Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
1. Afifah Hidayati 11139022002
2. Desmaria Kristin 11139022011
3. I wayan Adinata 11139022022
4. Inayah Rahmawati 11139022025
5. Novinta Nurulsari 11139022039
6. Surya Darma 11139022061
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II ISI
A. Pengertian Laboratorium 3
B. Fungsi dan Manfaat Laboratorium Pembelajaran Fisika 5
C. Komponen Laboratorium Pembelajaran Fisika 11
D. Kelengkapan Alat dan Bahan Pembelajaran Fisika 15
E. Tata Tertib Laboratorium Pembelajaran Fisika 16
F. Tata Ruang Laboratorium Pembelajaran Fisika 17
G. Karakteristik Laboratorium Pembelajaran Fisika Ideal dan
Konvensional 20
BAB III PENUTUP
A. Simpulan 26
B. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia fisika, laboratorium tentu sudah tidak asing lagi didengar.
Laboratorium adalah tempat penunjang kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal. Karena dalam pencapaian tujuan
pembelajaran fisika, sebaiknya siswa dituntut mampu mengembangkan
keterampilannya dalam mengaplikasikan beberapa konsep atau materi fisika
yang sedang dipelajari dalam bentuk eksperimen atau percobaan untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan berpikir ilmiah, serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan
dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium diartikan sebagai tempat yang
berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya terdapat
sejumlah alat dan bahan praktikum. Dalam pendidikan Sains kegiatan
laboratorium merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar,
khususnya fisika. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan kegiatan
laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan sains. Woolnough & Allsop
(dalam Nuryani Rustaman, 1995), mengemukakan empat alasan mengenai
pentingnya prktikum sains. Pertama, praktikum membangkitkan motivasi belajar
sains. Kedua, praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan
eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah.
Keempat, praktikum menunjang materi pelajaran. Dari kegiatan tersebut dapat
disimpulkan bahwa praktikum dapat menunjang pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran. Dan itu berarti laboratorium juga memiliki kontribusi yang
besar dalam menunjang pemahaman siswa. Untuk menambah wawasan dan
mengoptimalkan fungsi laboratorium serta pemenuhan tugas mata kuliah
Pengelolaan Laboratorium, maka disusunlah makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian dari laboratorium?
2. Apakah fungsi dan manfaat laboratorium pembelajaran fisika?
3. Apakah komponen laboratorium pembelajaran fisika?
4. Alat dan bahan apa sajakah yang harus ada dalam laboratorium?
5. Bagaimana tata tertib laboratorium pembelajaran fisika?
6. Bagaimana tata ruang laboratorium pembelajaran fisika?
7. Bagaimana karakteristik laboratorium pembelajaran fisika konvensional dan
ideal?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dan definisi laboratorium.
2. Mengetahui fungsi dan manfaat laboratorium pembelajaran fisika .
3. Mengetahui komponen laboratorium pembelajaran fisika.
4. Mengetahui alat dan bahan yang harus ada dalam laboratorium pembelajaran
fisika.
5. Memahami tata tertib laboratorium pembelajaran fisika.
6. Mengetahui tata ruang laboratorium pembelajaran fisika.
7. Mengetahui karakteristik laboratorium pembelajaran fisika konvensional dan
ideal.
BAB II
ISI
A. Pengertian dan Definisi Laboratorium
Untuk dapat melakukan pembelajaran dengan praktek atau eksperimen setiap
sekolah perlu didukung dengan adanya laboratorium. Laboratorium merupakan
salah satu sarana pembelajaran dengan metode demonstrasi maupun praktek.
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruangan atau tempat untuk
melakukan percobaan atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung
yang dibatasi oleh dinding atau alam terbuka misalnya kebun botani.
Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian.
Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.
Laboratorium adalah suatu ruangan yang tertutup di mana percobaan
eksperimen dan penelitian dilakukan (Depdikbud : 1995, 2003). Laboratorium
adalah tempat belajar mengajar melalui metode pratikum yang dapat
menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai
alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara
langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana
dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat
merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya
kebun dan lain-lain.
Laboratorium yang digunakan untuk pendidikan terutama tingkat SD, SMP, SMA.
2. Laboratorium riset
Laboratorium yang digunakan oleh para praktisi keilmuwan dalam upaya
menemukan sesuatu untuk meneliti suatu hal yang dibidanginya.
Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium
adalah:
1. Laboratorium Sebagai Sumber Belajar
Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan
dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk
memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Sebagai sumber belajar
Laboratorium juga memiliki peran penting yang bermanfaat dalam pencapaian
tiga tujuan pembelajaran yaitu :
a. Keterampilan kognitif, misalnya melatih agar teori dapat dimengerti dan agar
teori dapat diterapkan pada keadaan problem nyata.
b. Keterampilan afektif, misalnya belajar bekerja sama, belajar menghargai
bidangnya dan belajar merencanakan kegiatan secara mandiri.
c. Keterampilan psikomotorik, misalnya belajar memasang peralatan sehingga
betul-betul berjalan, dan berjalan memakai peralatan dan instrumen tertentu.
2. Laboratorium Sebagai Metode Pembelajaran
Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode
percobaan dan metode pengamatan.
3. Laboratorium Sebagai Prasarana Pendidikan
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran.
Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan
dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan
untuk melakukan percobaan.
Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode
pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai
wadah dalam proses belajar mengajar. Menurut Soejitno (1983) secara garis
besar fungsi laboratorium adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga
antara teori dan praktik bukan merupakan dua hal yang terpisah. Keduanya
saling kaji-mengkaji dan saling mencari dasar.
b. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa.
c. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran
ilmiah dari sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
d. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia
untuk mencari dan menemukan kebenaran.
e. Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah
seorang calon ilmuwan.
Pasal 43 Keputusan Menteri Agama No. l7 Tahun 1988 ditetapkan pula fungsi
Laboratorium untuk :
a. Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan pendidikan dan
pembelajaran sesuai dengan bidang stu¬di yang bersangkutan.
b. Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan penelitian dan
pengembangan sesuai dengan bidang studi yang bersangkutan.
C. Komponen Laboratorium
Para personil akan terdiri dari beberapa orang yang jumlahnya akan tergantung
pada keadaan laboratorium, jumlah praktikum dan tujuan para praktikum yang
melaksanakan praktikum atau eksperimen di laboratorium itu. Yang ideal
personal-personal yang akan terlibat langsung berdasarkan birokrasi dan hirarki
tanggung jawab bidang kerja yang harus ditanganinya terdiri dari, masing-masing
personal harus memahami dan mengerti bidang kerja yang menjadi tanggung
jawabnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku pada lembaganya dan selalu
berorientasi pada tujuan dan fungsi laboratorium yang dibinanya.
Antara para personil pengelola yang langsung dan jalur vertikal secara
administrasi harus terbina dengan hubungan yang harmonis dan masing-masing
dapat memahami bahwa mereka semua itu merupakan komponen-komponen dari
system dan pendidikan. Persyaratan ketrampilan yang harus dimiliki para
personil diantaranya seperti fungsi masing-masing kegiatan dari para mahasiswa
yang telah diuraikan sebelumnya. Pembinaan personil secara teknis dan
administrasi dari waktu kewaktu agar selalu ditingkatkan dan dibina sehingga
pelaksanaan kerjanya mencapai tujuan yang optimal. Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa keberhasilan tugas dalam melaksanakan pengelolaan
laboratorium akan ditentukan oleh para personilnya, dan lembaga yang
membinanya.
1. Kelompok Pengelola
Untuk tercapainya tujuan pembelajaran/praktikum, maka perlu mendapat
perhatian yang serius terutama dari pihak yang berwenang baik secara teknis
maupun administrativ. Pengelola laboratorium perlu mendapat perhatian
terutama dari segi penggunaan waktu kerja, disiplin yang diperlukan, kesehatan
personal yang bekerja dilaboratorium, dan yang paling penting keselamatan kerja
personal/siswa di Laboratorium. Pengelolaan merupakan suatu proses
pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan
fungsi sumber daya. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek
yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan
Hal ini menuntut para guru fisika membuat lembar kerja siswa yang merangsang
siswa untuk bekerja dan mencoba menemukan teori, konsep, rumus fisika
sederhana, sehingga mereka dilatih untuk menjadi peneliti-peneliti muda.
Secara garis besar alat peraga, ada yang mudah dibuat dan ada yang sukar
dibuat. Alat yang mudah dibuat dinamakan alat peraga sederhana karena dapat
menggunakan bahan murah dan mudah didapat dari lingkungan sekitar dan
dapat pula dibuat sendiri oleh guru atau bersama-sama dengan peserta didik.
Penggunaan dan pembuatan alat peraga sederhana dapat merangsang
kreativitas para guru atau peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya
dalam membuat alat peraga, sedangkan alat yang sukar akan dibuatkan oleh
instansi yang memerlukan dan kemudian disebarkan ke sekolah (Emha, 2002).
Adapun administrasi alat praktek IPA menurut sukarso (2005), terdiri dari
beberapa bagian antara lain :
a. Kartu stok adalah untuk mengetahui jumlah alat/bahan yang tersedia di
laboratorium dan tempat penyimpanannya.
b. Buku inventaris, memuat catatan tentang jumlah semua macam barang yang
ada di laboratorium termasuk perabot laboratorium.
c. Daftar alat/bahan sesuai LKS.
d. Buku harian kegiatan laboratorium berguna untuk merekam semua kejadian
dalam kegiatan laboratorium.
e. Label, memuat kode alat, nama alat dan jumlah alat dan keterangan mengenai
kondisi alat tersebut.
f. Format permintaan alat/bahan, biasanya diisi oleh guru bila akan
melaksanakan kegiatan laboratorium dan diberikan kepada laboran sebelum
kegiatan dilakukan.
g. Jadwal kegiatan laboratorium.
3. Ruangan laboratorium
Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang
utama dan ruang ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para
siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri
dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk
menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau
percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau
gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan
(termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat
(jarang). Mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room)
untuk percobaan yang berkaitan dengan cahaya. Penyimpanan alat-alat peraga di
dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula
penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat
dari logam kuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan
ruang penyimpanan. Namun yang sering kita lihat jarang sekali sekolah yang
benar-benar memiliki tata ruang yang sangat teratur, kebanyakan ruang
laboratorium yang digunakan sebagai tempat untuk percobaan digunakan juga
sebagai gudang dan tempat penyimpanan alat peraga atau percobaan yang
sudah tidak digunakan.
4. Fasilitas Laboratorium
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas
tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas
umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai
laboratorium contohnya penerangan,ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik,
gas.
• Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah
sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari
listrik.
• Ventilasi
Laboratorium fisika membutuhkan ventilasi yang baik. Kadangkadang ventilasi
tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara
seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu
pergantian udara menjadi lebih baik.
• Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk
laboratorium biologi. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup.
Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik
dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari
logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga
aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar laboratorium
biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang
mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut.
Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau bahan korosif
• Listrik
Pada laboratoium fisika, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting.
Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat
laboratorium, terutama alat-alat laboratorium yang membutuhkan daya besar,
seperti oven, furnace, autoclave dan lain-lain. Tegangan listrik harus selalu dicek
apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik yang tidak stabil dapat merusak alat-
alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan dengan aliran
air dan gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau.
Terminal out let harus mudah dijangkau. Instalasi listrik secara periodic perlu
diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik secara periodic disikat untuk
menghilangkan bahan-bahan korosif yang biasanya menempel pada permukaan
kabel. Socket dan plug harus diperiksa apakah masih berfungsi dengan baik atau
rusak (aus). Apabila rusak harus segera diganti. Periksa juga secara periodic
hubungan kabel ke socket apakah masih terikat dengan kuat.
• Mebelair
Perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya.
Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja siswa /
mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi
harus lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat
sampai ke meja siswa paling belakang. Kursi laboratorium apabila
memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga siswa / mahasiswa dapat
menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan. Meja samping yang
biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari
cor beton. Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan
kayu keras. Bagian bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai
lemari. Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan,
sedangkan lebarnya antara 50 cm sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -75
cm. Demikian halnya meja untuk timbangan harus rata dan tidak mudah bergetar
atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor beton atau dari
bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya memiliki tahapan
(shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan dalam menata alat-
alat yang bervariasi ukurannya. Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang khusus
digunakan untuk menyimpan mikroskop dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop
dibuat dengan tahapan (shelve) yang kokoh dan datar yang dapat dibuat dari
bahan logam atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan atau
jumlah mikroskop yang dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan untuk lemari
mikroskop tersebut adalah diusahakan tidak lembab agar terhindar dari jamur.’
A. Simpulan
Dari penjabaran di atas maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu:
1. Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian.
2. Fungsi dan manfaat laboratorium pembelajaran fisika secara garis besar
adalah sebagai sumber belajar, sebagai metode pembelajaran, dan sebagai
prasarana pendidikan.
3. Dalam pengelolaan laboratorium, ada 5 macam komponen laboratorium yang
dapat dikategorikan dalam 2 kelompok, yaitu kelompok pengelola (sebagai
sumber daya manusia) dan kelompok yang dikelola, yaitu bangunan laboratorium,
fasilitas laboratorium, alat-alat laboratorium dan bahan-bahan laboratorium.
4. Dalam proses belajar mengajar di dalam laboratorium diperlukan berbagai
peralatan yang memadai untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar.
5. Praktikum di dalam laboratorium harus dilakukan dengan serius dan mematuhi
tata tertib laboratium disertai dengan pengetahuan tentang teori praktikum,
sebelum memulai kerja perlu mempelajari serta memahami petunjuk dan
prosedur pecobaan yang dilakukan.
6. Tata ruang laboratorium fisika berarti suatu tatanan komponen pengisi
ruangan Laboratorium Fisika. Tata ruang tersebut dapat dibagi atas ruang tetap
dan tata ruang tidak tetap.
7. Mayoritas laboratorium pembelajaran IPA khususnya fisika kurang
memperhatikan segala aspek yang seharusnya dijadikan acuan dalam
membangun fungsi laboratorium yang optimal sehingga hanya sedikit sekali
laboratorium yang ada di sekolah-sekolah yang memang sudah memasuki kriteria
laboratorium ideal.
B. Saran
Sebagai calon penyelenggara pendidikan, hendaknya kita dapat mengoptimalkan
fungsi laboratorium pembelajaran IPA khususnya fisika dengan mengacu pada
kriteria laboratorium pembelajaran fisika yang ideal sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan berkualitas. Karena pada
dasarnya tujuan kurikulum kita tidak hanya pada aspek intelektual/pengetahuan
melainkan juga aspek keterampilan, sikap, dan spiritual. Dan laboratorium
adalah tempat yang dapat mengembangkan keterampilan siswa atas
pengetahuan yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA