Diusulkan oleh:
Septya Hananta Widyatama 160511609245/2016
Rangga Ega Santoso 130511616268/2013
MALANG
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penulisan karya tulis ilmiah ini yang diajukan sebagai salah
satu peserta Lomba Karya Tulis Iimiah HMPSPIPS tahun 2016 dengan judul
PEASE (Pendulum Earthquake Sensor): Alat Otomatisasi Detektor Getaran
Berbasis Sistem Sensor Pendulum dan Mipho (Micro Photovoltaic) sebagai Solusi
Sistem Peringatan Dini Bencana Gempa Bumi.
Penulisan karya ilmiah ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu RR. Poppy Puspitasari, S.Pd., M.T., Ph.D selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan karya ilmiah
ini.
2. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dorongan berupa semangat maupun
materil demi terselesaikannya karya ilmiah ini.
3. Teman-teman UKM Penulis UM serta pihak-pihak lain yang telah
membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu
Dengan diiringi doa dan ucapan terima kasih, penulis telah berusaha
menyusun karya ilmiah ini dengan sebaik–baiknya, namun dengan penuh kesadaran
penulis mengakui masih ada kekurangan yang tidak disengaja. Besar harapan
penulis untuk saran dan masukan yang bersifat membangun demi sempurnanya
karya ilmiah ini sehingga bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN LKTI HMPSPIPS 2016 .......... Error! Bookmark not
defined.
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Program ........................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4
2.1 Permasalahan Tanggap Evakuasi Bencana Bumi pada Daerah Terpencil .... 4
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan..................................................................... 4
2.3 Kelemahan Seismograf dan Pesawat Komunikasi ........................................ 5
BAB III ................................................................................................................... 6
METODE PENULISAN ......................................................................................... 6
3.1 Tempat dan Waktu ........................................................................................ 6
3.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 6
BAB IV ................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7
4.1 PEASE (Pendulum Earthquake Sensor) ....................................................... 7
4.2 Komponen-komponen PEASE ...................................................................... 8
4.3 Analisa Implementasi PEASE ..................................................................... 11
4.4 Keunggulan Dibanding Metode Lain .......................................................... 11
BAB V................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 12
5.2 Saran ............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
ii
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Seismograf horisontal dan vertikal........................................................5
Gambar 2. Rangkaian sistem sensor pendulum.......................................................7
Gambar 3. Diagram blok kerja PEASE ……..........................................................7
Gambar 4. Aplikasi PEASE.....................................................................................8
Gambar 5. Konstruksi pendulum.............................................................................9
Gambar 6. Buzzer.....................................................................................................9
Gambar 7. Micro photofoltaic................................................................................10
Gambar 8. Baterai..................................................................................................10
Gambar 9. Charge controller.................................................................................10
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rincian harga bahan PEASE (update harga pasar November 2016).......11
iii
iv
ABSTRAK
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
baik, (3) dilengkapi sistem gps untuk mengetahui peletakan sensor, (4) dan sangat
aplikatif jika diterapkan pada daerah yang rawan bencana yang tidak
memungkinkan dipasang seismograf maupun penjaga pos pantau, (5) sedikit
pengawasan dan minimnya biaya pengoperasian dapat menekan terjadinya
pembengkakan alokasi dana.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, berikut beberapa tujuan yang ingin
dicapai dari implementasi PEASE.
1. Menjelaskan konsep penerapan PEASE sebagai solusi yang inovatif untuk
detektor gempa bumi.
2. Menjelaskan rangkaian sensor yang digunakan pada PEASE.
3. Menjelaskan karakteristik dari alat-alat instrumen pendukung yang
digunakan pada PEASE.
4. Menjelaskan cara kerja PEASE.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab II ini dipaparkan data tinjauan pustaka yang terkait dengan judul
dan pendahuluan pada bahasan yang sebelumnya. Berikut uraian-uraian pada sub
bahasan bab ini (1) permasalahan tanggap evakuasi bencana bumi pada daerah
terpencil, (2) solusi yang pernah ditawarkan, dan (3) kelemahan seismograf dan
pesawat komunikasi.
2.1 Permasalahan Tanggap Evakuasi Bencana Bumi pada Daerah Terpencil
Indonesia terletak di 3 lempeng bumi yang bergerak aktif, yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik (Mahardhika et al., 2015).
Kondisi geografis yang demikian, menjadikan Indonesia merupakan negara dengan
intensitas bencana yang cukup tinggi. Bencana alam yang sering terjadi di
antaranya seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor,
banjir, angin puting beliung, dan sebagainya. Salah satu bencana yang sering terjadi
adalah gempa bumi. Menurut Nugroho (2015) dalam kurun waktu tahun 2015
terjadi bencana gempa bumi sebanyak 27 kali, dan jumlah tersebut mengalami
peningkatan dibanding tahun 2014. Menaiknya intensitas terjadinya gempa bumi
tersebut juga berbanding lurus dengan jumlah dampak yang diakibatkan oleh
gempa bumi tersebut. Banyak fasilitas umum yang rusak dan tidak sedikit pula yang
harus meregang nyawa akibat gempa bumi (Rakhman et al., 2012). Salah satu
penyebab tingginya dampak yang ditimbulkan oleh gempa bumi adalah terputusnya
pesawat komunikasi di daerah bencana. Hal itu menyebabkan komunikasi antara
BNPB, SAR, relawan bencana, dan korban bencana tidak berjalan dengan baik.
Sehingga dampak utama dari tidak berjalannya komunikasi tersebut adalah
pemberitahuan informasi evakuasi saat terjadinya gempa tidak tersampaikan, dan
pada akhirnya menyebabkan banyak korban jiwa yang berjatuhan.
BAB III
METODE PENULISAN
BAB IV
PEMBAHASAN
(Limiansih et al., 2013). Konstruksi pendulum yang digantung pada ujung tali
membuatnya sangat sensitif terhadap getaran. Sehingga konsep penerapan
pendulum sebagai sensor gempa sangat memungkinkan. Karena jika terjadi gempa,
maka getaran yang dihasilkan gempa tersebut secara tidak langsung akan
merangsang bandul pada pendulum untuk bergerak. Berikut gambar pendulum
sederhana.
Gambar 6. Buzzer
3. Micro Photofoltaic
Micro photofoltaic adalah panel surya mini yang terdiri dari sel surya yang
mengubah cahaya menjadi listrik. Cara kerja alat ini adalah ketika cahaya
bersentuhan dengan panelnya, maka cahaya tersebut akan diserap oleh bahan semi-
konduktor, sehingga terjadi pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa
merembes menuju bahan semi-konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi
perubahan gaya-gaya pada bahan. Gaya tolak antar bahan semi-konduktor,
menyebabkan aliran medan listrik. Sehingga sel surya menghasilkan listrik lebih
cepat ketika matahari bersinar cerah, begitu sebaliknya saat intensitas cahaya
berkurang (berawan, hujan, mendung) energi listrik yang dihasilkan juga akan
berkurang. Sel surya tersusun dari material semikonduktor yaitu silikon berperan
sebagai isolator pada temperatur rendah dan sebagai konduktor bila ada energi dan
panas. Sebuah silikon sel surya adalah sebuah diode yang terbentuk dari lapisan
10
atas silikon tipe n dan lapisan bawah silikon tipe p (Dewi, 2013). Berikut gambar
micro photofoltaic.
Gambar 8. Baterai
Charge controller berfungsi sebagai instrumen pengontrol untuk
menghindari baterai dari pengisian ulang yang berlebihan (overcharged) dari sel
surya (Sidopekso et al., 2010). Charge controller juga melindungi baterai dari
kehabisan dini (overdrain) oleh beban (alat listrik). Cara kerja charge controller
adalah ketika baterai sudah terisi penuh, pengontrol akan berhenti atau mengurangi
jumlah arus yang mengalir dari sel surya ke dalam baterai. Ketika baterai sudah
habis sampai tingkat terendah, charge controller akan mematikan arus yang
mengalir dari baterai ke beban (alat listrik). Berikut gambar charge controller.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Indonesia terletak di 3 lempeng bumi yang bergerak aktif, yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Kondisi geografis yang
demikian, menjadikan Indonesia merupakan negara dengan intensitas bencana yang
cukup tinggi. Bencana alam yang sering terjadi di antaranya seperti gempa bumi.
