingga faktor berat bayi lahir dianggap tidak
pekerjaan dapat diabaikan. berpengaruh terhadap variabel dependen.

Faktor fisiologis status kesehatan ibu, nutrisi, Durasi pemberian ASI pada kelompok kontrol
intake cairan merupakan faktor yang secara sebagian besar (7 dari 15 orang) adalah selama
langsung dapat memengaruhi proses pengelu- 3 bulan. Hal ini dimungkinkan berkaitan de-
aran ASI. Dalam penelitian ini diambil data ngan pekerjaan ibu dimana sebagian besar
mengenai status gizi ibu sebelum hamil berda- merupakan wanita bekerja yang mendapat cuti
sarkan IMT. Hal ini dikarenakan status gizi melahirkan selama 3 bulan. Meski diawal
orang dewasa cenderung konstan jika diukur pemberian ASI tidak terdapat perbedaan kesu-
melalui pengukuran anthropometri. Selain itu, litan untuk memulai memberikan ASI saat se-
berdasar wawancara, seluruh subjek peneltian gera setelah melahirkan, namun diperkirakan
tidak mempunyai pantangan makanan setelah kembalinya kesibukan ibu untuk bekerja bisa
melahirkan dan seluruh subjek peneltian juga menimbulkan stres tersendiri bagi ibu, sehing-
mengkonsumsi diet tinggi kalori tinggi protein. ga produksi ASI tidak lagi lancar. Hal tersebut
IMT sebelum hamil juga akan berpengaruh sesuai dengan penelitian yang menyebutkan
terhadap inisiasi dan durasi menyusui (JM, bahwa sebagian ibu di Basilicata dan Friuli
2011). Berdasarkan data pada Tabel 1 seba- Venezia Giulia melaporkan kesulitan menyu-
gian besar memiliki status gizi normal dan ha- sui berhubungan dengan kembalinya mereka
nya 1 orang yang obese. bekerja dan ketidaktahuan akan hak menyusui
bagi ibu pekerja (Romero, Bernal, Barbiero,
Kenyamanan ibu berkaitan nyeri insisi (post Passamonte, & Cattaneo, 2006). Alasan lain
sectio caesar) merupakan salah satu faktor penghentian pemberian ASI dilaporkan peneli-
tidak langsung yang memengaruhi pengelu- tian lain berkaitan dengan produksi ASI yang
aran ASI. Persalinan dengan sectio caesar sa- sedikit, nyeri pada puting, dan keyakinan ibu
ngat berpengaruh terutama dalam inisiasi me- bahwa bayi telah cukup umur untuk disapih
nyusui di hari-hari pertama postpartum jika (Lamontagne, Hamelin, & St-Pierre, 2008).
dibandingkan dengan persalinan normal. Ke-
sulitan memposisikan bayi, adanya nyeri insisi Durasi pemberian ASI eksklusif berhasil dila-
yang menyebabkan kesulitan mobilisasi ibu kukan selama 6 bulan hanya pada 4 dari 15
merupakan hal yang dapat menghambat pem- orang kelompok kontrol. Semua ibu yang ber-
berian ASI (Biancuzzo, 2003). Oleh karena hasil menyusui eksklusif selama 6 bulan ini
itulah dalam penelitian ini dilakukan matching benar-benar menikmati menjadi ibu baru yang
data pada jenis persalinan, sehingga bias dapat menyusui bayinya, bebas dari stres dan
dalam perbedaan keberhasilan menyusui dapat tidak mendapatkan kesulitan sama sekali da-
dimi-nimalkan. lam cara menyusui. Berdasar wawancara, se-
mua ibu ini merasa senang dan mempunyai
Salah satu faktor tidak langsung dalam proses kepercayadirian yang tinggi untuk dapat
menyusui adalah faktor bayi yaitu berat badan menyusui eksklusif. Sesuai dengan teori bah-
bayi saat lahir, temperamen bayi dan status wa prolaktin yang dihasilkan selama proses
kesehatan bayi. Hubungan berat lahir bayi de- menyusui telah diteliti mempunyai efek relak-
ngan volume ASI berkaitan dengan kekuatan sasi yang menyebabkan ibu menyusui merasa
untuk menghisap, frekuensi, dan lama penyu- tenang bahkan mempunyai efek euforia se-
suan dibanding bayi yang lebih besar. Bayi hingga semakin tinggi kadar prolaktin, dapat
yang dilahirkan semua subjek peneltian ter- mencegah kejadian postpartum blues (Riordan
masuk dalam kategori bayi normal dengan & Auerbach, 2010). Menyusui juga melindu-
Juanita, et al., Peningkatan Durasi Pemberian ASI pada Ibu Post Partum Melalui Relaksasi Autogenic Training 30

