Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN ORAL MEDICINE

(Kasus dengan Terapi Obat)

ULKUS TRAUMATIKUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Ahmad Kamil Fahri
Tempat/tanggal lahir : Palembang/ 14 juni 1996
Suku : Melayu
Jenis kelamin : Pria
Status perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ali Gathmyr No. 251 Palembang
Pendidikan terakhir : SLTA
Pekerjaan :-
Telepon rumah/HP : 089650906090
No. Rek.Med : 043537
Peserta Asuransi :-

B. STATUS UMUM PASIEN


Keadaan Umum : Compos Mentis
Berat Badan : 75 kg
Tinggi Badan : 170 cm
Tekanan Darah : 130/80 mmHG
Nadi : 84 kali/menit
Pernapasan : 24 kali/menit
Pupil Mata : Normal

1
C. ANAMNESA
a. Keluhan Utama
Pasien laki-laki (22 tahun) mengeluhkan adanya sariawan pada pipi
sebelah kiri sejak ±3 hari yang lalu. Pasien baru sekali mengalami
sariawan pada daerah tersebut akibat tergigit. Daerah sariawan sakit
ketika tersenggol lidah, menyikat gigi, dan makan atau minum. Sariawan
tersebut belum pernah diobati. Pasien merasa tidak nyaman dan ingin
sariawannya dirawat.

b. Keluhan Tambahan
Tidak ada.

c. Riwayat Perawatan Gigi


Belum pernah dirawat

d. Kebiasaan Buruk
Tidak ada

e. Riwayat Sosial
Pasien tinggal bersama orang tua.

f. Riwayat Penyakit Sistemik


Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.

D. PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Wajah : Simetris
Bibir : Sehat
- Kelenjar Getah Bening
Kanan : Tidak teraba, tidak sakit
Kiri : Tidak teraba, tidak sakit

2
E. PEMERIKSAAN INTRAORAL
Debris : ada, regio a, b, c, d, e, f
Plak : ada, regio a, b, c, d, e, f
Kalkulus : ada, regio a, b, c, d, e, f
Perdarahan Papilla Interdental : ada, regio a, b, c, d, e, f
Gingiva : Terdapat eritema dan edema pada free
gingiva regio e dibagian lingual.
Mukosa : Terdapat lesi plak di mukosa bukal kanan
dan kiri disekitar garis oklusi gigi M2
berbentuk tidak beraturan, warna sama
seperti jaringan sekitar, tidak sakit saat
palpasi.
Palatum : Terdapat lesi tumor berukuran panjang 3cm
lebar 2cm berbentuk lonjong pada midline
palatum durum, konsistensi keras, warna
mukosa sama dengan warna mukosa
jaringan sekitar, tidak sakit saat dilakukan
palpasi.
Lidah : Sehat
Dasar mulut : Sehat
Hubungan rahang : Ortognati
Kelainan gigi geligi : Tidak Ada

Pemeriksaan Gigi Geligi :


 Lesi D6 pada bagian oklusal gigi 36 dan 46.
 Lesi D4 pada bagian oklusal gigi 37.
 Lesi D3 pada bagian oklusal gigi 16, 26, 27, 47.
 Malposisi pada gigi 43, 33, 24.
 Atrisi pada gigi 14, 13, 12, 23, 24, 34, 33, 42, 43, 44.

3
F. DIAGNOSA
Ulkus traumatikus.
Diagnosis banding : Stomatitis Aftosa Rekuren.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak diperlukan dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

H. TINJAUAN PUSTAKA
Ulkus atau ulser adalah suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan pada
epitelium dan lamina propria kemudian membentuk suatu kawah, kadang-
kadang berbentuk lebih jelas secara klinis karena edema menyebabkan
pembengkakan disekeliling jaringan. Jika terjadi inflamasi, maka ulser akan
memiliki dasar berwarna kuning atau abu-abu dengan kemerahan.1Ulkus
traumatikus merupakan suatu kelainan ulser pada mukosa mulut dengan ciri
khas ulser terasa sakit, single berbentuk ireguler,berbatas jelas, dasar putih
kekuningan yang dikelilingi oleh tepi kemerahan. Ketika dipalpasi ulser terasa
lunak dan akan sembuh dalam waktu 6-10 hari. Etiologi ulkus
traumatikusadalah trauma yang dapat disebabkan oleh gigi yang tajam,
tumpatan yang tidak rata, alat kedokteran gigi, tergigit, iritasi gigi palsu,
dll.2,3ulkus traumatikus dapat terjadi pada semua usia baik wanita atau pria
dengan lokasi bervariasi seperti bibir bawah, lidah, dan mukosa bukal.4
Ulser menyebabkan kerusakan epitel mulut sehingga ujung saraf pada
lamina propria terbuka. Hal ini menyebabkan rasa nyeri atau sakit terutama saat
mengkonsumsi makanan pedas atau buah yang asam. Apabila pasien
mengeluhkan nyeri pada ulser maka penting untuk meniadakan tanda kanker
mulut.5
Secara klinis ulser terbagi menjadi dua, yaitu ulser traumatik akut dan
ulser traumatik kronis. Ulser traumatik akut ditandai dengan inflamasi akut
seperti nyeri, kemerahan, dan pembengkakan. Ulser ditutupi oleh eksudat
fibrinous berwarna putih kekuningan dan dikelilingi oleh halo eritema. Ulser
tarumatik kronis ditandai dengan sedikit atau tidak ada rasa nyeri. Ulser

4
ditutupi oleh membran kuning dan dikelilingi oleh peninggian tepi yang
menunjukkan hiperkeratosis. Saat dipalpasi akan terasa keras.4
Secara histopatologis, ulser akut menunjukkan hilangnya permukaan
epitel dan digantikan jaringan fibrin yang mengandung predominan neutrofil.
Dasar ulser mengandung kapiler yang mengalami vasodilatasi dan jaringan
granulasi. Regenerasi epitel dimulai dari tepi ulser dengan proliferasi sel
bergeser ke dasar jaringan granulasi dan dibawah bekuan fibrin. Sedangkan
ulser kronis menunjukkan dasar jaringan granulasi dengan bekas luka lebih
dalam pada jaringan. Sel infiltrasi inflamasi ditemukan bercampur. Regenerasi
epitel tidak terjadi karena trauma berlanjut atau tidak adanya dukungan jaringan
local.4
Trauma atau luka ditandai dengan kerusakan jaringan dan proses
inflamasi diikuti oleh proses penyembuhan. Proses penyembuhan trauma
meliputi proses inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Ketika terjadi trauma
maka pembuluh darah akan menyempit. Setelah itu, sel syaraf pada epitel akan
merangsang sel mast menghasilkan histmin yang menyebabkan terjadi
vasodilatasi pembuluh darah menyebabkan permeabilitas pembuluh darah
meningkat sehingga sel inflamasi akan akan bermigrasi ke daerah trauma untuk
melakukan fagositosis dan mensekresikan produk untuk melakukan perbaikan
seperti FGF, VEGF, dan KGF. Proses inflamasi menyebabkan terjadinya
kemerahan (rubor), panas (kalor), pembengkakan (tumor), dan nyeri (dolor).
Tahap berikutnya adalah proliferasi yang terdiri dari fibroplasia, angiogenesis,
dan reepitelisasi. Fibroplasia adalah proses migrasi dan proliferasi fibroblas
yang akan mengasilkan kolagen. Kolagen tipe III adalah predominan yang akan
membentuk jaringan granulasi. Angiogenesis adalah proses pemebntukan
pembuluh darah baru. Reepitelisasi adalah perpindahan sel epitel (keratinosit)
yang ada di lamina basal ke daerah luka. Fase proliferasi terjadi pada hari ke-3
hingga hari ke-14. Tahap terakhir adalah remodeling yaitu membentuk jaringan
menjadi kuat ditandai dengan degradasi kolagen tipe III dan digantikan oleh
kolagen tipe I.6

5
Ulkus tarumatikus dapat sembuh dengan sendirinya, namun dapat
dipercepat dengan penggunaan obat topikal selama fase penyembuhan ulkus.
Tujuan penggunaan obat topikal adalah mengurangi rasa sakit dan
mempercepat proses penyembuhan. Ulkus akan sembuh dalam waktu 6-10 hari,
jika tidak sembuh maka penyebab lain harus dicurigai dan dilakukan biopsi.4
Golongan obat topikal yang digunakan adalah steroid dan astrigen.
Steroid adalah obat yang mengurangi reaksi peradangan. Golongan steroid
yang digunakan adalah triamicolone acetonide, betamethasone, dan
fluciononide.1,2 Triamicolone acetodine dapat mengurangi rasa sakit dan
memperkecil daerah trauma. Menurut penelitian Aninda AI, dkk bahwa ukuran
lesi ulser berkurang setelah hari ke-4 pengguaan obat ini dan mengurangi rasa
sakit dari dari hari pertama hingga hari ke-7. Obat ini digunakan dua sampai
tiga kali sehari, Efek samping penggunaan obat ini dalam jangka waktu lama
dan tidak benar adalah terjadinya kandidiasis.7

I. DIAGNOSA
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis yang dilakukan kepada
pasien, maka lesi ini dapat ditegakkan diagnosa sebagai ulkus trumatikus.

6
J. RENCANA PERAWATAN

FASE I (Etiotropik)
 Pemberian obat topikal untuk
ulkus traumatikus.
 Kontrol plak dan scalling.
(Edukasi, Motivasi, Instruksi)

FASE II (Restorasi)
Pro- Konservasi Gigi:
 Tumpatan Resin Komposit
kelas I gigi 16, 26, 27, 47, 37.

FASE III (Maintenance)


 Kontrol Plak (Edukasi,
Motivasi, Instruksi)
 Kontrol ulkus traumatikus.

K. PEMBAHASAN
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis. Pada
tanggal 13 September 2018 laki-laki berusia 22 tahun datang berobat Rumah Sakit
Khusus Gigi dan Mulut Palembang. Pasien laki-laki (22 tahun) mengeluhkan
adanya sariawan pada pipi sebelah kiri sejak ±3 hari yang lalu. Pasien baru sekali
mengalami sariawan pada daerah tersebut akibat tergigit. Daerah sariawan sakit
ketika tersenggol lidah, menyikat gigi, dan makan atau minum. Pasien tidak
mengkonsumsi apapun untuk mengobati sariawan tersebut. Pasien merasa tidak
nyaman dan ingin sariawannya dirawat.
Pada pemeriksaan klinis ditemukan ulser berbentuk ireguler, tunggal,
berbatas jelas, dengan panjang ±7mm, lebar ±5mm, berwarna putih dengan tepi
kemerahan, dasar cekung pada mukosa labial kiri dan terasa sakit saat dipalpasi.

7
Pada kasus ini, ulkus traumatikus diakibatkan oleh tergigitnya mukosa
labial. Lesi pada pasien ini terasa sakit jika tersenggol. Hal ini dikarenakan jaringan
epitel terkoyak danjaringan epitel yang hilang bersifat menyeluruh sehingga
jaringan ikat dibawahnya menjadi terbuka. Perawatan yang dilakukan pada pasien
ini adalah pemberian obat topikal berupa kenalog gel dianjurkan untuk dioleskan
sehari 3 kali sehari pada daerah yang sakit.

Pada tanggal 18 September 2018, yaitu 5 hari setelah diberikan perawatan


dengan kenalog, terlihat lesi pada mukosa bukal masih bewarna merah dengan
ukuran dan bentuk yang tidak beraturan, warna keputihan pada bagian tengah
mengecil, pasien masih mengeluhkan rasa sakit pada daerah tersebut, tetapi rasa
sakit mulai berkurang.

Pada kontrol pertama, hasil pemeriksaan subjektif pasien sudah merasa


tidak sakit lagi pada sariawannya, sedangkan hasil pemeriksaan objektif tidak
terdapat lesi pada mukosa bukal, permukaan sudah rata dengan permukaan
sekitarnya, dan tidak sakit saat dipalpasi. Pasien diinstruksikan untuk tidak
melanjutkan pemakaian kenalog dan kontrol 1 minggu kemudian.

Pada kontrol kedua, hasil pemeriksaan subjektif pasien sudah tidak


mengeluhkan rasa sakit lagi pada sariawannya, sedangkan hasil pemeriksaan
objektif lesi ulser telah menghilang, warna permukaan mukosa sudah sama dengan
jaringan sekitarnya dan tidak sakit saat dipalpasi.

8
Foto Klinis Pasien (Intra Oral)

Foto Awal

Tanggal: 13 September 2018

Tanggal: 18 September 2018

9
Kontrol I

Tanggal: 24 September 2018

Kontrol 2

Tanggal: 22 Oktober 2018

10
L. KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis, lesi ini merupakan ulkus
traumatikus. Ulkus traumatikus pada kasus ini disebabkan karena trauma
tergigit. Lesi ini akan sembuh dalam beberapa hari setelah dilakukan
perawatan. Apabila lesi ini tidak sembuh setelah diberikan perawatan maka
penyebab lain harus dicurigai dan perlu dilakukan biopsi.

Palembang, November 2018


Pembimbing

drg. Siti Rusdiana Puspa Dewi, M. Kes.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Scully, C. 1999. Handbook of oral disease, diagnosis and management.


Newyork: Thieme
2. Laskaris, G. 2006. Pocket atlas of oral diseases. Newyork: Thieme
3. Field, A. 2003. Tyldesley’s Oral Medicine. 5th ed. UK: Oxford University
Press
4. Regezi, dkk. 2003. Oral Pathologic clinical phatologic Correlations. 4th ed.
USA: Elsevier Science
5. Scully, C. 2005. Oral Medicine – Update for the dental practitioner aphthous
and other common ulcers. British dental journal 2005; 199(5):259-264
6. Gonzales, AC. 2016. Wound healing – a literature review. AN Bras Dermatol
2016; 91(5):614-620
7. Amatha, R. 2017. Plester sariawan efektif dalam mempercepat penyembuhan
stomatitis aftosa rekuren dan ulkus traumatikus. Majalah kedokteran gigi
Indonesia 2017; 3(2): 69-75

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai