Anda di halaman 1dari 17

KEMENTRIAN RISET ,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Alamat: Jalan CabeRaya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan15418,
Telepon:021-7490941 (Hunting) Faksimile:021-7490147 (Bagian Umum),
021– 7434290 (Sekertaris Rektor) Laman : www.ut.ac.id
=================================================================
TUGAS 3
Kode : MKDU 4221
MataKuliah : PEND.AGAMA ISLAM
MasaTutorial : 2018.2
Tutor : Taufik Setyaudin, MA
=================================================================
Nama Mahasiswa : SUPRIYADI
NIM : 040393887
UPBJJ-UT : 42-Semarang
Semester :1
Prodi : MANAJEMEN/S1
=================================================================

SOAL :
1) Jelaskan pengertian budaya akademik!

2) Jelaskan tentang bagaimana apresiasi atau penghargaan Al-quran terhadap orang-orang


yang berilmu (berbudaya akademik)?

3) Bagaimana petunjuk Al-quran untuk meningkatkan etos kerja?

4) Jelaskan tentang arti penting sikap terbuka dan jujur sebagai bagian dari cara
meningkatkan etos kerja dan meraih keberhasilan!

5) Jelaskan tentang makna sikap adil dalam Islam!

PEMBAHASAN
1.PENGERTIAN BUDAYA AKADEMIK

( Diambil dari BMP PAI Modul 7 dan website https://www.azzayyan.tk/2016/12/memahami-


makna-budaya-akademik-dalam.html )

Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang
berkembang dalam dunia Islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang
lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam. Di antara poin-poin
pentingnya adalah pertama, tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang
berilmu, di antaranya adalah:
1. Wahyu Al-quran yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk memperoleh
ilmu pengetahuan.

2. Tugas Manusia sebagai khalifah Allah di Bumi akan sukses kalau memiliki ilmu
pengetahuan.

3. Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu.

4. Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT.

Di samping memberikan apresiasi terhadap orang yang berilmu poin penting lain yang
dijelaskan Al-quran adalah bahwa:

1. Iman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak ditopang dengan ilmu, demikian juga
dengan amal shalih.

2. Tugas kekhalifahan man usia tidak akan dapat sukses kalau tidak dilandasi dengan ilmu.

3. Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah; orang yang selalu
mengingat Allah yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan akalnya untuk
memikirkan ciptaan Allah SWT. Serta selalu berusaha menambah ilmu dengan membuka
diri terhadap setiap informasi yang baik dan kemudian memilih yang terbaik untuk dij
adikan pegangan dan diikutinya.

Berpikir rasional adalah ciri utama ajaran Islam maka Al-quran menantang
setiap orang yang meragukan ajaran Islam untuk menggunakan budaya akademik, yaitu
menggunakan tradisi keilmuan yang didasarkan prinsip-prinsip rasionalitas yang lurus.
Di antara pernyataan Al-quran yang menunjukkan hal tersebut adalah Q.S. Al-Baqarah/2:
111 .

‫ك أققماَإنييلهنم ۗ قلنل قهاَلتوُا لبنرقهاَقنلكنم إإنن لكننلتنم ق‬


‫صاَإدإقيقن‬ ‫قوُققاَللوُا لقنن قيندلخقل انلقجننقة إإنل قمنن قكاَقن لهوُددا أقنوُ قن ق‬
‫صاَقرىى ۗ إتنل ق‬

Artinya: Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang
benar". Bukti kebenaran yang diminta oleh ayat tersebut bukan untuk kepentingan Allah
karena Allah tidak perlu bukti apapun atas apa yang dilakukan manusia. Bukti tersebut
diminta oleh Allah untuk manusia, karena yang perlu bukti adalah manusia. Kesan yang
dapat ditangkap dari ayat tersebut adalah jangan sampai manusia menyangkut prinsip-
prinsip kehidupannya hanya mendasarkan kepada klaim-klaim yang tidak berdasar,
melainkan harus didasarkan kepada bukti yang jelas hasil dan pemikiran yang rasional dan
obyektif.

Dari ayat tersebut terlihat bahwa Islam menuntut kepada manusia untuk
mengedepankan rasionalitas ilmiah dalam setiap tindakannya. Inilah yang dalam era
modem sering disebut dengan budaya akademik. Tennasuk dalam konteks ini Islam tidak
mentolerir tindakan pemaksaan dan anarkisme dalam mengajak manusia menuju jalan Allah.
Yang harus dilakukan adalah dengan pendekatan rasional dengan cara yang bijak. Hal ini
antara lain ditegaskan dalam surat An-Nahl/16: 125
‫ضنل قعنن قسإبيلإإه ۖ قوُلهقوُ أقنعقللم إباَنللمنهقتإديقن‬
‫ك لهقوُ أقنعقللم إبقمنن ق‬
‫حنكقمإة قوُانلقمنوُإعقظإة انلقحقسقنإة ۖ قوُقجاَإدنللهنم إباَلنإتيِ إهقيِ أقنحقسلن ۚ إإنن قرنب ق‬
‫ك إباَنل إ‬
‫اندلع إإقلىى قسإبيإل قربَب ق‬

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Ayat tersebut dipahami para ulama sebagai tahapan yang harus dilakukan dalam
berdakwah dengan melihat dan memperhatikan obyek dakwahnya. Ketiga tahap tersebut
yaitu; pertama, dengan hikmah, kedua, nasihat yang baik dan ketiga berargumentasi
dengan cara yang paling baik. Ketiga tahap tersebut jelas sekali harus rnengoptimalkan
kemarnpuan akademis setiap orang yang ingin terjun berdakwah.

Tuntutan Al-quran untuk mengoptimalkan kemampuan akademis manusia tidak


pernah disertai keraguan sedikit pun. Karena sepanjang manusia rnenggunakan
kernampuan nalamya dengan baik dan benar maka hal tersebut tidak akan mungkin
rnenggoyahkan keimanannya. Yang terjadi justru akan sebaliknya semakin optimal manusia
rnenggunakan akalnya maka akan semakin kokoh irnan seseorang. Sekali lagi dengan
nalar yang digunakan adalah disertai hati yang bersih. Dalam Islam tidak akan ditemui
pertentangan antara iman dengan ilmu pengetahuan. Mengapa? Karena kedua-duanya
sumbernya adalah satu; Iman bersumber dari wahyu yang berasal dari Allah SWT.
Ilmu pengetahuan bersumber dari akal yang juga berasal dari ciptaan Allah SWT.
Maka kalau sarnpai timbul pertentangan berarti ada salah satu yang keliru atau lemah.
Dengan kata lain seperti yang juga telah disinggung di bagian awal bahwa pengetahuan
yang benar akan menghantarkan pemiliknya mempunyai iman yang kokoh. Begitu juga
sebaliknya salah satu ciri iman yang kokoh akan semakin mendorong pemiliknya untuk
memiliki pengetahuan yang luas. Hal ini antara lain dijelaskan dalam surat Al-Hajj/22:
54
‫ت قلله قلللوُلبلهنم ۗ قوُإإنن ن‬
‫اق لققهاَإد النإذيقن آقملنوُا إإلقىى إ‬
‫صقراطط لمنسقتإقيطم‬ ‫قوُلإقينعلققم النإذيقن لأوُلتوُا انلإعنلقم أقننله انلقحيق إمنن قربَب ق‬
‫ك قفلينؤإملنوُا إبإه قفلتنخإب ق‬

Artinya: Ayat 54. Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya
AI Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka
kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang
beriman kepada jalan yang lurus.

