Anda di halaman 1dari 13

“KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM ASUHAN KEBIDANAN”

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KOMUNIKASI DALAM


PRAKTEK KEBIDANAN

OLEH :

PUTU AYU SHINTA AGUSTINI

NIM. P07124018047

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN DENPASAR
PRODI D-III JURUSAN KEBIDANAN
SEMESTER I TINGKAT 1
TAHUN 2018/2019
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Seperti apa yang telah kita ketahui tentang proses komunikasi adalah proses
penyampaian pikiran dan perasaan dari komunikator kepada komunikan. Pikiran itu bisa
berupa gagasan, informasi, atau opini. Perasaan tersebut dapat berupa ekspresi, kepastian,
keraguan, kekhawatiran, kemarahan maupun keberanian.
Menurut Wiyati (2011) mengatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila
pikiran yang disampaikan itu melalui perasaan yang disadari. Sebaliknya, komunikasi
akan gagal apabila saat menyampaikan pikiran dan perasaan itu tidak terkontrol. Namun,
yang menjadi permasalahan adalah bagaimana cara agar gambaran yang dibentuk dalam
benak pikiran dan isi kesadaran dapat dimengerti, diterima, dan bahkan diterapkan
komunikan.
Menurut Diah Wulandari (2009) mengatakan bahwa komunikasi efektif
merupakan tersampaikannya gagasan,pesan dan perasaan dengan cara yang baik dalam
kontak sosial yang baik pula. Komunikasi yang efektif apabila pesan diterima dan
dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindak lanjuti dengan
sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu. Komunikasi
efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima
dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Menurut Saragih (2009) mengatakan bahwa komunikasi dikatakan efektif apabila
ada kegiatan atau proses pengungkapan ekspresi komunikasi dengan berbagai media baik
itu melalui media yang baik antara lain melalui bahasa, symbol, dan isyarat. Sementara
itu menurut Burtani dkk (2000) mengatakan bahwa efek aktivitasnya suatu komunikasi
berarti komunikasi yang dilakukan antara komunikator dan komunikan telah
menunjukkan ketepatguna hasil guna dan menunjang tujuan komunikasinya.
Adapun juga menurut Gunadi (1998) menekankan bahwa pemahaman
efektivitasnya komunikasi berdasarkan proses perasaan, sikap, fakta-fakta kepercayaan
dan ide-ide antara komunikator dan komunikan.

B. PRINSIP-PRISNSIP KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Mengadopsi dari pendapat Wiyati (dalam Mulyana, 2011) maka suatu komunikasi
antarpribadi dalam kebidanan bisa terjalin dengan efektif sangat tergantung pada pribadi
bidan dan klien, antara lain :

Keterbukaan, mencakup sikap terbuka bagi setiap orang dan keinginan


untuk berinteraksi dengan orang lain dan keinginan untuk menanggapi
secara jujur semua stimulus yang datang kepadanya.
Empati, yakni ikut merasakan sebagaimana dirasakan dan mencoba
merasakan dalam cara yang sama dengan orang lain.
Dukungan, ada kalanya yang perlu diucapkan namun juga tidak
diucapkan.
Kepositifan, mencakup perhatian positif terhadap diri seseorang suatu
perasaan positif itu dikomunikasikan dan mengefektifkan kerja sama.
Kesamaan, mencakup kesamaan suasana dan kedudukan antara orang-
orang yang saling berkomunikasi.

Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan seorang bidan dalam


menjalankan efektivitas komunikasi dengan kliennya di antaranya :

Memahami maksud dan tujuan komunikasi.


Mengenali kliennya dengan baik.
Berorientasi pada tema komunikasi.
Menggunakan alat bantu komunikasi yang sesuai dengan kebutuhannya
dan menjadi seorang pendengar yang baik.
Menghindari konflik komunikasi dan membuat suasana menyenangkan.

Mengadopsi pendapat Wilbur Scramn (dalam Wulandari,2009) untuk


menciptakan the condition of success in communication atau kondisi yang dapat
membangkitkan tanggapan yang dikehendaki antara bidan dan klien baik dari sudut
pandang isi pesan komunikasinya antara lain :

Pesan dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat


menarik perhatian komunikasi.
Pesan harus menggunakan lambing yang tertuju pada pengalama yang
sama anatara bidan dan kliennya.
Pesan merupakan kebutuhan komunikan yang layak, baik untuk suatu
situasi kelompok, dimana komunikan berada pada saat digerakkan untuk
memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Pesan yang diterima komunikan merupakan jalan untuk membuat suatu
keputusan secara sadar.

Mengadopsi pendapat Wexley maka efektivitas komunikasi bisa dievaluasi dari


efektivitas komunikator. Persyaratan dari keberhasilannya suatu komunikasi diantaranya :

Adanya perhatian (alternation of recipient) dari komunikan. Jika pesan


disampaikan tetapi komunikan mengabaikannya, maka usaha komunikasi
itu gagal.
Pemahaman pesan (comprehension of the message) dari penerima.
Apabila komunikan tidak mengerti atas pesan, maka tidaklah mungkin
akan berhasil dalam memberikan informasi dan memengaruhinya.
Kesediaan menerima pesan (aaceptence) dari komunikan. Suatu pesan
sekalipun bisa dimengerti, menyakinkan, dan memiliki perhatian.
Kemudian berdasarkan hukum komunikasi yang efektif ( the five invevitable laws
of effective communication), maka syarat-syarat efektivitasnya suatu komunikasi dalam
kebidanan dipengaruhi oleh :

1. Respect
Respect dalam komunikasi diartikan sebagai bentuk sikap saling
menghargai dan menghormati di antara komunikator dengan komunikan.
Keinginan untuk dihargai dan dihormati merupakan bentuk kebutuhan
manusia. Keinginan dihargai dan dihormati merupakan harapan dan keinginan
yang tidak bisa tertunda, tetapi kebutuhan yang harus dipenuhi. Jika kita
membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling mengharagi dan
menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan
sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu
maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
2. Empathy
Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu syarat utama
dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan
atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh
orang lain.
3. Audible
Adanya kemampuan audible mendorong bidan memiliki sifat terbuka dan
kepedulian dalam mendengarkan keluhan atau informasi dari klien. Hukum ini
mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar
pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.
4. Clarity
Hukum ini terkat dengan kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
enimbulkan multi interprensi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Arti
clarity dalam kebidanan menunjukkan keterbukaan dan transparansi bidan
dalam intervensi kebidanan kepada kliennya.
5. Humble
Istilah humble menunjukkan sikap rendah hati. Sikap rendah hati bidan
sangat dibutuhkan dalam menciptakan atau membangun sikap saling
menghargai dan menghormati.
C. TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi efektif terjadi apabila suatu pesan yang diberitahukan komunikator
dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah
persepsi. Khususnya komunikasi verbal dalam forum formal, siperlukan langkah-langkah
yang tepat. Langkah-langkah tersebut antara lain :
1. Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi.
2. Menyampaikan pesan dengan jelas.
3. Menggunakan alat bantu yang sesuai.
4. Membuat suasana menyenangkan.
5. Memanfaatkan bahasa tubuh dengan benar.

D. PROSES KOMUNIKASI EFEKTIF


Bagaimana efek suatu proses komunikasi pada seseorang terhadap pesan yang
dikomunikasikan bagaimana efeknya dapat diramalkan bagaimana timbul pada
komunikan. Upaya untuk hal tersebut dengan menciptakan “the condition of success in
communication”, yang kita menginginkan suatu pesan dapat membangkitkan tanggapan
yang kita kehendaki. Kondisi tersebut antara lain :
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik
perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambing-lambang tertuju pada pedngalamanyang sama
antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan
beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk kebutuhan komunikan yang layak
bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat digerakkan untuk
memberikan tanggapan yang dikehendaki.
5. Selanjutnya seorang komunikator harus meneliti sedalam-dalamnya tujuan
komunikan.
6. Komunikan dapat dan akan menerima sebuah pesan jika terdapat kondisi tersebut
secara simultan. Komunikan mampu untuk menepati baik secara mental maupun
secara fisik.

