ID Pengaruh Kepemilikan Manajerial Kepemili

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran

Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas


terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Adita Nafisa1) Atim Dzajuli2) Djumahir2)

Abstract: Debt Equity (DER) is a policy taken by the management to obtain financial resources
earmarked for operational activities of the company. This research analyzes the influence of
managerial ownership, institutional ownership, firm size, firm growth, free cash flow and
profitability on the debt policy of the firm. A total of 39 companies were chosen as sample.
Multiple-regression is used to analyze data in this study. The results showed that managerial
ownership, institutional ownership, the company's growth and profitability significantly and
negatively related to debt policy. The size of the company has a positive effect on debt policy and
free cash flow doesn’t have effect to the debt policy.

Keywords: Managerial Ownership, Institutional Ownership, Firm Size, Firm Growth, Free Cash
Flow, Profitability, Debt Policy

Abstrak: Kebijakan hutang (DER) merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak
manajemen untuk memperoleh sumber pembiayaan yang diperuntukkan bagi aktivitas
operasional perusahaan. Penelitian ini menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, free cash flow
dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang perusahaan. Sebanyak 39 perusahaan
digunakan sebagai sampel penelitian ini. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Ukuran perusahaan memberikan
pengaruh positif terhadap kebijakan hutang dan free cash flow tidak memberikan
pengaruh terhadap kebijakan hutang.
Kata Kunci: Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow, Profitabilitas, Kebijakan Hutang.

Suatu perusahaan pada umumnya perusahaan dapat meminjamnya di bank


menjalankan kegiatan operasionalnya atau badan usaha lainnya.
bertujuan untuk mencari laba. Menurut Struktur modal merupakan salah satu
Harahap (2002:16) tujuan perusahaan keputusan strategis yang harus diambil oleh
mencakup pertumbuhan yang terus para manajemen perusahaan dimana
menerus, kelangsungan hidup, dan kesan masalah utama yang berkaitan dengan
positif di mata publik. Dalam menjalankan struktur modal adalah sumber pendanaan.
usaha tersebut tentu diperlukan dana dan Salah satu sumber pendanaan pada
modal yang sangat besar sehingga perusahaan adalah menggunakan hutang.
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

1) Postgraduate Student Program of Economy Faculty and Busines, University of Brawijaya, East Java, Indonesia
2) Lecturer Program of Economy Faculty and Business, University of Brawijaya, East Java, Indonesia
Adita Nafisa, Atim Dzajuli Djumahir, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, 123

Sebagian perusahaan menganggap bahwa tahun 2012 meningkat sebanyak 6,23 persen
penggunaan hutang dirasa lebih aman yaitu mencapai Rp 2.618,1 triliun, tahun 2013
daripada menerbitkan saham baru. Babu meningkat sebesar 5,78 persen yaitu
dan Jain (1998) menyatakan bahwa terdapat mencapai Rp 2.770,3 triliun. Sektor Industri
empat alasan mengapa perusahaan lebih merupakan salah satu penyumbang yang
suka menggunakan hutang daripada saham besar dalam pertumbuhan ekonomi tersebut.
baru, yaitu (1) adanya manfaat pajak atas Sektor industri dapat digambarkan
pembayaran bunga, (2) biaya transaksi dengan menggunakan salah satu metode
pengeluaran hutang lebih murah daripada yaitu pengamatan terhadap perusahaan
biaya transaksi emisi saham baru, (3) lebih industri manufaktur yang terdaftar di Bursa
mudah mendapatkan pendanaan hutang Efek Indonesia (BEI) dapat diketahui bahwa
daripada pendanaan saham, (4) kontrol variabel kebijakan hutang yang diproksikan
manajemen lebih besar adanya hutang baru dengan DER (debt to equity ratio) tahun 2009-
daripada saham baru. 2013 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Hal
Menurut trade off theory bahwa semakin ini dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai
tinggi hutang maka semakin tinggi beban berikut:
kebangkrutan yang ditanggung perusahaan.
Penambahan hutang akan meningkatkan Tabel 1. Kebijakan Hutang Perusahaan
tingkat risiko atas arus pendapatan Manufaktur Tahun 2009-2013
perusahaan. Semakin besar hutang, semakin
besar pula kemungkinan terjadinya Tahun
perusahaan tidak mampu membayar Var. 2009 2010 2011 2012 2013
kewajiban tetap berupa bunga dan DER 2.457 1.624 1.240 0.810 0.674
pokoknya. Risiko kebangkrutan akan Sumber: ICMD (Data diolah)
semakin tinggi karena bunga akan
meningkat lebih tinggi daripada Berdasarkan Tabel 1 di atas rata-rata
penghematan pajak. Oleh karena itu, DER perusahaan manufaktur selama tahun
perusahaan harus sangat hati-hati dalam 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami
menentukan kebijakan hutangnya karena penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan penggunaan hutang akan proporsi hutang untuk membiayai aktiva
menurunkan nilai perusahaannya (Sujoko cenderung berubah tiap tahunnya
dan Soebiantoro, 2007). tergantung dari keputusan manajer dan
Persaingan yang semakin kompetitif, pemegang saham. Brigham dan Houston
menuntut fleksibilitas manajer dalam (2006:40) menyatakan dalam signaling theory
mengantisipasi perubahan di masa datang bahwa perusahaan dengan prospek yang
untuk melakukan penyesuaian dan menguntungkan akan mencoba
pengambilan keputusan pendanaan secara menghindari penjualan saham dan
cepat dan akurat. Biro Pusat Statistik (2014) mengusahakan modal baru dengan cara-cara
memperlihatkan bahwa beberapa tahun ini, lain seperti dengan menggunakan hutang.
jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi Shaheen dan Malik (2012) melakukan
dalam negeri, menunjukkan adanya kajian tentang pengaruh faktor-faktor
peningkatan. Tahun 2011 pertumbuhan penentu pembiayaan hutang pada
ekonomi dalam negeri meningkat sebanyak perusahaan tekstil di Pakistan. Tujuan
6,5 persen yaitu mencapai Rp 2.463,2 triliun, penelitiannya adalah mengkaji tiga variabel
124 Ju rna l Ek onom i Bis nis Tahun 21, Nom o r 2 , O k t o b e r 2 0 1 6

independen yaitu intensitas modal, ukuran institusio hutang.


nal Cruthley dan Pengaruh
perusahaan dan profitabilitas sedangkan
terhadap Robert (1989) & kepemilikan
variabel dependen yang dikaji yaitu kebijakan Indahningrum institusional terhadap
pembiayaan hutang. Studi ini menyimpul- hutang. dan Handayani kebijakan hutang
(2009). adalah positif.
kan bahwa proporsi pembiayaan hutang
Putri dan Nasir Kepemilikan saham
dalam struktur modal dipengaruhi oleh (2006), Surya oleh institusi tidak
profitabilitas, ukuran dan intensitas modal dan mempunyai
Rahayuningsih pengaruh terhadap
perusahaan.
(2012), & kebijakan hutang.
Bermula dari hasil kajian empiris Nuraina (2012).
tersebut, penelitian ini berusaha mereplikasi Terdapat Homaifar et al. Ukuran perusahaan
beda (1994), Lopez berpengaruh secara
dan mengembangkan penelitian yang
temuan dan Francisco positif signifikan
dilakukan oleh Shaheen dan Malik (2012), pengaruh (2008), Shaheen terhadap tingkat
namun untuk variabel intensitas modal ukuran dan Malik hutang perusahaan.
perusaha (2012), Junaidi
tidak dikaji sebagai variabel independen, hal
an (2006), Wiliandri
ini dikarenakan sampai dilakukan penelitian terhadap (2007), Surya
ini belum ditemukan adanya research gap kebijakan dan
hutang. Rahayuningsih
pada variabel intensitas modal terhadap
(2012), &
kebijakan hutang. Pengembangan variabel Nuraina (2012).
yang dikaji dalam penelitian ini yaitu Steven dan Lina Ukuran perusahaan
(2011). tidak mempunyai
menambahkan variabel kepemilikan
pengaruh terhadap
manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang.
pertumbuhan perusahaan dan free cash flow
Terdapat Sayilgan et al. Peluang
yang ditunjukkan pada Tabel 2.
beda (2006) & pertumbuhan
temuan Yeniatie dan perusahaan
Tabel 2. Research Gap pengaruh Destriana (2010). berhubungan positif
pertumb signifikan terhadap
Ket. Peneliti Temuan
uhan leverage/ tingkat
Terdapat Moh’d et al. Kepemilikan
perusaha hutang perusahaan.
beda (1998), Fried dan manajerial
an Heyman et al. Peluang
temuan Lang (1988), mempunyai
terhadap (2007) pertumbuhan
pengaruh Putri dan Nasir pengaruh negatif
kebijakan perusahaan
kepemili (2006), & Fadah signifikan terhadap
hutang. berpengaruh negatif
kan dan Novi (2008). kebijakan hutang.
signifikan terhadap
manajeri Indahningrum Kepemilikan
debt ratio.
al dan Handayani manajerial tidak
terhadap Ramlall (2009), Growth tidak
(2009), Yeniatie mempunyai
kebijakan Indahningrum berpengaruh
dan Destriana pengaruh terhadap
hutang. dan Handayani terhadap leverage
(2010), Steven kebijakan hutang.
(2009), Steven perusahaan.
dan Lina (2011),
dan Lina (2011),
Hardiningsih
& Surya dan
dan Oktaviani
Rahayuningsih
(2012), & Surya
(2012)
dan
Rahayuningsih
Terdapat Jensen dan Perusahaan dengan
(2012).
beda Meckling (1986). free cash flow besar
temuan cenderung akan
Terdapat Moh’d et al. Kepemilikan saham
pengaruh mempunyai level
beda (1998), & oleh institusional
free cash hutang yang lebih
temuan Yeniatie dan mempunyai
flow tinggi khususnya
pengaruh Destriana (2010). hubungan yang
terhadap ketika perusahaan
kepemili signifikan dan negatif
kebijakan mempunyai IOS
kan terhadap kebijakan
Adita Nafisa, Atim Dzajuli Djumahir, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, 125
hutang. rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
Jaggi dan Gul Hubungan positif
di atas menunjukkan bahwa terjadi
(1999). antara free cash flow
dengan kebijakan kontradiksi antara peneliti satu dengan
hutang adalah lainnya. Hal ini menjadi alasan dengan
signifikan.
menguji kembali variabel kepemilikan
Indahningrum Free cash flow
dan Handayani berpengaruh positif manajerial, kepemilikan institusional, ukuran
(2009). dan signifikan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, free
terhadap kebijakan
cash flow dan profitabilitas pengaruhnya
hutang.
Putri dan Nasir Free cash flow terhadap kebijakan hutang.
(2006). berpengaruh negatif
terhadap kebijakan
METODE PENELITIAN
hutang.
Hardiningsih Free cash flow tidak Hipotesis Penelitian:
dan Oktaviani berpengaruh H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh
(2012). signifikan terhadap
terhadap kebijakan hutang
hutang.
Jensen et al. (1992) menyimpulkan
bahwa insider ownership berpengaruh negatif
Lanjutan Tabel 2. Research Gap terhadap tingkat debt. Moh’d et al. (1998)
Keterangan Peneliti Temuan menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan
Moh’d et al. Profitabilitas (percent insiders ownership, shareholders
Terdapat (1998), Ozkan berpengaruh
dispersion, dan percent institusional investors)
beda (2001), Sayilgan negatif
mempunyai pengaruh yang signifikan dan
temuan et al. (2006), signifikan
pengaruh Heyman et al. terhadap berhubungan negatif dengan rasio hutang
profitabilitas (2007), & leverage ratio. perusahaan. Friend dan Lang (1988)
terhadap Shaheen dan menunjukkan bahwa kepemilikan saham
kebijakan Malik (2012).
oleh manajemen memiliki hubungan kausal
hutang. Ramlall (2009). Variabel
negatif dan substitusi dengan hutang. Kim
profitabilitas
tidak dan Sorenson (1986) menjelaskan bahwa
berpengaruh pada perusahaan-perusahaan yang saham-
terhadap nya dimiliki oleh sebagian besar oleh
leverage.
manajemen, membutuhkan hutang yang
Indahningrum Profitabilitas
dan Handayani berpengaruh
lebih banyak. Putri dan Nasir (2006), Fadah
(2009), Yeniatie negatif dan Novi (2008) menyimpulkan bahwa
dan Destriana terhadap kepemilikan manajerial mempunyai
(2010), Steven kebijakan pengaruh negatif signifikan terhadap
dan Lina (2011), hutang.
kebijakan hutang.
& Surya dan
Rahayuningsih H2: Kepemilikan institusional
(2012). berpengaruh terhadap kebijakan hutang
Hardiningsih Profitabilitas Grief dan Zychowics (1994) menyatakan
dan Oktaviani berpengaruh bahwa kepemilikan saham oleh institusi
(2012). positif
dapat menggantikan peranan hutang dalam
terhadap
kebijakan memonitor manajemen perusahaan. Moh’d
hutang. et al. (1998) menemukan bahwa kepemilikan
saham oleh institusional mempunyai
hubungan yang signifikan dan negatif
126 Ju rna l Ek onom i Bis nis Tahun 21, Nom o r 2 , O k t o b e r 2 0 1 6

terhadap kebijakan hutang. Hasil berbeda Jensen dan Meckling (1986) menyatakan
ditunjukan oleh Crutchley et al. (1999) bahwa perusahaan dengan free cash flow
bahwa pengaruh kepemilikan institusional besar cenderung akan mempunyai level
terhadap kebijakan hutang adalah positif. hutang yang lebih tinggi khususnya ketika
Indahningrum dan Handayani (2009), perusahaan mempunyai Investment Oppor-
Yeniatie dan Destriana (2010) menyim- tunity Set (IOS) rendah.. Jaggi dan Gul (1999)
pulkan bahwa kepemilikan saham oleh menyatakan bahwa hubungan positif antara
institusi mempunyai pengaruh signifikan free cash flow dengan kebijakan hutang
terhadap kebijakan hutang. adalah signifikan khususnya untuk per-
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh usahaan dengan IOS rendah. Penelitian di
terhadap kebijakan hutang Indonesia tentang pengaruh free cash flow
Penelitian yang dilakukan Homaifar et terhadap kebijakan hutang dilakukan oleh
al. (1994), Lopez dan Sogorb (2008), Shaheen Indahningrum dan Handayani (2009),
dan Malik (2012) menunjukkan hasil yang menunjukan bahwa free cash flow
seragam dimana ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
berpengaruh secara positif signifikan kebijakan hutang. Hasil berbeda ditunjukan
terhadap tingkat hutang perusahaan. Junaidi oleh Putri dan Nasir (2006) bahwa free cash
(2006), Surya dan Rahayuningsih (2012), flow berpengaruh negatif terhadap kebijakan
Nuraina (2012) menyimpulkan bahwa hutang.
ukuran perusahaan mempunyai pengaruh H6: Profitabilitas berpengaruh terhadap
signifikan terhadap kebijakan hutang. kebijakan hutang
H4: Pertumbuhan perusahaan Moh’d et al. (1998), Ozkan (2001),
berpengaruh terhadap kebijakan hutang Sayilgan et al. (2006), Heyman et al. (2007),
Brigham dan Gapenski (1999) menyata- Shaheen dan Malik (2012) dalam kajiannya
kan bahwa perusahaan yang memiliki menunjukan bahwa profitabilitas, berpeng-
tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung aruh negatif signifikan terhadap leverage
membutuhkan dana dari sumber eksternal ratio/debt ratio. Penelitian di Indonesia
yang besar, sehingga cenderung lebih tentang pengaruh profitabilitas terhadap
banyak menggunakan hutang. Sayilgan et al. kebijakan hutang dilakukan oleh Indah-
(2006) dalam kajiannya menyimpulkan ningrum dan Handayani (2009), Yeniatie
bahwa peluang pertumbuhan perusahaan dan Destriana (2010), Steven dan Lina (2011)
berhubungan positif signifikan terhadap dan Surya dan Rahayuningsih (2012)
leverage. Heyman et al. (2007) bahwa peluang menyimpulkan bahwa profitabilitas berpe-
pertumbuhan perusahaan berpengaruh ngaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
negatif signifikan terhadap debt ratio. Hasil
yang berbeda ditunjukan oleh Ramlall (2009) Populasi dan Sampel: Populasi penelitian
menyimpulkan bahwa growth tidak berpe- ini yaitu perusahaan manufaktur dengan
ngaruh terhadap leverage perusahaan. kriteria yang dijelaskan pada Tabel 3.
Yeniatie dan Destriana (2010) menyimpul-
kan bahwa pertumbuhan perusahaan, Tabel 3. Kriteria Penetapan Populasi
berpengaruh positif secara signifikan No. Penetapan Populasi Jumlah
terhadap tingkat hutang perusahaan. 1. Terdaftar di BEI secara 138
berturut-turut periode tahun
H5: Free cash flow berpengaruh terhadap
2011-2013
kebijakan hutang 2. Tidak memiliki kepemilikan (89)
Adita Nafisa, Atim Dzajuli Djumahir, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, 127
manajerial dan kepemilikan internet, buku dan jurnal yang dijadikan
institusional sebagai referensi yang berkaitan dengan
Jumlah Populasi 39
penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh jumlah Metode Analisis Data: Metode yang


populasi sebanyak 39 perusahaan dengan digunakan yaitu analisis regresi berganda
menggunakan teknik sampling jenuh. dengan program aplikasi SPSS. Analisis
Menurut Sugiyono (2006:122) sampling statistik, model regresi linear berganda
jenuh merupakan teknik pengambilan adalah sebagai berikut:
sampel bila semua anggota populasi Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5+ b6X6 +
digunakan sebagai sampel. e
Jenis dan Sumber Data: Jenis data yang Keterangan:
digunakan yaitu data kuantitatif berupa Y = Kebijakan hutang X3 = Ukuran
perusahaan
laporan keuangan perusahaan manufaktur
a = Konstanta X4 = Pertumbuhan
periode 2011-2013. Sumber data yang perusahaan
digunakan yaitu data sekunder. Adapun b = Standardized X5 = Free cash flow
data sekunder yang digunakan pada coefficient beta
penelitian ini bersumber dari Indonesian X1 = Kepemilikan X6 = Profitabilitas
manajerial
Capital Market Directory (ICMD) dan Annual = Standart error
X2 = Kepemilikan e
Report yang diperoleh dari situs Bursa Efek institusional estimation
Indonesia (BEI) di www.idx.go.id dan
sumber lain yang terkait. HASIL
Teknik dan Pengumpulan Data: Teknik Hasil perhitungan analisis regresi linier
pengumpulan data penelitian ini berganda dilakukan dengan bantuan
menggunakan teknik dokumentasi, yaitu Statistical Package for Social Science (SPSS)
cara mengumpulkan data dari catatan- 17.0 for windows, seperti yang ditampilkan
catatan atau dokumen yang berkenaan pada Tabel 4.
dengan masalah yang diteliti. Data tersebut Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Analisis
berasal dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Regresi Linier Berganda
Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
128 Ju rna l Ek onom i Bis nis Tahun 21, Nom o r 2 , O k t o b e r 2 0 1 6

Sumber: Data diolah model penelitian. Berdasarkan hasil


Berdasarkan Tabel 4 persamaan model penelitian diperoleh nilai F sebesar 8,541
regresi dijabarkan sebagai berikut: dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 dan
Y = 0,902 – 0,590X1 – 0,276X2 + 0,215X3 – signifikan pada alpha (α) sebesar 5% (0,05).
0,461X4 + 0,022X5 – 0,466X6 + e Hal ini mempunyai makna bahwa
Tanda negatif pada koefisien regresi X1, kepemilikan manajerial, kepemilikan institu-
X2, X4 dan X6 menunjukkan bahwa variabel sional, ukuran perusahaan, pertumbuhan
kepemilikan manajerial, kepemilikan institu- perusahaan, free cash flow dan profitabilitas
sional, pertumbuhan perusahaan dan layak untuk menjelaskan kebijakan hutang.
profitabilitas mempunyai pengaruh negatif Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan
terhadap kebijakan hutang. Sedangkan tanda bahwa besarnya nilai t hitung untuk variabel
positif pada koefisien regresi X3 dan X5 kepemilikan manajerial (X1) adalah -4,193
menunjukkan bahwa variabel ukuran dengan nilai koefisien sebesar -0,590 dan
perusahaan dan free cash flow mempunyai memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000
pengaruh positif terhadap kebijakan hutang. lebih kecil dari signifikan statistik pada α =
Nilai konstanta sebesar 0,902 5%, sehingga menolak H0 yang artinya
menunjukkan bahwa jika variabel-variabel bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
independen dianggap konstan maka kebijakan negatif dan signifikan terhadap kebijakan
hutang naik sebesar 90,2%. hutang. Artinya semakin banyak kepe-
Besarnya nilai koefisien korelasi berganda milikan saham oleh manajerial akan
(R) adalah 0,564 hal ini menunjukan bahwa menurunkan kebijakan hutang sebesar 59%.
besarnya hubungan antara variabel kepe- Cara yang sama digunakan untuk
milikan manajerial, kepemilikan institusional, melihat variabel kepemilikan institusional
ukuran perusahaan, pertumbuhan perusaha- (X2), ukuran perusahaan (X3), pertumbuhan
an, free cash flow dan profitabilitas dengan perusahaan (X4), free cash flow (X5),
profitabilitas (X6) yaitu berturut-turut: X2
kebijakan hutang sebesar 56,4%. Hasil ini
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
menunjukan bahwa variabel kepemilikan
kebijakan hutang, X3 memberikan pengaruh
manajerial, kepemilikan institusional, ukuran
terhadap kebijakan hutang. X4 berpengaruh
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, free negatif dan signifikan terhadap kebijakan
cash flow dan profitabilitas memiliki tingkat hutang, X5 tidak memberikan pengaruh
keeratan yang tinggi dengan kebijakan terhadap kebijakan hutang, X6 berpengaruh
hutang. negatif dan signifikan terhadap kebijakan
Daya prediksi dari model regresi (R- hutang.
square) yang dibentuk dalam pengujian ini
sebesar 0,318. Hasil ini mengindikasikan PEMBAHASAN
bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan 1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial
institusional, ukuran perusahaan, pertumbuh- Terhadap Kebijakan Hutang
an perusahaan, free cash flow dan profitabilitas Berdasarkan hasil analisis statistik
mempunyai kontribusi terhadap kebijakan inferensial diperoleh bukti bahwa kepe-
hutang sebesar 31,8%, sedangkan sisanya milikan manajerial mempunyai hubungan
68.2% dipengaruhi oleh variabel lain di luar yang signifikan terhadap kebijakan hutang,
model. hal ini mengindikasikan bahwa proporsi
Uji F dalam penelitian ini digunakan kepemilikan saham oleh manajer dan
untuk menguji ketepatan atau keberartian komisaris mempengaruhi kebijakan hutang
Adita Nafisa, Atim Dzajuli Djumahir, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, 129

di dalam perusahaan. Selain itu signi- kepemilikan saham oleh institusi


fikansinya atau pengaruhnya bersifat ne- mempengaruhi kebijakan hutang di dalam
gatif, yang artinya bahwa setiap kenaikan perusahaan. Selain itu, kepemilikan
presentase kepemilikan saham oleh manajer institusional mempunyai hubungan yang
dan komisaris maka akan menurunkan bersifat negatif, artinya bahwa setiap
kebijakan hutang perusahaan-nya. Hal ini kenaikan presentase kepemilikan saham
sejalan dengan Agency Theory yang berkaitan oleh institusi maka akan menurunkan
dengan hutang. Apabila kepemilikan kebijakan hutang perusahaan. Hasil ini juga
manajerial dinaikkan maka manajer yang dapat dijelaskan bahwa ketika suatu
semakin ikut memiliki perusahaan akan perusahaan dikuasai oleh investor
mempertimbangkan tindakan oportunistik- institusional dalam jumlah atau tingkatan
nya dan akan semakin berhati-hati dalam yang besar maka akan menimbulkan adanya
mengambil keputusan pendanaan per- kekuasaan yang besar pada institusional
usahaan berupa hutang. investor tersebut. Kekuasaan yang besar
Hasil kajian ini menguatkan kajian pada kepemilikan institusional ini
sebelumnya yang dilakukan oleh Moh’d et mengakibatkan munculnya kontrol yang
al. (1998) bahwa struktur kepemilikan ketat pula terhadap manajer sehingga
(percent insiders ownership, shareholders tindakan pencarian pendanaan perusahaan
dispersion, dan percent institusional investors) oleh pihak eksternal yaitu berupa hutang
mempunyai pengaruh yang signifikan dan akan semakin ditekan dan dikendalikan.
berhubungan negatif dengan rasio hutang Grief dan Zychowics (1994) juga
perusahaan. Selain itu juga mendukung menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh
penelitian Fried dan Lang (1988) menun- institusi dapat menggantikan peranan
jukkan bahwa kepemilikan saham oleh hutang dalam memonitor manajemen
manajemen memiliki hubungan kausal perusahaan. Dengan demikian, semakin
negatif dan substitusi dengan hutang. besar prosentase saham yang dimiliki oleh
Mendukung pula penelitian Jensen et al. institusi akan menyebabkan usaha
(1992) bahwa insider ownership berpengaruh monitoring menjadi semakin efektif, karena
negatif terhadap tingkat debt. Begitu pula dapat mengendalikan perilaku oportunistik
Putri dan Nasir (2006), Fadah dan Novi yang dilakukan oleh para manajemen dan
(2008) bahwa kepemilikan manajerial memaksa manajemen untuk mengurangi
mempunyai pengaruh negatif signifikan tingkat hutang secara optimal, sehingga
terhadap kebijakan hutang. Hal ini akan mengurangi agency cost.
menunjukkan bahwa penggunaan hutang Hasil kajian ini menguatkan kajian
akan semakin berkurang seiring dengan sebelumnya yang dilakukan oleh Moh’d et
meningkatnya kepemilikan saham oleh al. (1998) dan Friend dan Lang (1988)
insider. menemukan bahwa kepemilikan saham oleh
institusional mempunyai hubungan yang
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional
signifikan dan negatif terhadap kebijakan
Terhadap Kebijakan Hutang
hutang. Sejalan juga dengan penelitian
Berdasarkan hasil analisis statistik
Indahningrum dan Handayani (2009),
inferensial diperoleh bukti bahwa kepe-
Yeniatie dan Destriana (2010), menyim-
milikan insitusional mempunyai hubungan
pulkan bahwa kepemilikan saham oleh
yang signifikan terhadap kebijakan hutang,
hal ini mengindikasikan bahwa proporsi
130 Ju rna l Ek onom i Bis nis Tahun 21, Nom o r 2 , O k t o b e r 2 0 1 6

institusi mempunyai pengaruh signifikan signifikan terhadap tingkat hutang


terhadap kebijakan hutang. perusahaan. Junaidi (2006), Wiliandri (2007),
Surya dan Rahayuningsih (2012), Nuraina
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
(2012) menyimpulkan bahwa ukuran
Kebijakan Hutang
perusahaan mempunyai pengaruh signi-
Berdasarkan hasil analisis statistik
fikan terhadap kebijakan hutang.
inferensial diperoleh bukti bahwa ukuran
perusahaan mempunyai hubungan yang 4. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan
signifikan terhadap kebijakan hutang, hal ini Terhadap Kebijakan Hutang
mengindikasikan bahwa besar kecilnya Berdasarkan hasil analisis statistik
perusahaan yang dihitung melalui logaritma inferensial diperoleh bukti bahwa partum-
natural total aktivanya mempengaruhi buhan perusahaan mempunyai hubungan
keputusan kebijakan hutang pada peru- yang signifikan terhadap kebijakan hutang,
sahaan. Selain itu, Hasil analisis juga hal ini mengindikasikan bahwa tumbuh
menunjukkan bahwa hubungan signifikansi kembang suatu perusahaan mempengaruhi
antara ukuran perusahaan dan kebijakan kebijakan hutangnya. Hasil analisis juga
hutang bersifat positif, yang artinya bahwa menunjukkan bahwa partum-buhan
setiap kenaikan presentase ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang
perusahaan maka akan menaikkan pula bersifat negatif terhadap kebijakan hutang,
kebijakan hutang perusahaannya. dengan kata lain, setiap kenaikan presentase
Ukuran perusahaan adalah suatu skala pertumbuhan perusahaan maka akan
yang dapat diklasifikasikan dalam besar menurunkan kebijakan hutang perusahaan.
kecilnya perusahaan dengan berbagai cara, Perusahaan berkinerja baik berarti
antara lain dengan total aktiva, log size, nilai bahwa perusahaan tersebut bisa meng-
pasar saham, dan stabilitas penjualan (Hol hasilkan keuntungan atau nilai tambah
dan Wijst, 2006). Penentuan ukuran sehingga nilai aktiva yang dimiliki menjadi
perusahaan ada juga didasarkan pada total meningkat dan berarti perusahaan mem-
asset perusahaan (Sujoko dan Soebiantoro, punyai tingkat pertumbuhan yang baik pula.
2007). Besar kecilnya ukuran suatu Pertumbuhan perusahaan merupakan
perusahaan akan berpengaruh terhadap gambaran kinerja perusahaan yang dicapai
struktur modal, semakin besar perusahaan dalam melakukan investasi dan kegiatan
maka akan semakin besar pula dana yang usaha, sehingga semakin besar tingkat
dibutuhkan perusahaan untuk melakukan pertumbuhan perusahaan seharusnya sema-
investasi. Semakin besar ukuran suatu kin mampu perusahaan tersebut mencukupi
perusahaan, maka kecenderungan meng- kebutuhan dananya. Pertumbuhan penjual-
gunakan modal juga semakin besar, hal ini an mencerminkan tingkat produktivitas
disebabkan karena perusahaan besar terpasang yang siap beroperasi serta
membutuhkan dana yang besar pula untuk kapasitas saat ini yang dapat diserap pasar
menunjang operasionalnya. dan mencerminkan daya saing perusahaan
Hasil kajian ini menguatkan kajian dalam pasar. Jadi, semakin tinggi
sebelumnya yang dilakukan oleh Homaifar pertumbuhan perusahaan, maka semakin
et al. (1994), Lopez dan Sogorb (2008), tinggi pula penerimaan perusahaan. Per-
Shaheen dan Malik (2012) menunjukkan usahaan yang memiliki penerimaan tinggi,
hasil yang seragam dimana ukuran berarti memiliki kemampuan pendanaan
perusahaan berpengaruh secara positif internal yang tinggi. Sesuai dengan teori
Adita Nafisa, Atim Dzajuli Djumahir, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, 131