ngi ibu dengan menginduksi ketenangan, me- sehingga memperkuat keyakinan dirinya akan
ngurangi reaktifitas ibu untuk stres, dan me- keberhasilan menyusui. Dengan pikiran yang
ningkatkan perilaku nurturing sebagaimana positif dan rasa percaya diri yang tinggi,
penelitian yang membuktikan bahwa ketika kemampuan ibu untuk menyusui secara efektif
menyusui berjalan dengan baik, kadar pro- juga akan meningkat sehingga kesulitan-
inflammatory cytokine akan turun dalam batas kesulitan menyusui dapat dengan mudah di-
normal sehingga hal ini akan melindungi ibu atasi bahkan tidak dijumpai sama sekali.
dari stres, dan menjaga suasana hati ibu
(Tackett, 2007). Dalam penelitian sebelumnya, AT terbukti
dapat memberikan efek menenangkan pikiran
Pada kelompok perlakuan, durasi pemberian dan tubuh, dan dapat digunakan untuk me-
ASI eksklusif pada sebagian besar (11 dari 15 ngobati kondisi medis yang terkait dengan
orang) adalah selama 6 bulan. Hal ini dimung- stres (Kanji, dkk., 2006). Dalam intervensi
kinkan disebabkan oleh beberapa faktor. Moti- pada kelompok ini, juga terbukti bahwa efek
vasi ibu untuk tetap meberikan ASI eksklusif positif dari AT berhasil memperpanjang durasi
mebuat ibu menghindari pemberian makanan pemberian ASI hingga 6 bulan.
tambahan pada bayi sebelum 6 bulan. Sebuah
penelitian di Bolivia membuktikan bahwa AT dideskripsikan sebagai bentuk psikoterapi
menghindari pemberian makanan tambahan psikofisiologis dimana seseorang dapat meng-
secara dini berhubungan dengan peningkatan kondisikan dirinya sendiri dengan menggu-
lama menyusui (Ludvigsson, 2003). Ibu yang nakan konsentrasi pasif dan beberapa kombi-
terbiasa memompa ASI juga terbukti mempu- nasi stimuli psikofisiologis yang disesuaikan
nyai kecenderungan untuk dapat menyusui dengan kebutuhan terapinya (formula auto-
hingga 6 bulan meskipun pada penelitian ini genic). Dalam penelitian ini formula autogenic
tidak dikonfirmasi mengenai latar belakang yang dimaksud adalah sugesti positif untuk
budaya responden yang berkaitan dengan gaya keberhasilan laktasi. Hal ini melibatkan repe-
hidup subyek penelitian (Win, Binns, Zhao, tisi mental dengan menggunakan frase verbal
Scott, & Oddy, 2006). Namun dari berbagai yang singkat yang dimaksudkan untuk mem-
faktor tersebut, faktor utama yang meme- peroleh sensasi tubuh yang spesifik seperti
ngaruhi keberhasilan menyusui eksklusif pada rasa berat dan kehangatan, bernafas rileks dan
kelompok perlakuan adalah dari segi psiko- merasakan dahi dingin. Bila diterapkan dalam
logis. Jika psikis ibu dalam kondisi baik, maka keadaan relaksasi, frase tersebut dapat meme-
proses menyusui akan berjalan dengan baik ngaruhi alam bawah sadar secara mendalam.
pula sehingga transfer ASI dapat berjalan op- Dengan latihan yang terus-menerus yang akan
timal. menyebabkan korteks prefrontal dapat mem-
perbaiki respons terhadap stres, AT dapat
Hasil analisis data menunjukkan adanya perbe- menanamkan keyakinan diri ibu untuk dapat
daan durasi pemberian ASI yang signifikan menyusui secara efektif, sehingga berpengaruh
antara kelompok kontrol dan perlakuan. De- pada durasi pemberian ASI eksklusif.
ngan telah mengendalikan beberapa faktor
perancu yang mungkin berpengaruh pada Penelitian ini memperkuat ribuan publikasi
hasil, hal ini berarti bahwa intervensi yang ilmiah sebelumnya yang memaparkan laporan
dilakukan peneliti berhasil memperpanjang du- mengenai efek yang menguntungkan dari AT
rasi pemberian ASI pada kelompok perlakuan. yang membuatnya menjadi metode penyem-
Lamanya durasi pemberian ASI pada kelom- buhan stres dan merupakan penelitian yang
pok perlakuan ini diasumsikan terjadi karena paling konsisten di seluruh dunia dengan level
dengan dilakukannya AT secara teratur, ibu of evidence (LOE) tingkat 1. Pengaruh positif
akan mendapat efek psikologis yang positif, AT pada penelitian ini juga menambah kajian
31 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 19, No. 1, Maret 2016, hal 24-32

