Di susun
Oleh kelompok 6
1. Feby fitriadin G2A217060
2. Feti liszayanti G2A217048
3. Supri fajar baskoro G2A217019
4. Dwi ana farida G2A217004
5. Istiqomah G2A217011
6. Muhamad aenul yaqin G2A217071
7. Ulinuha tubagus rifai G2A217035
A. Latar Belakang
Katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu didunia karena penyakit ini
menyerang tanpa disadari oleh penderitanya. Katarak terjadi secara perlahan -
lahan. Katarak baru terasa mengganggu setelah tiga sampai lima tahun menyerang
lensa mata.
Pada tahun 2020 diperkirakan penderita penyakit mata dan kebutaan
meningkat dua kali lipat. Padahal 7,5% kebutaan didunia dapat dicegah dan
diobati. Kebutaan merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi
yang serius bagi setiap negara. Studi yang dilakukan Eye Disease evalence
Research Group (2004) memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit
mata dan kebutaan didunia akan mencapai 55 juta jiwa. Prediksi tersebut
menyebutkan, penyakit mata dan kebutaan meningkat terutama bagi mereka yang
telah berumur diatas 65 tahun. Semakin tinggi usia, semakin tinggi pula resiko
kesehatan mata. WHO memiliki catatan mengejutkan mengenai kondisi kebutaan
didunia, khususnya dinegara berkembang.
Saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, 60%
diantaranya berada di negara miskin atau berkembang. Ironisnya Indonesia
menjadi Negara tertinggi di Asia Tenggara dengan angka sebesar 1,5%. Menurut
Spesialis Mata dari RS Pondok Indah Dr Ratna Sitompul SpM, tingginya angka
kebutaan di Indonesiadisebabkan usia harapan hidup orang Indonesia semakin
meningkat. “karena beberapa penyakit mata disebabkan proses penuaan. “Artinya
semakin banyak jumlah penduduk usia tua, semakin banyak pula penduduk yang
berpotensi mengalami penyakit mata.
Hingga kini penyakit mata yang banyak ditemui di Indonesia adalah
katarak (0,8%), glukoma (0,2%) serta kelainan refraksi (0,14%). Katarak
merupakan kelainan mata yang terjadi karena perubahan lensa mata yang keruh.
Dalam keadaan normal jernih dan tembus cahaya. Selama ini katarak banyak
diderita mereka yang berusia tua. Karena itu, penyakit ini sering diremehkan
kaum muda. Hal ini diperkuat berdasarkan data dari Departemen Kesehatan
Indonsia (Depkes) bahwa 1,5 juta orang Indonesia mengalami kebutaan karena
katarak dan rata - rata diderita yang berusia 40 - 55 tahun.
Penderita rata - rata berasal dari ekonomi lemah sehingga banyak
diantara mereka tidak tersentuh pelayanan kesehatan. Dan kebanyakan katarak
terjadi karena proses degeneratif atau semakin bertambahnya usia seseorang.
Bahkan, dari data statistik lebih dari 90 persen orang berusia di atas 65 tahun
menderita katarak, sekitar 55 persen orang berusia 75 - 85 tahun daya
penglihatannya berkurang akibat katarak (Irawan, 2008).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran yang nyata tentang asuhan keperawatan dengan
Gangguan Sistem Penglihatan Katarak
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mendeskripsikan pengkajian dengan Gangguan Sistem
Penglihatan Katarak.
2. Untuk mendeskripsikan diagnosa keperawatan dengan Gangguan Sistem
Penglihatan Katarak
3. Untuk mendeskripsikan rencana tindakan pada pasien Gangguan Sistem
Penglihatan Katarak
4. Untuk mendeskripsikan iplementasi keperawatan pada pasien Gangguan
Sistem Penglihatan Katarak.
5. Untuk mendeskripsikan hasil tindakan keperawatan pada pasien
Gangguan Sistem Penglihatan Katarak
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Katarak
1. Defenisi
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya (Ilyas, 2008). Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul
lensa yang mengubah gambaran yang di proyeksikan pada retina. Katarak
merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap
(Istiqomah, 2003)
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut
atau bahan lensa didalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses
penuaan yang terjadi pada semua orang yang berusia lebih dari 65 tahun.
(Muttaqin, 2008).
2. Anatomi Fisiologi
Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5 cm, yang
terletak pada bagian anterior orbit. Bola mata terdiri dari beberapa lapisan.
Kuat dan tidak elastic yang menyususn sclera ini akan mempertahankan
bentuk bola mata dan memberikan proteksi terhadap bangunan - bangunan
halus dibawahnya.
Didalam mata ada 3 lapisan yaitu :
a. Lapisan luar, yang terdiri dari : Sclera, Kornea
b. Lapisan tengah, yang terdiri dari : Koroid, Badan (korpus) siliare, Iris
c. Lapisan dalam, yang terdiri dari : Retina, Fundus optic ,Lensa dan Badan
vitreus
Pada mata terdapat 7 otot volunter dari orbit, 6 diantaranya adapat
memutar bola mata pada beberapa perintah dan mengkoordinasi
pergerakan mata. Pergerakan mata yang terkoordinasi dan visus yang
adekuat diperlukan untuk smemungkinkan fovea sentralis pada masing -
masing mata untuk menerima gambaran pada waktu yang sama.gambaran
berfokus dari fovea masing - masing mata, ditranmisikan ke area optic
darikorteks serebri, tempat otak menginterpretasikan dua gambaran sebagai
suatu gambaran (Istiqomah, 2003).
B. Etiologi Katarak
Menurut Tamsuri, (2008) Katarak disebabkan oleh berbagai faktor seperti :
1. Fisik
2. Kimia
3. Penyakit predisposisi
4. Genetik dan gangguan perkembangan
5. Infeksi virus di masa pertumbuhan janin
6. Usia.
C. Patofisiologi
Menurut Kowalak (2003), patofoiologi katarak dapat bervariasi menurut masing-
masing bentuk katarak. Katarak senilis memperlihatkan bukti adanya agregasi protein,
cedera oksidatif dan peningkatan pigmentasi di bagian tengah lensa, selain itu pada
katarak traumatika dapat terjadi inflamasi atau fagositosis lensa ketika lensa mata
mengalami rupture (Kowalak, 2003). Sedangkan mekanisme katarak komplikasi
bervariasi menurut proses penyakitnya, sebagai contoh pada penyakit diabetes
mellitus akan terjadi peningkatan kadar glukosa dalam lensa yang kemudian
menyebabkan lensa mata menyerap air (Kowalak, 2011) sedangkan katarak kongenital
merupakan bentuk yang memberikan tantanggan khusus.
Tamsuri (2003) mengungkapkan bahwa secara kimiawi pembentukan katarak
ditandai dengan berkurangnya ambilan oksigen dan bertambahnya kandungan air yang
kemudian diikuti dengan dehidrasi. Kandungan natrium dan kalsium bertambah,
sedangkan kalium, asam askorbat serta protein menjadi berkurang.
Menurut Istiqomah (2003), lensa mata berisi 65% air, sisanya berupa protein dan
mineral penting. Katarak terjadi pada saat penurunan ambilan oksigen dan penurunan
air. Dilain sisi terjadi peningkatan kadar kalsium dan berubahnya protein larut menjadi
tidak dapat larut. Pada kondisi tersebut akan menyebabkan gangguan metabolisme
pada lensa mata. Gangguan metabolisme ini akan mengakibatkan perubahan
kandungan bahan-bahan yang ada di dalam lensa. Perubahan inilah yang pada
akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa.Kekeruhan dapat berkembang sampai di
berbagai bagian lensa atau kapsulnya.
D. Klasifikasi Katarak
Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1 tahun.
2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.
3. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien(Nursalam, 2001)
Adapun data-data dari pengkajian Katarak adalah:
a. Aktivitas /Istirahat : Gejalanya yaitu Perubahan aktivitas biasanya/ hobi
sehubungan dengan gangguan penglihatan.
b. Makanan/cairan : Gejalanya yaitu Mual/muntah (glaukoma akut)
c. Neurosensori : Gejalanya yaitu Gangguan penglihatan (kabur/tak
jelas),sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap
penglihatan perifer, kesulitan memfokus kerja dengan dekat/merasa di
ruang gelap (katarak). Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran
cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer,
fotofobia(glaukoma akut). Dan tandanya ytaitu Tampak kecoklatan
atau putih susu pada pupil (katarak), Pupil menyepit ddan merah/mata
keras dengan kornea berawan (glaukoma darurat),dan Peningkatan air
mata.
d. Nyeri/Kenyamanan : Gejala yaitu Ketidak nyamanan ringan/mata
berair (glaukoma kronis), Nyeri tiba –tiba/berat menetap atau tekanan
pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut).
e. Penyuluhan / Pembelajaran : Gejala yaitu Riwayat keluarga glaukoma,
diabetes, gangguan sistem vaskuler, Riwayat stres, alergi, gangguan
vasomotor (contoh peningkatan tekanan vena), dan ketidakseimbangan
endokrin, diabetes (glaukoma).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia ( status kesehatan dan resiko perubahan sosial) dari individu
atau kelompok. Dimana perawat secara kontabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberi intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan ,
menurunkan,membatasi, mencegah dan merubah (Nursalam, 2001)
Menurut Doenges Marylin diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien
dengan penyakit katarak adalah:
1. Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan
intraokuler, kehilangan vitreous.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan
katarak).
3. Gangguan sensori-perseptual : penglihatan b/d gangguan penerimaan
sensori/status organ indra, lingkungan secara terapeutik dibatasi d/d
menurunnya ketajaman, gangguan penglihatan, perubahan respons
biasanya terhadap rangsang.s
4. Kurang pengetahuan (Kebutuhan Belajar) tentang kondisi, prognosis,
pengobatan b/d tidak mengenal sumber informasi , salah interprestasi
informasi, keterbatasan kognitif.
BAB III
STUDI KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Identitas pasien bernama Tn. S, berumur 65tahun, jenis kelamin laki-laki,
bersuku bangsa Jawa, beragama Islam, status kawin, pendidikan terakhir
SD,bekerja sebagai petani, Tn.S saat ini tinggal di Kedung Wuluh RT 13
RW3, Temon,Simo, Boyolali.
3. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama
Mata tidak dapat digunakan untuk melihat dengan baik, pandangan kabur
tidak jelas, terlihat silau dan kemerah-merahan.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengungkapkan bahwa kondisi matanya tidak dapat digunakan
untuk melihatdengan jelas terutama pada mata sebelah kanan. Yang
terlihat hanya samar-samar dan warna kemerah-merahan dan tak jelas.Hal
ini dirasakan pasien sejak 3 bulan yang lalu.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum sedang.Kesadaran compos mentis. Tekanan darah 130/90
mmHg, nadi 82x/ menit, suhu 36C, respirasi 22x/ menit. Pada pemeriksaan,
mata di dapat bentuk simetris, terlihat warna kehitaman disekitar kedua mata,
konjuctiva tidak anemis, seklera tidak ikterik, pupil warna putih keruh.
5. Data Fokus
Data fokus preoperasi data subjektif : Pasien mengatakan pandangan mata
samar-samar, kemerah-merahan dan silau. Pasien juga mengatakan merasa
cemas menghadapi tindakan operasi yang akan datang. Data objektif : Pasien
nampak hanya melihat ke satu arah, pasien terlihat bingung terhadap
lingkungan sekitar, pasien juga nampak cemas.
Data fokus postoperasi dari wawancara dan dari penglihatan didapatkan
Data subjektif : Pasien mengatakan mata kanan terasa nyeri senut-senut. P:
luka operasi, Q: nyeri senut-senut, R: mata kiri, S: 5, T: hilang timbul. Pasien
mengatakan tidak mengetahui tentang perawatan luka setelah operasi.Pasien
dan keluarga menanyakan tentang perawatan dirumah. Data objektif :Terlihat
mata kanan tertutup kassa setelah operasi, klien tampak bingung.
6. Daiagnosa
keperawatan
Preoperasi
1. Gangguan perubahan persepsi sensori: (penglihatan) berhubungan
denganperubahan penerimaan sensori.
2. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kejadianoperasi.
Postoperasi
KESIMPULAN
A. Simpulan
1. Pada pengkajian kasus gangguan system sensori visual : pre dan post
operasi katarak ditemukan data sebagai berikut :
4. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada pasien pre dan post operasi
katarak
Evaluasi tindakan preoperasi :
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Doengoes A Marylin, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC ; Jakarta
Ilyas, 2008. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. FKUI, Jakarta
Istiqomah, 2003. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. EGC : Jakarta
Muttaqin, 2009.Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi. Salemba
Medika ; Jakarta
Nursalam, 2001.Proses & Dokumentasi Keperawatan . Salemba Medika : Jakarta
Tamsuri, 2008.Klien Gangguan Mata & Penglihatan Keperawatan Medikal Bedah.EGC :
Jakarta
http://www.suaramedia.com/kesehatan/penyakit-katarak-menyerang-anamuda.html