DEFINISI
Difteri adalah suatu penyakit infeksi yang bisa menular yang
disebabkan oleh bakteri coryneabacterium diphteria yang
berasal dari membran mukosa hidung dan nasovaring, kulit dan
lesi lain dari orang yang terinfeksi ( Buku pegangan praktik
klinik; Asuhan keperawatan pada Anak edisi 2
oleh: Supriadi, SKp, Msn.
Terbitan: (2010)).
Difteri adalah penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan
bagian atas. Penyakit ini dominan menyerang anak anak,
biasanya bagian tubuh yang diserang adalah tonsil, faring
hingga laring yang merupakan saluran pernafasan bagian atas.
Difteri adalah penyakit infeksi yang mendadak yang disebabkan
oleh kuman Coryneabacterium diphteria. Mudah menular dan
yang diserang terutama traktus respiratorius bagian atas dengan
tanda khas terbentuknya pseudo membran dan dilepaskannya
eksotoksin yang dapat menimbulkan gejala umum dan lokal
(Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2, 2007).
Ciri yang khusus pada difteri ialah terbentuknya lapisan yang
khas selaput lendir pada saluran nafas, serta adanya kerusakan
otot jantung dan saraf.
Masa inkubasi difteri biasanya 2-5 hari , walaupun dapat singkat
hanya satu hari dan lama 8 hari bahkan sampai 4 minggu.
Biasanya serangan penyakit agak terselubung, misalnya hanya
sakit tenggorokan yang ringan, panas yang tidak tinggi, berkisar
antara 37,8 ºC – 38,9ºC. Pada mulanya tenggorok hanya
hiperemis saja tetapi kebanyakan sudah terjadi membrane
putih/keabu-abuan.
B. PATOFISIOLOGI
C. EPIDEMIOLOGI
Indonesia adalah salah satu negara dengan kasus difteri tertinggi
di dunia. Selama sepuluh tahun terakhir, kasus difteri terbanyak
terjadi pada tahun 2012 di mana terdapat 1192 kasus difteri yang
tercatat. Selanjutnya, terjadi tren penurunan jumlah kasus
mencapai 342 kasus pada tahun 2016 dengan provinsi Jawa
Timur sebagai kontributor terbesar kasus difteri.
Namun, pada tahun 2017 terjadi peningkatan jumlah kasus
difteri di Indonesia. Sejak 1 Januari sampai dengan 4 November
2017, tercatat 591 kasus difteri dengan 32 kematian di 95
kabupaten/kota di 20 provinsi di Indonesia. Hal ini kemudian
direspon oleh Kementerian Kesehatan dengan melakukan
respons cepat kejadian luar biasa (KLB) dengan langkah
Outbreak Response Immunization (ORI) pada 12 kabupaten/kota
di 3 provinsi yang mengalami KLB, yakni Banten, Jawa Barat,
dan DKI Jakarta. Berdasarkan data Kemenkes RI, pada tahun
2015 cakupan vaksin DPT3 rutin di Indonesia mencapai 93,1%.
Berdasarkan data tahun 2015, sebanyak 37% kasus difteri
merupakan penderita yang belum mendapatkan imunisasi DPT3.
Tingkat mortalitas difteri sangat bervariasi, dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti bakteremia, usia, serta adanya
komplikasi seperti asfiksia maupun miokarditis. Tingkat
mortalitas ini diperkirakan sekitar 5-10% pada populasi umum
dan meningkat tajam hingga 30-40% jika terjadi bakteremia.
Tingkat mortalitas pada anak-anak kurang dari lima tahun dan
dewasa lebih dari 40 tahun sebesar 20%. Jika terjadi komplikasi,
kematian umumnya terjadi pada hari ketiga atau keempat.
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK
“DIFTERI”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
2 ADRIANA J2101600
3 EUCHA J2101600
2018