1. Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan, Lamongan 62200, Indonesia
*E-mail: faridajuanita@gmail.com
Abstrak
Sebagian besar penyebab kegagalan menyusui berasal dari ketidakpercayadirian ibu. Salah satu intervensi yang dapat
dilakukan untuk membantu keberhasilan menyusui adalah melalui autogenic training untuk mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kepercayaan diri ibu. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ada pengaruh relaksasi
autogenic training terhadap durasi menyusui. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental posttest only – non
equivalent control group design. Sampel sebanyak 30 diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi
menjadi kelompok kontrol dan perlakuan. Intervensi autogenic training dilakukan ibu di rumah selama 3 minggu. Post-
test dilakukan home visite pada bulan pertama, ketiga dan keenam. Data dianalisis menggunakan one tailed independen
t test dengan α < 0,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dapat memberikan ASI lebih lama
dibandingkan kelompok kontrol (p= 0,005). Dapat disimpulkan bahwa relaksasi autogenic training berpengaruh
terhadap peningkatan durasi pemberian ASI. Penerapan hasil penelitian ini dapat dilakukan untuk membantu ibu untuk
keberhasilan menyusui eksklusif.
Abstract
Increased Duration of Breastfeeding on Postpartum Mothers through Autogenic Training Relaxation. The failures
of breastfeeding are mostly caused by mothers’ inconfidence. Nurses can give psychological support by autogenic
training relaxation which strengthens mothers` confidence to breastfeed exclusively. This method teaches mothers in
building a positive intention and motivation to help the process of breastfeeding. This study aims to prove that
autogenic training relaxation may expend the duration of breastfeeding. By using an experimental, posttest only - non
equivalent control group design, 30 subjects are taken based on the criteria and divided into two groups. After
providing autogenic training for 3 weeks, post-test conducted on the first, third and sixth months. Data were analyzed
using one-tailed independent t test with α= 0.05. The analysis showed that the intervention group could breastfeed
longer than control group (p= 0.005). It can be concluded that autogenic training affected the duration of
breastfeeding. These results can be considered that autogenic training as an intervention in support for exclusive
breastfeeding.
Kisik, 2011). Menyusui juga melindungi ibu cemas yang disebabkan oleh perasaan takut
dengan menginduksi ketenengan, mengurangi tidak mampu menghasilkan ASI dan tidak
reaktifitas ibu untuk stres, dan meningkatkan memiliki ASI yang cukup adalah suatu alasan
perilaku nurturing. Menyusui akan melindu- yang paling sering dikemukakan oleh ibu yang
ngi ibu dari stres, dan menjaga suasana hati gagal mulai menyusui, berhenti menyusui ter-
ibu (Tackett, 2007). lalu cepat, atau memulai pemberian makanan
tambahan sebelum makanan itu dibutuhkan.
