Bab Iii
Bab Iii
dengan telepon genggam yang dapat mengkomunikasikan dua orang atau lebih dengan
menggunakan gelombang radio dan sering dipakai untuk komunikasi yang sifatnya sementara
karena salurannya dapat diganti-ganti setiap saat. Kebanyakan handy talky digunakan untuk
melakukan kedua fungsinya yaitu berbicara ataupun mendengar.
Handy talky dikenal dengan sebutan Two Way Radio ataupun radio dua arah, yang dapat
melakukan pembicaraan dua arah, namun demikian si pengirim pesan dan si penerima tidak bisa
berbicara pada saat yang bersamaan. Handy talky memiliki range frekuensi yang lebih besar dan
bebas dibandingkan dengan walky talky. Handy talky (HT) berbeda dengan Walky talky.
Walaupun keduanya mengacu prinsip yang sama mengenai radio dua arah, tetapi keduanya
memiliki perbedaan. Handy talky memerlukan izin untuk menggunakannya, sedangkan walky
talky tidak memerlukannya. Radio komunikasi yang bekerja pada band VHF atau UHF pada
awalnya jarak yang dapat ditempuh oleh alat ini hanya sejauh 2 mil, belakangan ini handy
talky dapat mencakup hingga jarak 12 mil. Bahkan dengan tambahan perangkat repeater (pancar
ulang) bisa menjangkau puluhuan kilometer, namun demikian semua tergantung pada daerah
geografis. Perbedaan Handy talky dengan Walky talky adalah handy talky dan walky
talkymemiliki prinsip yang sama tetapi handy talky memerlukan izin untuk menggunakannya
sedangkan walky talky tidak perlu memerlukan izin. Untuk range frekuensi handy talky lebih
besar dan bebas dibandingkan dengan walky talky untuk baca selengkapnya klik disini.
contoh Handy Talky,
Pengertian Handphone merupakan alat telekomunikasi elektronik dua arah yang bisa dibawa kemana-
mana dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan pesan berupa suara. Pengertian tersebut
merupakan pengertian handphone secara umum. Dalam keseharian kini manusia hampir tidak bisa
lepas dari handphone. Apalagi dengan semakin berkembangnya handphone sehingga handphone
memiliki berbagai fungsi sekaligus. Bukan hanya sebagai alat komunikasi saja namun telah
berkembang menjadi alat dengan fungsi lainnya seperti sebagai media hiburan, media bisnis, dan
sebagainya. Kini kita mengenal istilah smartphone atau ponsel pintar. Sebutan untuk handphone yang
bisa digunakan untuk melakukan banyak hal. Sebelum handphone memiliki fungsi seperti sekarang ini,
handphone telah mengalami perjalanan yang panjang sejak awal kemunculannya. Hal tersebut akan
dibahas dalam sejarah handphone berikut ini.
Pengertian Handphone dan Sejarahnya
Selain pengertian handphone, sejarahnya juga perlu kita ketahui karena handphone yang sekarang
kita gunakan tidak tercipta secara instan. Handphone terus mengalami perkemangan sejak awal
kemunculannya. Handphone pertama yang ada jauh dari apa yang bisa kita gunakan sekarang ini.
Namun tanpa adanya handphone pertama tentu tidak akan ada teknologi yang sangat berguna bagi
manusia untuk berkomunikasi sekarang ini. Martin Cooper merupakan penemu pertama dari sistem
telepon genggam. Ia merupakan karyawan dari perusahaan Motorola. Ia menemukan handphone untuk
pada tahun 1973. Ada juga yang mengatakan bahwa penemu telepon genggam bukan hanya Martin
Cooper namun juga seluruh anggota tim dari divisi yang ada bersamanya. Tipe pertama dari
handphone adalah Dyna TAC. Ide dari tipe ini dicetuskan oleh Cooper. Dimana alat tersebut bisa
dibawa kemana-mana dengan cara yang fleksibel.
Telepon genggam pertama emiliki berat hingga 2 Kg dan untuk memproduksinya dibutuhkan biaya
setara dengan Rp 90 juta. Berat dan biaya tersebut tentu sangat jauh berbeda dari sekarang ini. Namun
bukan itu saja tantangannya. Justru tantangan tersebsarnya adalah mengadaptasi infrastruktur terkait
jaringannya. Martin Cooper bukan satu-satunya tokoh yang berperan. Ada juga tokoh lainnya yang
berperan dalam mengembangkan teknologi handphone atau telepon genggam. Tokoh yang juga
berjasa dalam perkembangan handphone adalah Amos Jpel Jr. Tokoh ini fokus pada sisi switching.
Switching untuk ponsel menyambung dari tempat satu ke tempat lainnya sehingga pengguna ponsel
bisa bergerak dari satu sel ke sel lain tanpa putus pembicaraannya. Selanjutnya handphone terus
berkembang baik dari ukurannya yang semakin kecil dan ringan maupun dari fitur-fiturnya yang
semakin lengkap.
Fungsi utama dari handphone adalah sebagai alat komunikasi melalui suara dan pesan singkat (SMS).
Selanjutnya handphone berfungsi untuk menangkap siaran radio, televisi. Juga dilengkapi dengan
fungsi audio, kamera, video, game, serta layanan internet. Kini handphone bahkan memiliki fungsi yang
hampir sama dengan perangkat komputer. Namun pada intinya pengertian handphone adalah sebagai
sebuah alat telekomunikasi sehingga fungsi utamaya adalah untuk berkomunikasi baik mellaui suara
maupun pesan singkat.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apa saja tugas-tugas bagi pelajar?
2. Apa saja dampak positif penggunaan handphone bagi pelajar ?
3. Apa saja dampak negatif penggunaan handphone bagi pelajar ?
4. Apa saja upaya yang harus dilakukan agar pelajar tidak salah dalam memanfaatkan handphone
?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tugas-tugas bagi pelajar.
2. Untuk mengetahui dampak positif penggunaan handphone bagi pelajar.
3. Untuk mengetahui dampak negatif penggunaan handphone bagi pelajar.
4. Untuk memberikan upaya yang harus dilakukan agar pelajar tidak salah dalam memanfaatkan
handphone.
D. Metode Penulisan
Metode yang penyusun gunakan untuk penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan Pustaka
2. Pengamatan langsung
Penyusun mempergunakan metode ini dengan pertimbangan karena metode ini sangat relevan untuk
penulisan makalah pengaruh penggunaan handphone bagi pelajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetian Handphone
Telepon genggam atau Handphone adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang
mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga konvesional namun
dapat dibawa kemana-mana ( portable ) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon
menggunakan kabel ( nirkabel, wireless ).
Generasi pertama system selular Analog yaitu AMPS ( Advance Mobile Phone Service ). Versi dari
AMPS dikenal sebagai Narrowband Advance Mobile Phone Service ( NAMPS ) yang menggabungkan
teknologi digital, sehingga system ini dapat digunakan untuk membawa tiga kali lebih besar kapasitas
pada setiap panggilan versinya. Pada tahun 1981 muncul NMT ( Nordic Mobile Telephone System ).
Pada tahun 1982 muncullah GSM ( Global System For Mobile Communination ).
Pada tahun 1990 jaringan Amerika Utara bergabung membentuk standarisasi IS-54B dimana
standarisasi ini adalah yang pertama kali menggunakan dual mode seluler berdasarkan teknik
penyebaran spectrum untuk meningkatkan kapasitas yang disebut IS-95. Dengan menggunakan
protocol AMPS sebagai defaultnya, akan tetapi mempunyai cara kerja SEC. Normal yang berbeda
dengan analaog selular serta lebih canggih dibanding IS-54.
Pada awalnya disebutkan bahwa yang menggunakan teknologi sistem Code Division Multiple Access
( CDMA ) secara digital akan meningkatkan kapasitas hingga 10 sampai 20 kali pada sistem selularnya.
Meskipun konsep tersebut mengedankan hal inilah yang menjadikan sistem berdasarkan CDMA
menjadi metode transmisi pilihan pada pemasangan-pemasangan baru di atas sistem CDMA.
Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu GSM dan CDMA tetapi sekarang ada era
generasi baru Handphone yaitu era generasi ke-3 ( 3G ). Dimana generasi ini telah merambah ke
layanan internet secara wireless.
B. Pengertian Pelajar
Pelajar adalah istilah lain dari siswa / murid / peserta didik. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Pengertian murid berarti orang (anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah). Sedangkan menurut
Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk
memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang
mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun,
dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan
membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.
Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam
proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin meraih
cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Murid akan menjadi faktor
penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan
belajarnya.
Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami proses
berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan
coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama
dengan individu-individu yang lain.
Dalam proses belajar-mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah murid/anak didik, bagaimana
keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain. Apa
bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat atau fasilitas apa yang cocok
dan mendukung, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan/karakteristik murid. Itulah sebabnya
murid atau anak didik adalah merupakan subjek belajar.
Dengan demikian, tidak tepat kalau dikatakan bahwa murid atau anak didik itu sebagai objek (dalam
proses belajar-mengajar). Memang dalam berbagai statment dikatakan bahwa murid/anak didik dalam
proses belajar-mengajar sebagai kelompok manusia yang belum dewasa dalam artian jasmani maupun
rohani. Oleh karena itu, memerlukan pembinaaan, pembimbingan dan pendidikan serta usaha orang
lain yang dipandang dewasa, agar anak didik dapat mencapai tingkat kedewasaanya. Hal ini
dimaksudkan agar anak didik kelak dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa, warga negara, warga masyarakat dan pribadi yang bertanggung jawab.
Pernyataan mengenai anak didik sebagai kelompok yang belum dewasa itu, bukan berarti bahwa anak
didik itu sebagai makhluk yang lemah, tanpa memiliki potensi dan kemampuan. Anak didik secara
kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan-kemampuan atau talent tertentu. Hanya yang jelas
murid itu belum mencapai tingkat optimal dalam mengembangkan talent atau potensi dan
kemampuannya. Oleh karena itu, lebih tepat kalau siswa dikatakan sebagai subjek dalam proses
belajar-mengajar, sehingga murid/anak didik disebut sebagai subjek belajar.
C. Sejarah handphone
Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper, seorang pekerja di pabrikan
Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun sering disebut-sebut penemu telepon genggam adalah
sebuah tim dari salah satu divisi Motorola (divisi tempat Cooper bekerja) dengan model pertama adalah
DynaTAC. Ide yang dicetuskan oleh Cooper adalah sebuah alat komunikasi yang kecil dan mudah
dibawa bepergian secara fleksibel.
Cooper bersama timnya menghadapi tantangan bagaimana memasukkan semua material elektronik
ke dalam alat yang berukuran kecil tersebut untuk pertama kalinya. Akhirnya sebuah handphone
pertama berhasil diselesaikan dengan total bobot seberat dua kilogram. Untuk membuatnya, Pabrikan
Motorola membutuhkan biaya kurang lebih US$1 juta. “Pada tahun 1983, telepon genggam portabel
berharga US$4 ribu (Rp36 juta) setara dengan US$10 ribu (Rp90 juta).
Setelah berhasil memproduksi telepon genggam, tantangan terbesar berikutnya adalah mengadaptasi
infrastruktur untuk mendukung sistem komunikasi telepon genggam tersebut dengan menciptakan
sistem jaringan yang hanya membutuhkan 3 MHz spektrum, setara dengan lima channel TV yang
tersalur ke seluruh dunia.
Tokoh lain yang diketahui sangat berjasa dalam dunia komunikasi selular adalah Amos Joel Jr yang
lahir di Philadelphia, 12 Maret 1918, ia memang diakui dunia sebagai pakar dalam bidang switching. Ia
mendapat ijazah bachelor (1940) dan master (1942) dalam teknik elektronik dari MIT. Tidak lama
setelah studi, ia memulai kariernya selama 43 tahun (dari Juli 1940-Maret 1983) di Bell Telephone
Laboratories, tempat ia menerima lebih dari 70 paten Amerika di bidang telekomunikasi, khususnya di
bidang switching. Amos E Joel Jr, membuat sistem penyambung (switching) ponsel dari satu wilayah
sel ke wilayah sel yang lain. Switching ini harus bekerja ketika pengguna ponsel bergerak atau
berpindah dari satu sel ke sel lain sehingga pembicaraan tidak terputus. Karena penemuan Amos Joel
inilah penggunaan ponsel menjadi nyaman.
D. Perkembangan Handphone
1. Generasi awal
Sejarah penemuan handphone tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan telepon seluler
dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan mencoba menggunakan
telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio
komunikasi satu arah pada semua mobil patroli dengan frekuensi 2MHz.
Pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang menjadi dua arah dengan ‘’frequency
modulated ‘’(FM).
Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola) mengembangkan portable Handie-
talkie SCR536, yang berarti sebuah alat komunikasi di medan perang saat perang dunia II. Masa ini
merupakan generasi 0 telepon seluler atau 0-G, dimana telepon seluler mulai diperkenalkan.
Setelah mengeluarkan SCR536,kemudian pada tahun 1943 Galvin Manufactory Corporation
mengeluarkan kembali partable FM radio dua arah pertama yang diberi nama SCR300 dengan model
backpack untuk tentara U.S. Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon dan dapat bekerja secara efektif
dalam jarak operasi 10 sampai 20 mil.
Sistem telepon seluler 0-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk menghubungkan
telepon secara langsung pada PSTNlandline. Kelemahan sistem ini adalah masalah pada jaringan
kongesti yang kemudian memunculkan usaha-usaha untuk mengganti sistem ini.
Generasi 0 diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyur-insinyur dari Bell Labs pada tahun
1947. Mereka menemukan konsep penggunaan telepon hexagonal sebagai dasar telepon seluler.
Namun, konsep ini baru dikembangkan pada 1960-an.
2. Generasi 1
Telepon genggam generasi pertama disebut juga 1G. 1-G merupakan telepon genggam pertama yang
sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan telepon seluler pertama dan
diperkenalkan kepada public pada 3 April 1973. Telepon seluler yang ditemukan oleh Cooper memiliki
berat 30 ons atau sekitar 800 gram. Penemuan inilah yang telah mengubah dunia selamanya.
Teknologi yang digunakan 1-G masih bersifat analog dan dikenal dengan istilah AMPS. AMPS
menggunakan frekuensi antara 825 Mhz- 894 Mhz dan dioperasikan pada Band800 Mhz. Karena
bersifat analog, maka sistem yang digunakan masih bersifat regional. Salah satu kekurangan generasi
1-G adalah karena ukurannya yang terlalu besar untuk dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini
dikarenakan keperluan tenaga dan performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi 1-G masih
memiliki masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan panggilan, mobilitas pengguna
terbatas pada jangkauan area telpon genggam.
3. Generasi 2
Generasi kedua atau 2-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di Amerika sudah menggunakan
teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM. GSM menggunakan frekuensi
standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, GSM memiliki kapasitas
pelanggan yang lebih besar. Pada generasi 2G sinyal analog sudah diganti dengan sinyal digital.
Penggunaan sinyal digital memperlengkapi telepon genggam dengan pesan suara, panggilan tunggu,
dan SMS.
Telepon seluler pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan karena
penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang lebih kecil juga dikarenakan kebutuhan tenaga baterai
yang lebih kecil. Keunggulan dari generasi 2G adalah ukuran dan berat yang lebih kecil serta sinyal
radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi yang membahayakan pengguna.
4. Generasi 3
Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka
jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat
3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-
CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi 3G ini adalah biaya yang relatif lebih tinggi, dan
kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya teknologi ini. Tapi yang menarik pada generasi ini
adalah mulai dimasukkannya sistem operasi pada ponsel sehingga membuat fitur ponsel semakin
lengkap bahkan mendekati fungsi PC. Sistem operasi yang digunakan antara lain Symbian, Android
dan Windows Mobile
5. Generasi 4
Generasi ini disebut juga Fourth Generation (4G). 4G merupakan sistem ponsel yang menawarkan
pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi nirkabel yang telah ada
termasuk wireless broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dan lain-lain. Sistem
4G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan
beragam sistem kapan saja dan di mana saja. 4G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi,
volume tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai teknologi
berbeda. Terakhir, 4G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai
aplikasi multimedia seperti, video conferencing,online game, dan lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN
D. Upaya yang Harus Dilakukan agar Pelajar Tidak Salah dalam Memanfaatkan Handphone
Jika ditilik dari dampak yang ditimbulkan maka diperlukan perhatian secara seksama dari berbagai
pihak yang terkait baik dari orang tua, guru, dan lingkungan karena jika dibiarkan secara berlarut-larut
maka kondisi semacam ini justru menimbulkan kerugian yang cukup besar baik pada pelajar tersebut,
orang tua, masyarakat maupun negara. Untuk itulah, diperlukan upaya yang mungkin dapat diterapkan
anatra lain:
1. Profesionalisme guru di dalam pembelajaran
Profesionalitas guru sangat berperan dalam proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan karena
kemampuan guru dalam mengelolah kelas serta menyampaikan materi-materi pembelajaran dengan
menggunakan teknik-teknik, pembelajaran tidak membosankan pelajar sehingga pelajar menjadi
antusias dalam mengikuti materi-materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian,
dapat meningkatkan prestasi belajar pelajar.
2. Adanya pelarangan penggunaan handphone pada waktu-waktu tertentu
Pelarangan pemakaian handphone pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung sangatlah
efektif karena pelajar tidak dapat dengan leluasa tukar menukar jawaban bilamana guru memberikan
quiz alhasil pelajar mempunyai kesadaran untuk meningkatkan kualitas dirinya melalui proses
pembelajaran yang sedang berlangsung.
3. Peran serta orang tua dan masyarakat
Kepedulian orang tua dan masyarakat pada aktivitas anak-anaknya di luar lingkungan sekolah sangat
memengaruhi pembentukan mentalitas anak. Hal ini perlu dicermati karena keberadaan anak di
lingkungan sekolah. Sehubungan dengan itu, perlu kiranya di jalin hubungan kerjasama yang harmonis
dengan pihak keluarga dan masyarakat sekitar sehingga pelajar dengan penuh kesadaran tidak
mengakses gambar-gambar yang berbau pornografi yang akhirnya dapat merusak mentalitas dari
pelajar tersebut.
4. Kesadaran dari setiap pelajar
Timbulnya kesadaran dari setiap pelajar untuk memiliki handphone untuk hal-hal yang bersifat positif
bukan untuk berlomba-lomba memiliki handphone yang bermerk demi meningkatkan status sosial
pelajar sehingga timbul hal-hal yang tidak diinginakan seperti pencurian handphone di lingkungan
sekolah yang dapat meresahkan lingkungan sekolah dan pelajar itu sendiri.
5. Pengetahuan pelajar tentang efek penggunaan handphone
Adanya pengetahuan pelajar mengenai efek penggunaan handphone sangat membantu setiap pelajar
dalam menggunakan handphone. Hal ini dikarenakan semakin sering pelajar menggunakan
handphone untuk hal-hal yang kurang bermanfaat maka radiasi yang dipancarkan oleh handphone ke
dalam tubuh semakin meningkat dan dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada tubuh mulai dari
tingkat molekuler, susunan atom-atomnya bahkan sampai pada perubahan sistem yang ada pada
tubuh seperti sistem hormonal, enzim dan metabolism tubuh sampai perubahan struktur DNA. Untuk
tingkat molekuler misalnya dapat menimbulkan gangguan pada sistem syaraf pusat, gangguan pada
pengaturan fungsi kelenjar buntu oleh syaraf dan perubahan permeabilitas pembuluh darah yang pada
akhirnya memengaruhi kesehatan dan berdampak pada prestasi belajar pelajar.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Handphone merupakan salah satu dari produk iptek yang canggih dewasa ini. Hal ini dikarenakan
handphone mampu mengakses informasi yang ada di seluruh penjuru dunia dalam waktu yang relatif
singkat dan hampir bersamaan serta biaya yang relatif murah. handphone dapat menimbulkan dampak
positif dan negatif terhada prestasi belajar siswa. Upaya yang mungkin dapat diterapkan terhadap
dampak negatif yang ditimbulkan handphone antara lain yaitu profesionalisme guru di dalam
pembelajaran, adanya pelarangan penggunaan handphone ketika proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung, peran serta orang tua dan masyarakat sangat membantu perkembangan prestasi belajar
siswa. kesadaran dari setiap siswa mengenai manfaat penggunaan handphone dan efek penggunaan
handphone yang dapat menunjang prestasi belajar siswa.
B. Saran-Saran
1. Tidak perlulah seorang pelajar menggunakan handphone yang memiliki fitur-fitur yang berlebihan
karena dapat mengganggu konsentrasi belajar.
2. Gunakan handphone seperlu mungkin (SMS atau telephone) guna menghindari dampak negatif
dari penggunaan handphone.
3. Manfaatkan fasilitas handphone untuk kegiatan sekolah, seperti browsing, pemotretan (bila
dibutuhkan).
Mematuhi kebijakan sekolah dimana pada saat jam pelajaran berlangsung, siswa dilarang
mengoperasikan handphone.
4. Perlu penegasan terhadap siswa atau pelajar dalam penggunaan handpone, baik dari guru
maupun orang tua di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2288567-pengertian-siswa/
http://p3laj4r.blogspot.com/2012/04/dampak-handphone-terhadap-prestasi.html
http://teknologi-mu.blogspot.com/2012/09/sejarah-handphone-dan-perkembang annya.html
http://www.anneahira.com/sejarah-handphone.htm
Nur Ibrahim, Rohmat. Terampil Berkomputer Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Kelas VII
SMP/MTs. Jakarta. Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional