Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejak zaman pra kemerdekaan, pemerintah Hindia Belanda telah


membangun pembangkit listrik skala kecil untuk memenuhi kebutuhan
aktifitas ekonomi dan pemerintahan. Hal ini ditandai dengan dibangunnya
pabrik gula disertai pembangkit listrik di pulau Jawa dan PLTA (Pusat /
Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra.
Setelah Indonesia merdeka, pertumbuhan ekonomi di Indonesia
berkembang pesat yang diikuti dengan pesatnya pembangunan terutama di
kota-kota besar sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan akan
energi listrik pun akan meningkat setiap tahunnya.

Dari sisi pelanggan listrik, rasio elektrifikasi Indonesia baru


mencapai sekitar 95.35% pada tahun 2017. Dengan adanya program
pembangkit listrik 35.000 MW diharapkan rasio kelistrikan di Indonesia
bisa ditingkatkan hingga 100% pada tahun 2020. Realisasi penjualan
tenaga listrik PLN pada tahun 2017 adalah 221,574.66 MWh dengan total
pelanggan sebanyak 68,068,283.00. Sektor rumah tangga, industri dan
komersial masih merupakan pelanggan utama dengan pangsa sekitar 94%
dari total penjualan listrik pada tahun 2017.

Grafik
Penjualan Tenaga Listrik PLN Per Sektor Pelanggan
Tahun 2012 - 3
3 2

2017
6 .6 .5
100,000 1 .1
34
.4 3 83
90,000
4 82
.7 8 86 2 ,6
9 ,6 .1 ,5
80,000
.5 6 10 .6 ,0 .3 93
32 .3 88 44 93
70,000 .9 ,2 08 84 45
64,381.40

,1 79 9 3
5 8 ,7
60,000
75 1 77 3 1 8 ,1
,9 5 ,0
72 8 .2 2 .2 .9 .0 71 .9
50,000 4 ,1 .6 .5 65 .3 68
.3 .4 .0 64 06 49 45
.6 60 24 01
40,000
93 50 74
98 82 78 ,1 ,1 ,6
,4 ,3 ,6
30,000
88 ,6 ,0
,9
,9 10 ,4 11 12 ,2 13 40
14 41 14
20,000 30
34 36 36
10,000
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Rumah Tangga Industri Usaha Umum

Gambar 1-1. Penjualan Tenaga Listrik PLN Per Sektor Pelanggan

1
(Sumber : Statistik Ketenagalistrikan 2018 , Kementrian ESDM)

Permintaan listrik masa mendatang diperkirakan akan terus tumbuh


sejalan dengan perkembangan ekonomi dan penduduk. Untuk memenuhi
permintaan energi listrik tersebut dibutuhkan berbagai jenis pembangkit.
Dan untuk mengatasi besarnya kebutuhan listrik tersebut terutama di pulau
Jawa, pemerintahan Indonesia pada tahun 1992 melalui Perusahaan Listrik
Negara (PLN) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap (PLTGU)
Blok I, II diikuti dengan PLTGU Blok III sekitar tahun 2011 di daerah
Tanjung Priok - Jakarta Utara. PLTGU ini menggabungkan teknologi
PLTG dan PLTU sehingga memiliki efisiensi yang tinggi bila
dibandingkan dengan PLTG. Pembangkit ini menggunakan bahan bakar
gas yang sampai saat ini cadangannya masih melimpah di Indonesia, selain
itu juga penggunaan bahan bakar gas akan lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan PLTU berbahan bakar batubara. Energi listrik yang
dihasilkan nantinya akan masuk dalam jaringan interkoneksi Jawa-Bali
sehingga diharapkan menambah pasokan listrik Jawa-Bali yang
kebutuhannya terus meningkat.

1.2. Maksud dan Tujuan Pendirian PT Indonesia Power

PT Indonesia Power secara umum bermaksud untuk


menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan berdasarkan prinsip industri
dan niaga yang sehat dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan
Terbatas. Tujuan PT Indonesia Power antara lain :

1. Memberikan nilai tambah bagi pelanggan, pegawai dan stakeholder


2. Menghasilkan keuntungan yang menjamin pertumbuhan yang
berkesinambungan
3. Mencapai tingkat kinerja setara dengan perusahaan pembangkitan
tenaga listrik kelas dunia

4. Membangun budaya perusahaan Indonesia Power Way yang memiliki


nilai-nilai : INTEGRITAS, PROFESIONAL, HARMONI,
PELAYANAN PRIMA, PEDULI, PEMBELAJAR DAN INOVATIF
(IP HAPPI).

