Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atsa rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Pengantar Manajemen di Universitas Negeri Semarang.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kiritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kepemiminan..................................................................................... 2
B. Motivasi kerja................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi
secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu
dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dapat berjalan sebagai
mana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan
baku dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut
dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership)
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan
dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan dalam
upaya pencapaian tujuan sebuah organisasi memerlukan faktor-faktor yang yang
digunakan sebagai landasan dalam menjalankan kegiatannya. Faktor yang memiliki
pengaruh yang paling besar adalah sumber daya manusia. Pengelolaan terhadap
sumberdaya manusia sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan. Pengelolaan dapa
dilakukan dengan berbagai cara, juga bisa dengan berbagai metode kepemimpinan yang
sesuai dengan apa yang diinginkan sumber daya manusia sehingga mereka merasa
nyaman.
Jadi pengelolaan sumber daya manusia, merupakan hal yang mutak yang haru
dilakukan dalam sebuah organisasi.
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini penulis akan membahas masalah :
1. Hakekat kepemimpinan dalam Manajemen
2. Peran motivasi kerja dalam Manajemen
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hakekat kepemimpinan dalam manajemen
2. Untuk mengetahui peran motivasi kerja dalam manajemen
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEPEMIMPINAN
1. HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Manajemen mencakup beberapa fungsi seperti perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan. Tetapi manajemen juga mencakup kepemimpian.
Kepemimpinan (leadership) merupakan bagian penting manajemen, tetapi tidak
sama dengan manajemen. Yang mana kepemimpinan merupakan kemampuan
yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa seorang
pemimpin terlibat dengan orang lain dalam mencapai tujuan.
Kepemimpinan menurut Tannenbaum, Wesler dan Massarik dalam
Wahjosumidjo (2002: 17) adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi
orang lain dengan sengaja, dalam suatu situasi melalui proses komunikasi, untuk
mencapai tujuan atau tujuan-tujuan tertentu.
Adapun menurut Ivanchevich (1995: 334 ), kepemimpinan adalah suatu upaya
penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk memotivasi orang-orang
mencapai tujuan tertentu.
Sutisna (1993), dalam Mulyasa (2004:107) merumuskan kepemimpinan
sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke
arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Mulyasa juga menyebutkan bahwa
menurut Supardi (1988) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan
untuk mengerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan,
menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan
menghukum bila perlu, serta membina dengan maksud agar manusia sebagai
media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara
efektif dan efisien.
Sedangkan menurut Atmosudirdjo dalam Fattah (2004:25) menyebutkan
bahwa kepemimpinan merupakan suatu bentuk persuasi seni (art) pembinaan
kelompok-kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui human relation dan
motivasi yang tepat.
Definisi-definisi yang bermacam-macam ini menunjukkan bahwa
kepemimpinan melibatkan pengaruh dan pentingnya proses komunikasi. Selain
itu, unsur lain dalam definisi tersebut adalah terfokus pada pencapaian tujuan.
Keefektifan pemimpin khususnya dipandang dengan ukuran tingkat pencapaian
satu atau kombinasi tujuan tersebut.
Terdapat tiga hal yang menonjol dalam definisi manajemen yaitu manusia,
pengaruh, dan tujuan. Kepemimpinan bersifat timbal balik dan dilakukan antara
manusia. Kepemimpinan merupakan suatu kegiatan nyata yang dilakukan oleh
seorang manusia yang mana kegiatan tersebut berbeda dengan adanya kegiatan
persuratan administratif atau pemecahan masalah. Kepemimpinan melibatkan
penggunaan pengaruh, dan digunakan untuk mencapai tujuan. Pengaruh berarti
2
bahwa hubungan antara manusia tidak terjadi secara pasif. Lebih jauh, pengaruh
dirancang untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.
2. KEPEMIMPINAN MASA KINI
Konsep kepemimpinan berubah seiring berubahnya organisasi. Artinya,
konteks lingkungan tempat kepemimpinan dijalankan mempengaruhi pendekatan
apa yang paling efektif, disamping pemimpin seperti apa yang paling dikagumi
masyarakat. Teknologi, kondisi ekonomi, kondisi tenaga kerja, serta nilai-nilai
sosial dan budaya sepanjang masa semuanya memainkan peranan. Pengaruh
penting terhadap gaya kepemimpinan selama beberapa tahun terakhir adalah
lingkungan yang penuh pergolakan dan ketidakpastian. Kesulitan etika dan
ekonomi, kekhawatiran badan usaha, globalisasi, perubahan teknologi, cara-cara
kerja baru, perubahan ekspektasi pegawai, dan transaksi sosial besar untuk
mengubah cara kita maemandang dan mempraktikan kepemimpinan.
Hal menarik tentang kepemimpinan masa kini adalah “pendekatan postheoric”
yang mengutamakan tindakan-tindakan subtil, tidak kasat mata, dan sering tanpa
pamrih dilakukan setiap hari oleh para pemimpin, bukan prestasi hebat para
pahlawan bisnis kenamaan. Sepanjang tahun 80-an dan 90-an, kepemimpinan
diidentikkan dengan pribadi luar biasa, ego yang besar, dan ambisi pribadi.