Mengacu pada hal tersebut, pemerintah merancang seismograf untuk mendeteksi
dini akan terjadinya gempa. Namun, operasional seismograf yang dirancang masih
memiliki beberapa kelemahan (1) dimensi alat seismograf yang agak besar
membuatnya sulit untuk diimplementasikan pada daerah yang terpencil, (2) masih
membutuhkan manusia sebagai operator yang menjalankan dan
mengkomunikasikan hasilnya, (3) biaya pemasangan seismograf yang tidak murah,
(4) persediaan alat yang masih sulit dicari. Alat komunikasi yang digunakan oleh
operator seismograf pun juga sebatas alat komunikasi berbasis listrik dan HT yang
notabenenya jika terjadi gempa, maka sering terjadi gangguan listrik akibat
padamnya pasokan listrik dari PLN saat terjadi gempa bumi. Apalagi pada daerah
pegunungan yang keadaan alamnya berkontur, menyebabkan penyebaran
gelombang elektromagnetik tidak merata (terjadi banyak pantulan). Sehingga dari
kelemahan tersebut akan menyebabkan komunikasi antara BNPB, SAR, relawan
bencana, dan korban bencana tidak berjalan dengan baik. Sehingga dampak utama
dari tidak berjalannya komunikasi tersebut adalah pemberitahuan informasi
evakuasi saat terjadinya gempa tidak tersampaikan, dan pada akhirnya
menyebabkan banyak korban jiwa yang berjatuhan.
Berdasarkan hal itu, PEASE dirancang guna mengatasi masalah komunikasi
untuk keperlaun evakuasi. PEASE adalah sebuah alat detektor gempa yang
memiliki sistem energi mandiri dari micro photofoltaic dan menggunakan konsep
pendulum sebagai sistem sensornya. Dengan biaya produksinya yang relatif murah,
menjadikan PEASE sebagai solusi aplikatif detektor gempa yang bisa
diimplementasikan utamanya di daerah yang terpencil. Implemntasi PEASE akan
menekan angka jatuhnya korban jiwa, karena sensor iniakan memperingatkan
warga secara langsung sesaat jika terjadi gempa. Sehingga masyarakat sedikit
memiliki waktu untuk segera melakukan evakuasi diri tanpa menunggu komando
dari operator seismograf maupun instansi kebencanaan lainnya.
5.2 Saran
1. Pemerintah
Pemerintah berkenan membantu mensosialisasikan, memproduksi masal,
dan menyebarkan PEASE pada masyarakat daerah terpencil.
2. Mahasiswa
13
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Arfita Yuana. 2013. Pemanfaatan Energi Surya sebagai Suplai Cadangan
pada Laboratorium Elektro Dasar di Institut Teknologi Padang. Jurnal
Teknik Elektro Volume 2 No. 3.
Hasbullah. 2015. Konversi Energi Surya. [pdf]. http://web.mit.edu/aismit/
www/seminar/files/pp_kebijakan-energi-nasional.pdf. Diakses tanggal 20
September 2015.
Limiansih, Kintan. Santosa, Ign Edi. 2013. Redaman pada Pendulum Sederhana.
Jurnal Fisika Indonesia No: 51, Vol XVII, Edisi Desember 2013, ISSN :
1410-2994
Nandi. 2006. Handouts Geologi Lingkungan (GG405) Gempa Bumi. Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nugroho, Sutopo Purwo. 2016. Evaluasi Penanggulangan Bencana 2015 dan
Prediksi Bencana 2016. [pdf-online]. https://www.humanitarianresponse.
info/.../disaster_evaluation_2015. Diakses tanggal 7 September 2016.
Mahardhika, Christian. Ramdhani, Mohammad. Andi, Dwi. 2015. Design and
Implementation of Portable VHF Band Radio Communication Repeater
Station for Natural Disasters. Fakultas Ilmu Terapan: Universitas Telkom.
Pulungan et al., 2012. Pengembangan Dan Pemanfaatan Alat Seismik Untuk
Pengukuran Beban Dinamik Pada Lereng Tambang Batubara. Bandung:
Puslitbang Teknologi Mineral Dan Batubara.
Rakhman, Arie Noor. Kuswardani, Istiana. 2012. Studi Kasus Gempa Bumi
Yogyakarta 2006: Pemberdayaan Kearifan Lokal Sebagai Modal
Masyarakat Tangguh Menghadapi Bencana. Prosiding Seminar Nasional
Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III, ISSN: 1979-911X.
Sidopekso, Satwiko., Febtiwiyanti, Anita Eka., 2010. Studi Peningkatan Output
Modul Surya dengan Menggunakan Reflektor. Berkala Fisika Vol. 12, No.
3, Juli 2010, hal 101 – 104.
Susilawati. 2008. Penerapan Penjalaran Gelombang Seismik Gempa pada
Penelaahan Struktur Bagian Dalam Bumi. Medan: Universitas Sumatera
Utara.