Saat terpenting waktu menyusui adalah pada Dukungan psikologis dari keluarga, petugas
beberapa hari pertama setelah melahirkan. Bila kesehatan dan masyarakat akan memperkuat
seorang ibu dibantu dengan baik pada saat ia keyakinan diri ibu bahwa dia dapat berhasil
mulai menyusui, kemungkinan ibu tersebut menyusui (WHO, 2003). Kebutuhan ibu beru-
akan berhasil untuk terus menyusui (Siregar, pa akses informasi yang lebih jelas dari profe-
2004). Pada hakikatnya semua wanita dapat sional kesehatan sejak periode antenatal sam-
menyusui. Menurut WHO dalam Martin- pai postnatal juga berpengaruh besar terhadap
Iglesias, et al., (2011), jarang ada wanita yang keberhasilan laktasi. Untuk mencapai inisiasi
tidak dapat menyusui karena kelainan patofi- menyusui yang baik, ibu harus menerima
siologis, diperkirakan 97% wanita subur mem- bantuan profesional untuk cara menyusui sela-
punyai kemampuan untuk menyusui. Beberapa ma jam-jam pertama kelahiran, dan pembe-
penyebab kegagalan menyusui juga telah lajaran praktis selama tinggal di rumah sakit
diidentifikasi dari beberapa penelitian, yaitu (Kervin, Kemp, & Pulver, 2010). Dari segi
kurangnya dukungan sosial, kontak yang ketenagaan, harus dipastikan bahwa semua staf
kurang intensif antara ibu dan bayi, pengaruh peduli pada ibu menyusui dan dapat menjawab
sosial yang permisif terhadap pemberian susu semua pertanyaan ibu tentang menyusui
formula atau penghentian menyusui, praktik (Condon & Ingram, 2011). Peran dari petugas
komersil dari pabrik susu formula, pengenalan kesehatan memegang kunci penting untuk
dini makanan pengganti ASI, pengetahuan keberhasilan menyusui. Latar belakang budaya
yang kurang tentang menyusui pada ibu dan juga harus dipertimbangkan oleh petugas kese-
petugas kesehatan, kecemasan dan stres ibu, hatan untuk mengintervensi ibu menyusui. Ibu
kurang percaya diri pada ibu untuk menyusui, dapat diuntungkan dengan adanya dukungan
berat badan bayi yang kurang, ibu malnutrisi, menyusui untuk meningkatkan self efficacy
multi atau primipara, kontrasepsi hormonal dan perasaan mampu, kuat dan dapat menjadi
dan temperamen bayi (Millan, Dewey, & ibu yang baik (Hannula, Kaunonen, & Tarkka,
Escamilla, 2008). 2008).
Kegagalan dalam proses menyusui sering Di Indonesia, pemberian ASI eksklusif belum
disebabkan karena timbulnya beberapa masa- membudaya pada masyarakat termasuk di
lah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. kalangan ibu bekerja (Purnamasari dan
Masalah dari ibu yang timbul selama menyu- Rahardjo, 2007). Berdasar data penelitian dari
sui dapat dimulai sejak sebelum persalinan Riset Kesehatan Dasar 2012, ibu yang berhasil
(periode antenatal), pada masa pasca persa- memberi ASI secara eksklusif tercatat sebesar
linan dini, dan pasca masa persalinan lanjut. 61,5% pada tahun 2010. Sementara di Jawa
Masalah menyusui dapat pula diakibatkan Timur ibu yang memberi ASI sebesar 61,52%
karena keadaan khusus seperti ibu mengeluh- pada tahun 2011 dan Kota Surabaya berada
kan bayinya sering menangis atau menolak dibawah rerata, yakni sebesar 26,88% (Pusat
menyusu yang kemudian diartikan bahwa ASI Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
tidak cukup atau tidak baik sehingga menye- Republik Indonesia, 2012).
babkan diambilnya keputusan untuk meng-
hentikan menyusui (Widiasih, 2008). Rasa
Juanita, et al., Peningkatan Durasi Pemberian ASI pada Ibu Post Partum Melalui Relaksasi Autogenic Training 26
Berdasarkan observasi pemberian ASI selama dan durasi maksimal 6 bulan namun dengan
bulan pertama, ketiga dan keenam pada kedua rerata yang lebih tinggi, didapatkan mean
kelompok, didapatkan data sesuai Gambar 1 5,0667 dengan standar deviasi sebesar. Ber-
dan dilakukan uji menggunakan one tailed dasar data tersebut terlihat bahwa sebagian be-
independent t test yang disajikan pada Tabel 2. sar kelompok perlakuan memiliki durasi pem-
Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa subjek pe- berian ASI yang lebih lama jika dibandingkan
nelitian pada kelompok kontrol memiliki dengan kelompok kontrol dengan Δ= -1,8000.
durasi pemberian ASI yang bervariasi, dengan Hal ini juga dibuktikan melalui penghitungan
durasi minimal 1 bulan dan durasi maksimal 6 analisis statistik dengan menggunakan inde-
bulan, didapatkan mean 3,2667 dengan standar pendent t test nilai hitung diperoleh sebesar
deviasi sebesar 1,90738. Subjek penelitian pa- -2,752 dengan p=0,005 (1-tailed), dengan
da kelompok perlakuan memiliki durasi pem- demikian hipotesis diterima dan H0 ditolak.
berian ASI dengan durasi minimal 1 bulan
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Peningkatan Durasi Pemberian ASI pada Ibu Postpartum melalui
Relaksasi Autogenic Training
Pendidikan
a. SMU 1 2 3 10
b.S1 11 11 22 73,33 p= 0,487
c. S2 3 2 5 16,67
Pekerjaan
a. Pegawai negeri 1 2 3 10
b. Pegawai swasta 6 7 13 43,33
c. Dokter/ drg 1 3 4 13,33 -
d. Ibu rumah tangga 5 2 7 23,33
e. Mahasiswa 2 1 3 10
IMT
a. Underweight 2 2 4 13,33
b. Normal 10 11 21 70 p= 0,797
c. Overweight 3 1 4 13,33
d. Obese 0 1 1 3,33
Persalinan
a. Normal/ spontan 6 6 12 40 Matching data
b. SC 9 9 18 60
BBL (gram)
a. 2500-3000 7 6 13 43,33
b. 3010-3500 6 6 12 40 p= 0,720
c. 3510-4000 2 3 5 16,67
Juanita, et al., Peningkatan Durasi Pemberian ASI pada Ibu Post Partum Melalui Relaksasi Autogenic Training 28
12
10
6 Kontrol
Perlakuan
4
0
1 bulan 3 bulan 6 bulan
Tabel 2. Hasil Uji Analisis Independent T Test Durasi Pemberian ASI pada Ibu Postpartum melalui Relaksasi
Autogenic Training
dan seluruh subjek penelitian mempunyai APGAR skor baik dan BB antara 2500–4000
orang yang membantu pekerjaan rumah se- gram (bukan BBLR ataupun giant baby)
hingga faktor keterbatasan waktu ibu terkait sehingga faktor berat bayi lahir dianggap tidak
pekerjaan dapat diabaikan. berpengaruh terhadap variabel dependen.
Faktor fisiologis status kesehatan ibu, nutrisi, Durasi pemberian ASI pada kelompok kontrol
intake cairan merupakan faktor yang secara sebagian besar (7 dari 15 orang) adalah selama
langsung dapat memengaruhi proses pengelu- 3 bulan. Hal ini dimungkinkan berkaitan de-
aran ASI. Dalam penelitian ini diambil data ngan pekerjaan ibu dimana sebagian besar
mengenai status gizi ibu sebelum hamil berda- merupakan wanita bekerja yang mendapat cuti
sarkan IMT. Hal ini dikarenakan status gizi melahirkan selama 3 bulan. Meski diawal
orang dewasa cenderung konstan jika diukur pemberian ASI tidak terdapat perbedaan kesu-
melalui pengukuran anthropometri. Selain itu, litan untuk memulai memberikan ASI saat se-
berdasar wawancara, seluruh subjek peneltian gera setelah melahirkan, namun diperkirakan
tidak mempunyai pantangan makanan setelah kembalinya kesibukan ibu untuk bekerja bisa
melahirkan dan seluruh subjek peneltian juga menimbulkan stres tersendiri bagi ibu, sehing-
mengkonsumsi diet tinggi kalori tinggi protein. ga produksi ASI tidak lagi lancar. Hal tersebut
IMT sebelum hamil juga akan berpengaruh sesuai dengan penelitian yang menyebutkan
terhadap inisiasi dan durasi menyusui (JM, bahwa sebagian ibu di Basilicata dan Friuli
2011). Berdasarkan data pada Tabel 1 seba- Venezia Giulia melaporkan kesulitan menyu-
gian besar memiliki status gizi normal dan ha- sui berhubungan dengan kembalinya mereka
nya 1 orang yang obese. bekerja dan ketidaktahuan akan hak menyusui
bagi ibu pekerja (Romero, Bernal, Barbiero,
Kenyamanan ibu berkaitan nyeri insisi (post Passamonte, & Cattaneo, 2006). Alasan lain
sectio caesar) merupakan salah satu faktor penghentian pemberian ASI dilaporkan peneli-
tidak langsung yang memengaruhi pengelu- tian lain berkaitan dengan produksi ASI yang
aran ASI. Persalinan dengan sectio caesar sa- sedikit, nyeri pada puting, dan keyakinan ibu
ngat berpengaruh terutama dalam inisiasi me- bahwa bayi telah cukup umur untuk disapih
nyusui di hari-hari pertama postpartum jika (Lamontagne, Hamelin, & St-Pierre, 2008).