Sebaliknya, ciri utama pemimpin postheroic adalah kerendahan hati. Kerendahan
hati (humility) berarti bersikap rendah hati dan tidak berpura-pura. Kebalikannya
adalah arogansi dan membanggakan diri sendiri. Pemimpin yang rendah hati tidak
harus menjadi pusat perhatian. Mereka diam-diam membangun perusahaan yang
kuat dan tangguh dengan mengembangkan potensi dan mendukung orang lain,
bukan memuji kemampuan dan prestasi mereka sendiri. Dua pendekatan yang
selaras dengan kepemimpinan postheoric dimasa kini adalah kepemimpinan
tingkat 5 dan kepemimpinan interaktif.
a. Kepemimpinan tingkat 5
Sebuah penelitian dilakukan oleh Jim Collins dan rekan-rekannya
menemukan pentingnya apa yang disebut Collins sebagai kepemimpinan
tingkat 5 dalam mengubah perusahaan dari sekadar hebat menjadi benar-
benar hebat. Seperti yang ia tulis dalam bukunya, Good to Great : Why
Some Companies Make The Leap...and Others Don’t, kepemimpinan
tingkat 5 merupakan tingkat tertinggi dalam khirarki kemampuan manajer.
Tingkat 5 : Eksekutif
Memnbangun kejayaan yang kekal lewat gabungan
paradoksal kerendahan hati dan tekad profesional.
4
tidak produktif, atau tidak bertanggung jawab secara sosial dapat diganti guna
memenuhi tantangan-tantangan baru.
4. KARAKTER KEPEMIMPINAN
Karakter (traits) adalah ciri pribadi pemimpin yang menonjol, seperti
kecerdasan, kejujuran, kepercayaan diri, dan bahkan penampilan. Banyak
penelitian awal mengamati para pemimpin yang pernah mencapai kejayaan, dan
karena itu disebut dengan pendekatan orang hebat. Konsepnya relatif sederhana:
temukan apa yang membuat para pemimpin itu hebat, dan pilih calon pemimpin
masa depan yang menunjukkan karakter yang sama atau dapat dididik untuk
memilikinya. Secara umum penelitian tersebut tidak banyak menemukan
hubungan antara karakter pribadi dan kesuksesan pemimpin.
Beberapa tahun belakangan, minat untuk meneliti karakter kepemimpinan
muncul kembali. Selain karakter pribadi mereka, karakter fisik, karakter sosial,
dan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka juga diteliti.
5. PENDEKATAN PRILAKU
5
Para peneliti di Ohio State University menyurvei para pemimpin untuk
meneliti ratusan dimensi perilaku pemimpin. Mereka meneliti dua perilaku
utama yaitu:
1. Pertimbangan (Consideration)
Pertimbangan (Consideration) adalah jenis perilaku yang
menggambarkan sejauh mana sang pemimpin memikirkan bawahan,
menghargai pikiran, dan perasaan mereka serta membangun rasa saling
percaya. Para pemimpin yang penuh pertimbangan bersifat ramah,
memberikan komunikasi terbuka, membangun kerjasama, dan berorientasi
kepada kesejahteraan bawahan mereka.
2. Struktur permulaan (initiating structure)
Struktur permulaan (initiating structure) adalah jenis perilaku yang
menggambarkan kadar perilaku tugas, yaitu sejauh mana sang pemimpin
berorientasi tugas dan mengarahkan pekerjaan bawahannya untuk
mencapai tujuan. Para pemimpin dengan gaya ini biasanya memberikan
instruksi menggunakan waktu untuk perencanaan, menekankan tenggat
waktu dan memberikan jawdal pekerjaan yang tegas.
Penelitian Michigan
6. PENDEKATAN KONTINGENSI
6
Teori Kontingensi Fiedler adalah teori yang mendalami unsur-unsur
situasi organisasi lain untuk menilai kapan satu gaya kepemimpinan lebih
efektif daripada gaya kepemimpinan lain. Titik tolak teori fiedler adalah
sejauh mana gaya pemimpin berorientasi tugas atau berorientasi hubungan
manusia. Fiedler menganggap gaya kepemimpinan seseorang relative tetap
dan sulit diubah. Oleh karena itu, ide dasarnya adalah mencocokkan gaya
pemimpin dengan situasi yang paling sesuai dengan efektivitasnya. Dengan
mendiagnosis gaya kepemimpinan dan situasi di organisasi, kecocokan dapat
diupayakan.
3. Teori Mencocokkan Gaya Pemimpin dengan Situasi
Menggabungkan ketiga karakteristik situasi menimbulkan berbagai
situasi kepemimpinan mulai dari yang sangat menguntungkan hingga tidak
menguntungkan.
Pemimpin berorientasi tugas lebih efektif ketika situasinya sangat
menguntungkan maupun sangat tidak menguntungkan. Pemimpin ini sangat
menonjol disituasi menguntungkan karena semua orang bekerja sama, tugas
teridentifikasi dengan jelas, dan pemimpin memiliki semua kekuatan yang
diperlukan untuk memerintah dan mengarahkan.
