net/publication/324686366
CITATIONS READS
0 269
2 authors, including:
Waluyo Nuswantoro
Universitas Palangka Raya
14 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
STUDI KOMPARATIF BIAYA KONSTRUKSI JALAN ANTARA YANG MENGGUNAKAN LAPIS PONDASI AGREGAT TERHADAP SOIL CEMENT View project
All content following this page was uploaded by Waluyo Nuswantoro on 24 April 2018.
Abstraksi
Filler merupakan salah batu bahan penyusun yang harus ada dalam
campuran aspal panas. Biasanya dalam agregat kasar dan agregat halus sudah
terdapat kandungan filler, namun kadar filler tersebut belum memenuhi
persyaratan, sehingga perlu adanya penambahan filler.
Abu cangkang kelapa sawit merupakan limbah pembakaran cangkang
kelapa sawit di dalam tungku perebusan kelapa sawit atau yang disebut Boiler.
Hasil penelitian PT. Sucofindo Jakarta, menunjukkan bahwa abu cangkang kelapa
sawit mengandung unsur silika yang cukup besar, sehingga abu cangkang kelapa
sawit ini akan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia bila terhirup melalui
pernapasan, oleh karena itu perlu dipikirkan cara pemanfaatannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah abu
cangkang kelapa sawit memenuhi persyaratan apabila digunakan sebagai
tambahan filler pada campuran aspal panas jenis Hot Rolled Sheet (HRS) dan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan abu cangkang kelapa sawit apabila
kadarnya dalam campuran divariasikan.
Pemeriksaan sifat fisik agregat dan pengujian campuran dilakukan di
Laboratorium Jalan Raya Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Palangkaraya. Perancangan campuran menggunakan metode Asphalt
Institute. Dari hasil pengujian komposisi campuran yang paling optimum adalah
batu pecah (Tangkiling) 33 %, abu batu (Tangkiling) 26,5 %, Pasir (Tangkiling) 36
% dan abu cangkang kelapa sawit 4,5 %, dengan kadar aspal optimum 7,59 %.
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan abu cangkang kelapa sawit
terhadap campuran, kadar abu sawit dibuat 5 (lima) variasi (3,5 – 7,5 %) dengan
interval 1 %. Stabilitas tertinggi terjadi pada kadar abu cangkang kelapa sawit
6,5 % (1497,689 kg) dan stabilitas terendah pada kadar abu cangkang kelapa sawit
4,5 % (688,852 kg). Dari kelima variasi yang dilakukan kadar abu cangkang
kelapa sawit yang memenuhi persyaratan stabilitas untuk campuran HRS adalah
pada kadar abu cangkang kelapa sawit 3,5 – 5,5 %.
Kata kunci: Hot Rolled Sheet, Filler, Abu Cangkang Kelapa Sawit
PENDAHULUAN
Perkerasan jalan raya merupakan bidang raya dengan menggunakan sistem
sentuh antara beban kendaraan melalui perkerasan lentur, biasanya terdiri dari
roda dengan jalan raya melalui lapis lapis aus/permukaan, lapis pondasi
permukaan. Konstruksi perkerasan jalan atas/bawah serta lapisan tanah dasar.
1 Ir. Waluyo Nuswantoro., MT, Ir. Desriantomy, MT adalah dosen pada Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
2 Edwin, ST adalah alumnus Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
_____________________________________________________________________
75
J URNAL
REKAYASA RANCANG BANGUN, Volume 4 Nomor 2, Desember 2003: 75-82
______________________________________________________________________________
benda uji (briket) untuk dilakukan test Hasil pemeriksaan gradasi dapat
Marshall sehingga dapat diketahui dilihat pada tabel 1 berikut ini :
karakteristik campuran tersebut.
Penelitian ini terdiri tahapan-
tahapan sebagai berikut :
a. Persiapan bahan dan alat.
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Gradasi
Bahan terdiri dari batu pecah, abu batu,
pasir, abu cangkang kelapa sawit sebagai Ukuran
Persen Lolos
Saringan
tambahan filler dan aspal penetrasi
80/100. Inch
Batu Abu
Pasir
Abu
Alat terdiri dari saringan, penguji abrasi Pecah Batu Sawit
(keausan), penguji berat jenis, pengering # 1” 100 100 100 100
gradasi, keausan dan kadar lempung. No. 8 2,37 77,32 99,97 100
c. Penentuan proporsi terhadap total
No. 30 1,40 34,67 40,31 100
agregat dengan menggunakan cara
diagonal, meliputi proporsi batu pecah No. 100 0,52 10,46 9,85 100
sebagai agregat kasar, penentuan No. 200 0,08 3,68 4,25 100
proporsi abu batu dan pasir sebagai
Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium (2003)
agregat halus dan penentuan proporsi
abu cangkang kelapa sawit sebagai Pemeriksaan sifat fisik agregat yang lain
tambahan filler. yaitu pemeriksaan berat jenis, penyerapan,
d. Variasi kadar abu cangkang kelapa sawit abrasi, sand equivalent disajikan dalam tabel 2.
sebagai filler (3,5 % – 7,5 %) dengan Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Sifat-sifat Agregat
interval 1 % dan variasi kadar aspal (7 %
Batu Abu Abu
– 9 %) dengan interval 0,5 %. Jenis Pemeriksaan
Pecah Batu
Pasir
Sawit
e. Penyiapan benda uji meliputi Berat Jenis (gr/cm3) 2,579 2,464 2,594 2,013
pemanasan, pencampuran, pemadatan Berat Jenis (SSD)
2,595 2,512 2,613 -
mengikuti prosedur pengujian campuran (gr/cm3)
_____________________________________________________________________
77
J URNAL
REKAYASA RANCANG BANGUN, Volume 4 Nomor 2, Desember 2003: 75-82
______________________________________________________________________________
benda uji mengikuti prosedur pada Manual 8,50 2,218 1497,689 1,967 7,466 3,526 82,025
Pemeriksaan Bahan Jalan PC-0201-76. Jumlah
tumbukan yang digunakan adalah 2 75 kali 9,00 2,212 1427,314 2,067 6,771 3,300 83,597
tumbukan dengan asumsi jalan dipergunakan
untuk lalu-lintas sedang, beban berat (jalan luar Spek. - 450 – 850 2 – 4 1 – 4 4 – 6 75 – 85
kota). Sumber : Pemeriksaan Laboratorium (2003)
Sebelum pengujian dengan alat
Marshall dilakukan, benda uji direndam Tabel 5. Hasil Pengujian Marshall Variasi III
terlebih dahulu dan bak berisi air panas (Abu Cangkang Kelapa Sawit 5,5 %)
(water bath) dengan temperatur 60 C
selama 30 – 40 menit. Parameter Marshall
7,00 2,253 1324,632 1,767 7,351 3,324 80,359 Sumber : Pemeriksaan Laboratorium (2003)
7,50 2,242 1362,156 1,683 7,933 3,309 81,324 Tabel 6. Hasil Pengujian Marshall Variasi IV
(Abu Cangkang Kelapa Sawit 4,5 %)
8,00 2,242 1358,466 1,767 7,539 2,783 84,688
Parameter Marshall
Spek. - 450 – 850 2 – 4 1–4 4–6 75 – 85 7,00 2,227 688,852 2,567 2,631 5,095 72,970
__________________________________________________________________
78
Waluyo Nuswantoro, et al, Penggunaan Abu Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Tambahan Filler pada HRS
_______________________________________________________________________________________
Tabel 7. Hasil Pengujian Marshall Variasi V maksimal pada setiap parameter yang
(Abu Cangkang Kelapa Sawit 3,5 %) ditetapkan.
Parameter Marshall Sehingga proporsi campuran terbaik
Kadar dengan menggunakan abu cangkang
Aspal Hasil Rongga Rongga
(%) Berat Isi Stabilitas Flow Bagi dlm Terisi kelapa sawit sebagai filler adalah variasi IV
(Gr/cm3) (Kg) (mm) Marshall Camp.
(KN/mm) (%)
Aspal
(%)
dengan proporsi : batu pecah 33 %, abu
batu 26,5 %, pasir 36 %, abu cangkang
7,00 2,208 719,534 2,600 2,713 6,150 72,970
kelapa sawit 4,5 % dan kadar aspal
7,50 2,222 723,266 2,533 2,799 5,043 76,431
optimum 8,210 %. Perlu diperhatikan
bahwa proporsi campuran tersebut adalah
8,00 2,220 748,060 2,650 2,768 4,627 79,9741 persentase terhadap berat total agregat.
Hubungan Stabilitas dengan Variasi Filler dan
8,50 2,221 768,874 2,767 2,725 4,082 82,645 Aspal
Stabilitas lapisan perkerasan jalan
9,00 2,213 772,440 2,833 2,673 3,905 84,806
adalah kemampuan lapisan perkerasan
Spek. - 450 – 850 2–4 1–4 4–6 75 – 85 menerima beban lalu-lintas tanpa terjadi
perubahan bentuk tetap seperti gelombang,
Sumber : Pemeriksaan Laboratorium (2003)
alur ataupun bleeding. Kestabilan yang
PEMBAHASAN tinggi menyebabkan lapisan perkerasan
Dari kelima variasi yang telah dilakukan, menjadi kaku dan cepat mengalami retak.
terlihat bahwa variasi I dan II (kadar filler Untuk lapis aspal panas jenis HRS
7,5 % dan 6,5 %), tidak ada yang memenuhi stabilitas yang disyaratkan oleh Bina Marga
persyaratan untuk campuran HRS pada adalah 450 – 850 kg. Dalam penelitian ini
kadar aspal 7 – 9 %. Sehingga variasi I dan penggunaan filler abu cangkang kelapa
II tidak dihitung (tidak ada) kadar aspal sawit yang memenuhi syarat adalah pada
optimumnya. kadar filler 3,5 % - 5,5 %, dengan nilai
Untuk variasi III (filler 5,5 %) nilai stabilitas antara 719,523 – 846,326 Kg. Pada
kadar aspal optimum adalah 7,7822 % kadar filler 6,5 % - 7,5 %, stabilitas
terhadap total agregat atau 7,2203 % campuran melebihi spesifikasi HRS yang
terhadap total campuran. Kadar aspal ditetapkan, nilai stabilitas pada kadar filler
optimum pada variasi III ini tidak 6,5 – 7,5 % antara 1308,867 – 1497,689 Kg.
memenuhi syarat untuk campuran HRS Gambar 1 menunjukkan bahwa
yang ditetapkan oleh Bina Marga yaitu > dengan adanya penambahan kadar filler
7,3 % terhadap total campuran. dalam campuran akan meningkatkan
Untuk variasi IV kadar optimum stabilitas campuran, hal terjadi karena
adalah 8,210 % terhadap total agregat atau dengan adanya penambahan kadar filler
7,59 % terhadap total campuran dan dalam campuran akan memperkecil rongga
Variasi V (filler 3,5 %) nilai kadar aspal antar butiran (Void Mineral Aggregate,
optimum adalah 8,215 % terhadap total VMA), sehingga campuran menjadi padat,
agregat atau 7,591 % terhadap total dan membutuhkan kadar aspal yang tinggi
campuran. untuk mengikat agregat dalam campuran
Dari keseluruhan hasil pemeriksaan karena luas permukaan agregat yang besar.
yang telah dilakukan dapat disimpulkan Pada kadar abu cangkang kelapa sawit 6,5
proporsi agregat dan aspal dalam %, kenaikan stabilitas sangat signifikan.
campuran, dengan memperhatikan Kenaikan stabilitas campuran mencapai 1,5
parameter yang telah ada. Proporsi kali nilai batas atas spesifikasi campuran
campuran terbaik adalah proporsi Hot Rolled Sheet (HRS).
campuran yang memberikan nilai yang
_____________________________________________________________________
79
J URNAL
REKAYASA RANCANG BANGUN, Volume 4 Nomor 2, Desember 2003: 75-82
______________________________________________________________________________
1100
1000
900
800
700
600
3.50 4.50 5.50 6.50 7.50
Kadar Filler (%)
Kadar Aspal (%)
Gambar 2. Hubungan Kelelehan dengan
7.00 7.50 8.00 8.50 9.00
Variasi Filler dan Aspal
Gambar 1. Hubungan Stabilitas dengan
Variasi Filler dan Aspal Hubungan Marshall Quotient dengan Variasi
Filler dan Aspal
Hasil bagi Marshall adalah hasil bagi
Hubungan Kelelehan dengan Variasi Filler dan antara stabilitas dengan kelelehan. Nilai
Aspal hasil bagi Marshall merupakan indikator
Kelelehan (flow) adalah kemampuan kelenturan yang potensial terhadap
lapisan perkerasan untuk menerima beban keretakan. Persyaratan nilai hasil bagi
berulang tanpa terjadinya kelelehan yang Marshal yang ditetapkan oleh Bina Marga
berupa alur (ruting) dan retak. untuk campuran HRS adalah 1 – 4
Nilai Kelelahan yang disyaratkan KN/mm.
oleh Bina Marga untuk campuran jenis HRS Nilai Hasil Bagi Marshall yang
adalah 2 – 4 mm, dalam penelitian ini memenuhi persyaratan yang ditetapkan
penggunaan filler abu cangkang kelapa oleh Bina Marga pada setiap kadar aspal
sawit yang memenuhi persyaratan nilai adalah pada variasi IV dan V dengan nilai
kelelehan (flow) adalah pada kadar filler 3,5 antara 2,541 – 2,833 KN/mm, sedangkan
% - 5,5 %. Sedangkan pada kadar filler 6,5 pada variasi III nilai hasil bagi Marshall
% - 7,5 % memenuhi persyaratan pada yang memenuhi persyaratan adalah pada
aspal 9 %. kadar aspal 8,0 – 9,0 % dengan nilai antara
Gambar 2 menunjukkan bahwa 3,702 – 3,947 KN/mm. Untuk variasi I dan
peningkatan kadar filler dalam campuran II nilai hasil bagi Marshall tidak ada yang
akan menurunkan nilai kelelehan (flow) memenuhi persyaratan pada setiap kadar
dalam campuran. Hal ini terjadi karena aspal yang dicoba. Hal ini mengindikasikan
dengan bertambahnya kadar filler dalam bahwa campuran dengan kadar filler diatas
campuran maka campuran menjadi padat, 5,5 % akan cepat mengalami retak apabila
sehingga campuran cenderung menjadi dibebani oleh beban kendaraan, karena
kaku. Nilai kelelehan merupakan indikator campuran kurang lentur.
terhadap kelenturan. Gambar 3 menunjukkan bahwa
Sedangkan dengan adanya variasi peningkatan kadar filler dalam campuran
kadar aspal dalam campuran nilai flow akan menaikan nilai hasil bagi Marshall
__________________________________________________________________
80
Waluyo Nuswantoro, et al, Penggunaan Abu Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Tambahan Filler pada HRS
_______________________________________________________________________________________
0
3.50 4.50 5.50 6.50 7.50
Kadar Filler (%)
Kadar Aspal (%)
7.00 7.50 8.00 8.50 9.00
_____________________________________________________________________
81
J URNAL
REKAYASA RANCANG BANGUN, Volume 4 Nomor 2, Desember 2003: 75-82
______________________________________________________________________________
__________________________________________________________________
82