dibandingkan dengan persalinan normal. Ke-
sulitan memposisikan bayi, adanya nyeri insisi Durasi pemberian ASI eksklusif berhasil dila-
yang menyebabkan kesulitan mobilisasi ibu kukan selama 6 bulan hanya pada 4 dari 15
merupakan hal yang dapat menghambat pem- orang kelompok kontrol. Semua ibu yang ber-
berian ASI (Biancuzzo, 2003). Oleh karena hasil menyusui eksklusif selama 6 bulan ini
itulah dalam penelitian ini dilakukan matching benar-benar menikmati menjadi ibu baru yang
data pada jenis persalinan, sehingga bias dapat menyusui bayinya, bebas dari stres dan
dalam perbedaan keberhasilan menyusui dapat tidak mendapatkan kesulitan sama sekali da-
dimi-nimalkan. lam cara menyusui. Berdasar wawancara, se-
mua ibu ini merasa senang dan mempunyai
Salah satu faktor tidak langsung dalam proses kepercayadirian yang tinggi untuk dapat
menyusui adalah faktor bayi yaitu berat badan menyusui eksklusif. Sesuai dengan teori bah-
bayi saat lahir, temperamen bayi dan status wa prolaktin yang dihasilkan selama proses
kesehatan bayi. Hubungan berat lahir bayi de- menyusui telah diteliti mempunyai efek relak-
ngan volume ASI berkaitan dengan kekuatan sasi yang menyebabkan ibu menyusui merasa
untuk menghisap, frekuensi, dan lama penyu- tenang bahkan mempunyai efek euforia se-
suan dibanding bayi yang lebih besar. Bayi hingga semakin tinggi kadar prolaktin, dapat
yang dilahirkan semua subjek peneltian ter- mencegah kejadian postpartum blues (Riordan
masuk dalam kategori bayi normal dengan & Auerbach, 2010). Menyusui juga melindu-
Juanita, et al., Peningkatan Durasi Pemberian ASI pada Ibu Post Partum Melalui Relaksasi Autogenic Training 30
ngi ibu dengan menginduksi ketenangan, me- sehingga memperkuat keyakinan dirinya akan
ngurangi reaktifitas ibu untuk stres, dan me- keberhasilan menyusui. Dengan pikiran yang
ningkatkan perilaku nurturing sebagaimana positif dan rasa percaya diri yang tinggi,
penelitian yang membuktikan bahwa ketika kemampuan ibu untuk menyusui secara efektif
menyusui berjalan dengan baik, kadar pro- juga akan meningkat sehingga kesulitan-
inflammatory cytokine akan turun dalam batas kesulitan menyusui dapat dengan mudah di-
normal sehingga hal ini akan melindungi ibu atasi bahkan tidak dijumpai sama sekali.