Disisi lain pemimpin-pemimpin berorientasi hubungan paling efektif
disituasi yang cukup menguntungkan karena keahlian hubungan manusia
penting untuk mencapai kinerja tim yang tinggi. Di situasi ini, pemimpin
disukai, memiliki cukup kekuatan dan mengawasi pekerjaan yang agak
ambigu. Pemimpin dengan keahlian interpersonal yang baik dapat
menciptakan kelompok atmosfir yang positif yang dapat memperbaiki
hubungan, memperjelas struktur tugas, dan menetapkan kekuatan posisi.
Oleh karena itu, pemimpin perlu mengetahui dua hal untuk menerapkan
teori Fiedler. Pertama, ia harus mengetahui apakah ia memiliki gaya
berorientasi hubungan atau tugas. Kedua, ia harus mendiagnosis situasi dan
menentukan apakah hubungan pemimpin-pengikut, struktur tugas, dan
kekuatan posisi menguntungkan atau tidak.
4. Teori Pengganti Kepemimpinan.
Pendekatan kepemimpinan kontingensi lebih banyak berfokus pada gaya
pemimpin, karakteristik bawahan dan karakteristik situasi. Pendekatan yang
terakhir menunjukkan bahwa variable situasi bisa sedemikian hebat sehingga
dapat menggantikan atau membatalkan perlunya kepemimpinan.
Pengganti (substitute) kepemimpinan menyebabkan gaya kepemimpinan
tidak diperlukan lagi. Contohnya, bawahan yang sangat professional yang
tahu cara mengerjakan tugas mereka tidak memerlukan pemimpin yang
memberitahukan struktur kepada mereka dan apa yang harus mereka lakukan.
Pembatal (neutralizer) adalah meniadakan gaya kepemimpinan dan
mencegah pemimpin menunjukkan perilaku tertentu. Contohnya, jika
pemimpin benar-benar tidak memiliki kekuatan posisi atau jauh dari
bawahannya, kemampuan untuk mengarahkan bawahan sangat berkurang.
7
7. KEPEMIMPINAN KARISMATIK DAN TRANSFORMASIONAL
Kepemimpinan Karismatik dan Visioner
Karisma diartikan sebagai “api yang menyalakan energy dan komitmen
pengikut serta menyebabkan mereka mengikuti panggilan tugas. Pemimpin
Karismatik (charismatic leader) mampu menginspirasi dan memotivasi orang
untuk melakukan sesuatu melebihi kemampuannya, meski dihadapkan dengan
halangan dan pengorbanan pribadi.
Dampak pemimpin karismatik biasanya muncul setelah:
1. Menyatakan visi mulia yang dirasakan oleh semua pegawai
2. Menampilkan kemampuan memahami dan berempati terhadap pengikut
3. Memberdayakan dan mempercayai bawahan untuk mencapai hasil.
Kepemimpinan Transformasional versus Kepemimpinan Transaksional.
Pemimpin transformasional (transformasional leader) mirip dengan
pemimpin karismatik namun mereka dibedakan oleh kemampuan istimewa
mereka untuk memunculkan inovasi dan perubahan.
Pemimpin Transaksional (transactional leaders) adalah pemimpin
yang memperjelas peran dan persyaratan tugas bawahan, mempelopori struktur,
memberikan imbalan yang sesuai, dan mencoba memahami dan memenuhi
kebutuhan social bawahan
.
8. KEPENGIKUTAN
Kepemimpinan memang penting, namun tanpa pengikut yang efektif, tidak
ada organisasi yang bertahan pemimpin dapat membangun pemahaman tentang
pengikut mereka dengan cara membantu mereka agar lebih efektif. Banyak
kualitas yang menetukan pemimpin yang baik juga dimiliki oleh pengkikut yang
baik.. Robert R. Kelley mengadakan wawancara yang mendalam dengan para
manajer beserta bawahan mereka dan menyimpulkan lima gaya pengikut, yang
dikategorikan menuru dua dimensi yaitu,
Dimensi pertama adalah berpikir kritis (critical thinking) dan mandiri, yang
berkebalikan dengan berpikiran tidak kritis (uncritical thinking) dan
bergantung. Pemikir kritis mandiri menyadari dampak perilaku mereka sendiri
dan orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Mereka mampu menimbang
dampak keputusan atasan dan mereka sendiri serta memberikan kritik
membangun, kreativitas, dan inovasi. Sebaliknya, pemikir tidak kritis dan
bergantung tidak memikirkan kemungkinan melebihi perintah yang ia terima,
tidak ikut serta membengun organisasi, dan menerima pemikiran atasan tanpa
berpikir.
