Manifestasi klinik
Gejala asma paling umum adalah batuk (dengan atau tanpa disertai produksi mukus),
dispnea, dan mengi ( pertama-tama pada ekspirasi, kemudian bisa juga terjadi selama
inspirasi).
Serangan asma paling sering terjadi pada malam hari atau pagi hari.
Eksaserbasi asma sering kali didahului oleh peningkatan gejala selama berhari-hari,
namun dapat pula terjadi secara mendadak.
Sesak dada dan dispnea
Diperlukan usaha untuk melakukan espirasi dan espirasi memanjang.
Seiring proses eksaserbasi, sianosis sentral sekunder akibat hipoksia berat dapat terjadi.
Gejala tambahan, seperti diaforesis, takikardia, dan pelebaran tekanan nadi mungkin
dijumpai pada pasien asma.
Asma yang dsebabkan oleh latihan fisik : gejala maksimal selama menjalani latihan fisik,
tidak terdapat gejala pada malam hari, dan terkadang hanya muncul gambaran sensasi
seperti ‘’tercekik’’ selama menjalani latihan fisik
Reaksi yang parah dan berlangsung terus-menerus, yakni status asmatikus, bisa saja
terjadi. Kondisi ini dapat mengancam kehidupan.
Eksema, ruam, dan edema temporer merupakan reaksi alergi yang biasanya menyertai
sama. (Bedah, 2013)
Penatalaksanaan medis
Terapi farmakologis
Terdapat 2 golongan medikasi-medikasi kerja cepat dan control kerja lambat maupun produk
kombinasi.
Agonis agrenergik-beta2 kerja-pendek.
Antikolinergik.
Kortikosteroid: inhaler dosis-terukur (MDI).
Inhibitor pemodifikasi leukotrien/antileukotrien.
Metilxatin.
Penatalaksanaan keperawatan
penatalaksanaan keperawatan yang harus segera dilakukan pada pasien bergantung pada tingkat
keparahan gejala. Pasien dan kelurga kerap merasa takut dan cemas karena sesak napas yang
dialami pasien. Oleh sebab itu, pendekatan yang tenang merupakan aspek yang penting didalam
asuhan.
Kaji status espirasi pasien dengan memonitor tingkat keparahan gejala, suara napas, peak
flow, oksimetri nadi, dan tanda-tanda fital.
Kaji riwayat reaksi alergi terhadap obat sebelum memberikan medikasi.
Identifikasi medikasi yang digunakan pada pasien.
Berikan medikasi sesuai yang diresepkan dan monitor respon pasien terhadap medikasi
tersebut medikasi munhkin mencakup antibiotik jika pasien telah lebih dulu mengalami
infeksi pernapasan.
Berikan terapi cairan jika pasien mengalmi dehidrasi
Bantu prosedur intubasi, jika diperlukan.
Meningkatkan asuhan di rumah dan di komunitas
Meningkatkan pasien tentang perawatan diri
Berikan informesi kepada pasien dan keluarga mengenai asma(inflamasi kronis), tujuan
dan kerja obat, faktor pencetus yang harus di hindari dan cara menghindarinya dan teknik
inhalasi yang tepat.
Intruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor peak-flow.
Ajarkan kepada pasien cara melaksanakan rencana tindakan dan bagaimana serta kapan
mereka oerlu mencari pertolongan.
Berikan materi edukasi terkini untuk pasien, didasarkan pada diagnosis pasien, faktor
kausatif, tingkat pendidkan dan latar belakang budaya.
Melanjutkan asuhah
Tekankan pentingnya kepatuahan terhadap terapi yang telah diprogramkan, tindakan
preventif, dan perlunya tindak lanjut.
Rujuk pasien ke home bealth nurse jika diindikasikan.
Kunjungan rumah untuk mengkaji alergi, mungkin diindikasikan(untuk pasien dengan
eksaserbasi berulang)
Anjurkan pasien untuk bergabung dengan komunitas pendukung.
Ingatkan paseien dan keluarga mengenai pentingnya strategi promosi kesehatan dan
skrining kesehatan yang direkomendasikan. (Bedah, 2013)
BAB II
A. PENGKAJIAN
Nama: Tn. M
Jenis Kelamin: laki-laki
Umur: 21
Tempat / tangal lahir: Tamalanrea, 21-03-2017
Alamat: Tamalanrea, jln. Perintis Kemerdekaan IV
Pekerjaan: Mahasiswa
b. Riwayat kesehatan
1. Kesehatan kesehatan
Keadaan pernapasan <napas>
Nyeri dada
Batuk
Sputum
2. Kesehatan dahulu
Jenis gangguan kesehatan yang baru saja dialami, cedera dan pembedahan.
3. Kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita empisema. Asama, alergi dan Tb.
Demam
Menggigil
Lemah
Keringat dingin malam merupakan gejala yang berkaitan dengan TB
d. Status perkembangan, misalnya :
Ibu yang melahirkan bayi prematur perlu ditanyakan apakah sewaktu hamil
mempunyai masalah-masalah resiko dan apakah usia kehamilan cukup.
Pada usia lanjut perlu ditsnya apakah ada perubahan pola pernapasan, cepat lelah
sewaktu naik tangga, sulit bernapas sewaktu berbaring atau apakah bila flu
sembuhnya lama.
e. Data pola pemeliharaan kesehatan, misalnya :
Tentang pekerjaan
Obat yang tersedia dirumah
Pola tidur istirahat dan stress
f. Pola keterlambatan atau pola peranan-kekerabatan misalnya :
Adakah pengaruh dari gangguan / penyakitnya terhadap dirinya dan keluarganya,
serta
Apakah gangguan mempunyai pengaruh terhadap peran sebagai istri / suami dan
dalam melakukan hubungan seks
g. Pola aktivitas / istirahat
Gejala
Kelelahan umum dan kelemahan
Napas pendek karena kerja
Kesulitan tidur pada malam atau demam malam hari, menggigil atau berkeringat,
mimpi buruk
Tanda :
Takikardia, takipnea / dispnea pada kerja
Kelelahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut)
h. Pola integritas ego
Gejala
Adanya/faktor stress lama
Masalah keuangan, rumah
Perasaan tidak berdaya/tidak harapan
Populasi budaya/etnik
Tanda:
Menyangkal (khusus tahap dini)
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang
I. Makanan/cairan
Gejala
Kehilangan nafsu makan tidak mencerna penurunn berat badan
Tanda
Turgor kulit, buruk, kering/kulit bersisik
Kehilangan otot/hilang subkutan
J. Nyeri/kenyamanan
Gejala
Nyeri dada meningkat karena batuk berulang
tanda
Periksa dikstraksi, gelisah
K. Pernapasan
Gejala
Batuk produtif atau tidak produktif
Nafas pendek
Riwayat TB,terpajang pada individu terinfeksi
Tanda
Peningkatan frekuensi pernapasan (penyakit luas / fibrosis parenkim paru dan
pleura)
Perkusi pekak dan penurunan fremitus. Bunyi nafas menurun,tidak ada secara
bilateral/unilateral. Bunyi nafas tubulas dan/bisikan pekolar diatas leci luas.
Krekles tercatat diatas apek paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek
(krekles pustusik).
Karakteristik sputumadala hijau/purulen, mukiod kuning/bercak darah
Devisiasi trkeas (penyebaran bronkogenik)
Tidak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental
I. Keamanan
Gejala
Adanya kondisi penekanan imun, contohnya AIDS, kanker
Tanda
Demam rendah atau sakit panas akut
m. Interaksisosial
Gejala ;
Peraasan isolasi / penolakan penyakit menular
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab / perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran
n. Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala :
Riwayat keluarga TB
Ketidakmanpuan umum / status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik / kambuhnya TB
o. Pertimbangan penunjang :
p. Rencana pemulangan :
q. Pemeriksaan penunjang :
Rotgen dada
Usap basil tahan asam BTA
Kultursputum
Tes kulit tuberkuum. (Ns. Andra Saferi Wijaya, S.kep dan Ns. Yessie
Mariza Putri, S.kep, 2013)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan nafas b/d bronkospasme, penurunan produksi sekret, sekresi tertahan,
sekresi kentel, penurunan energi, kelemahan.
b. Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan suplai O2, kerusakan alveoli
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d dispnea, kelemahan, produksi sputum,
anoreksia, mual/muntah.
d. Resti infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan utama (penurunan kerja silia, menetapnya
sekret). (bedah, 2013)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Aktivitas-aktivitas :
1. buka jalan nafas dengan chin lift atau jau thrust sebagaimana mestinya
3. indentifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk memasukkan alat membuka jalan nafas
4. masukkan alat nasopharyngeal airway (NPA) atau oropharyngeal airway (OPA) sebagaimana
mestinya
6. buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk atau menyedot lendir.
8. gunakan teknik yang menyenangkan untuk memotivasi bernapas dalam kepada anak-anak
(misal ; meniup gelembung, meniup kincir, peluit, hoarmonika, balon, meniup layaknya pesta :
buat lomba meniup dengan bola ping pong, meniup bulu)
9. instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif
11. auskulatasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau tidak ada dan adanya suara
tambahan
14. ajarkan pasien bagaimana menggunakan inhaler sesuai resep, sebagaimana mestinya