“LEUKIMIA”
DISUSUN OLEH :
1. KABUL HADIWINTATO
2. HENNY KUSUMAWATI
3. HENI NURHAYATI
4. AYU FITRIA KARMILA
5. SUSI PARAMITAWATI
6. DHELA FARINDA
7. CHRISTIAN SURYA ADI
8. M AZIS ADIPUTRA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kelompok, sehingga kelompok dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah keperawatan dasar dengan judul
“Leukimia”.
Kelompok juga sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
sekali kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak akan sangat membantu demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini. Kelompok juga sangat berharap semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
digunakan sebagai suatu acuan untuk pembuatan makalah berikutnya yang lebih baik.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................3
D. Manfaat.............................................................................................................3
E. Metode Penulisan.............................................................................................3
BAB III
A. Kesimpulan ......................................................................................................26
B. Saran.................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................27
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia merupakan keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang,
ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi penambahan sel-sel
abnormal dalam darah tepi. Berdasarkan National Academy of Sciences, terdapat lebih
dari 100.000 bayi di seluruh dunia yang lahir dengan keadaan dan kondisi yang berat
dari Leukemia (Cooley’s Anemia Foundation, 2006). Jumlah penderita di Indonesia
pada tahun 2008 sudah mencapai 20.000 orang penderita dari jumlah 200 juta orang
penduduk Indonesia secara keseluruhan (Robert, 2009). Leukemia limfositik akut atau
biasa di sebut ALL adalah bentuk leukemia yang paling lazim dijumpai pada anak,
insiden tertinggi terdapat pada usia 3-7 tahun. Leukemia akut ditandai dengan suatu
perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak
diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari.
Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat
sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan
ada yang mencapai 5 tahun (Hoffbrand, 2005).
Penderita leukimia pada anak yang memiliki gejala seperti demam atau
keringat malam, merasa lemah atau capai, pucat, sakit kepala, mudah berdarah atau
memar. misalnya gusi mudah berdarah saat sikat gigi, mudah memar saat terbentur
ringan, nyeri pada tulang dan/atau sendi. Adanya perubahan gejala secara cepat pada
penderita leukemia anak mengakibatkan anak merasakan sakit yang hebat. Kondisi
tersebut mengharuskan anak dengan penyakit leukemia harus dilakukan dengan
perawatan di rumah sakit, dan sangat tidak memungkinkan anak dalam perawatan di
rumah (Robert , 2009).
Sementara itu, di negara berpenghasilan rendah dan menengah prognosis pada
anak yang didiagnosis kanker seperti leukemia jauh lebih rendah. Hal ini disebabkan
oleh lambatnya diagnosis kanker, kurangnya peralatan dan obat-obatan di rumah sakit,
serta kurangnya pengetahuan masyarakat terkait kanker.
B. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Leukimia?
2. Apa etiologi dari leukimia?
3. Bagaimana patofisologis dari leukimia?
4. Apa manifestasi klinis dari leukimia?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2
Mahasiswa mampu memahami pembelajaran keperawatan dasar tentang penyakit
leukimia. Dan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Dasar
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Sebagai pengembangan pengalaman dalam pembelajaran tentang keperawatan
Dasar.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada penyakit leukimia,
kepada teman sesama mahasiswa.
E. Metode
Metode penyusunan yang digunakan penyusun dalam menyusun tugas ini
adalah metode deskriptif dalam bentuk makalah yaitu:
Tinjauan kepustakaan :
Penyusun membaca dan mencari dari beberapa sumber buku referensi dan sumber
bahan internet yang berkaitan dengan meteri yang dibahas sehingga data yang
diperoleh sifatnya teoritis.
3
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel-sel darah putih dalam
sumsum tulang, menggantikan elemen-elemen sumsum normal. (Baughman, 2000, hal : 336).
Leukemia merupakan proliferasi patologis dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan
biasanya berakhir fatal. (Ngastiyah, 1997).
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imaturdalam jaringan
pembentukan darah. (Suriadi, 2006) Jadi dapat disimpulkan bahwa leukemia adalah penyakit
akibat terjadinya proliferasi sel leukosit yang abnormal dan ganas serta sering disertai adanya
leukosit jumlah yang berlebihan dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya
berakhir fatal.
LMA disebut juga leukemia mielogenus akut atau leukemia granulositik akut (LGA) yang
di karakteristikkan oleh produksi berlebihan dari mieloblast. LMA sering terjadi pada
semua usia, tetapi jarang terjadi pada anak-anak. Mieloblast menginfiltrasi sumsum tulang
dan ditemukan dalam darah. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya anemia, perdarahan,
dan infeksi, tetapi jarang disertai keterlibatan organ lain.
LLA sering menyerang pada masa anak – anak dengan presentase 75% - 80%. LLA
menginfiltrasi sumsum tulang oleh sel limfoblastik yang menyebabkan anemia, memar
(trombositopeni), dan infeksi (neutropenia). Limfoblas biasanya di temukan dalam darah
tepi dan selalu ada di sumsum tulang, hal ini mengakibatkan terjadinya limfadenopati,
splenomegali, dan hepatomegali, tetapi 70% anak dengan leukemia limfatik akut kini bisa
disembuhkan.
4
3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK terjadi pada manula dengan limfadenopati generalisata dan peningkatan jumlah
leukosit disertai limfositosis, Perjalanan penyakit biasanya jinak dan indikasi pengobatan
adalah hanya jika timbul gejala.
4. Leukemia Mielositik Kronis (LMK)
LMK sering juga disebut leukemia granulositik kronik (LGK), gambaran menonjol
adalah :
C. Patofisiologi
Leukemia adalah jenis gangguan pada system hemapoetik yang fatal dan terkait
dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak terkendalinya
proliferasi dari leukosit Jumlah besar dari sel pertama-tama menggumpal pada tempat
asalnya (granulosit dalam sumsum tulang, limfosit di dalam limfe node) dan
menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut organ yang lebih besar sehingga
mengakibatkan hematomegali dan splenomegali.
Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringa perifer serta
mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis normal terhambat,
mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, eritrosit, dan trobosit. Eritrosit dan
trombosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel imatur.
Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel hematopoetik
lainnya dan mengarah ke pembelahan sel yang cepat dan sitopenia atau penurunan
jumlah. Pembelahan dari sel darah putih meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi
karena penurunan imun.Trombositopeni mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan
oleh ptekie dan ekimosis atau perdarahan dalam kulit, epistaksis atau perdarahan
hidung, hematoma dalam membrane mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan
saluran kemih. Tulang mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang.
(Long, 1996 : 704)
D. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala awal leukemia dapat termasuk demam, anemia, perdarahan,
kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Purpura
merupakan hal yang umum serta hepar dan lien membesar. Jika terdapat infiltrasi
kedalam susunan saraf pusat dapat ditemukan tanda meningitis. Cairan serebro spinal
mengandung protein yang meningkatkan dan glukosa yang menurun. Tampaknya juga
terdapat beberapa hubungan antara leukemia dan sindrom down (mongolisme) :
1. Pucat
2. Malaise
3. Keletihan(letargi)
6
4. Perdarahan gusi
5. Mudah memar
9. Iritabilitas
10. Muntah
E. Penatalaksanaan
1. Transfusi darah
Diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gr%. Pada trombositopenia yang berat dan
perdarahan yang massif dapat diberikan transfuse trombosit.
F. Pengkajian Fokus
1. Demografi
a. Usia : Lebih sering terjadi pada anak yang berusia 2-5 tahun.
Jenis leukemia
(limfositik myeloid akut ).lebih sering di temukan pada anak
umur 15 thn
b. Ras : Lebih banyak terkena pada anak kulit putih
c. Lingkungan : Banyak polutan
d. Jenis kelamin : sering menyerang kaum laki-laki.
2. Data fokus
a. Aktivitas
Gejala : Kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas
biasanya.
Tanda : Kelelahan otot, peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.
b. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi
Tanda : Takikardi, membran mukosa pucat, dan tanda perdarahan serebral.
c. Eliminasi
Gejala : Diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang pada tisu, feses hitam,
darah pada
urin, penurunan haluaran urin
d. Integritas ego
Gejala : Perasaan tak berdaya / tidak ada harapan.
Tanda : Depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,
perubahan alam
perasaan.
e. Nutrisi dan cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, anoreksia, muntah, penurunan berat badan,
faringitis
disfagia.
Tanda : Distensi abdominal, penurunan bunyi usus, splenomegali, hepatomegali,
8
ikterik, hipertrofi gusi (infiltrasi gusi mengindikasikan leukemia
monositik.
f. Neuro sensori
Gejala : Penurunan koordinasi, perubahan alam perasaan, kacau, kurang
konsentrasi, kebas,
kesemutan.
Tanda : Otot mudah terangsang, aktivitas kejang.
9
c. Asam urat serum / urine : mungkin meningkat
d. Biopsi sumsum tulang :
Sel darah merah abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih dari sel darah putih
pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari sel blast, dengan prekusor eritrosit, sel
matur, dan megakariositis menurun.
e. Biopsi nodus limfa :
G. Prognosis
Prognosis LLA pada anak-anak, lebih dari 95% terjadi remisi sempura, kira-kira 70-
80% dari pasien bebas gejala selama 5 tahun. Apabila terjadi relaps, remisi sempurna
kedua dapat tejadi pada sebagian besar kasus. Para pasien ini merupakan kandidat
untuk transplantasi sumsum tulang, dengan 35-65% kemungkinan hidup lebih lama
(Milham S Jr, 1997)
H. Patogenesis
Leukimia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang
muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol.
Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya
perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan
pertumbuhan sel diferensiasi. Sel-sel leukimia menjalani waktu daur ulang yang lebih
lambat dibandingkan sel sejenis yang normal. Sebagian kecil presentasi dari pasien
didiagnosa sebelum gejalanya berkembang. Dengan memperhatikan jalan dari jenis
pasien belakangan, info mengenai pola serangan penyakit yang bisa diperoleh (Gunz
F. W, 1978)
I. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data biografi pasien
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada
usia lebih dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang pada penyakit leukemia klien biasanya lemah,
lelah, wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas
cepat.
10
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada riwayat kesehatan dahulu pada klien dengan leukemia, kaji adanya
tanda-tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Adanya
tanda-tanda leucopenia yaitu demam dan adanya infeksi. Kaji adanya
tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan membran
mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu
limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis.
Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal,
nyeri ( Lawrence, 2003).
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari riwayat kesehatan keluarga, adanya keluarga yang mengalami
gangguan hematologis serta adanya faktor herediter misal kembar
monozigot.
c. Pemerikasaan Fisik
1) Keadaan Umum
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat
composmentis selama belum terjadi komplikasi.
2) Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg
Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
11
Inskpeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya
polip. Penderita leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d) Pemeriksaan mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ),
perdarahan gusi. Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir
pucat, sudut – sudut bibir pecah – pecah.
e) Pemeriksaan telinga
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa
fungsi pendengaran dan keseimbangan. Pada penderita leukemia
biasanya tidak ditemukan kelainan dan bersifat normal.
f) Pemeriksaan leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid,
JVP, normalnya 5-2. Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran
kelenjer tiroid.
g) Pemeriksaan thorak
(1) Jantung
Inspeksi : iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada
penderita leukemia, iktus terlihat
Palpasi : raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi : tentukan batas jantung.
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal.
(2) Paru – paru
Inspeksi : kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan
ekspirasi, biasanya normal.
Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi : Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler.
h) Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi,
dsb.
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak.
Biasaya terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi : lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua
daerah abdomen
i) Pemeriksaan Ekstremitas
inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas
atas dan bawah. Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami
nyeri pada tulang dan persendian.
12
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC
kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis
paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm 3 adalah tanda prognosis
kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya
juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
2) Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
3) Retikulosit : jumlah biasaya rendah
4) Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
5) SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
6) PTT : memanjang
7) LDH : mungkin meningkat
8) Asam urat serum : mungkin meningkat
9) Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan
mielomonositik
10)Copper serum : meningkat
11) Zink serum : menurun
16
orang.
Sediakan tempat tidur yang
bersih dan nyaman.
Sediakan tempat tidur yang
kokoh/kuat.
Tempatkan perubahan posisi
tempat tidur dalam kondisi
yang mudah dijangkau.
Kurangi rangsangan dari
lingkungan.
Hindari pencahayaan yang
tidak penting, sirkulasi udara,
keadaan yang terlalu panas,
ataupun dingin.
Atur suhu lingkungan sesuai
kebutuhan pasien, jika suhu
tubuhnya berubah.
Kontrol/cegah bising yang
berlebihan, bila
memungkinkan.
Kontrol pencahayaan untuk
manfaat terapeutik.
Batasi jumlah pengunjung.
Batasi kunjungan secara
personal kepada pasien,
keluarga, kebutuhan penting
lainnya.
Lakukan rutinitas sehari-hari
sesuai kebutuhan pasien.
Manajemen nutrisi
Intervensi yang dilakukan :
Tanyakan apakah pasien
mempunyai alergi terhadap
17
makanan.
Pastikan makanan kesukaan
pasien.
Dorong kenaikan pemasukan
zat besi makanan, dengan
tepat.
Dorong kenaikan pemasukan
protein, zat besi, vitamin C,
dengan tepat.
Berikan pasien dengan protein
tinggi, kalori tinggi, nutrisi
makanan cemilan dan
minuman itu bisa dengan
mudah mengonsumsi denagn
tepat.
Ajarkan pasien bagaimana
menafkahkan buku harian
makanan, sesuai dengan
kebutuhan.
Kontrol catatan pemasukan
untuk kandungan nutrisi dan
kalori.
19
secar rectal
Jauhkan alat-alat berat
disekitar pasien
Instruksikan pasien untuk
menghindari/ menjauhi aspirasi
atau anti koagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk
menghindar aspirin/
antikoagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk
emngkonsumsi makanan yang
mengandung vit K
Cegah terjadi konstipasi
Ajarkan pasien dan keluarga
untuk mengenali tanda-gejala
terjadinya perdarahan dan
tindakan pertama untuk
penanganan selama perdarahan
berlangsung
20
Klien diharapkan mampu fisik
Pastikan lingkungan aman
untuk menormalkan:
untuk pergerakan otot
Kinerja dari rutinitas
Jelaskan aktivitas motorik
Aktivitas
Konsentrasi untuk meningkatkan tonus otot
Kepulihan energy setelah Berikan reinforcemen positif
beraktivitas selama beraktivitas
Tingkat oksigen darah Monitor respon emosional,
fisik, sosial dan spiritual
Tingkat kegelisahan
Manajemen energy
Klien diharapkan mampu
Intervensi yang dilakukan
untuk menormalkan:
Tentukan pembatasan aktivitas
Nyeri
Cemas fisik pasien
Mengerang Jelaskan tanda yang
Stress menyebabkan kelemahan
Takut Jelaskan penyebab kelemahan
Kegelisahan Jelaskan apa dan bagaimana
Nyeri otot
Meringis aktivitas yang dibutuhkan
Sesak nafas untuk membangun energi
Mual Monitor intake nutrisi yang
Muntah
adekuat
Monitor respon
kardiorespirasi selama aktivitas
Monitor pola tidur
Monitor lokasi
ketidaknyamanan/nyeri
Batasi stimulus lingkungan
Anjurkan bedrest
Lakukan ROM aktif/pasif
Bantu pasien membuat jadwal
istirahat
Monitor efek obat stimulan
dan depresan
Monitor respon oksigenasi
pasien
21
fisiologis dari untuk : Tenangkan klien dan
leukemia) Menghindari perasaan melakukan pendekatan.
Kaji perspektif situasi stress
gelisah.
Menghindari serangan panik klien.
Menghindari Rasa cemas Berikan informasi faktual
yang berlebihan. mengenai diagnosis, terapi,
Mengontrol tekanan darah.
dan prognosis.
Mengontrol peningkatan Bantu pasien untuk untuk
denyut nadi. meminimalisir rasa cemas
Mengontrol peningkatan
yang timbul.
jumlah pernafasan. Kaji tanda-tanda kecemasan
Menghindari hal-hal yang
baik secara verbal maupun non
bisa mengganggu tidur.
verbal.
Tingkatan nyeri
Menajemen nyeri
Klien diharapkan mampu
Intervensi yang dilakukan:
untuk:
Ajarkan klien tentang
Mengendalikan rasa nyeri.
Mengontrol diri dari bagaimana cara mengontrol
kehilangan nafsu makan. rasa nyeri.
Ajarkan klien teknik-teknik
relaksasi.
Ajarkan klien bagaimana cara
menghindari diri dari rasa
cemas.
5. Ketidakseimbangan Status Nutrisi Mengontrol nafsu makan:
nutrisi kurang dari Klien diharapkan mampu Intervensi yang dilakukuan:
kebutuhan tubuh b.d untuk menormalkan: Anjurkan asupan kalori yang
faktor
biologi Pemasukan nutrisi sesuai dengan kebutuhan dan
(anoreksia) Pemasukan makanan
gaya hidup.
Pemasukan cairan Kontrol asupan nutrisi dan
Energy
Berat badan kalori.
Tonus otot Anjurkan kepada klien untuk
Hidrasi mengkonsumsi nutrisi yang
Nafsu makan cukup.
Pengontrolan nutrisi
Klien diharapkan mampu
Intervensi yang dilakukuan:
untuk menormalkan:
Tanyakan apakah pasien
Menyeimbangkan nafsu
22
makan mempunyai alergi terhadap
Menyeimbangkan Pasokan
makanan
cairan tubuh Tentukan makanan pilihan
Menyeimbangkan Pasokan
pasien
nutrisi tubuh Tentukan jumlah kalori dan
Weight gain behavior : jenis zat makanan yang
Klien diharapkan mampu : diperlukan untuk memenuhi
Mengidentifikasi penyebab nutrisi, ketika berkolaborasi
kehilangan berat badan dengan ahli makanan, jika
Memilih sebuah target sehat diperlukan
berat badan. Tunjukkan intake kalori yang
Mengidentifikasi tepat sesuai tipe tubuh dan
pemasukan kalori gaya hidup
Memilihara suplai nutrisi
Timbang berat badan pasien
makanan dan minuman yg pad jarak waktu yang tepat
adekuat Terapi Nutrisi
Meningkatkan nafsu makan
Intervensi yang dilakukan :
Monitor pemasukan cairan
dan makanan dan menghitung
pemasukan kalori sehari-hari
Bantu pasien membentuk
posisi duduk yang benar
sebelum makan
Ajarkan pasien dan kelurga
tentang memilih makanan
6. Kerusakan integritas Intregitas jaringan : kulit dan Pengawasan kulit
kulit b.d zat kimia membran mukosa Intervensi yang dilakukan:
(kemoterapi, Klien diharapkan
mampu Amati warna kulit, kehangatan
radioterapi) menormalkan : (suhu), bengkak, getaran,
Temperatur tekstur kulit, udem.
Sensasi Pantau area yang tidak
Elastisitas
berwarna dan memar kulit
Pigmentasi
Warna serta membran mukosa.
Ketebalan Pantau kelainan kekeringan
Jaringan bebas lesi. dan kelembaban kulit.
Catat perubahan kulit atau
23
membran mukosa.
Periksa keketatan pakaian.
Pantau warna kulit.
Pantau suhu kulit.
Instruksikan anggota
keluarga / pemberi perawatan
tentang tanda – tanda dari
kerusakan kulit.
24
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Leukemia merupakan keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang,
ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi penambahan sel-sel
abnormal dalam darah tepi.
Tanda dan gejala awal leukemia dapat termasuk demam, anemia, perdarahan,
kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Purpura
merupakan hal yang umum serta hepar dan lien membesar
B. Saran
Dalam melakukan pengkajian diharapkan mahasiswa dapat menyimpulkan
apakah mahasiswa sudah mampu mengetahui tentang leukimia. Dalam melakukan
pengkajian, perawat harus membina trust terlebih dahulu untuk melakukan rencana
asuhan keperawatan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1994, Pedoman Diagnosis dan terapi lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam 1994.
Surabaya: Tim Dokter RSUD dr. Sutomo
DA. Pratiwi, Sri maryati, Srikini, Suharno, dan Bambang S. Penerbit : Erlangga 2006.
http://www.scribd.com/doc/9501526/ASKEP-LEUKIMIA
26