Sejauh mana sesorang aktif atau pasif serta bersikap kritis dan mandiri atau
justru tidak kritis dan bergantung menentukan apakah sesorang akan menjadi
pengikut teasing, pengikut pasif, konformis, oang bertahan pragmatis, atau
pengkut efektif.
a. Pengikut terasing (alienated follower) adalah pemikir kritis dan mandiri
namun pasif. Pengikut terasing kebanyakan pengkut efektif yang pernah
8
mengalami hambatan dan rintangan, mugkin janji yang diingkari atasan
mereka
b. Konformis (conformist) berpartisipasi aktif dalam hubungan dengan
atasannya, namun tidak menggunakan keahlian berpikir kritis. Dengan kata
lain, konformis biasanya menjalankan semua perintah tanpa bertanya.
c. Orang bertahan pragmatis (pragmatic survivor) memiliki semua sifat,
tergantung gaya mana yang cocok disetiap situasi.
d. Pengikut pasif (passive follower) tidak menunjukkan berpikir kritis dan
mandiri maupun parsipasi aktif.
e. Pengikut efektif (effective follower) adalah pemikir kritis dan mandiri serta
aktif di organisasi
9. KEKUASAAN DAN PENGARUH
Baik pengikut maupun pemimpin menggunakan kekuasaan dan pengaruh untuk
menyelesaikan pekerjaan di organisasi.
Kekuasaan (power) adalah potensi untuk mempengaruhi perilaki orang lain .
kadang-kadang istilah kekuasaan dan pengaruh digunakan berganti,na,un aa
perbedaan antara keduanya .pada dasarnya pengaruh (influence) adalah dampak
tindakan seseorang terhadap nilai , keyakinan atau perilaku orang lain .kekuasaan
adalah kekuatan untuk menimbulkan perubahan pada diri seseorang ,sementara
pengaruh dapat di pandang sebagai kadar perubahan yang terjadi .
kekuasaan muncul lewat interaksi pemimpin dan pengikut. Sebagai kekuasaan
muncul lewat posisi seseorang di organisasi. Kekuasaan dapat juga muncul dari
sumber pribadi seperti minat, tujuan, dan nilai dari seseorang , disamping itu
sumber lain seperti akses terhadap informasi atau hubungan pentik . pengikut dan
juga pemimpin dapat memperoleh beberapa sumber kekuasaan .
a. Kekuasaan posisi
Kekuasaan tradisional manajer muncul dari organisasi .posisi memberikannya
kekuasaan untuk memberi imbalan atau hukuman bawahan untuk mematuhi
segala peraturan yang telah di terapkan oleh perusahaan atau untuk
mempengaruhi perilaku mereka .Kekuasaan sah ,Kekuasaan imbalan ,dan
kekuasaan hukum semuanya adalah bentukn kekuasaan yang digunakan manjer
untuk merubaj perilaku pegawainya menjadi yang lebih baik lagi .
Kekuasaan sah Kekuasaan yang muncul sari posisi manajemen ormal di
organisai dan kewenangan yang diberikan kepadanya disebut kekuasaan
yang sah (legitimate power). Sekali seorang ditunjuk sebagai penyelia,
kebanyakan pegawai paham bawha mereka diwajibkan mengikuti
arahanya tentang kegiatan kerja .bawahan menganggap sah sumber
kekuasaan ini , yang menjadi alasan mengapa mereka mengikutinya .
Kekuasaan imbalan jenis kekuasaan lain ,kekuasaan imbalan (reward
power),berasal dari kewengangan untuk memberikan sebuah imbalan
kepada orang lain . manajer dapat mengakses imbalan formal seperti
pujian , perhatian dan pengakuan. Manajeer dapat menggunakan imbalan
untuk mempengaruhi perilaku bawahan
9
Kekuasaan hukuman kebalikan dari kekuasan imbalan adalah kekuasaan
hukuman (coercive power) yang berarti kewenangan untuk menghukum
atau merekomendasikan hukuman . manajer memiliki kekuasaan hukuman
jika mereka berhak memecat atau menurunkan jabatan , mengkritik atau
bahkan mengurangi gaji dari pegawainya tersebut . jika kinerja pegawai
tisak sesuai dari harapan manajer ,manajermemiliki kekuasaan hukuman
untuk memberikan peringatan ,menaruh surat peringatan ke dalam
berkasnya , menolak kenaikan gaji baginya ,dan mencegah peluang
promosi baginya .
b. Kekuasaan pribadi
Kebalikan dari sumber kekuasaan kekuasaan posisi eksternal , kekuasaan
pribadi banyak muncul dari sumber-sumber internal, misalnya pengaruh
khusus atau karakteristik pribadi seseorang . kekuasaan pribadi adalah senjata
utama seseorang pemimpin , serta menjadikan makiun penting ketika bisnis
makin banyak dijalankan oleh tim pegawai yang kurang toleran terhadap
manajemen yang otoriter . dua jenis kekuasaan pribadi adalah kekuasaan ahli
dengan kekuasaan rujukan .
Kekuasaan Ahli kekuasaan yang berrasal dari pengetahuan atau keahlian
khusus seorang tentang tugas yang sedang tidak dikerjakandisebut
kekuasaan ahli (exoert power) ketika seorang benar benar ahli , orang lain
mengikuti rekomendasinya karena pengetahuaanya yang unggul . pengikut
dan juga pemimpin dapat memilki kekuasaan ahli. Sebagai contoh ,
beberapa manjer memimpin tim yang beranggotakan anggota-anggota
yang ahli dalam hal yang tidak mereka kuasai . bebrapa pemimpin
manajemen puncak dapat tidak begitu memiliki kekuasaan ahlin karena
bawahan mereka lebih mengetahui peerincian teknis .
Kekuaasaan Rujukan Kekuasaan Rujukan (referent power)bearasal dari
karakteristik pribadi seseorang yang membuat orang lain memihak ,
menghormati dan menggagumi hingga meniru. kekuasaan rujukan tidak
bergantung kepada titel atau posisi. kekuasaan pegawai mengaggumi
seorang penyedioa karena caranya memperlakukan mereka, pengaruh yang
ada beerasal dari kekuasaan rujukan. kekuasaan rujukan paling menojol
dalam kepemimpinan karismatik. di pergerakan sosial dengan agama,kita
sering melihat pemimpin karismatik yang muncul dan memperoleh banyak
pengikut hanya karena kekuasaan pribadi mereka saja.
c. Sumber kekuasaan lain
Ada sumber-sumber kekuasaan lain yang tidak berhubungan dengan orang
atau posisi tertentu , melainkan peran yang dimiliki seseorang di keseluruhan
fungsi organisasi. Sumber-sumber penting ini meliputi upaya pribadi, hubungan
dengan orang lain dan informasi .
Upaya pribadiorang yang menujukan inisiatif, bekerja melebihi yang
diharapkan dari mereka, mengerjakan proyek yang mereka kerjakan yang
tidak disukai namun penting memperoleh kekuasaan. para menajer
menjadi bergantung kepada bawahan tertentu,misalnya, yang mereka
10
anggap dapat diandalkan untuk mrngerjakan pekerjaan yang tidak disukai
atau melakukan upaya untuk lebih jika diperlukan. namun, orang-orang ini
bukan pengekor. terkait dengan upaya pribadi adalah kemauan seseorang
untuk bersikap tegas akan apa yang ia inginkan dan butuhkan dari atasanya
Jejaring hubungan orang yang berkecimbu di jejaring hubungan memiliki
kekuasaan yang lebih besar . pemimpian atau pegai yang banyak
berhubungan mengetahui apa yang sedang terjadi di organisasi dan
industri , sementara orang yang tidak banyakberhubungan pribadi sering
tidak mengetahui kegiataan atau perubahan penting . membangun
hubungan positif dengan atasan atau orang kuat memang cara yang baik
untuk mendapatankan kekuasaan , namun orang dengan kekuasan besar
adalah mereka yang membina hubungan dengan orang-orang di semua
tingkat baik dalam maupun luar organisasi.
Informasi informasi merupakan sumber daya bisnis utama , dan memiliki
akses terhadap informasi dan mengendalikan bagaiman dan untuk siapa
informasi didistribusikan biasanya kuat. Akses terhadap informasi sedikit
banyak ditentukan oleh posisi seseorang di organisasi . para manajer
puncak biasanya memiliki akses terhadap lebih banyak informasi daripada
manjer menengah yang sebaliknya memilki akses terhadap lebih babyak
informasi daripada penyedia tingkat bawahan atau pegawai lini depan .
11
memperlihatkan kepercayaan kepada orang lain , orang-orang cenderung
bersedia membantu dan mendukung pemimpinya tersebut dengan melkauan
apa yang dia minta . di samping itu, kebanyakan orang menyukai pemimpin
tidak boleh meremehkan kekuatan pujian .
Andalkan aturan timbal balik. Pemimpin dapat mempengaruhi orang lain
melalui keuntungan dan bantuan . pemimpin bebagi apa yang mereka milki ,
baik berupa waktu , sumber daya , jasa maupun dukungan emosional. Hampir
semua orang sama-sama beranggapan bahwa mereka harus membalas jasa
orang lain tersebut .
12
yang melakukan hal yang salah agar diterrima atau mengesankan orang lain .
contohnya adalah seorang pemimpi yang diam saja ketika rekan-rekannya saling
menceritakan leluacon bernada rasis dan seksis , karena ingin diterima oleh
mereka .pemimpin moral gigih melakukan hal yang benar meski tidak populer .
berdiri di atas kebenaran adalah cara utama pemimpin dalam menciptakan li
ngkungab organisasi yang penuh kejujuran , kepercayaan dan integritas .
b. Kepemimpinan Abdi
Pemimpin yang bekerja untuk memenuhi tujuan dan kebutuhan bawahan
mereka dan mewujudkan tujuan atau misi besar dari organisasi mereka .
B. MOTIVASI KERJA
1. KONSEP MOTIVASI
Motivasi (motivation) dapat diartikan sebagai kekuatan yang muncul dari
dalam ataupu dari luar diri seseorang dan membangkitkan semangat serta
ketekunan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Motivasi pekerja anak
mempengaruhi produktivitasnya dan sebagai bagian dari tugas seorang manajer
adalah menyalurkan motivasi kearah pencapaian tujuan organisasi.
Di dalam konsep motivasi terdapat 2 (dua) jenis penghargaan yaitu;
Intrinsik dan Ekstrinsik. Penghargaan Intrinsik adalah kepuasan yang diperoleh
seseorang ketika berhasil melakukan sesuatu. Ketika sebuah masalah pelik yang
berhasil dihadapi seseorang akan memberikan perasaan senang dan puas, atau
ketika ikut membantu memecahkan masalah orang lain maka kepuasan tersebut
dapat terpenuhi. Penghargaan ekstrinsik di berikan oleh orang lain biasanyadar
seorang manajer, dan di dalamnya termasuk promosi, kenaikan gaji dan
pemberian bonus.
2. PERSEPEKTIF ISI PADA MOTIVASI
Teori isi (content theories) menegaskan bahwa kebutuhanlah yang
memotivasi seseorang. Dalamkehidupannya seseorang akan mempunyai banyak
jenis kebutuhan. Kebutuhan –kebutuhan ini seperti sebuah daftar tersembunyi
yang berisi hal-hal yang kita inginkan dan akan kita usahakan untuk
mendapatkannya. Oleh karena itu, seorang manajer harus memahami kebutuhan-
kebutuhan pegawainnya dan dapat membuat mekanisasi penghargaan yang
berkaitan dengan kebutuhan tersebut sehingga pada akhirnya mendorong
perilaku kerja pegaawai dalam mencapai tujuan organisasi.
1) Hierarki Kebutuhan
Menurut abraham maslow, mengemukakan bahwa teori hierarki
kebutuhan adalah seseorang dimotivasi oleh beberapa tingkatan kebutuhan
yang tersusun dalam suatu susunan hierarki seperti diperlihatkan pada
tampilan 17.2. moslow mengidentifikasikan secara umum ada lima jenis
kebutuhan yang dapat memotivasi seseorang dan tersusun berdasar
kepentingnnya.
a. Kebutuhan fisiologis Adalah semua kebutuhan dasar fisik manusia
termasuk makanan,air, dan oksigen. Jika direfleksikan dalam ruang
13
lingkup perusahaan hal ini termasuk kebutuhan-kebutuhan seperti
kenyamanan suhu udara di tempat kerja, dan gaji minimum yang
mencakupi untuk kebutuhan pokok.
b. Kebutuhan akan rasa aman mencakup semua kebutuan terhadap
lingkungan yang aman dan terlindungi baik secara fisik maupun emosi
serta bebas dari ancaman termasuk lingkungan yang tertib dan
kemerdekaan dari tindak kekerasan.
c. Kebutuhan untuk diterima, kebutuhan ini mencerminkan hasrat untuk
diterima oleh lingkungan, hasrat untuk bersahabat, menjdi bagian dari
sebuah kelompok, dan dikasihi. Dalam organisasi, kebutuhan-kebutuhan
ini mempengaruhi hasrat untuk memiliki hubungan yang baik dengan
rekan kerja, berpartisipasi dalam kelompok kerja dan memiliki
hubungan yang baik dengan supervisor.
d. Kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan ini berhubungan dengan hasrat
untuk memiliki ciri positif dan menerima perhatian,pengakuan, dan
apresiasi dari orang lain. Dalam organisasi, kebutuhan untuk dihargai
menunjukan motivasi untuk diakui, tanggung jawab yang besar, status
yang tinggi, dan pengakuan atas kontribusi pada organisasi.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk
engaami pemenuhan diri yang merupakan kategori kebutuhan tertinggi.
Kebutuhan ini diantaranya adalah kebutuhan untuk mengembangkan
potensi diri secara menyeluruh, meningkatkan kemampuan diri, dan
menjadi orang yang lebih baik.
Pemenuhan di luar Pekerjaan Hierarki Kebutuhan Pemenuhan dalam Pekerjaan
f. Kesempatan
Pendidikan,Religi,Hobi,
g. Kebutuhan pelatihan,pertumbuhan
Pertumbuhan Pribadi ,dan kreativitas
h. aktualisasi diri
i.
Persetujuan keluarga, Pengakuan,Status tinggi,
j. Kebutuhan Harga meningkatkan tanggung
teman,Komunitas
k. jawab
l.
Keluarga,teman,
m. grup Kelompok Kerja,Klien,
komunitas
n. Rekan Kerja, Supervisor
o.
Bebas dari perang, Kerja yang aman,
Kebutuhan Keselamatan
Polusi, Kekerasan Tunjangan Kerja, Jaminan
2) Teori ERG
Clayton alderfer mengemukakan sebuah modifikasi atas teori Maslow
dalam mentederhanakannya dan enanggapi kritik atas kurangnya
pemnuktian empiris pada teori ini. Teori ERG yang dikemukakan oleh clayton
aladerfer mengenalkan tiga kategori kebutuhan:
a. Kebutuhan eksistansi, kebutuhan akan kebahagiaaan lair.
b. Kebutuhan keterikatan, kebutuhan akan hubungan yang baik dengan
orang lain
c. Kebutuhan pertumbuhan, kebutuhan yang pokus pada pengembangan
potensi manusia dan keinginan untuk pertumbuhan pribadi dan
peningkatan kompetensi.
15
hubungan interpersonal. Ketika faktor pribadinya lemah, maka bekerja jadi
tidak memuaskan. Akan tetapi, faktor kesehatan pribadi yang baik hanya
memindahkan ketidakpuasan itu; faktor ini sendiri tidak menyebabkan
orang menjadi merasa sangat puas dan termotivasi dalam bekerja. Faktor
yang kedua sangat mempengaruhi kepuasan kerja. Motivator fokus pada
kebutuhan tingkat tinggi dan mencakup pencapaian,pengakuan,tanggung
jawab, dan kesempatan untuk pertumbuhan. Herzberg yakin bahwa ketika
tidak ada motivator dalam bekeerja, para pegawai ada dalam posisi netral
terhadap pekerjaan mereka, tetapi ketika motivator muncul, pegawai
sangat termotivasi dan terpuaskan.
4) Kebutuhan yang diperoleh
1. Perumusan Target
Teori perumusan target yang dipaparkan oleh Edwin Locke dan Gary
Latham mengemukakan bahwa manajer dapatenaikan motivasi dan
mempertinggi prestasi dengan cara merumuskan target yang spesifik dan
menantang, kemudian membantu orang untuk menjejak kemajuan mereka
terhadap pencapaian target dengan memberikan umpan balik yang tepat pada
16
waktunya. Komponen utama dalam teori perumusan target mencakup hal-hal
dibawah ini;
a. Kespesifikan target merujuk kepada ukuran dimana target adalah target
yang konkret dan tidak ambigu. Target yang spesifik seperti “mengunjungi
satu pelanggan baru setiap haari” akan memotivasi dibanding target yang
tidak jelas seperti “terus berhubungan dengan pelanggan”.
b. Dalam hal tingkat kesulitan target, target yang sulit akan lebih memotivasi
dibanding target yang mudah. Target yang mudah hanya memberikan
tangtangan kecil untuk para pegawai dan tidak menuntut mereka untuk
tidak menaikan hasil. Sedangkan, target yang sangat ambisius tapi
mungkin untuk dicapai menuntut orang untuk mengerahkan kemampuan
mereka dan mendasari adanya perasaan yang hebat akan ketercapaian
dan keefektifan pribadi.
c. Penerimaan target , berarti bahwa pegawai harus ‘membeli’ target itu
dan berkomitmen pada target tersebut. Membiarkan pegawai terlibat
dalam perumusan target adalah cara yang baik untuk meningkatkan
penerimaan dan komitmen.
d. Akhirnya, komponen umpan balik yang berarti bahwa orang mendapat
informasi tentang seberapa baik usaha yang telah mereka lakukan dalam
kemajuan proses menuju pencapaian target. Umpan balik diri sendiri,
yaitu ketika orang mampu memantau kemajuan mereka sendiri terhadap
pencapaian sebuah target, telah terbukti menjadi sebuah motivasi yang
lebih kuat dibandingkan dengan umpan balik yang berasal dari luar doro
sendiri.
2. Teori Kesetaraan
Teori Kesetaraan di kembangkan oleh J. Stacy Adams, bahwa orang
termotivasi untuk mencari keadilan dalam penghargaan yang mereka harapkan
atas prestasi yang mereka raih. Menurut teori kessetaraan, jika pegawai
merasa kompensasi yang mereka terima sama dengan yang diterima dangan
orang lain untuk kontribusai yang hampir sama, mereka akan percaya bahwa
mereka diperlakukan dengan adil dan pantas. Pegawai mengevaluasi keadilan
dengan sebuah rasio akan masukan dan hasil. Masukan dalam seuah oeerjaan
termasuk pendidikan, pengalaman, usaha, dan kemampuan. Rasio masukan-
hasil dapat dibandingkan dengan orang lain dalam kerja grup atau
dibandingkan dengan rata-rata penerimaan grup. Metode yang paling umum
digunakan untuk mengurangi ketidakadilan yang diterima adalah sebagai
berikut:
Mengubahn daya kerja. Seseorang dapat memilih untuk meningkatkan atau
menurunkan masukan mereka pada organisasi. Mereka yang percaya bahwa
diberi upah yang tidak layak mungkin akan mengurangi daya kerja mereka atau
meningkatkan angka ketidakhadiran.
17
a. Mengubah hasil. Seorang pegawai dapat mengubah hasilnya. Pegawai
yang dibayar rendah mungkin akan meminta kenaikan gaji atau sebuah
ruang kerja yang lebih besar.
b. Mengubah persepsi. Penelitian menunjukan bahwa pegawai dapat
merubah persepsi mereka akan keadilan jika mereka tidak mampu
mengubah masukan atau hasil.
c. Meninggalkan pekerjaan. Pekerja yang merasa diperlakukan tidak adil
mungkin saja akan memilih meninggalkan pekerjaan mereka daripada
mereka mengalami ketidakadilan, seperti dibayar rendah atau dibayar
terlalu tinggi.
Implikasi dari teori kesetaraan bagi para manajer adalah bahwa pegawai
benar-benar mengukur keadilan atas penghargaan yang mereka terima
dibandingkan dengan yang pegawai lain terima.
3. Teori Pengharapan
Teori pengharapan mengemukakan bahwa motivasi bergantung pada
pengharapan individu mengenai kemampuan mereka dalam melakukan tugas-
tugas dan meneerima penghargaan yang diinginkan. Teori pengharapan ini
diasosiasikan dengan hasil kerja Victor Vroom, walau sebenarnya beberapa
sarjana juga berkontribusi dalam hal ini.
