Anda di halaman 1dari 9

Gejala dan Penatalaksanaan Pneumotoraks

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

Abstrak

Pneumotoraks merupakan penumpukan udara dalam rongga pleura sehingga


timbul kolaps parsial atau total paru-paru. Diagnosis dapat dibuat dengan
pemeriksaan fisik pada kasus yang berat tetapi biasanya membutuhkan X-ray
dada atau CT scan dalam bentuk yang lebih ringan. Gejala-gejala dari
pneumotoraks yang ditentukan oleh ukuran kebocoran udara dan kecepatan
dengan yang terjadi, mereka mungkin termasuk nyeri dada dalarm banyak kasus
dan sesak napas di banyak. Pneumothoraks spontan lebih sering terjadi pada laki-
laki daripada perempuan. Tension pneumothorax terjadi ketika udara dalam
rongga pleura memiliki tekanan yang lebih tinggi daripada udara dalam paru
disebelahnya. Dekompresi/needle paracenthesis decompresion di ICS II, linea
midclavicula.

Kata kunci : Pneumotoraks, nyeri dada

Abstract

Pneumothorax is a buildup of air in the pleural space, resulting in partial or


total collapse of the lungs. Diagnosis can be made by physical examination in
severe cases but usually requires chest x-ray or CT scan in lighter form. The
symptoms of pneumothorax are determined by the size of the air leakage and the
speed that occurs, they may include cases of the chest and many breaths in the
lot. Spontaneous pneumothorax is more common in female males. Tension of the
pneumothorax occurs in the air in the pleural space having a higher than air in
the lung adjacent to it. Decompression / decompression of needle paracentesis in
ICS II, midclavicula linea.

Keywords: Pneumothorax, chest nipples

Pendahuluan
1
Pneumotoraks merupakan penumpukan udara dalam rongga pleura sehingga
timbul kolaps parsial atau total paru-paru. Hal ini dapat terjadi secara spontan pada
orang tanpa kondisi paru-paru kronis (primer) serta pada mereka dengan penyakit
paru-paru (sekunder), dan trauma yang terjadi setelah trauma fisik dada, atau sebagai
komplikasi dari perawatan medis. Udara di antara pleura parietalis dan viseralis
berkumpul dan menumpuk maka peningkatan tekanan dalam rongga pleura dapat
menyebabkan kolaps paru yang berlangsung progresif.

Diagnosis dapat dibuat dengan pemeriksaan fisik pada kasus yang berat tetapi
biasanya membutuhkan X-ray dada atau CT scan dalam bentuk yang lebih ringan.
Tipe pneumothoraks yang paling sering ditemukan adalah pneumotoraks terbuka,
tertutup, dan tension pneumothoraks.

Anamnesis

Anamnesis adalah wawancara antara dokter, penderita atau keluarga penderita


yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien, mengenai semua data tentang
penyakit. Anamnesis juga merupakan sarana holostik dalam pembinaan tumbuh
kembang anak. Dapat dibagikan kepada 2 jenis yaitu:

a. Alloanamnesis: riwayat penyakit didapat dari orang tua atau sumber lain.
Bagi kasus anak, anamnesis biasanya didapatkan dari jenis ini karena anak-
anak masih tidak bisa memahami keluhan yang mereka hadapi dan tidak tahu
untuk mengekpresikannya.
b. Autoanamnesis: riwayat penyakit yang langsung didapatkan dari pasien.
pasien sendiri yang menemui dokter dan memberitahu sendiri riwayat
penyakit dan keluhan yang mereka hadapi.

Dalam anamnesis dalam kasus ini, harus diketahui adalah riwayat persalinan, riwayat
tumbuh kembang, riwayat penyakit sekarang (RPS), riwayat penyakit dahulu (RPD),
riwayat penyakit keluarga (RPK).

Anamnesis yang didapatkan batuk berdahak sejak 3 bulan lalu, pernah batuk berdarah
1 bulan lalu, 1 minggu ini pasien sesak dan 1 jam terakhir semakin sesak, pasien
merokok 20 tahun lalu 1-2 bungkus/hari. Celana makin longgar.

