Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT,kami ucapkan atas selesainya
makalah (Lingkungan Pendidikan) ini.Tanpa ridho, hidayah, inayah-NYA mustahil penulisan
makalah ini bisa selesai secara tepat waktu.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah membimbing dan
mengajarkan Mata Kuliah Pengantar Pendidikan ini serta pihak-pihak yang bersangkutan yang
telah membantu,sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
Meskipun demikian kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna ,oleh karena itu
saran dan kritik dari semua pihak,khususnya teman-teman seprofesi menjadi harapan bagi kami
guna perbaikan selanjutnya.
Akhirnya permohonan dan harapan semoga apa yang telah kami lakukan mendapat ridho
dan kebaikan dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi para pembaca sebagai jembatan ilmu
pengetahuan. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputipendidikan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebab bagaimanapun bila berbicara tentanglembaga pendidikan
sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan
dimana pendidikan tersebut dilaksanakan.
Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah, dan
masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut wama dan corak institusi
tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki HajarDewantara menganggap
ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan.Maksudnya, tiga pusat pendidikan
yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatutanggung jawab pendidikan bagi generasi muda.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan
sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh
proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama
hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga
lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan
pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang
bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan
pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas dan menjabarkan tentang:
a. Apa itu Pengertian Pendidikan?
b. Apa itu Pendidikan Lingkungan?
c. Apa Fungsi Lingkungan Pendidikan?
d. Apa Jenis-jenis Lingkungan?
e. Apa Pengaruh Timbal Balik
antara Ketiga Lingkungan Pendidikan TerhadapPerkembangan Peserta Didik?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui apa itu pendidikan.
b. Untuk mengetahui apa itu lingkungan pendidikan.
c. Untuk mengetahui Fungsi Lingkungan pendidikan.
d. Untuk mengetahui jenis-jenispendidikan.
e. Untuk mengetahui Pengaruh timbal balik antara ketiga lingkungan pendidikan terhadap
perkembangan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi
dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, karena
dimanapun dan kapanpun di dunia terdapat pendidikan. pendidikan pada hakikatnya merupakan
usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia.
B. Pengertian Lingkungan
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda,daya,
keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Lingkungan (envirement) meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita. Jadi
lingkungan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi individu. Segala sesuatu yang
mempengaruhi itu mungkin berasal dari dalam diri individu(internal environment), dan mungkin
pula berasal dari luar diri individu (external environment). Indivividu dalam hal ini dapat
berbentuk orang atau lembaga. Lingkungan bagi seseorang sebagai individu adalah segala sesuatu
yang berasal dari dalam dirinya (fisik dan psikis) dan sesuatu yang berada diluar dirinya seperti
alam fisika (non manusia) dan manusia.
lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan
tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
D. Jenis-jenis lingkungan
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang yang
mempunyai hubungan pertalian darah. Keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang
pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa esensialnya peran dan pengaruh keluarga
dalam pembentukan prilaku dan kepribadian anak. Pandangan seperti ini sangat logis dan mudah
dipahami karena beberapa alasan berikut ini:
a. Keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada anak.
b. Sebagian besar waktu anak berada di lingkungan keluarga.
c. Karakteristik hubungan orang tua, anak berbeda dari hubungan anak dengan pihak -pihak lainnya
(guru, teman, dan sebagainya).
d. Interaksi kehidupan orang tua anak dirumah bersifat “asli”, seadanya dan tidak dibuat-buat.
Dari berbagai definisi diatas jelaslah bahwa peranan keluarga sangatlah penting dalam pencapaian
tujuan pendidikan. Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 menyatakan
secara jelas dalam pasal 10 Ayat 4, bahwa keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar
sekolah yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai-nilai moral dan keterampilan,
kepada anak. Keluarga pengaruh yang kuat, langsung dan sangat dominan kepada anak, terutama
dalam pembentukan prilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman nilai-nilai, prilaku-prilaku
sejenisnya, pengetahuan dan sebagainya.
Sehubungan dengan itu, Fuad Ichsan, (1995). Mengemukakan. Fungsi lembaga pendidikan
keluarga sebagai berikut :
a. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak, pengalaman ini merupakan faktor yang
sangat penting bagi perkembangan berikutnya.
b. Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan
berkembang. Kehidupan emosional ini sangat penting dalam pembentukan pribadi anak.
c. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral, keteladanan orang tua dalam bertutur kata
dan berprilaku sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi anak dalam keluarga
tersebut guna membentuk manusia susila.
d. Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong, tenggang rasa, sehingga tumbuhlah
kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera.
e. Keluarga merupakan lembaga yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan agama.
f. Di dalam konteks membangun anak sebagai makhluk individu agar anak dapat mengembangkan
dan menolong dirinya sendiri, maka keluarga lebih cenderung untuk menciptakan kondisi yang
dapat menumbuhkembangkan inisiatif, kreativitas, kehendak, emosi, tanggung jawab,
keterampilan dan kegiatan lain.
Seifert & Hoffnung, 1991, menjelaskan enam kemungkinan cara yang harus dilakukan orang tua
dalam mempengaruhi anak yakni sebagai berikut:
a. Permodelan prilaku, baik disengaja atau tidak, orang tua dengan sendirinya akan menjadi model
bagi anak-anaknya.
b. Memberikan ganjaran dan hukuman (giving reward and punishments), yaitu orang tua
mempengaruhi anaknya dengan cara memberikan ganjaran terhadap prilaku-prilakunya yang
positif dan memberi hukuman terhadap prilakunya yang tidak di inginkan.
c. Perintah langsung (direct instruction) memberi perintah secara sederhana seperti “jangan malas
belajar”, “cepat mandi”, nanti sekolahnya kesiangan dan sebagainya.
d. Menyatakan peraturan-peraturan (stating rules) yaitu membuat peraturan umum yang berlaku
dirumah walaupun secara tidak tertulis.
e. Nalar (reasoning), cara yang di gunakan orang tua untuk mempengaruhi anaknya, dengan
mempertanyakan kapasitas anak untuk bernalar.
f. Menyediakan fasilitas atau bahan dan dengan suasana yang menunjang. Orang tua dapat
mempengaruhi prilaku anak dengan mengontrol fasilitas atau bahan-bahan dan dengan suasana.
2. Lingkungan sekolah
Sekolah adalah suatu hal yang tidak biasa di pungkiri lagi, karena kemajuan zaman,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keluarga tidak mungkin lagi dapat memenuhi
seluruh kebutuhan dan aspirasi gerasi muda akan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat,
semakin tinggi pula tuntutan pemenuhan kebutuhan anak akan pendidikan. Kondisi masyarakat
seperti ini mendorong terjadinya proses formalisasi lembaga pendidikan yang lazim disebut sistem
persekolahan.
Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan sekolah melalui
kegiatan belajar mengajar dengan organisasi yang tersusun rapi, berjenjang dan
berkesinambungan. Sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah dan
mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional, dalam rangka meningkatkan kualitas sumber
daya manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.
Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional , maka pendidikan nasional harus berfungsi:
1. Sekolah harus mampu menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu melalui
pembekalan semua bidang studi.
2. Sekolah melalui teknik pengkajian bidang studi perlu mengembangkan sikap sosial, gotong
royong, toleransi dan demokrasi dan sejenisnya dalam rangka menumbuh kembangkan anak
sebagai makhluk sosial.
3. Sekolah harus berfungsi sebagai pembinaan watak anak melalui bidang studi yang relevan
sehingga akhirnya akan terbentuk manusia susila yang cakap yang mampu menampilkan dirinya
sesuai dengan nilai dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat.
4. Sekolah harus dapat menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk yang religius dan mampu
menjadi pemeluk agama, yang baik, taat, soleh, dan toleran.
5. Di dalam konteks pembangunan nasional, pendidikan formal harus menghasilkan tenaga kerja yang
berkualitas yang mampu mensejahterakan dirinya dan bersama orang lain mampu
mensejahterakan masyarakat, bangsa dan negara.
6. Sekolah berfungsi konservatif, inovatif, dan selektif dalam mempertahankan atau memelihara
kebudayaan yang ada, melakukan pembaharuan dan melayani perbedaan individu anak dalam
proses pendidikan.
3. Lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi seseorang. Masyarakat mempunyai peranan yang penting dalam mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Kaitan antara masyarakat dengan pendidikan dapat ditinjau dari beberapa segi yakni :
a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang di lembagakan maupun yang tidak di
lembagakan.
b.Lembaga-lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun
tidak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang maupun dimanfaatkan.
Perlu pula di ingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya
memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya untuk meningkatkan dirinya.
Dari ketiga kaitan antara masyarakat dan pendidkan tersebut dapat dilihat peran yang
telah disumbangkan dalam rangka tujuan pendidikan Nasional,yaitu berupa membantu
penyelenggaraan pendidikan, membantu pengadaan tenaga, biaya, prasarana, dan sarana,
menyediakan lapangan kerja, dan membantu mengembangkan profesi baik langsung maupun
tidak.
Secara kongkrit peran dan fungsi pendidikan kemasyarakatan dapat dikemukakan sebagai
berikut :
a. Memberikan kemampuan professional untuk mengembangkan karir melalui kursus penyegaran,
penataran, lokakarya, seminar, konperensi ilmiah dan sebagainya.
b. Memberikan kemampuan teknis akademik dalam suatu system pendidikan nasional seperti
sekolah terbuka, kursus tertulis, pendidikan melalui radio, dan televisi dan sebagainya.
c. Ikut serta mengembangkan kemampuan kehidupan beragama melalui pesantren,
pengajian, pendidikan agama di surau/langgar, biara, sekolah minggu dan sebagainya.
d. Mengembangkan kemampuan kehidupan sosial budaya melalui bengkel seni, teater, olahraga, seni
bela diri, lembaga pendidikan spiritual dan sebagainya.
e. Mengembangkan keahlian dan keterampilan melalui sistem magang untuk menjadi ahli bangunan,
muntir, dan sebagainya.
B. Saran
Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal diperlukan
sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi antar lingkungan
pendidikan. Dalam menentukan kurikulum lingkungan formal (sekolah) baiknya untuk
mempertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan masyarakat. Bahkan kalau memungkinkan
melibatkan keluarga anak didik dan tokoh masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan.
DAFTRA PUSTAKA