2
1.3. Sejarah PT Indonesia Power

PT Indonesia Power merupakan salah satu anak perusahaan PT


PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama
PT PLN Pembangkit Jawa Bali I (PT PJB I) melalui Surat Keputusan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2-12496 HT.01.01.TH
1995. Pada tanggal 8 Agustus 2000 PT PJB I berganti nama menjadi PT
Indonesia Power sebagai penegasan atas tujuan perusahaan yang menjadi
perusahaan pembangkit tenaga listrik independen yang berorientasi bisnis
murni.

Indonesia Power memegang peran penting dalam mendukung


tersedianya energi listrik di sistem Jawa Bali dengan mengoperasikan
berbagai jenis pembangkit dengan total kapasitas terpasang sebesar 8.878
MW (per tahun 2016).

PT Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit tenaga


listrik terbesar di Indonesia dengan delapan Unit Bisnis Pembangkitan.
Unit Bisnis Pembangkitan utama tersebar di beberapa lokasi strategis di
Pulau Jawa dan Pulau Bali serta satu Unit Bisnis yang bergerak dibidang
jasa pemeliharaan yaitu Unit Bisnis Pemeliharaan (UBH). Dalam bidang
Operation & Maintenance (O&M) Indonesia Power mengoperasikan dan
mengelola pembangkit Program Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE)
10.000 MW dengan total kapasitas terpasang sebesar 5,948 MW melalui 4
Unit Bisnis Operasi dan Pemeliharaan (UBOH) per tahun 2017.

Unit-unit Bisnis Pembangkitan tersebut adalah Unit Bisnis


Pembangkitan Suralaya, Priok, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang,
Perak & Grati dan Bali serta Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan. Sedangkan
untuk Unit Bisnis Operasi dan Pemeliharaan (UBOH) antara lain : Banten-
Labuan, Banten-Suralaya, Banten-Lontar dan Pelabuhan Ratu. Selain
empat UBOH yang telah beroperasi diatas PT Indonesia Power pun
dipercaya untuk mengelola bisnis O&M PLTU yang sedang dalam proses

3
pembangunan antara lain : Adipala – Jawa Tengah, Pangkalan Susu –
Medan, Barru – Makassar, dll.

PT Indonesia Power membentuk anak perusahaan PT Cogindo


Daya Perkasa (99,9%) yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan
manajemen energi dengan penerapan konsep conegeration dan distributed
generation, juga mempunyai saham 60% di PT Arta Daya Coalindo yang
bergerak dibidang usaha perdagangan batu bara. Aktifitas kedua anak
perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang peningkatan pendapatan
perusahaan dimasa mendatang.

1.4. Kapasitas Produksi

Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Priok merupakan salah satu dari 8


unit bisnis pembangkitan di bawah PT Indonesia Power yang menggunakan
bahan bakar gas sebagai energi primer dan bahan bakar minyak sebagai
cadangan. UBP Priok menerapkan teknologi Combine Cycle Power Plant
(CCPP) dimana gas hasil pembakaran dari unit PLTG dimanfaatkan untuk
memanaskan air di unit HRSG. Uap hasil pemanasan tersebut berfungsi untuk
menggerakkan turbin yang dikonversi menjadi energi listrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap ( PLTGU) UBP Tanjung Priok
terdapat 3 blok. Blok 1 dan 2 diresmikan pada tahun 1994 yang terdiri atas 3
unit Turbin Gas, 3 unit HRSG dan 1 unit Turbin Uap dikenal dengan
konfigurasi 3-3-1. Kapasitas terpasang total 2 blok adalah 1180 MW,
sedangkan Blok 3 terdiri atas 2 unit Turbin Gas, 2 unit HRSG serta 1 unit
Turbin Uap. Kapasitas terpasang untuk blok 3 PLTGU Priok adalah sebesar
740 MW yang mulai dioperasikan sejak tahun 2012.

Tabel 1.1 Kapasitas Unit Bisnis Pembangkit PT Indonesia Power


Unit Bisnis Kapasitas (MW)
Pembangkit
Suralaya 3.400
Priok 1.248
Saguling 797
Kamojang 375
Mrica 310
Semarang 1.409
Prak Grati 864

4
Bali 557
Total Indonesia Power 8.960
(Sumber : Indonesia Power – Statistik Tahun 2017)

1.5. Lokasi

PT Indonesia Power UBP Priok terletak di Jalan Laksamana R.E.


Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara dalam wilayah pantai utara Jakarta.
Menempati lahan seluas 28 ha dalam koordinat batas utara-selatan 6,0708 oLS
- 6,1308 oLS serta batasan barat serta timur 106,8492 oBT – 106,9125 oBT.

Gambar 1-3. Lokasi UBP Priok

Anda mungkin juga menyukai