Pemeriksaan Fisik

2
Mungkin tidak ada kelainan pada pemeriksaan fisik terutama jika pneumothoraks
yang kecil. Bunyi napas berkurang pada sisi yang terkena, seperti udara dalam rongga
pleura mengimbangi suara. Perkusi dada mungkin terdengar hipersonor dan resonansi
vokal dan fremitus taktil menururn. Tension pneumothoraks ditandai dengan
bernapas cepat, sianosis, hipotensi, dan kebingungan. Sisi dada yang terkena
mungkin hiperexpanded dan menunjukkan gerakan menurun, dengan gerakan
peningkatan disisi lain. Tanda khas nya ialah seperti deviasi dari trakea (batang
tenggorok) untuk satu sisi dan adanya peningkatan vena jugular.

Hasil Pemeriksaan Fisik


Kesadaran : Compos mentis
KU : Sesak Nafas
TTV :-
Pernapasan saat masuk 25x/menit sekarang 30x/menit. Perkusi hipersonor sampai
sonor. Auskultasi vesikuler menurun sampai vesikuler.

Pemeriksan Penunjang

Konfirmasi dengan pencitraan medis biasanya dibutuhkan dalam keadaan


pneumothoraks primer. Tetapi dalam keadaan tension pneumothoraks ideal diobati
sebelum, terutama jika ada hipoksia berat, tekanan darah sangat rendah atau tingkat
gangguan kesadaran. Namun sinar x terkadang diperlukan jika ada keraguan tentang
lokasi pneumothoraks.

1) Computed Tomography (CT atau CAT scan), dalam pneumothoraks primer


diduga membantu mengidentifikasi blebs atau lesi kistik, dan ada pneumothoraks
sekunder dapat mengidentifikasi sebagian besar penyebab.

2) Analisa gas darah arteri dapat menungkapkan hipoksemua, yang mungkin disertai
asidosis repiratorik dan hiperkapnia. Tekanan parsial oksigen arteri dapat
menurun pada awalnya, tetapi secara khas akan kembali normal dalam waktu 24
jam.

3) Bronkoskopi digunakan untuk menyelidiki sumber perdarahan di paru-paru jika


dicurigai ca paru. Dapat digunakan untuk mengumpulkan organisme penyebab
pneumonia dan menghilangkan sekresi, darah, nanah dan benda asinng.

3
4) Thoracoscopy digunakan ntuk memperoleh contoh jaringan untuk biopsi paru dan
untuk mengobati akumulasi cairan di ruang pleura. Obat dapat diberikan melalui
thoracoskopi untuk mencegah reakumulasi cairan dalam ruang pleura. Namun
prosedur ini lebih invasuf, menimbulkan luka dan membutuhkan rawt inap.

Working Diagnosis

Dari hasil anamnesis, gejala klinik dan pemeriksaan penunjang pasien


tersebut didiagnosa terkena Tension Pneumotoraks. Pneumotoraks adalah kumpulan
dari udara atau gas dalam rongga pleura dari dada antara paru-paru dan dinding dada.
Hal ini dapat terjadi secara spontan pada orang tanpa kondisi paru-paru kronis
(primer) serta pada mereka dengan penyakit paru-paru (sekunder), dan banyak
pneumotoraks terjadi setelah trauma fisik dada, cedera ledakan, atau sebagai
komplikasi dari perawatan medis. 5
Gejala-gejala dari pneumotoraks yang ditentukan oleh ukuran kebocoran
udara dan kecepatan dengan yang terjadi, mereka mungkin termasuk nyeri dada
dalarm banyak kasus dan sesak napas di banyak. Diagnosis dapat dibuat dengan
pemeriksaan fisik pada kasus yang berat tetapi biasanya membutuhkan X-ray dada
atau dihitung tomography (CT scan) dalam bentuk yang lebih ringan. Dalam sebagian
kecil, pneumotoraks mengarah ke kekurangan oksigen berat dan tekanan darah
rendah, terus berkembang untuk serangan jantung kecuali diobati, situasi ini disebut
pneumotoraks ketegangan (Tension Pneumo-thorax). 5
Pneumothoraks kecil spontan biasanya sembuh dengan sendirinya dan tidak
memerlukan pengobatan, terutama pada mereka yang tidak memiliki penyakit paru-
paru yang mendasari. Dalam pneumothorks lebih besar atau bila ada gejala berat,
udara dapat disedot dengan jarum suntik, atau tabung dada satu arah dimasukkan
untuk memungkinkan udara untuk keluar. Kadang-kadang tindakan bedah diperlukan,
terutama jika drainase tabung tidak berhasil atau seseorang telah mengulangi episode.
Berbagai perawatan, biasanya melibatkan pleurodesis (menempel paru-paru ke
dinding dada), dapat digunakan jika ada risiko signifikan episode berulang dai
pneumotoraks. 5