dari stres, dan menjaga suasana hati ibu
(Tackett, 2007). Dalam penelitian sebelumnya, AT terbukti
dapat memberikan efek menenangkan pikiran
Pada kelompok perlakuan, durasi pemberian dan tubuh, dan dapat digunakan untuk me-
ASI eksklusif pada sebagian besar (11 dari 15 ngobati kondisi medis yang terkait dengan
orang) adalah selama 6 bulan. Hal ini dimung- stres (Kanji, dkk., 2006). Dalam intervensi
kinkan disebabkan oleh beberapa faktor. Moti- pada kelompok ini, juga terbukti bahwa efek
vasi ibu untuk tetap meberikan ASI eksklusif positif dari AT berhasil memperpanjang durasi
mebuat ibu menghindari pemberian makanan pemberian ASI hingga 6 bulan.
tambahan pada bayi sebelum 6 bulan. Sebuah
penelitian di Bolivia membuktikan bahwa AT dideskripsikan sebagai bentuk psikoterapi
menghindari pemberian makanan tambahan psikofisiologis dimana seseorang dapat meng-
secara dini berhubungan dengan peningkatan kondisikan dirinya sendiri dengan menggu-
lama menyusui (Ludvigsson, 2003). Ibu yang nakan konsentrasi pasif dan beberapa kombi-
terbiasa memompa ASI juga terbukti mempu- nasi stimuli psikofisiologis yang disesuaikan
nyai kecenderungan untuk dapat menyusui dengan kebutuhan terapinya (formula auto-
hingga 6 bulan meskipun pada penelitian ini genic). Dalam penelitian ini formula autogenic
tidak dikonfirmasi mengenai latar belakang yang dimaksud adalah sugesti positif untuk
budaya responden yang berkaitan dengan gaya keberhasilan laktasi. Hal ini melibatkan repe-
hidup subyek penelitian (Win, Binns, Zhao, tisi mental dengan menggunakan frase verbal
Scott, & Oddy, 2006). Namun dari berbagai yang singkat yang dimaksudkan untuk mem-
faktor tersebut, faktor utama yang meme- peroleh sensasi tubuh yang spesifik seperti
ngaruhi keberhasilan menyusui eksklusif pada rasa berat dan kehangatan, bernafas rileks dan
kelompok perlakuan adalah dari segi psiko- merasakan dahi dingin. Bila diterapkan dalam
logis. Jika psikis ibu dalam kondisi baik, maka keadaan relaksasi, frase tersebut dapat meme-
proses menyusui akan berjalan dengan baik ngaruhi alam bawah sadar secara mendalam.
pula sehingga transfer ASI dapat berjalan op- Dengan latihan yang terus-menerus yang akan
timal. menyebabkan korteks prefrontal dapat mem-
perbaiki respons terhadap stres, AT dapat
Hasil analisis data menunjukkan adanya perbe- menanamkan keyakinan diri ibu untuk dapat
daan durasi pemberian ASI yang signifikan menyusui secara efektif, sehingga berpengaruh
antara kelompok kontrol dan perlakuan. De- pada durasi pemberian ASI eksklusif.
ngan telah mengendalikan beberapa faktor
perancu yang mungkin berpengaruh pada Penelitian ini memperkuat ribuan publikasi
hasil, hal ini berarti bahwa intervensi yang ilmiah sebelumnya yang memaparkan laporan
dilakukan peneliti berhasil memperpanjang du- mengenai efek yang menguntungkan dari AT
rasi pemberian ASI pada kelompok perlakuan. yang membuatnya menjadi metode penyem-
Lamanya durasi pemberian ASI pada kelom- buhan stres dan merupakan penelitian yang
pok perlakuan ini diasumsikan terjadi karena paling konsisten di seluruh dunia dengan level
dengan dilakukannya AT secara teratur, ibu of evidence (LOE) tingkat 1. Pengaruh positif
akan mendapat efek psikologis yang positif, AT pada penelitian ini juga menambah kajian
31 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 19, No. 1, Maret 2016, hal 24-32
yang mengeksplorasi aplikasi AT untuk ibu Community, 19 (6), 617–625. doi: 10.1111/j
postpartum dalam hal dukungan menyusui. .1365-2524.2011.01003.x.
Hasil penelitian ini menambah efek positif lain
AT terhadap laktasi yang pada penelitian Hannula, L., Kaunonen, M., & Tarkka, M.T.
sebelumnya terbukti efektif untuk mening- (2008). A systematic review of professional
support interventions for breastfeeding.
katkan skor keefektifan menyusui dan mem- Journal of Clinical Nursing, 17 (9), 1132–
perbesar volume ASI (Juanita, 2013), serta 1143. doi: 10.1111/j.1365-2702.2007.02239.x.
penelitian lain oleh Vidas, Smalc, Catipovic,
& Kisik (2011) yang membuktikan bahwa ibu JM, W. (2011, March). Maternal Prepregnancy
yang melakukan AT menunjukkan efek lebih Body Mass Index and Initiation and Duration
stabil secara emosional, percaya diri yang of Breastfeeding: a Review of The Literature. J
lebih tinggi, serta menunjukkan durasi menyu- Womens Health , 341-7. doi: 10.1089/jwh.
sui yang lebih lama dengan tingkat pemberian 2010.2248.
ASI eksklusif sampai 6 bulan yang lebih tinggi
daripada kelompok kontrol. Hal ini menun- Jones, N.A., McFall, B.A., & Diego, M.A. (2004).
jukkan bahwa ibu yang terelaksasi dan mem- Patterns of brain electrical activity in infants of
depressed mothers who breastfeed and bottle
punyai percaya diri yang tinggi dapat lebih feed: The mediating role of infant
berhasil dalam proses laktasi. temperament. Biological Psychology, 67 (1-2),
103–124. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.biop
Kesimpulan sycho.2004.03.010
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Juanita, F. (2013). Relaksasi autogenic training
relaksasi Autogenic Training terbukti berpe- untuk membantu keberhasilan masa awal
ngaruh terhadap peningkatan durasi pemberian laktasi pada ibu postpartum. Jurnal Ners, 8 (2),
ASI melalui penanaman sugesti positif untuk 283–294. ISSN 1858-3598
keberhasilan laktasi berupa repetisi frase atau Kanji, N., White, A., & Ernst, E. (2006).
kalimat positif yang diterima melalui sensori Autogenic training to reduce anxiety in nursing
thalamus yang diteruskan ke korteks prefrontal students: Randomized controlled trial. Journal
dan amigdala dan tersimpan di memori hipo- of Advanced Nursing, 53 (6), 729–735. doi:
kampus, sehingga ibu akan mempunyai res- 10.1111/j.1365-2648.2006.03779.x
pons yang lebih baik terhadap stres berupa
peningkatan rasa percaya diri ibu untuk dapat Kervin, B.E., Kemp, L., & Pulver, L.J. (2010).
menyusui secara efektif hingga 6 bulan. Types and timing of breastfeeding support and
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disaran- its impact on mother's behaviour. Journal of
kan pada petugas kesehatan untuk mereko- Paediatrics and Child Health, 46 (3), 85–91.
doi: 10.1111/j.1440-1754.2009.01643.x.
mendasikan penggunaan AT untuk membantu
ibu meningkatkan keberhasilan pemberian ASI
Lamontagne, C., Hamelin, A.M., & St-Pierre, M.
eksklusif (TN, AM, INR). (2008). The breastfeeding experience of
women with major difficulties who use the
Referensi services of a breastfeeding clinic: A
descriptive study. International Breastfeeding
Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding the newborn: Journal , 5 (3), 3-17. doi: 10.1186/1746-4358-
clinical strategies for nurses. London: Mosby. 3-17
Condon, L.C., & Ingram, J. (2011). Increasing Ludvigsson, J. F. (2003). Breastfeeding intentions,
support for breastfeeding: What can Children’s patterns, and determinants in infants visiting
Centres do? Health and Social Care in the hospitals in La Paz, Bolivia. BMC Pediatrics,
3, 5. doi: 10.1186/1471-2431-3-5
Juanita, et al., Peningkatan Durasi Pemberian ASI pada Ibu Post Partum Melalui Relaksasi Autogenic Training 32