yang mengeksplorasi aplikasi AT untuk ibu Community, 19 (6), 617–625. doi: 10.1111/j
postpartum dalam hal dukungan menyusui. .1365-2524.2011.01003.x.
Hasil penelitian ini menambah efek positif lain
AT terhadap laktasi yang pada penelitian Hannula, L., Kaunonen, M., & Tarkka, M.T.
sebelumnya terbukti efektif untuk mening- (2008). A systematic review of professional
support interventions for breastfeeding.
katkan skor keefektifan menyusui dan mem- Journal of Clinical Nursing, 17 (9), 1132–
perbesar volume ASI (Juanita, 2013), serta 1143. doi: 10.1111/j.1365-2702.2007.02239.x.
penelitian lain oleh Vidas, Smalc, Catipovic,
& Kisik (2011) yang membuktikan bahwa ibu JM, W. (2011, March). Maternal Prepregnancy
yang melakukan AT menunjukkan efek lebih Body Mass Index and Initiation and Duration
stabil secara emosional, percaya diri yang of Breastfeeding: a Review of The Literature. J
lebih tinggi, serta menunjukkan durasi menyu- Womens Health , 341-7. doi: 10.1089/jwh.
sui yang lebih lama dengan tingkat pemberian 2010.2248.
ASI eksklusif sampai 6 bulan yang lebih tinggi
daripada kelompok kontrol. Hal ini menun- Jones, N.A., McFall, B.A., & Diego, M.A. (2004).
jukkan bahwa ibu yang terelaksasi dan mem- Patterns of brain electrical activity in infants of
depressed mothers who breastfeed and bottle
punyai percaya diri yang tinggi dapat lebih feed: The mediating role of infant
berhasil dalam proses laktasi. temperament. Biological Psychology, 67 (1-2),
103–124. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.biop
Kesimpulan sycho.2004.03.010

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Juanita, F. (2013). Relaksasi autogenic training
relaksasi Autogenic Training terbukti berpe- untuk membantu keberhasilan masa awal
ngaruh terhadap peningkatan durasi pemberian laktasi pada ibu postpartum. Jurnal Ners, 8 (2),
ASI melalui penanaman sugesti positif untuk 283–294. ISSN 1858-3598
keberhasilan laktasi berupa repetisi frase atau Kanji, N., White, A., & Ernst, E. (2006).
kalimat positif yang diterima melalui sensori Autogenic training to reduce anxiety in nursing
thalamus yang diteruskan ke korteks prefrontal students: Randomized controlled trial. Journal
dan amigdala dan tersimpan di memori hipo- of Advanced Nursing, 53 (6), 729–735. doi:
kampus, sehingga ibu akan mempunyai res- 10.1111/j.1365-2648.2006.03779.x
pons yang lebih baik terhadap stres berupa
peningkatan rasa percaya diri ibu untuk dapat Kervin, B.E., Kemp, L., & Pulver, L.J. (2010).
menyusui secara efektif hingga 6 bulan. Types and timing of breastfeeding support and
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disaran- its impact on mother's behaviour. Journal of
kan pada petugas kesehatan untuk mereko- Paediatrics and Child Health, 46 (3), 85–91.
doi: 10.1111/j.1440-1754.2009.01643.x.
mendasikan penggunaan AT untuk membantu
ibu meningkatkan keberhasilan pemberian ASI
Lamontagne, C., Hamelin, A.M., & St-Pierre, M.
eksklusif (TN, AM, INR). (2008). The breastfeeding experience of
women with major difficulties who use the
Referensi services of a breastfeeding clinic: A
descriptive study. International Breastfeeding
Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding the newborn: Journal , 5 (3), 3-17. doi: 10.1186/1746-4358-
clinical strategies for nurses. London: Mosby. 3-17