Differential Diagnosis

4
TB Paru disertai Pneumotoraks

Pneumotoraks yang terjadi pada penderita TB adalah suatu komplikasi. Keadaan ini
terdapat pada proses pneumotoraks sekunder dimana terjadi pada ruptur lesi paru
yang terletak dekat permukaan pleura sehingga udara inspirasi memperoleh akses ke
rongga pleura. Lesi pleura ini juga dapat terjadi pada penyakit emfisema, abses paru,
karsinoma, dan banyak proses lainnya.4 Berbeda dengan pneumotoraks spontan
primer, pada pneumotoraks spontan sekunder keadaan penderita tampak serius dan
kadang-kadang mengancam kehidupan karena adanya penyakit paru yang
mendasarinya.6Pneumotoraks spontan sekunder terjadi oleh karena pecahnya bleb
yang berada di subpleura viseralis dan sering ditemukan di daerah apeks lobus
superior dan inferior. Terbentuknya bleb akibat perembesan udara melalui alveoli
yang dindingnya ruptur kemudian melalui jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat
yang berada di sub pleura viseralis. Sebab pecahnya dinding alveolus ini belum
diketahui dengan pasti, diduga ada dua faktor yaitu penyakit paru dan peningkatan
tekanan intraalveolar akibat batuk.

Alveol disangga oleh kapiler yang mempunyai dinding lemah dan mudah robek,
apabila alveoli tersebut melebar dan tekanan didalam alveoli meningkat maka udara
masuk dengan mudah menuju ke jaringan peribronkovaskuler. Gerakan nafas yang
kuat, infeksi dan obstruksi endobronkial merupakan beberapa faktor presipitasi yang
memudahkan terjadinya robekan selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli dapat
mengoyak jaringan fibrotik peribronkovaskular. Robekan pleura kearah yang
berlawanan dengan tilus akan menimbulkan pneumotoraks sedangkan robekan yang
mengarah ke tilus dapat menimbulkan pneumomediastinum.

Pneumothorax ec causa arspegilloma

Organ tubuh yang paling umum terkena aspergilloma adalah paru-paru. Aspergillus
fumigatus spesies yang paling sering ditemukan, biasanya dihirup sebagai
mikrospora(2-3 µm) yang tidak mengenai orang-orang tanpa penyakit paru-paru yang
mendasarinya atau penyakit sistem kekebalan tubuh. Namun, orang yang telah
memiliki kelainan paru,terutama adanya kavitas, yang biasanya disebabkan oleh TB,
berisiko untuk menderita aspergilloma. Jamur berdiam di kavitas dan mampu tumbuh
bebas dari gangguan karenasistem kekebalan tubuh tidak dapat menembus ke dalam
rongga. Ketika jamur bermultiplikasi, mereka membentuk sebuah bola yang terdiri
dari jaringan yang mati dari paru-paru sekitarnya, mukus, dan debris lainnya.
Arspegiloma ini akan berkoloni di scar atau abscess paru yang terbentuk dari
penyakit sebelumnya. Arpegiloma ini memiliki gejala klinis batuk yang kronis,
penurunan berat badan dan malaise.2

Pneumotorax ec kanker paru-paru

Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau
epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak
5
normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan
pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi
pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan
bentuk epitel dan menghilangnya silia.3 Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit
paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penyebab
pasti pneumotoraks spontan primer (PSS) tidak diketahui, tetapi factor resiko yang
dibuat termasuk jenis kelamin laki-laki, merokok dan riwyat keluarga pneumotoraks
berbagai mekanisme yang mendasari. Pneumotoraks spontan sekunder terjadi pada
pengaturan dari berbagai penyakit paru-paru. Diketahui penyakit paru-paru yang
dapat meningkatkan resiko untuk pneumotoraks adalah kanker paru-paru, sarcoma
melibatkan paru-paru. Pada pasien PSS bilateral dengan reseksi torakoskopi dijumpai
adanya metastase paru yang primernya berasal dari sarcoma jaringan lunak di luar
paru.4

Etiologi

Pneumothoraks spontan dibagi menjadi dua jenis yaitu primer dan sekunder. Primer
terjadi tanpa adanya penyakit paru-paru yang diketahui. Sedangkan sekunder terjadi
pada seseorang dengan penyakit paru seperti emfisema, asma akut, fibrosis kistik dll.
Pneumothorax terbuka yang sering ditemukan adalah trauma tembus pada dada,
pemasangan kateter vena sentral, pembedahan dada, biopsi transbronkial,
torakosentesis atau biopsi pleura tertutup. Pneumothorax tertutup disebabkan karena
trauma tumpul pada dada, kebocoran udara akibat blebs yang ruptur, lesi tuberkulosis
atau kanker yang mengerosi ke dalam rongga pleura.

Tension pneumothorax disebabkan oleh fraktur iga, oklusi atau malfungsi kateter
dada, ventilasi mekanis dll.

Pneumothorax traumatik iatrogenik yaitu aksidental karena biopsi pleura, aspirasi


paru perkutaneus, dan ventilasi mekanik

Epidemiologi

Pneumothoraks spontan lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.


Kejadian tahunan PSP adalah 18-28 per 100.000 pada laki-laki dan 1,2-6,0 pada
wanita. Risiko kambuhnya tergantung pada penyakit paru-paru yang mendasari.
Kematian dari pneumotoraks sangat jarang (kecuali tension pneumothoraks).
Kematian tahunan sebesar 1,26 juta/tahun pada pria dan 0,62 pada wanita, kematian
lebih tinggi pada orang tua dan penderita dengan pneumothoraks sekunder.

6
Patofisiologi

Ruptur pada pleura viseralis atau parietalis dan dinding dada menyebabkan
penumpukan udara yang akan memisahkan kedua pleura tersebut. Tekanan negatif
dirusak dan gaya recoilling paru yang lentur aakan terpengaruh. Paru mengadakan
recoiling dengan cara mengalami kolaps ke arah hilus.

Pneumothoraks terbuka (sucking chest wound) terjadi kalau udara atmosfer


(tekanan positif mengalir langsung ke dalam rongga pleura (tekanan negatif). Ketika
tekanan udara dalam rongga pleura menjadi positif, paru akan kolpas pada sisi yang
terkena sehingga terjadi penurunan kapasitas total paru, kapasitas vital, dan
kelenturan paru. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi akan menimbulkan hipoksia.

Pneumothoraks tertutup terjdi ketika udara memasuki rongga pleura dari dalam
pau sehinggga terjadi peningkatan tekanan pleura yang mencegah pengembangan
paru pada inspirasi normal. Pneumothoraks spontan merupakan tipe lain
penumothoraks tertutup. Pneumothoraks spontan sering terjadi pada pasien penyakit
paru kronis yang berusia lanjut tetapi keadaan ini dapat pula ditemukan pada individu
muda yang bertubuh jangkung dan sehat. Kedua tipe pneumothorax tertutup dapat
mengakibatkan kolaps paru yang disertai hipoksia dan penurunan kapasitas total
paru, kapasitas vital, serta kelenturan paru. Intensitas kolpas paru berkisar antara 5%-
95%.