Ada tiga rangkaian yang tidak terpisahkan; ilmu pengetahuan, iman yang kokoh dan
hati yang tunduk. Dalam Islam ketiganya tidak boleh dipisahkan dan saling berkait.
Artinya bukti seseorang memiliki pengetahuan adalah imannya yang kokoh, dan sebagai
bukti bahwa iman tersebut adalah kokoh maka hatinya selalu tunduk (kepada kebenaran
yang bersumber dari petunjuk Allah SWT). Inilah trilogi yang tidak terpisahkan sehingga
budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam bukan sekedar menjadikan manusia
cerdas, tetapi juga manusia yang selain cerdas juga memiliki kehangatan iman yang disertai
kerendahan hati (tawadzu').
Sebuah tradisi akademis yang hanya mengasah kecerdasan otak maka hanya
akan melahirkan robot-robot yang tidak memiliki empati terhadap sesama. Sebaliknya
budaya akademis yang terlalu menitik beratkan pembangunan keimanan dengan
mengesampingkan rasionalitas akan melahirkan manusia-manusia yang gagap bahkan
gagal menghadapi tantangan zaman. Juga sebaliknya orang-orang yang cerdas akalnya,
kokoh imannya, tetapi tidak disertai kerendahan hati hanya akan melahirkan manusia-
manusia tinggi hal yang tidak peduli terhadap sekelilingnya. Maka budaya akademik yang
ingin dibangun oleh Al-quran adalah yang menggabungkan ketiganya.

Al-quran merekam sosok orang yang dapat menggabungkan ketiga hal ersebut
dalam diri seorang tokoh Dzul Qamain yang memiliki kekuatan sehingga dapat
menaklukkan musuh dan memiliki kecerdasan yang tinggi sehingga dapat membangun
tembok yang kokoh kemudian dia mengatakan dengan rendah hati seperti yang dijelaskan
dalam surat al-Kahf/18: 98.

َ‫ققاَقل ىقهقذا قرنحقمةة إمنن قربَبيِ ۖ قفإإقذا قجاَقء قوُنعلد قربَبيِ قجقعقلله قدنكاَقء ۖ قوُقكاَقن قوُنعلد قربَبيِ قحدققا‬

Artinya: Dzulkamain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku.

Demikian juga dengan tokoh Sulaiman, as. Yang diberi ekayaan yang melimpah,
kekuasaan yang tinggi sebagai seorang raja pada masanya bagi kaumnya, juga ilmu
yang luas dan dalam, bahkan dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan makhluk-
makhluk selain manusia, di antaranya adalah jin dan binatang. Atas seluruh anugerah
tersebut dengan rendah hati dia mengatakan, seperti yang direkam dalam surat An-
Naml/27:40.

ۖ ‫ضإل قربَبيِ لإقينبللقوُإنيِ أقأقنشلكلر أقنم أقنكفللر‬


‫ك ۚ قفقلنماَ قرآهل لمنسقتإقدقرا إعننقدهل ققاَقل ىقهقذا إمنن قف ن‬ ‫ك إبإه ققنبقل أقنن قينرقتند إإقلني ق‬
‫ك قطنرفل ق‬ ‫ب أققناَ آإتي ق‬
‫ققاَقل النإذيِ إعننقدهل إعنلةم إمقن انلإكقتاَ إ‬
‫قوُقمنن قشقكقر قفإإننقماَ قينشلكلر لإقننفإسإه ۖ قوُقمنن قكقفقر قفإإنن قربَبيِ قغإنييِ قكإريةم‬

Artinya: Sulaiman pun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku,
apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya) dan barang siapa yang
bersyukur maka sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barang siapa yang ingkar maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".

2.APRESIAASI AI-QUR'AN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN

(Diambil dari BMP PAI Modul 7 dan website https://www.lyceum.id/penghargaan-al-quran-


terhadap-ilmu/ )

Sumber utama ajaran Islam adalah Al quran. Jika ingin melihat bagaimana konsep yang
diajarkan Islam tentang apa pun maka yang pertama tama dilakukan adalah melihat dalam Al
quran. Jika ingin mengetahui bagaimana wawasan Islam tentang ilmu pengetahuan maka
yang pertama harus dibedah adalah Al quran.

Apresiasi atau perhatian Al quran terhadap ilmu pengetahuan ini dapat kita mulai dari
melihat betapa seringnya AI quran menyebut kata ‘ilm (yang berarti pengetahuan) dengan
segala derivasinya (pecahannya) yang mencapai lebih dari 800 an kali. Belum lagi ungkapan
lain yang dapat memiliki kesamaan makna menunjuk arti pengetahuan, seperti kata al/ikr, al
nazhr, al buahan al radablmr, al dzikr. Kata iIm menurut para ahli bahasa Al quran
mengandung ani "pengetahuan akan hakikat sesuatu". Dari kata kunci inilah kita dapat mulai
melacak bagaimana Al quran, khususnya dan agama Islam pada umumnya memberikan
perhatian terhadap ilmu pengetahuan. Di antaranya sebagai berikut.

1. Wahyu Al-Quran yang Turun Pada Masa Awal Mendorong Manusia untuk Memperoleh
Ilmu Pengetahuan

Mayoritas ulama khususnya ulama Al quran sepakat bahwa wahyu Al quran yang turun
pertama kali adalah lima ayat di surat al “Alaq (QS. 68:1-5),

‫ انققرنأ إباَنسإم قربَب ق‬artinya Bacalah, dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
1 ‫ك النإذيِ قخقلقق‬

2. ‫ قخقلقق الننقساَقن إمنن قعقلطق‬artinya Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

‫ انققرنأ قوُقريب ق‬artinya Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,


3. ‫ك النكقرلم‬

4. ‫ النإذيِ قعلنقم إباَنلققلقإم‬artinya yang mengajar (manusia) dengan pena,

5. ‫ قعلنقم الننقساَقن قماَ قلنم قينعقلنم‬artinya Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Kemudian disusul awal ayat di surat Al Qalam QS. 68:1-5.

(1). ‫ ن ۚقوُانلقققلإم قوُقماَ قينسلطلروُقن‬artinya Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,

‫ قماَ أقنن ق‬artinya berkat ni'mat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan
(2). ‫ت إبإننعقمإة قربَبقك إبقمنجلنوُطن‬
orang gila.

(3). ‫ قوُإإنن قلقك قلقنجدرا قغنيقر قمنملنوُطن‬artinya Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar
yang tidak putus-putusnya.

(4). ‫ قوُإإننقك لققعلقىى لخللطق قعإظيطم‬artinya Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

(5). ‫صلروُقن‬ ‫ قفقسلتنب إ‬artinya Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)
‫صلر قوُلينب إ‬
pun akan melihat,

Dalam ayat ayat yang pertama kali turun Al “Alaq/96: l-5 tergambar dengan jelas
betapa kitab suci Al quran memberi perhatian yang sangat serius kepada perkembangan ilmu
pengetahuan. Sehingga Allah SWT menurunkan petunjuk pertama kali adalah terkait dengan
salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang dalam redaksi ayat tersebut
menggunakan redaksi "iqm". Makna perintah tersebut bukanlah hanya sebatas membaca
dalam arti membaca teks, tetapi makna iqra' adalah membaca dengan melibatkan pemikiran
dan pemahaman dan itulah kunci perkembangan ilmu pengetahuan dalam sepanjang sejarah
kemanusiaan. Dalam konteks modem sekarang makna iqra' dekat dengan makna reading with
understanding (membaca disertai dengan pemahaman).
Dalam ayat pertama tersebut tidak dijelaskan obyek apa yang harus di iqra '. Hal ini
mengandung arti bahwa apa saja yang dapat kita jangkau untuk diteliti maka hal tersebut
dapat menjadi obyek iqra'. Di kalangan para mufassir ada satu kaidah yang menyatakan
bahwa "apa bila dalam suatu perintah tidak disebutkan obyeknya maka objeknya apa saja
yang dapat dijangkau oleh perintah tersebut".

Dari pemahaman tersebut dapat juga disimpulkan Islam sejak awal tidak membedakan
antara ilmu umum dan ilmu agama atau ilmu dunia dan ilmu akhirat. Apa saja obyek yang
dapat memberikan manfaat bagi kemaslahatan hidup manusia sudah sewajarnya kalau
dipelajari oleh manusia. Sehingga yang menentukan baik tidaknya apa yang dipelajari bukan
terletak kepada obyeknya melainkan kepada motivasi atau niatnya. Hal inilah yang
diisyaratkan dalarn penggalan ayat selanjutnya bismirabbik.

Yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa apa pun aktivitas iqra' yang kita kerjakan maka
syarat yang ditekankan oleh Al quran adalah harus bismimbbik, (dengan nama Tuhan). Hal
ini mengandung arti seperti yang diungkapkan oleh Syaikh Abdul Halim Mahmud (Mantan
pemimpin tertinggi Al Azhar Mesir); "Dengan kalimat iqra' birmimbbik, Al quran tidak
sekedar memerintahkan untuk membaca, tetapi membaca adalah lambang dari segala yang
dilakukan oleh manusia, baik yang sifatnya aktif maupun pasif. Kalimat tersebut dalam
pengertian dan jiwanya ingin menyatakan "Bacalah demi Tuhanmu, bergeraklah demi Tuhan
mu, bekerjalah demi Tuhanmu". Demikian juga apabila Anda berhenti bergerak atau berhenti
melakukan aktivitas. maka hal tersebut hendaklah juga didasarkan kepada bismirabbik.
Sehingga pada akhirnya ayat tersebut berarti "Jadikanlah seluruh kehidupanmu, wujudmu,
dalam cara dan tujuannya, kesemuanya demi Allah SWT.

Kalau dalam kelompok ayat yang pertama turun berkaitan dengan perintah membaca maka
kelompok ayat yang kedua yaitu di surat al Qalam menekankan pentingnya alat yang harus
digunakan untuk menunjang aktivitas membaca yaitu qalum (pena) dan hasilnya yaitu tulisan.
Dalam ayat tersebut seakan Allah SWT bersumpah dengan manfaat dan kebaikan yang dapat
diperoleh dari tulisan. Hal ini secara tidak langsung merupakan anjuran untuk membaca
karena dengan membaca seseorang dapat memperoleh manfaat yang banyak khususnya
adalah wawasan hidup dan pengetahuannya. Hal tersebut akan sangat bermanfaat bagi
kesuksesan hidupnya. Atau dengan kata lain ilmu pengetahuan akan dapat terus berkembang
dengan baik apabila budaya baca tulis telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan manusia. Budaya baca disimpulkan dalam perintah iqra', sementara budaya tulis
disimpulkan dalam wahyu yang kedua yaitu al qalam (pena).

2. Tugas manusia sebagai khalifah Allah di bumi akan sukses kalau memiliki ilmu
pengetahuan

Hal ini ditegaskan dalam surat Al Baqarah/2: 30 31

‫ك قوُلنققبَد ل‬
‫س لق ق‬
‫ك ۖ ققاَقل‬ ‫ك البَدقماَقء قوُقننحلن لنقسبَبلح إبقحنمإد ق‬ ‫ك لإنلقمقلإئقكإة إإبَنيِ قجاَإعةل إفيِ انلقنر إ‬
‫ض قخإليقفدة ۖ ققاَللوُا أققتنجقعلل إفيقهاَ قمنن لينفإسلد إفيقهاَ قوُقينسإف ل‬ ‫قوُإإنذ ققاَقل قريب ق‬
‫إإبَنيِ أقنعقللم قماَ قل قتنعقللموُقن‬

‫قوُقعلنقم آقدقم انلقنسقماَقء لكلنقهاَ لثنم قعقر ق‬


‫ضلهنم قعقلى انلقمقلإئقكإة قفققاَقل أقننإبلئوُإنيِ إبأ قنسقماَإء ىقهلؤقلإء إإنن لكننلتنم ق‬
‫صاَإدإقيقن‬
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Apakah Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama nama (benda benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lain berfirman: "Sebutkanlah kepada Ku
nama benda benda itu jika kamu memang benar orang orang yang benar!"

Dari ayat di atas nampak jelas bahwa untuk suksesnya tugas kekhalifahan manusia di
muka bumi maka Allah SWT menganugerahkan kepada manusia potensi untuk dapat
mengetahui dan memahami segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya. Dari
rangkaian ayat di atas juga terlihat bahwa dengan kemampuan untuk memahami dan
mengetahui itulah sumber dan cara mendapatkan ilmu pengetahuan, menjadikan manusia
memiliki kelebihan dibandingkan dengan malaikat.

Pada ayat 31 pengajaran yang diterima oleh manusia pertama tersebut yaitu Adam
dari Allah SWT adalah tentang nama nama benda. Hal ini menjadi pelajaran bahwa
pengetahuan dasar yang harus didapatkan oleh manusia adalah tentang nama nama benda,
bukan kata kerja. Maka hal pertama yang harus kita ajarkan kepada anak anak kita yang
masih kecil (balita) semestinya adalah nama nama benda misalnya memperkenalkan ayah,
ibu kemudian nama nama benda di sekelilingnya dan lain lain.

Penggalan ayat 31 yang berbunyi "Dia mengajarkan kepada Adam Nama nama (benda
benda) seluruhnya", juga mengandung arti bahwa salah satu keistimewaan manusia adalah
kemampuannya mengekspresikan apa yang terlintas dalam benaknya serta kemampuannya
menangkap bahasa sehingga ini mengantarnya mengetahui. Di sisi lain kemampuan manusia
merumuskan ide dan memberikan nama bagi segala sesuatu merupakan langkah menuju
terciptanya manusia yang berpengetahuan dan lahirnya ilmu pengetahuan.

3. Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu

Ajaran ini tertuang dalam surat Thaha/20: 1l4.

َ‫ب إزندإنيِ إعنلدما‬


َ‫ك قوُنحليله ۖ قوُقلنل قر ب‬ ‫ك انلقحيق ۗ قوُقل قتنعقجنل إباَنلقلنرآإن إمنن ققنبإل أقنن لينق ق‬
‫ضىى إإقلني ق‬ ‫قفقتقعاَقلى ن‬
‫ال انلقملإ ل‬

Inilah salah satu doa yang harus dipanjatkan oleh seorang muslim yang diajarkan oleh
Al quran. Bahwa memohon kepada Allah SWT agar ditambahkan ilmu pengetahuan adalah
bagian dari kebutuhan hidup. Dari ayat ini juga dapat dipetik pelajaran bahwa Islam
mengajarkan menuntut ilmu adalah salah satu bentuk ibadah yang bernilai tinggi dan harus
dilakukan oleh setiap muslim sepanjang hidupnya, Maka kalau pada masa modern dikenal
istilah pendidikan seumur hidup (long live education), maka [slam sejak awal menekankan
kepada umatnya untuk terus menambah ilmu pengetahuan.

Etos untuk terus menambah ilmu pengetahuan dapat diterjemahkan bahwa yang
disebut belajar atau menuntut ilmu bukan hanya pada usia tertentu atau dalam formalitas
satuan pendidikan tertentu, melainkan sepanjang hayat masih dikandung badan maka
kewajiban untuk terus menuntut ilmu tetap melekat dalam diri setiap muslim. Salah satu
hikmahnya adalah bahwa kehidupan terus mengalami perubahan dan perkembangan menuju
kemajuan, maka kalau seorang muslim tidak terus menambah pengetahuannya jelas akan
tertinggal oleh perkembangan zaman yang pada gilirannya tidak dapat memberikan
kontribusi bagi kehidupan. Al quran jelas membedakan antara orang yang berpengetahuan
dengan orang yang tidak berpengetahuan. Hal ini dijelaskan dalam surat Az Zumar/39: 9.

ُ‫خقرقة قوُقينرلجوُ قرنحقمقة قربَبإه ۗ قلنل قهنل قينسقتإوُيِ النإذيقن قينعقللموُقن قوُالنإذيقن قل قينعقللموُقن ۗ إإننقماَ قيقتتتقذنكلر لأوُللتتو‬
‫جددا قوُققاَإئدماَ قينحقذلر انل إ‬ ‫أقنمنن لهقوُ ققاَإن ة‬
‫ت آقناَقء اللننيإل قساَ إ‬
‫ب‬ ‫ن‬
‫اللقباَ إ‬ ‫ق‬ ‫ن‬

Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang orang yang mengetahui dengan orang orang yang
tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Ayat tersebut jelas menegaskan bahwa tentu berbeda antara yang berpengetahuan
dengan yang tidak memiliki pengetahuan. Yang dimaksud pengetahuan dalam ayat ini adalah
pengetahuan yang membawa manfaat bagi kehidupannya di dunia dan akhirat. Maka bagi
yang tidak memiliki pengetahuan jelas nilainya akan jauh berbeda dengan orang yang
memiliki pengetahuan. Hal inilah yang juga diisyaratkan dalam poin berikut.

4. Orang yang Berilmu Akan Dimuliakan oleh Allah SWT

Hal ini diisyaratkan dalam surat Al Mujaadilah/55:1 l.


‫شلزوُا قينرقفع ن‬
‫ال النتتإذيقن آقملنتتوُا إمننلكتتنم قوُالنتتإذيقن‬ ‫إ‬ ‫شلزوُا قفاَنن ل‬ ‫إ‬ ‫قياَ أقييقهاَ النإذيقن آقملنوُا إإقذا إقيقل لقلكنم قتقفنسلحوُا إفيِ انلقمقجاَلإ إ‬
‫س قفاَنفقسلحوُا قينفقسح ن‬
‫ال لقلكنم ۖ قوُإإقذا إقيقل انن ل‬
‫ال إبقماَ قتنعقمللوُقن قخإبيةر‬ ‫لأوُلتوُا انلإعنلقم قدقرقجاَ ط‬
‫ت ۚ قوُ ن‬

Artinya: Allah akan meninggikan orang orang yang beriman di antaramu dan orang orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dari ayat tersebut jelas bahwa kemuliaan dan kesuksesan hidup hanya milik orang
yang berilmu dan beriman. Orang yang beriman tetapi tidak memiliki ilmu pengetahuan
maka tidak akan memperoleh kemuliaan di sisi Allah SWT. Sebaliknya bagi orang yang
hanya berilmu saja tanpa disertai iman maka juga tidak akan membawa manfaat bagi
kehidupannya khususnya di akhirat kelak.

Dan ayat tersebut juga terlihat bahwa secara garis besar manusia dapat dibedakan ke
dalam dua kelompok besar; pertama, orang yang sekedar beriman dan beramal, dan yang
kedua adalah orang yang beriman dan beramal shalih serta memiliki pengetahuan. Posisi atau
derajat kelompok kedua ini lebih tinggi bukan saja karena nilai ilmu yang dimiliki, tetapi juga
amal dan usahanya untuk mengajarkan ilmu yang dimiliki tersebut, baik melalui lisan, tulisan
atau bahkan tindakan.

Ilmu yang dimaksud tentu saja bukan hanya ilmu agama tetapi ilmu apapun yang
membawa maslahat bagi kehidupan manusia. Hal ini ditegaskan dalam surat Faathir/35: 27
28.

‫ف أقنلقوُالنقهاَ قوُقغقراإبي ل‬
‫ب لسوُةد‬ ‫ض قوُلحنمةر لمنخقتلإ ة‬ ‫ت لمنخقتلإدفاَ أقنلقوُالنقهاَ ۚ قوُإمقن انل إ‬
‫جقباَإل لجقدةد إبي ة‬ ‫اق أقننقزقل إمقن النسقماَإء قماَدء قفأ قنخقرنجقناَ إبإه قثقمقرا ط‬
‫أققلنم قتقر أقنن ن‬
27. Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami
hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara
gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada
(pula) yang hitam pekat.

‫ا إمنن إعقباَإدإه انللعقلقماَلء ۗ إإنن ن ق‬


‫ا قعإزيةز قغلفوُةر‬ ‫ف أقنلقوُالنله قكىقذلإ ق‬
‫ك ۗ إإننقماَ قينخقشى ن ق‬ ‫ب قوُانلقننقعاَإم لمنخقتلإ ة‬ ‫قوُإمقن النناَ إ‬
َ‫س قوُالندقوُا ب‬

28. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang
ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut
kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.

Ayat ini menjelaskan tentang manusia yang lalai dan kemudian dipersamakan dengan
binatang, bahkan jauh lebih sesat dibanding binatang. Mengapa? Karena manusia 'diberi
potensi lebih banyak dibanding binatang. Maka tatkala potensi potensi yang semestinya dapat
menjadikan hidupnya mulia ternyata justru menghantarkannya menuju kebinasaan. Hal ini
bukan karena mereka tidak memiliki kecerdasan dan pengetahuan tetapi ilmu pengetahuan
yang dimilikinya tidak menghantarkannya menjadi semakin dekat kepada Allah SWT,

Binatang tidak dikecam kalau tidak dapat mencapai derajat yang tinggi karena potensi
yang dimiliki oleh binatang tidak sebanyak yang dimiliki oleh manusia. Di sisi lain potensi
yang dimiliki oleh binatang berupa insting tidak akan pernah dilanggarnya dan cenderung
menghantarkannya untuk melakukan sesuatu yang positif Sementara manusia maka dikatakan
lebih sesat dan binatang kalau potensi potensi yang dimilikinya itu tidak dapat digunakan
untuk meraih kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.

3.Petunjuk Al-quran untuk Meningkatkan Etos Kerja Dalam Al-quran

(Diambil dari BMP Modul 7 dan website


https://www.kajianpustaka.com/2016/09/pengertian-ciri-dan-menumbuhkan-etos-kerja.html)

Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang
didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja (Sukardewi, 2013:3). Etos berasal
dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang artinya sikap, kepribadian, watak, karakter, serta
keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok
bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem
nilai yang diyakininya (Tasmara, 2002:15).

Berikut Petunjuk Al-quran untuk Meningkatkan Etos Kerja Dalam Al-quran

Pertama, Manajemen waktu

Seorang muslim dituntut untuk dapat mempergunakan waktu seefektif mungkin untuk
dapat diisi dengan segala bentuk aktivitas yang baik, terlebih apabila sedang mengerjakan
satu pekerjaan. BerkaIi-kali kita temukan ayat yang berisi sumpah Allah SWT dengan
menggunakan waktu seperti, wal 'ashri, wazlh-dhuha, naI-Iaili. wannahari. Hal ini
mengandung pesan bahwa setiap orang yang ingin sukses harus dapat mempergunakan waktu
sebaik mungkin. Karena waktu adalah modal terbaik. Ilustrasi: Mengapa sebuah tim sepak
bola apabila sedang bermain mereka secara umum begitu ngotot dan bersemangat? Mungkin
jawabannya bisa macam-macam, di antaranya; mereka ingin meraih kemenangan, sehingga
menjadi juara. Jawaban tersebut tentu tidak keliru. tetapi dalam perspektif orang yang
berusaha salah satu sebab makna mengapa mereka begitu bersemangat adalah kesadaran akan
terbatasnya waktu permainan, sehingga apabila mereka tidak bersemangat sementara waktu
pertandingan sangat terbatas kemungkinan besar mereka akan menderita kekalahan dan itu
berarti kehilangan kesempatan untuk menjadi juara.

Maka dalam ayat lain Al-quran memberi petunjuk dalam surat AlInsyirah/94: 7-8

‫ص ن‬
‫ب‬ ‫قفإإقذا قفقرنغ ق‬
‫ت قفاَنن ق‬

‫قوُإإقلىى قربَب ق‬
‫ك قفاَنرقغ ن‬
‫ب‬

Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain (ayat 7). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap (ayat 8).

Ayat tersebut memberi isyarat seorang yang ingin meraih keberhasilan dalam usahanya maka
tidak ada waktu yang disia-siakan untuk berlalu begitu saja tanpa menghasilkan suatu karya
yang bermanfaat. Karena apabila selesai suatu pekerjaan segera susul dengan mengerjakan
pekerjaan lain yang baik dengan sungguh-sungguh Ayat tersebut juga memberi isyarat
tentang pentingnya sebuah perencanaan dalam satu pekerjaan. Ayat tersebut seakan ingin
mengajarkan bahwa sebelum kalian melakukan satu pekerjaan cobalah membuat perencanaan
yang baik dalam tahapan-tahapan pekerjaan yang sistematis dengan target-target yang dapat
diukur. Dan apabila satu tahap telah selesai maka segera kerjakan tahap selanjutnya dengan
bersungguhsungguh. Inilah salah satu petunjuk yang amat jelas bahwa seorang muslim dalam
bekerja harus memiliki etos yang tinggi.

Namun, yang perlu diingat bahwa kunci keberhasilan pekerjaan yang kita lakukan
buka hanya terletak kepada etos kerja saja melakukan harus juga disandarkan kepada ridha
Allah SWT. Inilah yang diisyaratkan dalam ayat 8 surat di atas. "Dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap" . Hal inilah yang juga membedakan antara etos kerja
yang diajarkan oleh Alquran dengan etos kerja yang diajarkan lainnya.

Kedua, bekerja sesuai bidang dan kompetensinya.

Etos kerja seseorang akan berlipat apabila pekerjaan yang dia lakukan memang
pekerjaan yang sesuai dengan bidang dan kompetensinya. Apabila seseorang melakukan
peredaan yang bukan bidangnya. apalagi kalau tidak memiliki kompetensi jangan harap akan
dapat memperoleh hasil yang maksimal, yang ada justru kegagalan. Hal ini diisyaratkan
dengan sangat dalam Al-quran surat AlIsraa'/ 17: 84.

‫قلنل لكيل قينعقملل قعلقىى قشاَإكلقإتإه قفقريبلكنم أقنعلقلم إبقمنن لهقوُ أقنهقدىى قسإبيدل‬

Artinya: Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masingmasing". Maka


Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalan-Nya.
Ayat ini memberi isyarat bahwa setiap orang telah dianugerahi oleh Allah potensi dan
kecenderungan tertentu. dalam bahasa modern bisa disebut dengan talenta atau bakat. Maka
seseorang yang dapat dengan baik mengenali dan menggali potensi anugerah Allah tersebut
kemudian dapat diwujudkan dalam bentuk kecakapan dan kompetensi dalam bidang tertentu
maka bukan suatu yang sulit bagi orang tersebut untuk dapat meningkatkan etos kerja dan
meraih hasil yang maksimal.

Hal yang tidak kalah pentingnya dalam peningkatan etos kerja ini, seorang muslim harus
tetap mengikuti petunjuk Allah SWT dalam bekerja. Beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut.

A. Pekerjaan yang dilakukan tidak boleh menjadikan lupa kepada Allah; Sekeras apapun
orang bekerja setinggi apapun etos kerja yang dimiliki maka tidak boleh menjadikan
lupa kepada Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Jumu'ah/62: 9.

‫اإ قوُقذلروُا انلقبنيقع ۚ ىقذلإلكنم قخنيةر قللكنم إإنن لكننلتنم قتنعقللموُقن‬


‫صقلإة إمنن قينوُم انللجلمقعإة قفاَنسقعنوُا إإقلىى إذنكإر ن‬
‫إ‬ ‫قياَ أقييقهاَ النإذيقن آقملنوُا إإقذا لنوُإد ق‬
‫يِ إلل ن‬

Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila di seru untuk menunaikan shalat Jumat maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Yang dimaksud jual beli dalam ayat tersebut adalah mencakup seluruh aktivitas atau
pekerjaan manusia. Maka apapun aktivitas atau pekerjaan yang dilakukannya tidak boleh
melupakan Allah SWT. Ayat tersebut ditutup dengan statement Allah "Yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" Hal ini mengisyaratkan bahwa boleh jadi ada orang
yang tetap bekerja dengan etos yang tinggi tanpa peduli dengan aturan-aturan Allah. maka hal
ini jelas akan merugikan dirinya sendiri. Karena hasil pekerjaan tersebut tidak akan
membawa kebahagiaan hidupnya di dunia apalagi di akhirat. Yang terjadi justru akan
sebaliknya orang akan mengalami kecanduan kerja, dan itu akan berakibat tidak baik bagi
keseimbangan hidupnya.

B. Etos Kerja yang tinggi tidak boleh melupakan shalat dan zakat; ibadah shalat adalah
bagian dari teknis dan mekanisme yang diciptakan oleh Allah SWT agar manusia
tetap dapat memelihara komunikasi dengan Allah SWT. Maka sesibuk apapun
seseorang kalau ingin hidupnya diberkahi dan bahagia maka harus tetap memelihara
shalatnya. Dan setelah memperoleh hasil dari pekerjaannya dituntut untuk
memberikan hak-hak saudaranya yang kurang beruntung (fakir-miskin) dengan
membayar zakat. lni diisyaratkan dalam surat An-Nuur/24: 37

‫ب قوُانلقنب ق‬
‫صاَلر‬ ‫ب إفيإه انلقلللوُ ل‬
‫صقلإة قوُإإيقتاَإء النزقكاَإة ۙ قيقخاَلفوُقن قينوُدماَ قتقتققلن ل‬ ‫إرقجاَةل قل لتنلإهيإهنم إتقجاَقرةة قوُقل قبنيةع قعنن إذنكإر ن‬
‫اإ قوُإإققاَإم ال ن‬

Artinya: Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dan
mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka
takut

Rambu-rambu di atas yang paling penting untuk diperhatikan adalah tidak boleh
melakukan pekerjaan yang diharamkan oleh Allah SWT. Kalau yang dilarang oleh Allah
SWT tetap dikerjakan maka akan membawa kehancuran bagi individu orang tersebut juga
bagi masyarakatnya; misalnya dengan melakukan perjudian dan bentuk-bentuk kecurangan
lainnya. Salah satu ayat yang menjelaskan hal ini adalah surat Al-Maai'dah/S: 90-91.

‫ب قوُانلقنزقللم إرنج ة‬
‫س إمنن قعقمإل النشنيقطاَإن قفاَنجقتإنلبوُهل قلقعلنلكنم لتنفلإلحوُقن‬ ‫قياَ أقييقهاَ النإذيقن آقملنوُا إإننقماَ انلقخنملر قوُانلقمنيإسلر قوُانلقنن ق‬
‫صاَ ل‬

‫صقلإة ۖ قفقهنل أقننلتنم لمننقتلهوُقن‬ ‫صندلكنم قعنن إذنكإر ن‬


‫اإ قوُقعإن ال ن‬ ‫إإننقماَ ليإريلد النشنيقطاَلن أقنن ليوُإققع قبنيقنلكلم انلقعقداقوُقة قوُانلقبنغ ق‬
‫ضاَقء إفيِ انلقخنمإر قوُانلقمنيإسإر قوُقي ل‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan (ayat 90).
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di
antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)
(ayat 91).

4.Arti penting sikap terbuka dan jujur sebagai bagian dari cara meningkatkan etos
kerja dan meraih keberhasilan

(Diambil Dari BMP Modul 7 dan https://www.facebook.com/669739213122305/posts/10-


sikap-terbukapengertian-terbuka-merupakan-perwujudan-dari-sikap-jujur-
rendah-/708484219247804/)

Seseorang tidak akan mungkin memiliki sikap terbuka kalau tidak bersikap jujur
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Karena orang yang bersikap tidak jujur pasti
akan berusaha mati matian untuk menutupi ketidakjujurannya. Bagaimana seseorang dapat
bersikap terbuka kalau dia harus berbohong untuk menutupi kebohongan yang dia lakukan.
Maka yang akan terjadi adalah kebohongan di atas kebohongan Islam sangat menekankan
supaya manusia bersikap jujur. Di antara ayat ayat yang memerintahkan supaya bersikap jujur
di antaranya sebagai berikut.

1. Surat Al-Ahzab/33: 70

‫قياَ أقييقهاَ النإذيقن آقملنوُا انتلقوُا ن ق‬


‫ا قوُلقوُللوُا ققنوُدل قسإديددا‬

Artinya: Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah
Perkataan yang benar.

Ayat itu berarti salah satu prasyarat orang orang yang kokoh imannya adalah selalu
berkata benar dan jujur. Sikap itu menjadi prasyarat utama untuk memiliki sikap terbuka.
Sikap terbuka menjadikan hidup seseorang merasa nyaman, karena tidak ada yang perlu
ditutupi, sehingga etos kerja dan kinerjanya akan menjadi maksimal.Beberapa hasil penelitian
menyebutkan bahwa salah satu yang menyita dan mencuri tenaga, stamina dan energi kita
adalah sikap tidak terbuka dan tidak jujur baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Sehingga apabila kita dapat selalu bersikap jujur dan terbuka maka akan menjadikan
semangat dan stamina kita dalam menjalani hidup, khususnya dalam pekerjaan akan menjadi
berlipat ganda dan optimal. Contoh: Seorang karyawan telah berbuat curang di tempat
kerjanya. Maka yang akan dia lakukan adalah sedapat mungkin mengamankan dan
merahasiakan kecurangannya itu. Maka untuk menutupi kecurangannya tersebut di pasti akan
berbuat bohong. Selama orang ini belum mau mengaku dan bersikap jujur dan terbuka
terhadap dirinya sendiri maka selama itu pula rasa bersalah akan terus melanda hatinya,
meskipun terkadang itu berusaha untuk ditutupinya. Dan selama itu pula pasti orang tersebut
tidak akan dapat fokus kepada pekerjaannya. Dan pada gilirannya prestasi kerjanya pun akan
menurun, sehingga yang rugi adalah dirinya sendiri.

2. Surat At-Taubah/9: 119

‫قياَ أقييقهاَ النإذيقن آقملنوُا انتلقوُا ن‬


‫اق قوُلكوُلنوُا قمقع ال ن‬
ِ‫صاَإدإققي‬

Artinya: Hai orang orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang orang yang benar.

Ayat ini memberi petunjuk bagaimana cara menjadi orang yang selalu bersikap jujur
dan terbuka yaitu dengan cara bergabung dengan lingkungan yang kondusif yang dapat
memberi pengaruh dan dampak positif bagi kepribadiannya. Hal ini juga menjadi isyarat
bahwa lingkungan yang tidak baik akan berpengaruh bagi kepribadian seseorang. Seseorang
yang bergaul dengan orang orang yang tidak jujur dan tidak terbuka maka cepat atau lambat
orang tersebut juga akan terpengaruh. Sebaliknya kalau kawan kawan dekatnya adalah orang
orang yang jujur dan terbuka maka akan berpengaruh positif bagi kepribadiannya. Redaksi
yang digunakan ayat tersebut adalah maka yang berarti bersama.

Dalam satu kesempatan Nabi SAW membuat ilustrasi betapa pentingnya memilih teman yang
baik itu penting. Apabila seseorang bergaul dengan penjual parfum maka meskipun dia tidak
membelinya pasti akan ke bagian bau harumnya. Sebaliknya kalau seseorang bergaul dengan
tukang pandai besi maka pasti akan mendapat bagian panasnya.
Dalam sebuah hadis Nabi SAW berpesan: "Sesungguhnya kejujuran membawa kepada
kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. dan sesungguhnya .veseomng berlaku jujur
hingga ditulis di sisi Allah .s'ebagai orang yang sangat jujur dan sesungguhnya dusta
membawa kepada kemaksiatan (Ian kenmkxiamn membawa ke neraka, dan sesungguhnya
seseorang berlaku dusta hingga ditulis di sisi Allah sebagai penduxta. (HR, Bukhari dan
Muslim). Dan sabda Nabi SAW di alas yang perlu digarisbawahi adalah bahwa bersikap
jujur dan terbuka itu sebenarnya tidak sulit yang sulit adalah bersikap jujur dan terbuka secara
konsisten. Seseorang yang telah menjadikan sikap terbuka adalah bagian dari sikap mama
dalam hidupnya, maka sebenarnya dia telah meraih separuh kesuksesan hidupnya baik untuk
prestasi dunianya maupun akhiratnya.
Terbuka merupakan perwujudan dari sikap jujur, rendah hati, adil, serta mau
menerima pendapat/masukan dari oranglain. Orang yang bersikap terbuka menunjukkan
kebesaran hati. Ia dengan lapang dada akan menerima masukan dari orang lain, termasuk
juga ketidaksenangan/pun keraguan terhadap dirinya. Untuk mengenali kekurangan diri kita,
butuh perhatian dari orang lain. Mereka bisa teman kita, saudara, bahkan orang yang belum
kita kenal. Dari perantaraan oranglain itulah bisa jadi kita dibukakan pintu hidayah dari
ALLAH swt.

‫ال ۖ قوُلأوُىقلإئ ق‬
‫ك لهنم لأوُللوُ انلقنلقباَ إ‬
‫ب‬ ‫النإذيقن قينسقتإملعوُقن انلققنوُقل قفقينتإبلعوُقن أقنحقسقنله ۚ لأوُىقلإئ ق‬
‫ك النإذيقن قهقدالهلم ن‬

"(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik
diantaranya. Mereka itulah orang2 yang tlah diberi petunjuk oleh ALLAH & mereka itulah
orang2 yang mmpunyai akal sehat." [QS. az-Zumar(39):18]

Pada ayat ini dijelaskan bahwa salah satu ciri orang yang mendapatkan petunjuk/hidayah dari
ALLAH adl orang yang suka mendengar perkataan(al-qaul). Perkataan apa sajakah? Menurut
Imam at-Tabari, yaitu firman ALLAH swt & sabda Rasulullah saw, serta pendapat sesama
manusia. Selanjutnya, berusaha memahami apa yang di dengarnya itu untk kemudian
mengikuti mana yang trbaik.

Ciri-ciri orang yang bersikap terbuka :

1. Tidak malu-malu mengubah keyakinannya/pendapatnya jika terbukti salah.

2. Terbuka untuk mencari informasi dari berbagai sumber shg terhindar dari kekeliruan.

3.Lebih mementingkan materi/pendapat yang disampaikan daripada yang menyampaikannya.

4. Mampu melihat sesuatu secara jujur karena tidak brsikap keras kepala & tertutup.

5. Mudah menerima sesuatu asalkan cukup bukti dan objektif.

Sesungguhnya jujur Itu menggiring ke arah kebajikan dan kebajlkan Itu mengarah ke
surga. Sesungguhnya lelaki yang senantlasa JuJur, la dltetapkan sebagal orang yarg jujur
sesungguhnya bohong Itu menggiringng ke arah dusta. Dusta Itu mengggiring ke neraka.
sesungguhnya lelaki yang senantiasa berbuat bohong itu akan ditetapkan sebagai pembohong.
(HRMuttafaq 'alaih)

5.MAKNA SIKAP ADIL DALAM ISLAM

(Diambil dari BMP PAI Modul 7 dan


https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/view/78/1553)

Pengertian Adil

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata "adil" diartikan:

(1) Tidak berat sebelah/tidak memihak, dalam hal ini tidak memlih salah satu pihak .
semuanya mempunyai kesamaan tanpa perbedaan yang menimbulkan pemihakan .
(2) Berpihak kepada kebenaran .Dalam hal ini adil berarti berpegangan pada perbuatan
yang tidak mengalami penyimpangan /kekeliruan

(3) Sepatutnya/tidak sewenang wenang, dalam hal ini adil berarti bersikap semestinya .

M. Quraisy Shihab (1996 : 111) mengatakan bahwa keadilan yang berarti kesamaan memberi
kesan adanya dua pihak atau lebih, karena kalau hanya satu pihak, tidak akan terjadi adanya
persamaan

Makna spektrum Keadilan

Keadilan menyangkut segala aspek kehidupan beragama. Di antaranya adalah

Pertama, perlunya. Adil dalam aspek AqidahLawan Adil adalah Zalim. Al quran menyebut
bahwa syirik adalah kezaliman yang terbesar, hal ini antara lain disebutkan dalam Q.S.
Luqman/31: 13

‫ك لق ل‬
‫ظنلةم قعإظيةم‬ ‫قوُإإنذ ققاَقل للنققماَلن إلنبإنإه قوُلهقوُ قيإع ل‬
َ‫ظله قياَ لبقننيِ قل لتنشإرنك إباَنلإ ۖ إإنن ال ب‬
‫شنر ق‬

Artinya: Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.
Termasuk dalam aspek aqidah adalah bahwa Allah SWT. mengutus para Rasul dengan
membawa wahyu untuk dapat menegakkan sistem kemanusiaan yang adil. Hal ini dijelaskan
dalam Q. S. Al Hadiid /57: 25.
‫س قوُلإقينعقلقم ن‬
‫ال قمنن‬ ‫س إباَنلإقنسإط ۖ قوُأقننقزنلقناَ انلقحإديقد إفيإه قبأن ة‬
‫س قشإديةد قوُقمقناَإفلع إللنناَ إ‬ ‫ت قوُأقننقزنلقناَ قمقعلهلم انلإكقتاَ ق‬
‫ب قوُانلإميقزاقن لإقيلقوُقم النناَ ل‬ ‫قلققند أقنرقسنلقناَ لرلسقلقناَ إباَنلقببَيقناَ إ‬
‫يِ قعإزيةز‬ ‫اق ققإوُ ي‬‫ب ۚ إإنن ن‬ ‫صلرهل قوُلرلسقلله إباَنلقغني إ‬ ‫قينن ل‬

Artinya: Sesungguhnya kami telah mengutus Rasul Rasul Kami dengan membawa bukti
bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan)
supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi ilu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya
dan rasul rasul Nya. padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi
Maha Perkasa.
Keadilan tidak hanya berlaku bagi makhluk manusia termasuk alam semesta ini
ditegakkan oleh Allah SWT atas dasar keadilan, Q.S. Ar Rahmaan /55: 7 8 menjelaskan hal
ini.

(7) ‫ضقع انلإميقزاقن‬


‫قوُالنسقماَقء قرقفقعقهاَ قوُقوُ ق‬

(8) ‫أقنل قتنطقغنوُا إفيِ انلإميقزاإن‬


Artinya: Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan al mizan (neraca
kesetimbangan) * Agar kamu tidak melampaui batas tentang neraca itu* Dan tegakkanlah
timbangan itu dengan qis dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.

Kedua, dalam aspek syari'ah khususnya yang berkaitan dengan muamalah Al quran
menekankan perlunya manusia berlaku adil. Sebagai contoh Q.S. Al Baqarah/2: 282.

َ‫ب مكمما‬ ‫ب أمكن يمككتت م‬ ِ‫ب مكاَتت ب‬ ‫ب تباَكلمعكدتل ِ مومل يمأك م‬ ِ‫ب بمكينمتككم مكاَتت ب‬ ‫مياَ أميَيمهاَ اَللتذيمن آممتنوُاَ إتمذاَ تممداَيمكنتتكم بتمدكيلن إتلمىىًّ أممجلل تممسممىًّ مفاَككتتتبوُهت ِ موكليمككتت ك‬
‫ق مستفيمهاَ أمكو‬
َ‫س تمكنهت مشكيمئاَ ِ فمإ تكن مكاَمن اَللتذيِ معلمكيته اَكلمح ي‬ ‫ام مربلهت مومل يمكبمخ ك‬ ‫ق ل‬‫ق موكليمتل ت‬
َ‫ب موكليتكملتتل اَللتذيِ معلمكيته اَكلمح ي‬ ‫ات ِ فمكليمككتت ك‬
‫معللممهت ل‬
‫ضتعيمفاَ أمكو مل يمكستمتطيتع أمكن يتتملل هتموُ فمكليتكملتكل مولتيَيهت تباَكلمعكدتل ِ مواَكستمكشتهتدواَ مشتهيمدكيتن تمكن ترمجاَلتتككم ْ فمإ تكن لمكم يمتكوُمناَ مرتجلمكيتن فممرتجبِل‬ ‫م‬
‫ب اَليَشهممداَتء إتمذاَ مماَ تدتعوُاَ ِ مومل‬ ‫ضلل إتكحمداَهتمماَ فمتتمذككمر إتكحمداَهتمماَ اَكلتكخمرىى ِ مومل يمأك م‬ ‫ضكوُمن تممن اَليَشهممداَتء أمكن تم ت‬ ‫مواَكممرأممتاَتن تملمكن تمكر م‬
‫ات موأمكقموُتم تلللشمهاَمدتة موأمكدنمىىًّ أملل تمكرمتاَتبوُاَ ْ إتلل أمكن تمتكوُمن‬ ‫صتغيمراَ أمكو مكتبيمراَ إتلمىىًّ أممجلتته ِ ىمذلتتككم أمكقمسطت تعكنمد ل‬ ‫تمكسأ متموُاَ أمكن تمككتتتبوُهت م‬
‫ب مومل مشتهيبِد ِ موإتكن‬ ِ‫ضاَلر مكاَتت ب‬ ‫س معلمكيتككم تجمناَبِح أملل تمككتتتبوُمهاَ موأمكشتهتدواَ إتمذاَ تممباَيمكعتتكم ِ مومل يت م‬ ‫ضمرةم تتتديترونممهاَ بمكينمتككم فملمكي م‬ ‫تتمجاَمرةم محاَ ت‬
‫ات بتتككل مشكيلء معتليبِم‬ ‫ات مو ل‬ ‫ام ْ مويتمعلكتمتكتم ل‬ ‫ق بتتككم مواَتلتقوُاَ ل‬ ِ‫تمكفمعتلوُاَ فمإ تنلهت فتتسوُ ب‬

Artinya: Hai orang orang yang beriman, apabila kalian bermuamalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di
antara kalian menuliskannya dengan adil. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang
yang berhutang itu menginfakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertaqwa
kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun daripada hutangnya. Jika
yang berhutang itu lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak
mampumenginfakkan, maka hendaklah walinya menginfakkan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang laki laki di antara kalian . Jika tidak ada
dua orang laki-laki. maka boleh seorang lelaki dengan dua orang perempuan dari saksi saksi
yang kalian ridhai. supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah
saksi saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil: dan janganlah kalian
jemu menulis hutang itu. baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang
demikian itu lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (tulislah muamalahmu itu). kecuali jika muamalah
itu perdagangan tunai yang kalian jalankan di antara kalian. maka tidak ada dosa bagi kalian
(jika) kalian tidak menuliskannya. Dan persaksikanlah apabila kalian berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling menyulitkan. Jika kalian melakukan yang demikian itu.
maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertaqwalah kepada
Allah: Allah mengajarmu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dalam kaitannya
dengan aspek syari'ah ini termasuk di dalamnya adalah adil dalam menetapkan hukum. yang
nanti akan diberikan penjelasan dalam pembahasan khusus hal tersebut.

Ketiga Aspek Akhlak keadilan kepada diri sendiri.

Dalam hal ini bukan terhadap orang lain saja


Ayat ayat di bawah ini memberikan gambaran hal tersebut:

Q.S. Al-An'aam/6: l52.

ُ‫ف قننفدساَ إإنل لوُنسقعقهاَ ۖ قوُإإقذا قلنللتنم قفاَنعإدللوُا قوُقلنو‬‫شندهل ۖ قوُأقنوُلفوُا انلقكنيقل قوُانلإميقزاقن إباَنلإقنسإط ۖ قل لنقكلبَ ل‬
‫قوُقل قتنققرلبوُا قماَقل انلقيإتيإم إإنل إباَلنإتيِ إهقيِ أقنحقسلن قحنتىى قينبللقغ أق ل‬
‫صاَلكنم إبإه قلقعلنلكنم قتقذنكلروُقن‬ ‫ى‬ ‫ق‬
‫اإ أنوُلفوُا ۚ قذلإلكنم قوُ ن‬‫قكاَقن قذا قلنرقبىى ۖ قوُإبقعنهإد ن‬

Artinya: Janganlah kamu dekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat.
hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami
tidak memikulkan beban kecuali sesuai dengan kemampuannya. Dan apabila kamu berkata
hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kcrabatmu dan penuhilah janji Allah yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.
Dalam memberikan penafsiran ayat tersebut khususnya dalam frase "apabila kamu
berkata hendaklah berlaku adil", Quraish Shihab menyatakan bahwa ucapan seseorang terdiri
dari tiga kemungkinan; pertama, jujur atau benar ini bisa saja bermakna positif atau negatif,
serius atau berbanda; kedua, ucapan yang salah, ada yang disengaja (bohong) ada juga yang
tidak disengaja (keliru); dan ketiga. omong kosong, ini ada yang dimengerti tetapi tidak
berfaedah sama sekali, namun ada juga yang tidak dimengerti.

Perintah berkata dalam ayat tersebut menyangkut ketiga makna tersebut, dalam anti
ucapan bohong dan omong kosong tidak dibenarkan sama sekali untuk diucapkan. Adapun
ucapan yang benar tetapi tidak adil yaitu bukan pada tempatnya maka ucapan seperti ini tidak
dibenarkan. Yang dituntut dari ayat ini adalah bahwa ucapan tersebut jujur atau benar
sekaligus adil dalam arti sesuai pada tempatnya meskipun tertuju kepada kerabat sendiri.

Anda mungkin juga menyukai