Teori pengharapan didasarkan pada hubunganantara usaha individu,
prestasi individu, dan hasil yang diinginkan yang berhubungan dengan prestasi
yang tinggi. Pokok dari teori pengharapan adalah harapan dari hubungan
antara usaha, prestasi, dan nilai hasil bagi individu.
Harapan U -> P melibatkan penentuan apakah mengusahakan sesuatu dalam
sebuah tugas akan membawa pada prestasi tinggi atau tidak. Agar harapan ini
tinggi, pegawai harus memiliki kemampuan, pengalaman masa lalu, seta
perlengkapan yang dibutuhkan, peralatan, dan kesempatan untuk berprestasi.
Harapan P -> H melibatkan penentuan apakah suatu kesuksesan suatu
prestasi dapat atau tidak dapat membawa pada tercapainya hasil atau
penghargaan yang diinginkan. Jika harapan P->H nya, pegawai akan jauh
termotivasi. Jika harapannya adalah prestasi tinggi tidak akan memberikan hasil
yang diinginkan, maka motivasi akan menjadi menurun.
Valensi adalah nilai dari hasil, atau daya tarik hasil untuk seseorang. Jika hasil
yang diberikan sebagai akibat dari usaha yang tinggi dan prestasi yang baik
tidak dihargai oleh pegawai, maka motivasi akan menjadi rendah.
18
sikap kerja pegawai melalui penggunaan yang tepat akan penghargaan dan
hukuman.
Modifikasi Sikap (behavior modification) adalah nama yang diberikan
pada serangkaian tehnik yang digunakan dalam teori penguatan untuk modifikasi
sikap manusia. Asumsi dasar yang mendasari modifikasi sikap adalah hukum
akibat (law of effect), yang menyatakan semua sikap yang diperkuat secara positif
cenderung akan diulang, begitupula sebaliknya.
Peguatan (reinforcement) didefinisikan sebagai hal apa saja yang
menyebabkan sikap tertentu untuk diulang ataupun ditahan. Empat alat yang ada
untuk penguatan adalah :
Penguatan positif (positive reinforcement) adalah pemberian kesenangan
dan kosekuensi berhadiah sebagai kompensasi atas dilakukannya sikap yang
diinginkan.
Pembelajaran penghindaran (advoidance learning) adalah penghapusan
konsekuensi yang tidak menyenangkan yang menyertai sebuah sikap yang
diinginkan
Hukuman (punishment) adalah kerugian dari hasil yang tidak
menyenangkan dari seorang pegawai. Hukuman biasanya muncul menyertai
sikap yang tidak diinginkan.
Peniadaan (extinction) adalah penarikan atas penghargaan positif.
19
III. Pemekaran pekerjaan
Pemekaran pekerjaan (job enlargement) menggabungkan beberapa
tugas menjadi stu tugas yang baru dan lebih besar. Jenis rancangan seperti
ini merupakan jawaban ketidakpuasan pegawai dengan pekerjaan yang
terlalu sederhana. Bukannya hanya satu pekerjaan, seorang pegawai dapat
memegang tanggung jawab atas tiga atau empat dan akan diberikan lebih
banyak waktu untuk pengerjaannya. Pemekaran pekerjaan memberika
variasi pekerjaan dan tantangan yang lebih besar bagi para pegawai.
IV. Pengayaan pekerjaan
Pengayaan pekerjaan (job enrichment) menggabungkan motivator
tingkat tinggi kedalam pekerjaannya, diantaranya tanggungjawab,
pengakuan dan kesempatan untuk tumbuh, belajar, dan melakukan
pecapaian. Dalam pengayaan pekerjaan, seorang pegawai memiliki kendali
sumber daya yang diperlukan untuk melakukan tugasnya, melakukan
pengambilan keputusan mengenai bagaimana ia akan menyelesaikna
pekerjaannya. Mengalami pertumbuhan prbadi, dan menentukan kecepatan
kerjanya.
V. Model karakteristik pekerjaan
Penelitian yang dilakukan Hackman dan Oldham adalah tentang
perancangan ulang pekerjaan (work design) yang didefinisikan sebagai
pengubahan pekerjaan untuk meningkatkan kualitas pengalaman kerja dan
produktivitas para pegawai. Penelitian hackman dan Oldham terhadap
rancangan ratusan pekerjaan menghasilak model karakteristik pekerjaan
(job charasteristic model),
20
rumah atau tempat kerja alternatif
Kompensasi berbasis tim Memberikan pekerjaan kepada para pegawai atas perilaku dan aktivitas
mereka yang mendatangkan keuntungan bagi tim, seperti kerjasama,
mendengarkan, dan memberdayakan orang lain.
Penghargaan gaya hidup Memberikan penghargaan kepada para pegawai karena telah memenuhi
tujuan ambisius dengan memberikan beda mewah, seperti televisi resolusi
tinggi, tiket acara olahraga tim besar, dan perjalanan eksotis
21
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
http://nurisaariyanto.blogspot.co.id/2014/07/kepemimpinan-definisi-hakikat-
konsep.html
http://fahmikurniaartikel.blogspot.com/2012/07/motivasi-dan-
kepemimpinan.html
http://ikanteri89.blogspot.com/2014/06/manajemen-motivasi.html
23