Kelebihan reaktor ini, daya larut oksigen dalam air limbah lebih besar daripada aerated
lagoon, efisiensi proses tinggi, sesuai untuk pengolahan air limbah dengan debit kecil untuk polutan
organik yang sudah terdegradasi. Sedangkan kekurangannya membutuhan lahan yang luas, proses
operasionalnya rumit (membutuhkan pengawasan yang cukup ketat seperti kondisi suhu dan
bulking control proses), membutuhkan energi yang besar, membutuhkan operator yang terampil
dan disiplin dalam mengatur jumlah massa mikroba dalam reaktor, serta membutuhkan
penanganan lumpur lebih lanjut.
Unit lumpur aktif dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan jenis reaktornya, yaituL
Dalam merencanakan unit lumpur aktif dengan Complete-Mix Activated Sludge (CMAS)
terdapat kriteria desain seperti pada Tabel X berikut:
Variabel perencanaan yang umum digunakan dalam pengolahan air limbah domestik
dengan sistem lumpur aktif adalah sebagai berikut:
a. Beban BOD
Beban BOD yaitu jumlah massa BOD di dalam air limbah yang masuk (influent) dibagi
dengan volume reaktor. Beban BOD dapat dihitung dengan rumus berikut:
𝑘𝑔 𝑄 × 𝑆𝑜
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑂𝐷 ( )=
𝑚3 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑉
Keterangan:
Keterangan:
So : Konsentrasu BOD di dalam air limbah yang masuk ke bak aerasi (reaktor)
(kg/ m )
3
(m3)
Q : Debit air limbah yang masuk ke dalam tangki aerasi (m3/jam)
D : Laju pengenceran (jam)m3/kg BOD dan waktu detensi aerator selama (2-5 ) jam.
Kebutuhan dan transfer oksigen dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐵𝑂𝐷 1 𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑒𝑙 = 1.42 × 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑙
Kebutuhan oksigen teoritis menggunakan formulasi sebagai berikut:
𝐿𝑏 𝑂2 /ℎ𝑎𝑟𝑖 = (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑂𝐷𝐿 ) − 1.42 (𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑠𝑚𝑒 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ)
m3)
X : Konsentrasi Volatile Suspended Solid (mg/l) atau (gr/ m3)
Mixed Liquor Suspended Solid (mg/l)