Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

KONSEP MEDIS

A. Definisi

Penyakit jantung katup merupakan istilah yang menggambarkan


disfungsi jantung akibat abnormalitas struktur atau fungsi katup jantung
dapat menyebabkan pressure overload akibat keterbatasan pembukaan
katup atau volume overload akibat penutupan katup yang tidak adekuat.
Penyakit jantung katup dapat diklasifikasikan berdasarkan lesi patologis
yaitu obstruktif (stenosis) atau non-obstruktif (regurgitassi) atau
berdasrakan patofisiologi sebagi pressure overload atau volume overload.
(Iwan N. Boestan, 2007)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keparahan lesi dari


katup tidak berhubungan dengan clinical outcome dari penyakit jantung
katup, akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh respons ventrikel kiri
terhadap beban tersebut (volume atau pressure overload). Ada dasar ituada
kesepakatan bahwa ventrikal kiri pada penyakit jantung katup mempunyai
peranan sangat pentingdan bisa dianggap sebagai “ end-organ damage”,
kerusakan pada organ terakhir yang menetukan/ melindungi fungsi
jantung. Sebagai contoh, pada penderita dengan aorta atau mitral
regurgitasi kronis, outcome setelah intervensi bedah dapat diprediksi dari
hassil pemeriksaan fungsi sistolik ventrikal kiri daripada tingkat keparahan
regurgitasinya. Penderita yang disertai gangguan disfungsi ventrikal
pascakoreksi intervensi bedah, disfungsi ventrikelnya tidak membaik
tetapi menentpa, bahkan mungkin memburuk. (Iwan N. Boestan, 2007)

Pemahaman mengenai klasifikasi sangat penting untuk diketahui


oleh karena itu berkaitan dengan mortalitas dan morbiditas penderita.
Hasil penelitian epidemiologiss menunjukkan, mereka dengan status
fungsional kelas 2, angka mortalitas morbiditas jauh lebih rendah
dibandingkan dengan status fungsional kelas 3-4. Apapun macam lesi dari
katup jantung (stenosis atau regurgitasi) apabila masuk kategori 4, harus
dilakukan pengobatan sesegera mungkin (masuk rumah sakit) dalam upaya
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. (Iwan N.
Boestan, 2007)

Pada dasarnya lesi katup yang bersifat obstruktif harus segera


dilakukan tindakan intervensi mengingat perubahan hemodinamik sering
terjadi dan sukar diduga maupun diatasi terutama bila dipacu oleh faktor
pencetus (infeksi, anemia, dan aritmia). (Iwan N. Boestan, 2007)

Penyakit katup jantung merupakan penyakit jantung yang masih


cukup tinggi insidennya, terutama di negara-negara berkembang seperti
indonesia. Namun, akhir-akhir ini, prevalensi penyakit katup jantung
cenderung semakin menurun, sedangkan penyakit jantung koroner
cenderung meningkat. Berdasrakan penelitian yang ditemukan diberbagai
tempat di indonesi, penyakit katup jantung ini menduduki urutan ke-2 atau
ke-3 sesudah penyakit katup jantung koroner, dari seluruh jenis penyebab
penyakit jantung. (Prof. Dra. Elly Nurachmach, S.kep., M. App.Sc., D.N.
Sc., 2009)

Katup jantung bekerja mengatur aliran darah dari jantung menuju


arteri pulmonal dan aorta dengan cara membuka dan menutup pada saat
jantung berkontraksi dan berelaksasi selama siklus jantung. (Prof. Dra.
Elly Nurachmach, S.kep., M. App.Sc., D.N. Sc., 2009)

Regurgitasi katup mitral (inkompetensi mitral),(insufisiensi


mitral),(mitral regurgitation/MR) adalah kebocoran aliran balik melalui
katup mitral setiap kali ventrikel kiri berkontraksi. Pada saat ventrikel kiri
memompa darah dari jantung menuju ke Artha, sebagian darah mengalir
kembali ke dalam Atrium kiri dan menyebabkan meningkatnya volume
dan tekanan di Atrium kiri.terjadi peningkatan tekanan darah di dalam
pembuluh yang berasal dari paru-paru, yang mengakibatkan penimbunan
cairan ( kongesti di dalam paru-paru).
Regurgitasi katup mitral merupakan akibat dari abnormal
struktur annulus mitral, katup, korda tendinea, atau otot papilaris.
Regurgitasi mitral akut adalah suatu kelainan dimana katup mitral
jantung tiba-tiba tidak menutup dengan benar. Hal ini menyebabkan
darah mengalir ke belakang(bocor) ke atrium sebelah kiri.
1. Konsep Fisiologis

Katup atrioventrikal memisahkan atrium dan ventrikal, terdiri atas


katup trikuspidalis yang membagi atrium kanan dan ventrikal kanan, serta
katup mitral atau bikuspidalis yang membagi atrium kiri dan ventrikal kiri.
(Prof. Dra. Elly Nurachmach, S.kep., M. App.Sc., D.N. Sc., 2009)

Katup seminularis terletak antara ventrikal dan arteri yang


bersangkutan. Katup pulmonal terletak antara ventrikal kanan dan arteri
pulmonalis, sedang katup aorta terletak antara ventrikal kiri dan aorta.
(Prof. Dra. Elly Nurachmach, S.kep., M. App.Sc., D.N. Sc., 2009)

Katup normal memiliki dua ciri aliran yang kritis,: aliran searah
dan aliran yang tidak dihalangi. Katup akan membuka bila tekanan dalam
ruang jantung diproksimal katup lebih besar dari tekanan distal lebih besar
daripada tekanan dlam ruang diproksimal katup. Misalnya, katup
atrioventrikalular akan membuka bila tekanan dalam atrium lebih besar
daripada tekanan tekanan dalam ventrikel, dan akan menutup bila tekanan
venrikel lebih besar daripada tekanan atrium. Daun katup sedemikian
resposifnya sehingga perbedaan tekanan yang kecil (kurang dari 1 mmHg)
antara dua ruang jantung, sudah mampu membuka dn menutup daun katup
tersebut. (Prof. Dra. Elly Nurachmach, S.kep., M. App.Sc., D.N. Sc.,
2009).

2. Disfungsi Katup
a) Insufisiensi katup
Daun katup tidak dapat menutup dengan rapat sehingga darah dapat
mengalir balik atau akan mengalami kebocoran (sinonimnya adalah
regurgitasi katup dan inkompetensi katup). (Prof. Dra. Elly
Nurachmach, S.kep., M. App.Sc., D.N. Sc., 2009)
b) Stenosis katup
Lubang katup mengalami penyempitan sehingga aliran darah
mengalami hambatan atau aliran darah yang melalui katup tersebut
akan berkurang. (Prof. Dra. Elly Nurachmach, S.kep., M. App.Sc.,
D.N. Sc., 2009)

Disfungsi katup akan meningkatkan kerja jantung. Insufisiensi katup


memaksa jantung memompakan darah lebih banyak untuk menggantikan
jumlah darah yang mengalami reguirgitasi atau mengalir balik, jadi
meningkatkan volume kerja jantung. Stenosis memaksa jantung
meningktakan tekanannya agar dapat mengatasi resistensi terhadap aliran
yang meningkat, karena itu akan meningkatkan tekanan kerja jantung.
Respons miokardium yang khas terhadap peningkatan volume kerja dan
tekanan kerja adalah dilatasi ruang dan hipertrofi otot. Dilatasi
miokardium dn hipertrofi merupakan mekanisme kompensasi yang
bertujuan meningkatkan kemampuan jantung dalam memompakan darah.
(Prof. Dra. Elly Nurachmach, S.kep., M. App.Sc., D.N. Sc., 2009)

Kelainan katup mitral dibagi menjadi beberapa kategori berikut:


prolaps katup mitral, stenosis mitral, dan insufisiensi (regurgitasi) mitral.
Kelainan katup aorta dikategorikan sebagai stenosis aorta dan insufisiensi
(reguirgitasi) aorta. Perbedaan kelainan aorta tersebut menimbulkan
berbagai gejala, tergantung dari beratnya, dan mungkin memerlukan
perbaikan secara bedah atau penggantian untuk memperbaiki masalah.
(Prof. Dra. Elly Nurachmach, S.kep., M. App.Sc., D.N. Sc., 2009)

B. Manifestasi Klinis

Regurgitasi katup mitral yang ringan bisa tidak menunjukkan.


Kelainannya bisa dikenali hanya jika dokter melakukan pemeriksaan dengan
stetoskop, dimana terdengar murmur yang khas, yang disebabkan pengaliran
kembali ke dalam Atrium kiri ketika ventrikel kanan berkontraksi. Secara
bertahap, ventrikel kiri akan membesar untuk meningkatkan kekuatan dan
jantung, karena ventrikel kiri harus memompa darah lebih banyak untuk
mengimbangi kebocoran balik ke atrium kiri.

Ventrikel yang membesar dapat menyebabkan palpitasi (jantung


berdebar keras), terutama jika penderita berbaring miring ke kiri. Stream kiri
juga cenderung untuk menampung darah tambahan yang mengalir kembali
dari ventrikel kiri.

Atrium yang sangat membesar sering berdenyut sangat cepat dalam


pola yang pola yang kacau dan tidak teratur ( Distilasi atrium), yang
menyebabkan berkurangnya efisiensi pemompaan jantung. pada keadaan ini
Atrium betul-betul hanya bergetar dan tidak memompa; berkurangnya aliran
darah yang melalui atrium, memungkinkan terbentuknya bekuan darah. Jika
suatu bekuan darah terlepas, Iya kan terpompa keluar dari jantung dan dapat
menyumbat Arteri yang lebih kecil sehingga terjadi stroke atau kerusakan
lainnya. Regurgitasi yang berat akan menyebabkan berkurangnya aliran darah
sehingga terjadi gagal jantung, yang akan menyebabkan batuk, sesak nafas
pada saat melakukan aktivitas dan pembengkakan tungkai.

Tanda dan gejala pada MR yaitu :

a. Edema paru
b. penurunan curah jantung, terutama saat aktivitas fisik, dan disertai dengan
kelelahan dan kelemahan.
Hal ini terjadi pada MR kronik .
c. Dispnea, ortopnea, atau paroxysmal nocrurnal dyspnea, yang biasanya
terdapat pada pasien dengan MR kronik yang berat dan disfungsi ventrikel
kiri
d. Gejala gejala gagal jantung Mr kronik yang berat.

Regurgitasi katup mitral biasanya diketahui melalui murmur yang


khas, yang biasa terdengar pada pemeriksaan dengan stetoskop ketika
ventrikel kiri berkontraksi, elektrokardiogram (EKG) danrontgen dada bisa
menunjukkan adanya pembesaran ventrikel kiri. Pemeriksaan yang paling
informatif adalah ekokardiografi, yaitu suatu tehnik penggambaran yang
menggunakan gelombang ultrasonik.Pemeriksaan ini dapat menggambarkan
katub yang rusak dan menentukan beratnya penyakit.
C. PATOFISIOLOGI PENYAKIT JANTUNG

Faktor predisposisi

 Respons imunoligs terhadap


infeksi
Mikroorganisme:
 Perubahan metabolisme
akibat penuaan Bakteri (streptokokus, enterokokus,
 Prosedur diagnostik invasif pneumokokus, stafilokokus). Fungi,
 Pengobatan imunosupresif riketsia, dan streptokokus viridans.
 Antibiotik jangka panjang

Invasi ke katup dan permukaan


ednotel jantung

Rematik endokarditis

Fenomena reaksi
sensitivitas: pembengkakan,
fibrosis dan perforsi daun
katup serta erosi pinggir
daun katup
Pe↑ pembentukan modul dan
jaringan perut, penebalan progresif
dan pengerutan bilah-bilah katup Proses penuaan

Gagal ventrikel, pembesaran


ventrikel, dan bentuk ventrikel Kerusakan bilah katup
Kalsifikasi dan sklerosis
jaringan katup

Kemampuan otot papilaris untuk


Penutupan/kekuatan katup Derajat perubahan
mendekatkan daun-daun katup pada
sempurna bentuk↑ yang dialami oleh
waktu katup menutup berkurang
katup

Lubang katup melebar Regurgitasi/insufi Ruptut otot Tekanan


siensikatup papilaris hemodinamika
stenosis katup oleh IMA lebih↑ pada katu
Mempersulit penutupan katup mitralis dan aorta

(Prof. Dra. Elly Nurachmach, S.kep., M. App.Sc., D.N. Sc., 2009)


D. PENATALAKSANAAN
Terapi yang diberika pada pasien MR bertujuan untuk memperbaiki
curah jantung, mengurangi regurgitasi dan memperbaiki edema pulmonal.
Pada MR akut, dapat diberikan :

a. Deuritik IV : memperbaiki edema pulmonal .


b. Vasidilator ( Na nitroprussida ) : Memperbaiki curah jantung
c. Warfarin : memperbaiki fibrilasi atrial.
d. Pengobatan untuk menangani gagal jantung, seperti dieretik , beta-bloker.
ACE-1, dan didgitalis , dapat menangani MR yang terdapat
kardiomyopati.

Sedangkan, pemberian vasodilitator pada MR kronik tidak disarankan


karena karena tidak memberikan prognosis yang baik. Karena MR kronik
dapat menyebab gangguan fungsi kontraktilitas jantung dan gagal jantung,
disarankan penanganan dengan pembedahan katup mitral. Permukaan katup
jantung yang rusak mudah terkena infeksi serius ( endocarditis infeksius).
Karena itu untuk mencegah terjadinya infeksi, seseorang dengan katup yang
rusak atau katup buatan harus mengkonsumsi antibiotic ( seperti sebelum
menjalani tindakan pencabutan gigi atau pembedahan )

Pemedahan mungkin dilakukan untuk memperbaiki katup atau


menggantinya dengan katup ( Prostetik ) buatan.

Pembedahan ini termasuk :

a. Perbaikan katup mitral ( mitral valve reoair), yaitu rekontruksi katup


mitral yang menyebabkan regurgitasi , seperti penyambungan kembali
daun katup keannulus mitral, atau penyambungan korda tendinea
b. Penggantian katup mitral ( mitral valve replacement).
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN

Anda mungkin juga menyukai