E. TANDA-TANDA DARI KOMUNIKASI EFEKTIF


Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss mengatakan komunikasi yang efektif
paling tidak menimbulkan 5 hal, antara lain :
1. Pengertian
Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi pesan seperti yang
dimaksud oleh pemberi/sumber pesan. Jika tidak adanya saling pengertian maka
akan menimbulkan kesalah pahaman akan menimbulkan konflik dan perkelahian.
Semakin rendah tingkat pemahaman, menurunnya sikap saling pengertian klien
dan semakin tidak termotivasinya klien untuk mengikuti sesi-sesi intervensi
kebidanana berikutnya mencerminkan semakin kurangnya efektifnya komunikasi
yang diciptakan oleh bidan tersebut.
2. Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk pengertian. Komunikasi ini dimaksud untuk menimbulkan
kesenangan. Komunikasi ini dianggap dapat membuat hubungan antara bidan dan
kliennya menjadi lebih hangat, akrab, dan menyenangkan. Hal ini bisa terlihat
motivasinya dan antusias mengikuti sesi komunikasi berikutnya serta adanya
kesadaran klien melaksanakan intervensi kebidanan.
3. Pengaruh pada sikap
Komunikasi ini yang sering dilakukan. Hal ini disebut juga dengan
komunikasi persuasive. Dengan komukasi ini, apa yang kita harapkan dapat
terwujud karena orang atau receiver telah terpengaruh dengan apa yang kita
ungkapkan sehingga komunikasi kemungkinan besar akan menjadi lebih efektif
dengan adanya tindakan persuasive.
Pada kenyataannya hingga saat ini masih banyak sikap pada bidan yang
sulit memerhatikan perbedaan individual dan latar belakang klien. Kemampuan
bidan untuk membedakan sikap tidak terlepas dari sejauh mana dia mau
melakukan komunikasi secara persuasive dengan klien, terutama jika ingin
mewujudkan harapannya mendorong klien mau menerima isi pesan komunikasi.
4. Hubungan yang makin baik
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Zimbardo, membuktikan
bahwa kurangnya sikap untuk saling mengenal dan tingginya anomatis dari
pelaku komunikasi menjadikan orang tersebut memiliki hubungan yang semakin
baik. Jika bidan ingin menciptakan dan membangun komunikasi yang efektif
berarti dia bertujuan juga meningkatkan hubungan interpersonal yang baik dengan
klien.
Dengan komunikasi yang baik, kita akan dapat saling mengenal,
memahami, menumbuhkan ikatan persaudaraan dan mengerti bagaimana orang
atau masyarakat disekitar kita sehingga komunikasi disekitarkita dapat berjalan
dnegan lancar.
5. Tindakan
Keberhasilan suatu komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang
dihasilkan. Untuk menimbulkan tindakan, terlebih dahulu kita harus menanamkan
pengertian, membentuk dan mengubah sikap.
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
Komunikasi mungkin saja disebabkan oleh banyaknya permasalahan teknis dan
manusiawi yang berbeda-beda. Beberapa faktor yang sering menjadi kajian dalam
kesalahan dan ketidakefisien komunikasi bidan dengan klien, antara lain :
1. Pemahaman pesan yang tidak lengkap
Sekarang ini kita sudah memiliki teknologi penyampaian pesan yang sangat
cepat dan canggih dan merambah ke seluruh dunia. Akan tetapi hingga kini belum
ada cara untuk menjamin bahwa orang yang menerima pesan akan memahami
seluruh dari pesan komunikasi. Ada beberapa petunjuk yang kiranya memberikan
masukan bagi bidan untuk menigkatkan pemahaman menyeluruh terhadap isi
pesan atau informasi, antara lain :
a. Menentukan objek dan menganalisis situasi
Langkah-langkah yang dapat dilakukan seorang bidan selaku seorang
komunikator antara lain :
Menentukan objek atau sasaran komunikasi.
Menganalisis situasi.
Menggunakan saluran-saluran komunikasi.
Struktur bahasa, pesan atau media yang digunakan untuk
menyampaikan sesuai dengan kebutuhan, tujuan, penerima serta
situasianya.
Mempredisikan masalah-masalah yang timbul dalam komunikasi.
Membuat langkah-langkah pencegahan jika terjadinya masalah-
masalah komunikasi.
b. Menggunakan bahasa yang sederhana
Pesan-pesan yang disampaikan seorang bidan sebagai komunikator
antara lain :
Pesan yang berisi ide-ide yang sedikit biasanya lebih mudah
dipahami dibandingkan dengan pesan yang panjang dengan banyak
aneka ragam.
Berisikan pesan yang sederhana, jelas, dan tidak sulit dipahami.
Kemudahan membaca pesan terutama pesan tertulis.
Adanya perhatian yang cermat terhadap isi pesan.
c. Menggunakan pengulangan (Use Redundancy)
Karakteristik pesan yang memungkinkan memengaruhi pemahaman
penerima pesan antara lain :
Tingkat pengulangan isi pesan.
Cara penyampaian yang berbeda-beda, namun tujuan isi pesannya
menetap.
Pengulangan yang bertujuan untuk meningktakan pemahaman
komunikan.
d. Menarik umpan balik yang tepat
Jika pemahaman kurang sempurna, maka komunikator bisa melakukan
penjelasan lagi pada waktu berikutnya. Ada beberapa hal yang dapat
dilakukan komunikator guna memperoleh umpan balik dari komunikan,
antara lain :
Komunikator dapat mengulangi apakah komunikan telah
memahami pesannya.
Memberikan dorongan komunikan untuk menyadari bahwa isi
pesan tidak dimultitafsirkan.
Memberikan pertanyaan tertentu sebagai bentuk pengujian
terhadap pengalaman dan maksud dari isi pesan yang telah
disampaikan.
e. Membangun kecakapan penerima pesan
Mengembangkan komunikasi informasi bidan dank lien
seharusnya tidak dianggap sebagai masalah kemampuan dari bidan
semata.kecakapan dari klien sebagai komunikan juga harus bisa
ditingkatkan.