Tension pneumothorax terjadi ketika udara dalam rongga pleura memiliki tekanan
yang lebih tinggi daripada udara dalam paru disebelahnya. Udara memasuki rongga
pleura dari tempat ruptur pleura yang bekerja seperti katup satu arah. Udara dapat
memasuki rongga pleura pada saat inspirasi tetapi tidak bisa keluar lagi karena
tempat ruptur tersebut akan menutup pada saat ekspirasi. Pada saat inspirasi akan
terdapat lebih banyak udara lagi yang masuk dan tekanan udara mulai melampaui
tekanan barometrik. Peningkatan tekanan udara akan mendorong paru yang dalam
keadaan recoiling sehingga terjadi atelektasis kompresi. Udara juga menekan
mediastinum sehingga terjadi kompresi serta pergeseran jantung dan pembuluh darah
besar. Udara tidak bisa keluar dan tekanan yang semakin meningkat akibat
penumpukan udara ini menyebabkan kolaps paru. Ketika udara terus menerus
menumpuk dan tekanan intrapleura terus meningkat, mediastinu akan tergeser dari

7
sisi yang terkena dan aliran balik vena menurun. Keadaan ini mendorong jantung,
trakea, esofagus, dan pembuluh darah besar berpindah ke sisi yang sehat sehingga
terjadi penekanan pada jantung serta paru sisi kontralateral.

Tanda dan Gejala Klinik

Gejala-gejala dari pneumothoraks ialah nyeri dada yang mendadak. Rasa sakit yang
tajam dan semakin sesak di dada. Denyut jantung cepat, pernafasan cepat, batuk, kulit
menjadi warna kebiruan (sianosis) karena penyumbatan kadar oksigen darah, gerakan
dinding dada yang asimetris akibat kolaps paru, penurunan fremitus vokal yang
berkaitan dengan kolaps paru, rigiditas (kekakuan) dada pada sisi yang terkena akibat
kolaps paru, takikardia akibat hipoksia, bunyi krepitasi pada kulit saar dilakukan
palpasi yang disebabkan kebocoran udara yang merembes ke dalam jaringan.

Prognosis

Prognosis tergantung ada tingkat dan jenis pneumothorax. Pneumothorax spontan


kecil umumnya akan hilang sendirinya tanpa pengobatan. Sebuah pneumothorax
sekunder yang terkait dengan penyakit yang mendasarinya bahkan kecil jauh lebih
serius dan membawa kematian. Maka dari itu membutuhkan perawatan yang intensif.

Tatalaksana

5) Dekompresi/needle paracenthesis decompresion di ICS II, linea midclav

6) Kasa oklusif steril 3 sisi untuk open pneumothorax.

7) Water Seal Drainage (WSD)/Chest Tube

Plastik tabung fleksibel yang dimasukkan melalui bagian samping dada ke ruang
pleura. Hal ini digunakan untuk menghilangkan udara atau cairan atau nanah dari
ruang intrathoracic. WSD diindikasikan untuk pneumothoraks, efusi pleura,
chylothorax, empiema dll. Tabung ini dimasukkan ke dalam suatu daerah di bawah
aksila (ketiak) disebut segitiga aman, dimana kerusakan organ internal dapat
dihindari, hal ini digambarkan dengan garis horizontal padaa tingkat puting susu dan
dua otot-otot dinding dada.

Kesimpulan

8
Laki-laki 30 tahun dengan keluhan sesak didiagnosis tension pneumotoraks.
Pneumotoraks yaitu keadaan dimana ditemukannya udara didalam rongga pleura.
Udara dirongga pleura menyebabkan tekanan didalam rongga pleura tidak negatif
lagi. Paru menjadi kempis, yang disebut dengan kolaps atau atelektasis. Kalau udara
yang menumpuk lebih cepat bisa terjadi akumulasi udara yang meningkat dalam
rongga pleura yang tidak bisa keluar, sehingga pasien sesak nafas, denyut jantung
yang cepat, pernafasan cepat, batuk, kulit dapat mengembangkan warna kebiru-
biruan (sianosis) karena penurunan kadar oksigen darah, pergeseran mediastinal.
Keadaan tersebut merupakan kegawatdaruratan medis dan fatal jika tidak diilangkan
secara cepat dengan drainase.
Daftar Pustaka
1. Bickley LS, Szilagyi PG. Bates buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat
kesehatan.edisi 8. Jakarta:EGC;2009. Hal. 164-70.
2. Burnside JW, McGlynn TJ. Diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta:EGC;2003.
3. Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis.
Jakarta:EGC;2009.hal.77-89.
4. Gleadle J. At a glance : Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta:Erlangga;
2007
5. Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I,dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid
Ke-II Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2017.
6. Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG;2001.
7. Djojodibroto D. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC ; 2014

Anda mungkin juga menyukai