Condon, L.C., & Ingram, J. (2011). Increasing Ludvigsson, J. F. (2003). Breastfeeding intentions,
support for breastfeeding: What can Children’s patterns, and determinants in infants visiting
Centres do? Health and Social Care in the hospitals in La Paz, Bolivia. BMC Pediatrics,
3, 5. doi: 10.1186/1471-2431-3-5
Juanita, et al., Peningkatan Durasi Pemberian ASI pada Ibu Post Partum Melalui Relaksasi Autogenic Training 32

Siregar, A. (2004). Faktor-faktor yang


Martín-Iglesias, M., del-Cura-González, I., Sanz- mempengaruhi pemberian asi oleh ibu
Cuesta, T., Argüelles, C.A., Rumayor- melahirkan. Medan: Fakultas Kesehatan
Zarzuelo, M., Riva, M.A., Bravo, A.M.L., Masyarakat Universitas Sumatra Utara.
Férnandez-Arroyo, R.M.,…Cornejo-Gutiérrez,
A.M. (2011). Effectiveness of an Tackett, K.K. (2007). A new paradigm for
implementation strategy for a breastfeeding depression in new mothers: The central role of
guideline in Primary Care: cluster randomised inflammation and how breastfeeding and anti-
trial. BMC Family Practice, 12 (1), 144. doi: inflammatory treatments protect maternal
10.1186/1471-2296-12-144. mental health. International Breastfeeding
Journal, 30 (2), 6. doi: 10.1186/1746-4358-2-
Millan, S. S., Dewey, K. G., & Escamilla, R. P. 6.
(2008). Factors Associated with Perceived
Insufficient Milk in a Low Income Urban Vidas, M., Smalc, V.F., Catipovic, M., & Kisik, M.
Population in Mexico. The Journal of (2011). The application of autogenic training
Nutrition, 124 (2), 202–212. Diperoleh dari in counseling center for mother and child in
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8308569 order to promote breastfeeding. Collegium
Antropologicum , 35 (3), 723–731.
Nishioka, E., Haruna, M., Ota, E., Matsuzaki, M.,
Murayama, R.,…Yoshimura, K. (2011). A WHO. (2003). Protecting promoting and
prospective study of the relationship between supporting breastfeeding: The special role of
breastfeeding and postpartum depressive maternity services. A joint WHO/ UNICEF
symptoms appearing at 1–5 months after statement. Geneva: World Health
delivery. Journal of Affective Disorders, 133 Organization.
(3), 553–559. doi: 10.1016/j.jad.2011.04.027.
Widiasih, R. (2008). Masalah-masalah dalam
Purnamasari, D.U., & Rahardjo, S. (2007). Menyusui. Seminar Manajemen Laktasi (pp. 1-
Pemodelan kuantitatif untuk analisis faktor 11). Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan
penentu praktik pemberian ASI eksklusif pada Universitas Padjadjaran.
ibu bekerja di Instansi Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto. Purwokerto: Jurusan Win, N.N., Binns, C.W., Zhao, Y., Scott, J.A., &
Kesehatan Masyarakat FKIK Universitas Oddy, W. H. (2006). Breastfeeding duration in
Jenderal Soedirman Purwokerto. mothers who express breast milk: A cohort
study. International Breastfeeding Journal, 1,
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan 28. doi: 10.1186/1746-4358-1-28.
Republik Indonesia. (2012). Profil kesehatan ………………………………………………
provinsi Jawa Timur Tahun 2010. Surabaya: ……………………………………………
Kementerian Kesehatan RI. ……………………………………………
……………………………………………
Riordan, J., & Auerbach, K.G. (2010). ……………………………………………
Breastfeeding and human lactation. London: ……………………………………………
Jones and Bartlett Publishers International. ……………………………………………
…………
Romero, S.Q., Bernal, R., Barbiero, C.,
Passamonte, R., & Cattaneo, A. (2006). A
rapid ethnographic study of breastfeeding in ………………………………………………
the North and South of Italy. International ……………………………………………
Breastfeeding Journal, 1, 14. doi: 10.1186/17 …..
46-4358-1-14

Anda mungkin juga menyukai