Popopop
Popopop
PENDAHULUAN
yang menjadi poros dan aktor dibaliknya. Keberadaan BUMN cukup siginifikan baik oleh
pemerintah maupun masyarakat. Posisi BUMN dalam pembangunan dari sisi pemerintahan
salah satunya dilihat dari berkembangnya ekonomi negara, khususnya pembangunan dalam
bidang manufaktur. Disamping itu, masyarakat melihat BUMN sebagai sebuah mesin yang
BUMN yang sehat adalah BUMN yang untung dan mempunyai culture yang
bagus (Iskan, 2013). BUMN yang untung adalah BUMN yang menggunakan laba untuk
mengabdi kepada masyarakat. Laba bukan berarti uang namun kebaikan yang berasal dari
internal BUMN. Apabila internal BUMN baik maka akan memberikan pelayanan yang
baik pula untuk masyarakat. BUMN yang baik adalah BUMN yang go public karena
kepentingan tertentu.BUMN yang apabila dikelola sebagai service provider yang efektif
dan efisien dapat menjadi organisasi publik yang optimal. Harapan masyarakat adalah
yang berkualitas.
Masyarakat merupakan subjek utama pelayanan, sehingga masyarakat yang
terlayani dengan pelayanan yang berkualitas akan memberikan opini terkait dengan kinerja
organisasi publik. Hal tersebut tentu dapat menjadi sinyal positif dan salah satu indikator
baik atau tidaknya kinerja suatu organisasi publik. Dari sekian banyak organisasi publik
merupakan salah satu organisasi publik tersebut. PT PLN bergerak dalam bidang
seluruh penjuru daerah di Indonesia, sampai ke daerah pelosok. Karena hal tersebut maka
PT PLN dituntut untuk bekerja secara profesional, terutama dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Hal tersebut tidak mudah mengingat wilayah kerja yang begitu luas
melingkupi laut dan kepulauan dan adanya keterbatasan dana serta sumber daya manusia
yang berkualitas. selain itu PT PLN juga dituntut untuk mampu menguasai teknologi yang
semakin berkembang.
status dari bentuk Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan PP No. 23
tahun 1994 dab Akta Notaris No. 169 tanggal 30 Juli 1994. Dengan perubahan tersebut
maka PT PLN menjadi perusahaan yang berusaha untuk mendapatkan laba agar mampu
berjalan dan mengembangkan perusahaan sehingga terjadi perubahan yang baik. maka dari
itu, PT PLN harus berupaya semaksimal mungkin dalam peningkatan kualitas kinerjanya
sehingga mampu bersaing dengan organisasi publik lainnya, serta menjadi badan usaha
yang mampu mencapai visi dan misinya, yakni menjadi menjadi perusahaan bertaraf
kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance. Sesuai dengan peraturan
menteri BUMN nomor PER-01/MBU/2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang
baik GCG (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Bagi
organisasi publik, penerapan GCG saat ini tidak hanya sebagai pemenuhan kewajiban saja,
namun telah menjadi kebutuhan dalam menjalankan kegiatan bisnis perusahaan dalam
regional yang berfungsi untuk mengelola transmisi dan operator sistem di masing-masing
akan dapat meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Penilaian
kinerja suatu organisasi publik dapat dilihat dari kemampuan karyawannya dalam
berkontribusi kepada organisasi tempat mereka bekerja (Bernardin dan Russell, 1993). PT
PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Yogyakarta merupakan salah satu organisasi publik
dapat dilihat dari PT PLN UPJ Surakarta yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai
unit unggulan dalam nominator penerima penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima dari
Presiden RI oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) pada
tanggal 20 Oktober 2008. Selain itu PT PLN UPJ Surakarta mempunyai kinerja pelayanan
yang baik yang dibuktikan dengan penilaian atas tingkat kepuasan pelanggan oleh lembaga
independen dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Nilai tingkat kepuasan pelanggan
pada tahun 2007 mencapai 4.42 dari nilai maksimum 5 (Profil Perusahaan PT PLN APJ
Yogyakarta, 2008).
Untuk mengetahui kinerja PT. PLN dalam memberikan pelayanan prima, penulis
bermaksud untuk melakukan penelitian terhadap kantor PT. PLN APJ Yogyakarta. Alasan
pemilihan lokasi pada kantor PT PLN APJ Yogyakarta berangkat dari ketertarikan penulis
untuk mengetehaui secara lebih dalam mengenai aktivitas organisasi publik di Yogyakarta.
Karena menurut penulis, keberadaan organisasi publik di tingkat provinsi ini cukup
PLN APJ Yogyakarta. Unit pelayanan jaringan (UPJ) tersebut antara lain, PT
PLN UPJ Sleman, PT PLN UPJ Bantul, PT PLN UPJ Gunungkidul, PT PLN
diberikan.
bergantung kepadanya.
1. 2009 306
2. 2010 317
3. 2011 296
4. 2012 268
5. 2013 210
Tabel diatas berisi jumlah pelanggan yang mengajukan keluhan terkait kelistrikan
di PT PLN APJ Yogyakarta antara tahun 2009 hingga tahun 2013. Pada tahun 2009 jumlah
keluhan yang disampaikan ke petugas PT PLN berjumlah 306. Pada tahun berikutnya
jumlah keluhan mengalami peningkatan sebanyak 11 kasus. Meskipun pada tahun 2011
jumlah keluhan listrik turun signifikan yakni 296 kasus atau turun 21 kasus. Hal tersebut
mengurangi angka gangguan yang terjadi di masyarakat. Pada tahun 2012 jumlah keluhan
listrik mencapai 268 kasus. Pada tahun 2013 keluhan yang diterima berjumlah 210 kasus.
Banyaknya jumlah keluhan terkait gangguan listrik tersebut menjadi salah satu dasar untuk
Mangkubumi namun saat sudah dialihfungsikan sepenuhnya untuk Unit Pelayanan Jawa
Bali (UPJB). Maka dari itu, pusat pelayanan kemudian dipindah di kantor PT PLN APJ
Yogyakarta yang berlokasi di jalan Gedongkuning No. 03. Dengan adanya merger tersebut,
maka pelayanan akan menjadi satu atap dan segala keperluan pelayanan akan dilayani di
aspek pelayanan masih kurang diperhatikan. Organisasi publik yang bertugas memberikan
yang baik. Pelayanan yang baik harus dibarengi dengan kinerja yang baik juga, agar
tercipta keselarasan. Sesuai dengan latar belakang masalah tersebutdiatas, maka yang
masyarakat?