pecking order, perusahaan yang partum- akan menggunakan dana eksternal untuk
buhannya tinggi berarti mempunyai sumber mencukupi kebutuhan pendanaannya. Free
internal yang mencukupi untuk kegiatan- cash flow merupakan dana lebih yang
nya, sehingga perusahaan akan memilih dimiliki perusahaan setelah perusahaan
pendanaan internal terlebih dahulu telah memenuhi semua kebutuhan dana
kemuadian hutangdan saham sebagai untuk investasi dan kegiatan
pilihan terakhir. operasionalnya. Perusahaan mempunyai free
Hasil kajian ini menguatkan kajian cash flow yang tinggi bisa dikatakan bahwa
sebelumnya yang dilakukan oleh Moh’d et perusahaan mempunyai dana internal
al. (1998) dan Bathala et al. (1994) yang berlebih yang belum digunakan untuk
menyatakan bahwa variabel pertumbuhan investasi dan aktivitasnya, sehingga
perusahaan berpengaruh negatif dengan perusahaan akan semaksimal mungkin
rasio hutang perusahaan. Berikutnya kajian memanfaatkan dana internal tersebut untuk
yang dilakukan oleh Heyman et al. (2007) mencukupi kebutuhannya.
menyatakan bahwa peluang pertumbuhan Hasil kajian ini menguatkan kajian
perusahaan berpengaruh negatif signifikan sebelumnya yang dilakukan oleh Hardiningsih
terhadap debt ratio. dan Oktaviani (2012) menyimpulkan bahwa
free cash flow tidak berpengaruh signifikan
5. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap
terhadap hutang.
Kebijakan Hutang
Berdasarkan hasil analisis statistik 6. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebi-
inferensial diperoleh bukti bahwa hubungan jakan Hutang
signifikansi antara free cash flow dengan Berdasarkan hasil analisis statistik
kebijakan hutang bersifat positif, yang inferensial diperoleh bukti bahwa profita-
artinya bahwa setiap kenaikan presentase bilitas mempunyai pengaruh negatif
free cash flow maka akan menaikkan pula terhadap kebijakan hutang (DER). Artinya
kebijakan hutang perusahaan. Hal ini setiap kenaikan kemampulabaan perusa-
menunjukkan ketika free cash flow haan maka akan menurunkan kebijakan
perusahaan untuk aktivitas operasi tinggi hutangnya. Perusahaan yang mempunyai
maka manajer akan meningkatkan pem- profitabilitas yang tinggi menunjukkan
biayaan dananya melalui hutang. Berdasar- bahwa perusahaan tersebut mempunyai
kan hasil analisis statistik inferensial pula kinerja yang baik dan berprospek baik.
diperoleh bukti bahwa free cash flow Menurut Weston dan Brigham (1998: 713),
mempunyai hubungan yang tidak signifikan perusahaan dengan tingkat pengembalian
terhadap kebijakan hutang, hal ini yang tinggi atas investasi menggunakan
mengindikasikan hubungan tingginya free cash hutang yang relatif kecil karena tingkat
flow akan meningkatkan kebijakan hutang pengembalian yang tinggi memungkinkan
perusahaan tidak berpengaruh secara perusahaan untuk membiayai sebagian
langsung. besar pendanaan internal. Dengan laba
Dalam Pecking Order Theory dijelaskan ditahan yang besar, perusahaan akan
bahwa perusahaan akan mengutamakan menggunakan laba ditahan sebelum
penggunaan dana internal untuk kebutuhan memutuskan untuk menggunakan hutang.
investasi dan kegiatan operasionalnya, Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory
sehingga jika perusahaan mempunyai dana yang menyarankan bahwa manajer lebih
internal yang cukup maka perusahaan tidak senang menggunakan pembiayaan yang
132 Ju rna l Ek onom i Bis nis Tahun 21, Nom o r 2 , O k t o b e r 2 0 1 6

pertama yaitu laba ditahan kemudian mungkin bertindak opportunistik dikemudi-


hutang (Sartono, 2001). an hari dan semakin hati-hati dalam
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan hutang.
inferensial pula diperoleh bukti bahwa Kepemilikan institusional berpengaruh
profitabilitas mempunyai nilai signifikan negatif dan signifikan terhadap kebijakan
yang artinya profitabilitas berpengaruh hutang. Artinya ketika suatu perusahaan
terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hal dikuasai oleh institusional investor dalam
ini menunjukkan bahwa perusahaan yang jumlah atau tingkatan yang besar maka akan
menghasilkan laba yang lebih besar, menimbulkan adanya kekuasaan yang besar
cenderung memiliki pos laba ditahan besar. pada institusional investor tersebut.
Sehingga semakin besar laba ditahan yang Kekuasaan yang besar pada kepemilikan
dimiliki perusahaan, maka akan semakin institusional ini mengakibatkan munculnya
besar kebutuhan dananya akan terpenuhi kontrol yang ketat pula terhadap manajer
dari internal. Pengurangan penggunaan sehingga tindakan pencarian pendanaan
dana dari pos hutang, akan mampu perusahaan oleh pihak eksternal yaitu
menurunkan tingkat hutang yang dimiliki berupa hutang akan semakin ditekan dan
perusahaan. dikendalikan.
Hasil kajian ini menguatkan kajian Ukuran perusahaan memberikan
sebelumnya yang dilakukan oleh Moh’d et pengaruh terhadap kebijakan hutang.
al. (1998), Ozkan (2001), Sayilgan et al. (2006) Artinya, perusahaan besar memiliki
dan Heyman et al. (2007), Shaheen dan Malik keuntungan aktivitas serta lebih dikenal oleh
(2012) dalam kajiannya menunjukan bahwa publik dibandingkan dengan perusahaan
profitabilitas berpengaruh negatif signifikan kecil sehingga kebutuhan hutang
terhadap leverage ratio/debt ratio. Hasil yang perusahaan yang besar akan lebih tinggi dari
sama dilakukan oleh Indahningrum dan perusahaan kecil. Selain itu, semakin besar
Handayani (2009), Yeniatie dan Destriana ukuran perusahaan maka perusahaan
(2010), Steven dan Lina (2011) dan Surya dan semakin transparan dalam mengungkapkan
Rahayuningsih (2012) bahwa profitabilitas kinerja perusahaan kepada pihak luar,
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dengan demikian perusahaan semakin
hutang. mudah mendapatkan pinjaman karena
semakin dipercaya oleh kreditur.
KESIMPULAN Free cash flow tidak memberikan
Berdasarkan hasil analisis regresi pengaruh terhadap kebijakan hutang.
berganda diketahui bahwa kepemilikan Artinya perusahaan mempunyai free cash
manajerial berpengaruh negatif dan flow yang tinggi bisa dikatakan bahwa
signifikan terhadap kebijakan hutang. perusahaan mempunyai dana internal
Artinya dengan adanya kepemilikan berlebih yang belum digunakan untuk
manajerial, manajer akan merasakan investasi dan aktivitasnya, sehingga
langsung manfaat dari keputusan yang perusahaan akan semaksimal mungkin
diambil dengan benar dan merasakan memanfaatkan dana internal tersebut untuk
kerugian apabila keputusan yang diambil mencukupi kebutuhannya.
salah terutama keputusan mengenai hutang. Profitabilitas berpengaruh negatif dan
Dengan demikian manajer ikut memiliki signifikan terhadap kebijakan hutang.
perusahaan sehingga manajer tidak Artinya perusahaan yang mempunyai
Adita Nafisa, Atim Dzajuli Djumahir, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, 133

profitabilitas yang tinggi menunjukkan the Impacts of Institutional Holding: An


bahwa perusahaan tersebut mempunyai Agency Perspective. Financial Management.
kinerja yang baik dan berprospek baik. Vol. 23, No. 3, P. 28-50.
Dengan kinerja yang baik, perusahaan akan Biro Pusat Statistik (www.bps.go.id)
menggunakan laba ditahan sebelum Brigham, E.F., dan Houston, J.F. 2006. Dasar-
memutuskan untuk menggunakan hutang. Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Kesepuluh Alih Bahasa Ali Akbar
SARAN Yulianto. Salemba Empat: Jakarta.
Dalam pelaksanaan operasi, perusahaan Brigham, E.F., dan Daves, P.R. 2007. Intermediate
sebaiknya mengurangi proporsi pendanaan Financial Management. Ninth Edition. South
dari hutang sehingga dapat mengurangi Western Thomson Corporation: USA.
financial distress, karena pendanaan dari Brigham, E.F., dan Gapenski, L.C. 1999.
hutang perusahaan menyebabkan financial Intermediate Financial Management. Fifth
distress dan agency cost lebih besar diban- Edition. The Dryden Press: New York.
dingkan dengan penghematan pajak dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.go.id)
beban bunga utang, akibatnya perusahaan Crutchley, C.E., Jensen, M.R., Jahera, J.S.,
sangat rentan terhadap gejolak perekonomian. Raymond, J.E. 1999. Agency Problems and
Perusahaan juga sebaiknya meningkat- The Simultaneity of Financial Decision
kan firm size dan growth supaya lebih Making: The Role of Institutional
memiliki arus kas yang lebih stabil yang Ownership. International Review of Financial
dapat mengurangi risiko dari penggunaan Analysis. Vol. 8, Issue. 2, P. 177-197.
utang agar dapat menghindari risiko Fadah, I., dan Novi, R.A. 2008. Interdependensi
kebangkrutan di masa mendatang. Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan
Perlunya perluasan penyebaran kepe- Kepemilikan Manajerial: Perspektif Teori
milikan saham sehingga dapat tercapai Keagenan. National Conference on
kepemilikan mayoritas yang independen Management Research. P.1-18.
dengan manajemen sesuai dengan peraturan Friend, I., dan Lang, H.P. 1988. An Empirical
yang ada, yang pada akhirnya mengurangi Test of The Impact of Managerial Self-
praktek-praktek yang tidak sehat yang dapat interest on Corporate Capital Structureî.
merugikan pemegang saham minoritas. Journal of Finance. Vol. 43, P. 271-282.
Penelitian selanjutnya perlu mengem- Grief, P., dan Zychowicz, E. 1994. Institutional
bangkan penelitian ini dengan memperluas Investors, Coporate Discipline, and The
sampel penelitian pada sektor industri yang Role of Debt. Journal of Economics and
lainnya sehingga dapat mencerminkan Business. Vol. 46, P. 1-11.
kondisi industri di Indonesia. Hardiningsih, P., dan Oktaviani, R.M. 2012.
Determinan Kebijakan Hutang (Dalam
DAFTAR PUSTAKA Agency Teory dan Pecking Order Teory).
Babu, S., dan Jain, P.K. 1998. Empirical Testing Dinamika Akuntansi, Keuangan dan
of Pecking Order Hypothesis with Perbankan. Vol. 1, P. 11-24.
Reference to Capital Structure Practices in Heyman, D., Deloof, M., Ooghe, H. 2007. The
India. Journal of Financial Management & Financial Structure of Private Held Belgian
Analysis. Vol. 11, Issue. 2, P. 63-74. Firm. Small Business Economics. Vol. 30,
Bathala, C.T., Moon, K.P., dan Rao, R.P. 1994. Issue. 3, P. 301-313.
Managerial Ownership, Debt Policy, and
134 Ju rna l Ek onom i Bis nis Tahun 21, Nom o r 2 , O k t o b e r 2 0 1 6

Homaifar, G., Zietz, J., Benkato, A. 1994. An on Corporate Debt Policy. The Journal of
Empirical Model of Capital Structure: Financial and Quantitative Analysis. Vol. 21,
Some New Evidence. Journal of Business No. 2, P. 131-144.
Finance & Accounting. Vol. 21, Issue. 1, P. 1- Lopez, J., dan Sogorb, F. 2008. Testing Trade-
14. Off and Pecking Order Theories Financing
Husnan, S. 2006. Dasar-Dasar Manajemen SMEs. Small Business Economics. Vol. 31,
Keuangan. UPP STIM YKPN: Yogyakarta. Issue. 2, P. 117-136.
Indahningrum, R.P., dan Handayani, R. 2009. Mamduh. M.H. 2004. Manajemen Keuangan.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, BPFE: Yogyakarta.
Kepemilikan Institusional, Dividen, Megginson, W.L. 1997. Corporate Finance Theory.
Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow Addison-Wesley Educational Publishers
dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Inc.
Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. Moh’d, M.A., Perry, L.G., dan Rimbey, J.N.
11, No. 3, P. 189-207. 1998. The Impact of Ownership Structure
Jaggi, B., dan Gul, F.A. 1999. An Analysis of on Corporate Debt Policy: A Time-Series
Joint Effect of Invesment Opportunity Set, Cross-Sectional Analysis. The Financial
Free Cash Flow and Size on Corporate Review. Vol. 33, P. 85-98.
Debt Policy. Review of Quantitative and Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan.
Accounting. Vol. 12, Issue. 4, P. 371-381. Edisi Keempat. Liberty: Yogyakarta.
Jensen, G.R., Solberg, D.P., dan Zorn, T.S. 1992. Nuraina, E. 2012. Pengaruh Kepemilikan
Simultaneous Determination of Insider Institusional dan Ukuran Perusahaan
Ownership, Debt, and Dividend Policies. Terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai
Journal of Financial and Quantitative Analysis. Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Vol. 27, P. 247-263. Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal
Jensen, M.C., dan Meckling, W.H. 1976. Theory Bisnis dan Ekonomi (JBE). Vol. 19, No. 19, P.
of The Firm: Managerial Behavior, Agency 110-125.
Cost and Ownership Stucture. Journal of Ozkan, A. 2001. Determinants of Capital
Financial Economics. Vol. 3, No. 4, P. 305- Structure and Adjustment to Long Run
360. Target: Evidence from UK Company Panel
Jensen, M.C., dan Meckling, W.H. 1986. Agency Data. Journal of Business Finance &
Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, Accounting. Vol. 28, No. 1, P. 175-198.
and Takeovers. American Economic Review. Putri, I.F., dan Nasir, M. 2006. Analisis
Vol. 76, No. 2, P. 323-329. Persaman Simultan Kepemilkan
Junaidi. 2006. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilkan Instiusional,
Manajerial dan Kepemilikan Institusional Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan
terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan: Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan.
Sebuah Perspektif Agency Theory dengan Simposium Nasional Akuntansi IX. Ikatan
Variabel Kontrol Dividend Payout Ratio, Akuntan Indonesia.
Ukuran Perusahaan, Assets Structure, dan Ramlall, I. 2009. Determinants of Capital
Risiko Bisnis. Tesis. Program Pascasarjana Structure Among Non-Quoted Mauritian
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Firms Under Specificity of Leverage:
Brawijaya. Looking for a Modified Pecking Order
Kim, W.S., dan Sorensen, E.H. 1986. Evidence Theory. International Research Journal of
on the Impact of the Agency Costs of Debt Finance and Economics. Issue 31, P. 83-92.
Adita Nafisa, Atim Dzajuli Djumahir, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, 135

Riyanto, B. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap
Perusahaan, Cetakan Ke-8. BPFE: Nilai Perusahan. Jurnal Manajemen dan
Yogyakarta. Kewirausahan. Vol. 9, No. 1, P. 41-48.
Ross, S.A., Radolph, W., dan Bradford, D.J. Surya, D., dan Rahayuningsih, D.A. 2012.
2000. Fundamentals and Coorporate Finance. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Fifth Edition. Irwin McGraw-Hill: Boston. Hutang Perusahaan Non Keuangan Yang
Saidi. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia.
Struktur Modal pada Perusahaan Jurnal Bisnis & Akuntansi. Vol. 14, No..3.
Manufaktur Go Public di BEJ Tahun 1997- Suwito, E., dan Herawati, A. 2005. Analisis
2002. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 11, No. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
1. terhadap Tindakan Perataan Laba yang
Sartono, Agus. 2001. Kepemilikan Orang Dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar
Dalam (Insider Ownership) Utang dan di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional
Kebijakan Dividen: Pengujian Empirik Akuntansi VIII. P. 136-146.
Teori Keagenan (Agency Theory). Jurnal Taswan. 2003. Analisis Pengaruh Insider
Siasat Bisnis. Vol. 2, No. 6, P. 107-119. Ownership, Kebijakan Hutang dan
Sayilgan, G., Karabacak, H., dan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan serta
Kucukkocaoglu, G. 2006. The Firm-Specific Faktor-Faktor yang mempengaruhinya.
Determinants Of Corporate Capital Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 10, No. 2, P.
Structure (Evidence From Turkish Panel 162-181.
Data). Investment Management and Financial Van Horne, J.C., dan Wachowicz, J.M. 1997.
Innovations. Vol. 3, Issue. 3. Fundamentals of Financial Management. Edisi
Schroeder, R.G., Clark, M.W., dan Cathey, J.M 12 Alih bahasa Dewi Fitriasari dan Deny
2001. Financial Accounting Theory and Arnos Kwary. Penerbit Salemba Empat:
Analysis-Text Cases and Readings. Seventh Jakarta.
Edition. John Wiley & Sons, Inc: New Weston, J.F., dan Brigham, E.F. 1998. Manajemen
York. Keuangan. Edisi Pertama Alih Bahasa Jaka
Shaheen, S., dan Malik, Q.A. 2012. The Impact Wasana. Binarupa Aksara: Jakarta.
of Capital Intensity, Size of Firm And Wiliandri, R. 2007. Pengaruh Struktur
Profitability on Debt Financing In Textile Kepemilikan Terhadap Kebijakan Hutang
Industry of Pakistan. Interdisciplinary Perusahaan Manufaktur yang Go Public di
Journal of Contemporary Research in Business. BEJ (Pendekatan Teori Keagenan). Tesis.
Vol. 3, No. 10. Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi
Steven dan Lina. 2011. Faktor-Faktor yang dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Mempengaruhi Kebijakan Hutang Yeniatie, dan Destriana, N. 2010. Faktor-Faktor
Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang
Akuntansi. Vol. 13, No. 3, P. 163-181. pada Perusahaan Non-Keuangan yang
Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. PT. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Alfa Beta: Bandung. Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No. 1, P. 1-16.
Sujoko, dan Soebiantoro, U. 2007. Pengaruh
Struktur Kepemilkan Saham, Leverage,

Anda mungkin juga menyukai