Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
AFUA AGHNIYATUL HILMA
C11113005
RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Septian Sima
SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Nugraha Utama P, Sp.OG (K)
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………… 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………… 3
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Penilaian hasil pemeriksaan semen atau analisis semen disebut juga sebagi
analisis sperma merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi penting
mengenai kualitas dan kuantitas sperma. Analisis sperma berguna untuk mengetahui
tingkat fertilitas pria, diagnosis infertil, terapi atau evaluasi terapi, serta memberi
informasi mengenai masalah organ genital pria, sehingga analisis semen dapat
digunakan sebagai pemeriksaan infertilitas yang berkelanjutan.(1)
2.1.1 Testis
Penis terdiri dari jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ada dua
permukaan yaitu permukaan posterior penis teraba lunak (dekat uretra) dan
permukaan dorsal. Jaringan erektil penis tersusun dalam tiga kolom longitudinal,
yaitu sepasang korpus kavernosum dan sebuah korpus spongiosum di bagian tengah.
Ujung penis disebut glands. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan
berlanjut ke korpus spongiosum. Glans dilapisan kulit tipis berlipat, yang dapat
ditarik ke proksimal disebut preputium (kulit luar), preputium ini dibuang saat
dilakukan pembedahan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai penetrasi. Penetrasi
pada wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks uterus. (4)
Tampakan transversal penis dan sekitarnya
2.1.4 Semen
Cairan semen adalah Lendir yang keluar dari genitalia jantan waktu ejakulasi.
Ia terdiri dari bagian padat dan bagian cair. Bagian padat ialaah spermatozoa, bagian
cair disebut plasma semen .air mani.. spermatozoa dihasilkan testis, plassma semen
dihasilkan ampulla vas deferens, dan kelenjar prostat, vesicula seminalis, cowper,
dan Littre.(4)
Semen keluar dari penis biasanya dalam fraksi ; fraksi pre ejakulasi, fraksi
awal, fraksi utama fraksi-fraksi ejakulat, fraksi akhir. Fraksi pre ejakulasi berasal
dari kelenjar Cowper dan Littre, ini dapat keluar dari penis sebelum ejakulasi
berlangsung, berfungsi untuk melicinkan urethra juga untuk melicinkan vagina wktu
coitus. Volume kurang lebih 0,2 ml. Fraksi awal semata-mata hanya lendir, berasal
dari prostat. Lendir ini mengandung berbagai zat untuk memeliharaa spermatozoa
ketika berada diluar tubuh jantan (volume 0,5 ml) Fraksi utama terdiri dari lendir
dan sebagian terbesar spermatozoaa yang dikeluarkan dari simpanannya dalam
epididimis (Volume lebih kurang 2,0 ml). Sedangkan fraksi akhir adalah lendir yang
mengandung sedikit spermatozoa, yang biasanya non motil.(4,5)
Lendir fraksi utama dan akhir berasal dari vesicula seminalis, yaang
fungsinya juga untuk memelihara spermatozo ketika berada diluar tubuh jantan.
Warna semen waktubaru ejakulasi seperti wana lm kanji yang encer atau putih
keabu-abuan. Mkain gelap warna ini jika makin banyak terkandung spermatozoa d i
dalam. Jika spermatozoa sedikit sekali atau tak d di dalam semen itu bening jernh.
Volume normal semen sekali ejakulasi sekitar 2,0 ml sampai 3,0 ml. Jika volume
kurang dari ml ad kemungkinan tak beresnya prostat dan vesicula seminalis yang
merupakan penghasil utama plasma semen. (4)
Bau semen itu khas, yang kata orang barat seperti bau bunga chestnut.
Keadaan fisik semen yang bau diejakulasi adalah kental. Tap sekitar 5 menit
kemudian akan mengalami pengenceran, disebut likuifikasi sminim (enzim lysis)
yang dihasilkan prostat. Jika pengenceran tidak wajar berarti ada ketidakberesn
paada kelenja itu. (4)
2.1.5 Sperma
Spermatozoa merupakan sel padat yang sangat tespesialisasi yang tidak dapat
mengalami pembelahan dan pertumbuhan, hasil akhir dari spermatogonium, terdiri
dari dua bagian fungsional yaitu kepala dan ekor. (4,5)
Analisis semen adalah suatu pemeriksaan yang penting untuk menilai fungsi
reproduksi pria. Untuk mrngrtahui apakah seorang pria fertil atau infertil. Semen
diperiksa harus dari eyakulat. Karena itu mengambilnya dari tubuh harus dengan
masturbasi atau coitu interuptus (bersetubuh dan waktu eyakulasi persetubuhan
dihentikan dan mani ditampung semua).(1)
1. Istri yang berumur 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk
mendapat anak selama 12 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini
apabila :
a. Pernah mengalami keguguran berulang
b. Diketahui mengidap kelainan endokrin
c. Pernah mengalami peradangan rongga panggul atau rongga perut
d. Pernah mengalami bedah ginekkologik
2. Istri berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama
pasangan itu ke dokter.
3. Istri pasangan infertil yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan
pemeriksaan infertilitas kalau belum mempunyai anak dari perkawinan ini.
4. Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertil yang salah
satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan
kesehatan istri atau anakanya.
2. Demam
Demam melebihi 38 C dapat menekan spermatogenesis sampai 6
bulan lamanya. Demam akan menekan fungsi testis sehingga akan
menurunkan kadar testosteron, meningkatkan kadar imunoreaktif
gonadotropin dengan kadar LH yang rendah.
3. Pemberian obat-obatan
Beberapa obat-obatan yang menyebabkan kerusakan
spermatogenesis sementara ataau menetap dan dapat mengganggu fertilitas
antara lain kemoterapi kanker, pengobatan hormon kortikosteroid dosis
tinggi, radiasi, simetidin, sulfasalasin, spironolakton, nitrofurantoin,
niridisal, kolkisin juga obat-obatan anti hipertensi dan obat penenang.
4. Riwayat bedah
Hasil dari suatu analisis semen sendiri banyak faktor-faktor yang mempengaruhi.
WHO dalam menuntun pemeriksaan analisis semen, dalam usaha
menstandarisasikan analisis semen mengingatkan beberapa hal yang berpengaruh
antara lain. (1,2)
Parameter yang diperiksa pada analisis semen meliputi warna, bau, PH,
volume, viskositas, konsentrasi spermatozoa dengan presentase yang motil dan mati,
kecepatan motolitas rata-rata spermatozoa, presentase morfologi abnormal dan sel-
sel lain, serta uji fruktose yang hanya dilakukan khusus pada keadaan azoospermia.
Sedangkan persiapaannya meliputi petunjuk abstinensi, cara memperoleh semen dan
pemilihan penampung semen yang disediakan oleh laboratorium.(1,5)
2. Volume
Cairan semen yang ditampung diukur dengan gelas ukur, dan dikatakan
normosperma bila volumenya normal yaitu 2-6 ml, dengan volume rata-rata
2-3 ml. Aspermi bila tidak keluar sperma pada waktu eyakulasi. Hiperspermi
bila volume lebih dari 6 ml. (1,6) Hipospermi bila volumenya kurang dari 1
ml, ini mungkin disebabkan karena : (1)
3. Bau
Spermatozoa mempunyai bau khas, sekali membau tidak akan lupa
lagi, bau ini mungkin disebabkan oleh proses oksidasi dari sperma yang
diprosuksi oleh prostat. Baunya seperti bau bunga akasia (1,5,6). Semen dapat
berbau busuk atau amis bila terjadi infeksi. (1,6)
4. PH
5. Viskositas
7. Frukstosa
Setiap air mani yang azoospermia harus diuji secara rutin akan adanya
fruktosa. Dengan jalan ini setiap kecurigaan tidak adanya vasa dapat lebih
diyakinkan, tanpa harus melakukan eksplorasi skrotum. Ada tidaknya
koagulasi segera setelah ejakulasi harus diperiksa dalam 5 menit setelah
ejakulasi.(8)
3. Kecepatan
Semen yang tidak diencerkan diteteskan ke dalam titik hitung, tentukan
waktu yang dibutuhkan satu spermatozoa untuk menempuh jarak 1/20 mm,
pada keadaan normal dibutuhkan 1-1,4 detik ini disebut normakinetik. (1,6)
4. Morfologi
Morfologi spermatozoa yang normal ditentukan oleh bentuk kepala, leher,
tanpa adannya sitoplasmik “droplets” dan bentuk ekor, semen yang normal
mengandung setidaknya 48%-50% spermatozoa normal.
Tabel. Terminologi dan Definisi Analisis Sperma Berdasarkan Kualitas Sperma.(2)
Terminologi Definisi
Dua atau tiga nilai analisis sperma diperlukan untuk menegakkan diagnosis
adanya analisis sperma yang abnormal. Namun, cukup banyak melakukan analisis
sperma tunggal jika pada pemeriksaan telah dijumpai hasil analisis sperma normal,
karena pemeriksaan analisis sperma yang ada merupakan metode pemeriksaan yang
sensitif. Untuk mengurangi positif palsu, maka pemeriksaan analisis sperma yang
berulang hanya dilakukan jika pemeriksaan analisis sperma yang pertama
menunjukkan hasil yang abnormal. Pemeriksaan analisis sperma kedua dilakukan
dalam kurun waktu 2-4 minggu. (2)
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. 2010. WHO laboratory manual for the Examination and processing
of the human semen.
2. Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kandungan Edisi ketiga. Jakarta. PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
3. Netter, F. H. 2014. Atlas of Human Anatomy 6th edition. London, Elsevier
Health Sciences.
4. Sheerwood, Laure. 2010. Human Physiology From cells to system.
Brooks/Cole Cengage Learning
5. Saili, Takdir, dkk. 2005. Pengelolaan Semen dan Inseminasi buatan.
www.researchgate.net/publication/
6. Garrido, Nicolas, et al. 2005 . A Practical Guide to Sperm Analysis Basic
Andrology In Reproductive medicine. CRC Press
7. Carrel, Douglas T. Computer-Aided Sperm Analysis (CASA) of Sperm
Motility and Hiperactivation. MIMB, volume 927
8. Franken, Daniel R. Et al. 2012. Semen analysis and sperm function testing.
Asian journal of Andrology