OLEH :
NIM. P07124018047
Mengadopsi dari pendapat Wiyati (dalam Mulyana, 2011) maka suatu komunikasi
antarpribadi dalam kebidanan bisa terjalin dengan efektif sangat tergantung pada pribadi
bidan dan klien, antara lain :
1. Respect
Respect dalam komunikasi diartikan sebagai bentuk sikap saling
menghargai dan menghormati di antara komunikator dengan komunikan.
Keinginan untuk dihargai dan dihormati merupakan bentuk kebutuhan
manusia. Keinginan dihargai dan dihormati merupakan harapan dan keinginan
yang tidak bisa tertunda, tetapi kebutuhan yang harus dipenuhi. Jika kita
membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling mengharagi dan
menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan
sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu
maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
2. Empathy
Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu syarat utama
dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan
atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh
orang lain.
3. Audible
Adanya kemampuan audible mendorong bidan memiliki sifat terbuka dan
kepedulian dalam mendengarkan keluhan atau informasi dari klien. Hukum ini
mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar
pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.
4. Clarity
Hukum ini terkat dengan kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
enimbulkan multi interprensi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Arti
clarity dalam kebidanan menunjukkan keterbukaan dan transparansi bidan
dalam intervensi kebidanan kepada kliennya.
5. Humble
Istilah humble menunjukkan sikap rendah hati. Sikap rendah hati bidan
sangat dibutuhkan dalam menciptakan atau membangun sikap saling
menghargai dan menghormati.
C. TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi efektif terjadi apabila suatu pesan yang diberitahukan komunikator
dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah
persepsi. Khususnya komunikasi verbal dalam forum formal, siperlukan langkah-langkah
yang tepat. Langkah-langkah tersebut antara lain :
1. Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi.
2. Menyampaikan pesan dengan jelas.
3. Menggunakan alat bantu yang sesuai.
4. Membuat suasana menyenangkan.
5. Memanfaatkan bahasa tubuh dengan benar.
3. Faktor Komunikator
Komunikator adalah orang atau kelompok prakarasa dalam menyampaikan
pesan kepada komunikan. Komunikator berperan menyampaikan informasi dan
sumber komunikasi.
a. Ciri-ciri komunikator yang menciptakan efektivitas komunikasi
Secara umum, ciri-ciri komunikator yang membangun hubungan
personal dan menciptakan komunikasi yang efektif oleh Saragih (2009),
dikatakan sebagai komunikator harus : (a) bersedia mendapatkan atau
mendengar pendapat orang lain dan tidak menganggap dirinya sebagai
otang yang paling benar, (b) selalu ingin bekerja sama dengan orang lain,
(c) tidak mendominasi, (d) mengadakan komunikasi timbal balik.
Beberapa persyaratan kepada bidan agar menjadi komunikator yang baik
antara lain :
1) Tindakan komunikator yang baik
2) Sikap komunikator
3) Sifat-sifat komunikator yang baik
4) Keterampilan komunikator dalam berkomunikasi
5) Memiliki afirmasi
b. Ciri-ciri komunikator tidak efektif dalam kebidanan
1) Ciri-ciri komunikator yang buruk
Adapun ciri-ciri komunikator yang buruk antara lain : (a)
merasa bahwa pendapatnya adalah pendapat yang paling baik dan
enar, sehingga dia tidak bersedia untuk mendengarkan pendapat
orang lain, (b) selalu menginginkan komunikasi satu arah dan tidak
mau menerima masukan dari orang lain, (c) bersifat autoraksi dan
instruksional.
2) Komunikator yang melepaskan diri
Ciri-ciri komunikator yang melepaskan diri antara lain : (a)
lebih banyak menerima dari lawan komunikasi, (b) terkadang
timbul rasa rendah diri, (c) lebih suka mendengarkan pendapat
orang lain, namun dia sendiri kurang sungguh-sungguh untuk
menanggapi dan (d) sumbangan pikirannya tidak mengandung arti
sehingga dia suka melemparkan tanggung jawabnya kepada orang
lain.
3) Komunikator yang menarik diri
Ciri-ciri komunikator yang menarik diri antara lain : (a)
selalu bersifat pesimistis sehingga dia merasa bahwa komunikasi
tidak berarti atau tidak dapat diperbaiki lagi, (b) lebih suka melihat
keadaan orang lain, kalau menginginkan sesuatu dia selalu
berusaha untuk menghindari diri dari berbagai aktivitas
komunikasi, (c) cederung menjadi orang yang pendiam.
4. Faktor Komunikan
Proses komunikasi tidak mengandung unsur perhatihan, pemahaman, dan
kesediaan menerima pesan dari komunikan, maka komunikasi itu dianggap gagal.
Untuk melihat sejauh mana pemahaman klien terlihat dari seberapa besar
antusiasi dan motivasi klien terhadap uraian-uraian intervensi kebidanan. Adapun
kesediaan klien terlihat dari kontinuitas untuk menjalankan intervensi kebidanan
yang dibuat bidan.
Pieter,Herri Zan. 2012. Pengantar Komunikasi dan Konseling. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Wulandari, Diah. 2009. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta :
Nuha Medika.