2. Kelebihan beban dalam menerima pesan


Ketidakefektifan suatu komunikasi dalam jaringan kerja kebidanan juga
disebabkan oleh pembagian kerja yang terlalu banyak informasi atau terlalu
sedikit informasi. Jika pesan yang datang melebihi kapasitasnya, maka dia
melakukan komunikasi yang tidak sesuai dengan harapan komunikasi, menolak
pesan tertentu yang sebenernya pesan itu penting atau bisa saja orang tersebut
menjadi nervous. Ada beberapa cara dalam berkomunikasi antara lain :
a. Penyaringan (Filtering) Komunikasi
Penyaringan dapat dilakukan antara lain :
Menolak pesan-pesan tertentu berdasarkan sumber pesan
(komunikator), media, atau kemungkinan relevansi
komunikasi.
Mengabaikan menurut kebutuhan, pesan yang panjang dan sulit
dimengerti.
Membuat penilaian relevansi sumber pesan.
b. Penundaan (Quering)
Alternative lain mengurangi kelebihan beban adalah dengan
melakukan proses penundaan terhadap pesan. Efektivitas penundaan pesan
sangat dipengaruhi ketepatan penelitian seseorang tentang prioritas pesan
dan atas ketersediaan waktu yang diperlakukan untuk memproses pesan-
pesan yang tertunda. Jangan sampai yang telah diproses diulang kembali
sehingga memperburuk kinerja komunikasi.
c. Meningkatkan Kapasitas Pemrosesan Informasi
Apabila komunika mengalami kelebihan bebas, biasanya mereka
akan berusaha keras untuk mempercepat proses pesan sehingga jumlah
kesalahan dengan penafsiran pesan memungkinkan lebih meningkat dan
lebih banyak. Adapun cara meningkatkan kapasitas pemrosesan pesan
adalah belajar membaca dengan cepat, menganalisis laporan, mengingat
pesan, penggunaan computer, dan ikhisar atau gambar-gambar.
d. Pengurangan Informasi
Jumlah informasi yang dikirimkan kepada seseorang dapat
diteruskan dengan mengubah prosedur komunikasi.

3. Faktor Komunikator
Komunikator adalah orang atau kelompok prakarasa dalam menyampaikan
pesan kepada komunikan. Komunikator berperan menyampaikan informasi dan
sumber komunikasi.
a. Ciri-ciri komunikator yang menciptakan efektivitas komunikasi
Secara umum, ciri-ciri komunikator yang membangun hubungan
personal dan menciptakan komunikasi yang efektif oleh Saragih (2009),
dikatakan sebagai komunikator harus : (a) bersedia mendapatkan atau
mendengar pendapat orang lain dan tidak menganggap dirinya sebagai
otang yang paling benar, (b) selalu ingin bekerja sama dengan orang lain,
(c) tidak mendominasi, (d) mengadakan komunikasi timbal balik.
Beberapa persyaratan kepada bidan agar menjadi komunikator yang baik
antara lain :
1) Tindakan komunikator yang baik
2) Sikap komunikator
3) Sifat-sifat komunikator yang baik
4) Keterampilan komunikator dalam berkomunikasi
5) Memiliki afirmasi
b. Ciri-ciri komunikator tidak efektif dalam kebidanan
1) Ciri-ciri komunikator yang buruk
Adapun ciri-ciri komunikator yang buruk antara lain : (a)
merasa bahwa pendapatnya adalah pendapat yang paling baik dan
enar, sehingga dia tidak bersedia untuk mendengarkan pendapat
orang lain, (b) selalu menginginkan komunikasi satu arah dan tidak
mau menerima masukan dari orang lain, (c) bersifat autoraksi dan
instruksional.
2) Komunikator yang melepaskan diri
Ciri-ciri komunikator yang melepaskan diri antara lain : (a)
lebih banyak menerima dari lawan komunikasi, (b) terkadang
timbul rasa rendah diri, (c) lebih suka mendengarkan pendapat
orang lain, namun dia sendiri kurang sungguh-sungguh untuk
menanggapi dan (d) sumbangan pikirannya tidak mengandung arti
sehingga dia suka melemparkan tanggung jawabnya kepada orang
lain.
3) Komunikator yang menarik diri
Ciri-ciri komunikator yang menarik diri antara lain : (a)
selalu bersifat pesimistis sehingga dia merasa bahwa komunikasi
tidak berarti atau tidak dapat diperbaiki lagi, (b) lebih suka melihat
keadaan orang lain, kalau menginginkan sesuatu dia selalu
berusaha untuk menghindari diri dari berbagai aktivitas
komunikasi, (c) cederung menjadi orang yang pendiam.

4. Faktor Komunikan
Proses komunikasi tidak mengandung unsur perhatihan, pemahaman, dan
kesediaan menerima pesan dari komunikan, maka komunikasi itu dianggap gagal.
Untuk melihat sejauh mana pemahaman klien terlihat dari seberapa besar
antusiasi dan motivasi klien terhadap uraian-uraian intervensi kebidanan. Adapun
kesediaan klien terlihat dari kontinuitas untuk menjalankan intervensi kebidanan
yang dibuat bidan.

G. PERAN UMPAN BALIK DALAM KOMUNIKASI KEBIDANAN


Umpan balik (feedback) merupakan respons komunikan terhadap pesan yang
diterima baik secara verbal maupun nonverbal. Arti umpan balik adalah suatu proses
penyampaian persepsi atau informasi guna menjernihkan pemahaman seseorang. Agar
terjadinya umpan balik yang bisa memberikan respons positif bagi komunikan, maka
harus memiliki persyaratan jujur, bersifat khusus dan jelas merupakan bagian dari solusi,
jangan bersifat penilaian, merupakan hasil problem oriented bukan personal oriental,
memerhatikan waktu dan kondisi yang tepat.

1. Jenis-jenis umpan balik dalam komunikasi kebidanan :


a. Jenis umpan balik berdasarkan sikap komunikan
 Zero Feedback, yakni umpan balik yang terjadi jika komunikator
tidak memahami umpan balik yang diberikan komunikan. Ini
terjadi akibat pesan yang kurang jelas atau adanya gangguan-
gangguan komunikasi.
 Feedback Positive, yakni umpan balik yang terjadi jika
komunikator memahami atau mengerti umpan balik yang
disampaikan komunikan. Bentuk umpan balik ini biasanya sangat
baik dan bersifat membangun komunikasi.
Feedback Netral, yakni umpan balik yang tidak memihak kepada
komunikan atau komunikator. Artinya tanggapan komunikan tidak
memiliki relevansi dengan pesan yang disampaikan komunikator.
 Feedback Negatif, yakni umpan balik yang diberikan komunikan
dalam bentuk sikap penolakan atau ketidaksetujuan atas pesan
kmunikator. Reaksi umpan balik negative klien muncul sebagai
akibat sikap bidan yang tidak jelas, tidak konsten, tidak jujur,
melakukan intervensi tidak terbuka dengan klien.
b. Umpan balik berdasarkan cara penyampaiannya
 Feedback Verbal, yakni umpan balik yang disampaikan
komunikan atau komunikator dalam bentuk katra-kata singkat
ataupun panjang. Hal ini sangat terlihat dari reaksi komunikasi dua
arah.
 Feedback Nonverbal, yakni umpan balik yang disampaikan
komunikan atau komunikator dalam bentuk eskpresi wajah, bahasa
tubuh, gerakan-gerakan tubuh, dan isyarat-isyarat tertentu.
c. Umpan balik berdasarkan bentuknya
 Umpan Balik Eksternal, yakni umpan balik yang diterima langsung
oleh komunikator kepada komunikan. Bentuk umpan balik
eksternal dapat berupa sikap persetujuam ataupun penolakan dari
klien.
 Umpan Balik Internal, yaknibentuk umpan balik yang diterima
oleh komunikator bukan dari reaksi orang lain, melainkan umpan
balik dari dirinya sendiri. Bentuk umpan balik ini berupa
percakapan kata nurani, renungan, atau kontemplasi seseorang.

2. Hambatan-hambatan dalam umpan balik komunikasi kebidanan


Ditinjau dari psikologis komunikasi, maka hambatan-hambatan umpan
balik komunikasi dalam kebidanan sebenarnya bersumber dari bidan sendiri,
antara lain :
a) Sikap bidan yang selalu memkasakan kehendaknya kepada klien.
b) Terlalu cepat memberikan penilaian tentang apa yang
didengarkannya.
c) Tidak memberikan kesempatan kepada klien untuk berbicara.
d) Hubungan yang kurang baik antara bidan dengan klien.
e) Tidak melibatkan klien atau keluarganya dalam asuhan atau
intervensi kebidanan.
f) Tujuam komunikasi yang bertentangan antara bidan dengan klien.
3. Cara memperoleh umpan balik yang positif dalam kebidanan
Untuk memperoleh umpan balik yang positif klien dalam komunikasi,
maka indicator-indikator berikut ini merupakan prinsip yang harus dimiliki oleh
bidan, antara lain :
a) Bersedia mendengarkan isi komunikasi dari klien.
b) Memahami situasi dan kondisi psikologis klien.
c) Menyajikan hal-hal yang verbalistik dan dimudah mengerti klien,
serta menghindari kesalah dalam pengucapan atau penggunaan
kata-kata.
d) Menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengandung
umpan balik dari klien.
e) Memberikan kesempatan melakukan relationship personal.
f) Memberikan reward kepada klien dan menjauhkan umpan balik
negative.
DAFTAR PUSTAKA

Pieter,Herri Zan. 2012. Pengantar Komunikasi dan Konseling. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.

Wulandari, Diah. 2009. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta :
Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai