Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan


Maksud dari fieldtrip geomorfologi ini adalah agar mahasiswa Teknik Pertambangan
STTNAS Yogyakarta dapat memahami bentang-bentang alam yang ada di permukaan bumi
setelah menerima materi selama fieldtrip.
Tujuan dari fieldtrip geomorfologi yaitu agar mahasiswa Teknik Pertambangan
STTNAS Yogyakarta dapat mendeskripsikan atau menginterpretasikan keadaan bentang
alam serta mampu menejelaskan morfogenesanya atau asal mula terjadinya di muka bumi.

1.2 Letak dan Kesampaian Daerah.


Letak daerah pengamatan fieldtrip geomorfologi lokasi pertama berada di kabupaten
sleman yaitu kaliurang tepatnya di kali kuning, dan lokasi ke dua berada di kabupaten bantul
kecamatan Imogiri tepatnya di kali opak dan lokasi ke tiga berada pada pantai parangkusumo
Provinsi D.I Yogyakarta. Dengan jarak kira-kira 25 km dari kota Yogyakarta. Lokasi tersebut
ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua. Dibeberapa lokasi
hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

1.3 Waktu dan Tempat Observasi


Observasi ini dilakukan pada hari selasa tepatnya tanggal 17 Mei 2016 yang tepatnya di tiga
tempat yaitu ;
 Kali Kuning
 Kali Opak
 Pantai Parangkusumo

1|Laporan Geomorfologi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ASPEK GEOMORFOLOGI


Di dalam mempelajari geomorfologis yang sangat penting adalah aspek utama
geomorfologi, antara lain:
a. Aspek Morfologi
Mencakup morfometri yaitu aspek ukuran dan bentuk unsur-unsur penyusun bentuk lahan
serta morfografi yang merupakan susunan dan objek alami yang ada di permukaan bumi
sesuai dengan proses pembentukannya.
b. Aspek Morfogenesa
Yaitu asal-usul pembentukan bentuk lahan dan perkembangannya sehingga menghasilkan
konfigurasi permukaan bumi yang berbeda-beda.
c. Aspek Morfokronologi
Merupakan urutan bentuk lahan yang ada di permukaan bumi sebagai hasil proses
geomorfologis sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan urutan umur bentuk lahan.
d. Aspek Morfo – Asosiasi
Merupakan kartan antara bentuk lahan satu dengan yang lain dalam susunan keruangan
sebarannya di permukaan bumi. Ini sangat penting karena pembentukan lahan di
permukaan bumi ditentukan oleh berbagai faktor seperti topografi, bahan, iklim
organisme, vegetasi, dan waktu.

2.2 Klasifikasi Bentuk Lahan


Klasifikasi bentuk lahan yang didasarkan pada genesis, proses, dan batuan
dikemukakan oleh Veestapen (1983) terdapat 8 bentuk lahan, antara lain:
a. Bentuk lahan asal Volkanis
b. Bentuk lahan asal Struktural
c. Bentuk lahan asal Denudasional
d. Bentuk lahan asal Fluvial
e. Bentuk lahan asal Marine
f. Bentuk lahan asal Eoalian
g. Bentuk lahan asal Pelarutan
h. Bentuk lahan asal Glasial.

2|Laporan Geomorfologi
2.3 Pengenalan Bentuk Lahan di Lapangan
Pada pengenalan bentuk lahan ini yang akan diamati hanya 4 bentuk lahan yaitu: Bentuk
lahan asal volkanis, bentuk lahan asal fluvial, bentuk lahan asal marine, bentuk lahan asal
eoalian.
Klasifikasi bentuk lahan yang didasarkan pada genesis, proses, dan batuan dikemukakan oleh
Veestapen (1983) terdapat 8 bentuk lahan, antara lain:

a. Bentuk lahan asal Volkanis


b. Bentuk lahan asal Struktural
c. Bentuk lahan asal Denudasional
d. Bentuk lahan asal Fluvial
e. Bentuk lahan asal Marine
f. Bentuk lahan asal Eoalian
g. Bentuk lahan asal Pelarutan
h. Bentuk lahan asal Glasial.

Pada pengenalan bentuk lahan ini yang akan diamati hanya 4 bentuk lahan yang tersebar dari
Gunung api Merapi sampai dengan Parangtritis. Masing-masing bentuk lahan tersebut akan
diuraikan sebagai berikut.

BENTUK LAHAN VOLKANIS

Bentang alam volkanik adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh proses
keluarnya magma dari dalam bumi. Bentang alam volkanik umumnya dihubungkan dengan
gerak tektonik, gunungapi-gunungapi sebagian besar dijumpai di depan zona penunjaman
(subduction zone).

Morfologi gunungapi dibedakan menjadi 3 zona, yaitu:

1. Zona pusat erupsi (central zone)


2. Zona proksimal
3. Zona distal

Dampak Lingkungan Gunungapi

3|Laporan Geomorfologi
Gunungapi dapat mempengaruhi lingkungan, baik pengaruh baik (sesumber), maupun
pengaruh buruk (bencana) bagi manusia.

Dampak positif dengan adanya gunung api adalah :

 Panas bumi, sebagai sumber listrik dari proses hidrotermal yang terjadi di daerah
gunung api seperti yang diusahakan di pegunungan Dieng dan Lahendong.
 Sebagai taman wisata, dikembangkan dari potensi keindahan alam dan suasana alam
yang masih asri dan sejuk seperti di Kaliurang, Puncak, dan Sarangan.
 Sebagai daerah pertanian yang subur seperti banyak dijumpai di seluruh Indonesia,
contohnya : Batu, Kaliurang, Dieng, Wonosobo.
 Sebagai daerah pengisian (recharge) air tanah bagi daerah-daerah sekitar gunungapi
seperti Gunung Merapi untuk daerah sekitar Yogyakarta.
 Sebagai daerah penyeimbang/pembagi hujan di daerah sekitarnya.

Selain berpotensi sebagai daerah yang menguntungkan, gunung api juga berpotensi sebagai
sumber bencana. Secara garis besar bahaya akibat erupsi gunung api dapat dibagi menjadi 2
yaitu : bahaya langsung (primer) dan bahaya setelah terjadinya letusan (sekunder). Bahaya
primer akibat erupsi gunung api meliputi :

 Aliran lava
Aliran lava yaitu terjadinya aliran cairan yang pijar dan bersuhu tinggi (sampai
1200C). Alirannya menuruni lereng yang terjal dan dapat mencapai beberapa
kilometer. Semua benda yang dilaluinya akan hangus dan terbakar. Apabila
melongsor akan menimbulkan awan panas.
 Bom gunung api
Bom gunung api berwujud batuan yang panas dan pijar berukuran 10cm-2m. Batuan
ini dapat terlempar dari pusat erupsi sejauh hingga 10km. Bom ini dapat
menimbulkan kebakaran hutan, pemukiman dan lahan pertanian. Bila tiba ditanah
bom ini akan mengeluarkan letusan dan akan hancur.
 Pasir lapilli
Pasir dan lapilli adalah campuran material letusan yang ukurannya lebih kecil dari
bom (lebih besar 2mm). Sedangkan lapilli lebih besar daripada pasir hingga mencapai
beberapa cm. Apabila terjadi letusan pasir dan lapilli ini dapat terlempar hingga

4|Laporan Geomorfologi
puluhan km. Pasir dan lapilli ini dapat menghancurkan atap rumah, karena bebannya
juga dapat merusak lahan pertanian hingga dapat membunuh tanaman.
 Awan Pijar
Awan pijar adalah suspensi dari material halus yang dihasilkan oleh erupsi gunungapi
dan dihembus oleh angin hingga mencapai beberapa kilometer. Awan pijar ini
merupakan campuran yang pekat dari gas, uap, dan material halus yang bersuhu tinggi
(hingga 1200C). Suspensi ini berat sehingga mengalir menuruni lereng gunungapi dan
seolah-olah meluncur, luncurannya dapat mencapai 10-20km dan membakar apa yang
dilaluinya seperti yang terjadi pada Gunung Merapi pada tahun 1994, 2006, dan
2010yang memakan korban akibat letusan awan panas ini.
 Abu gunungapi
Abu ini merupakan campuran material yang paling halus dari suatu letusan
gunungapi. Suhunya bisa tidak panas lagi. Ukurannya kurang dari 1 mikron – 0,2 mm.
Bahaya yang di timbulkan antara lain bisa mengganggu penerbangan seperti yang
terjadi pada saat letusan gunungapi Kelud. Dapat menimbulkan sesak napas apabila
terlalu banyak menghisap abu gunungapi dan menimbulkan penyakit silikosis. Yaitu
penyakit yang diakibatkan oleh penggumpalan silika bebas pada paru-paru yang
diakibatkan oleh terisapnya abu gunungapi yang mengandung silika bebas.
 Gas beracun
Kadar gas yang tinggi dapat menimbulkan kematian. Gunungapi biasanya
mengeluarkan gas CO, CO2, H2S, HCN, H3As, NO2, CI2, dan gas lain yang
jumlahnya sedikit. Nilai batas ambang untuk gas CO 50 ppm (part per million) CO
500ppm sedangkan gas H2S yang sangat mematikan pada 0,05ppm. Gas yang
dikeluarkan saat erupsi tidak begitu berbahaya karena gas tersebut langsung terbakar
pada saat terjadi letusan gunungapi. Yang paling berbahaya adalah apabila gas
tersebut dikeluarkan pada sisa-sisa gunungapi seperti yang terjadi di Pegunungan
Dieng. Gas tersebut BJ-nya lebih besar dari udara bebas sehingga letaknya berada
pada daerah-daerah yang rendah seperti di lembah-lembah dekat permukaan tanah.
 Bahaya yang tidak kalah berbahayanya adalah bahaya setelah terjadi letusan yaitu
bahaya sekunder. Bahaya tersebut berupa bahaya aliran lahar. Lahar terbentuk dari
batuan yang dilemparkan dari pusat erupsi baik block, bom, lapilli, tuff, abu, maupun
longsoran kubah lava apabila terjadi hujan lebat yang turun bersamaan atau setelah
erupsi maka endapan material hasil erupsi tersebut akan tersangkut oleh aliran air

5|Laporan Geomorfologi
membentuk aliran bahan rombakan yang biasa disebut aliran lahar. Aliran lahar ini
mempunyai kekuatan merusak yang besar dan akan melalui apa saja yang ada
didepannya tanpa kecuali baik pemukiman, hutan, tanah pertanian maupun tanggul
sungai yang dilaluinya.

Stop Site 2. Bentuk Lahan Fluvial

Sistem fluvial merupakan sistem yang berhubungan dengan aliran sungai yang terjadi di darat
karena gaya gravitasi. Floodplain (dataran banjir) adalah daerah yang berbeda diluar channel
yang hanya tergenang air ketika banjir terjadi. Endapannya relatif lebih halus dari endapan
channel serta dinding channel, endapan didalam channel tentu saja lebih kompleks karena
bentuk channel sungai akan membawa mekanisme arus dan kecepatan debit yang berbeda-
beda. Pada channel airnya ngalir terus sehingga yang terjadi adalah arus traksi (bedload) yang
bekerja disana terus menerus menyulitkan material halus mengendap sedangkan di floodplain
airnya diam disitu saja hanya arus suspensi yang bekerja saat banjir datang membawa
material sedimen halus yang meluap keluar dinding channel.

6|Laporan Geomorfologi
BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1 Bentang Alam Vulkanis
Lokasi Lapangan Pertama
 Pukul : 08.35 WIB
 Lokasi : kali kuning,Desa Kaliurang,Kecamatan Pakem,Kabupaten
Sleman,Provinsi D.I Yogyakarta
 Cuaca : Cerah
 Hari/Tanggal : Selasa 17 Mei 2016
DESKRIPSI BENTANG ALAM
1. Morfomertri
 Beda Tinggi/elevation : 661 Meter
 Kemiringan Lereng/slope : 21o
 Koordinat : S : 07o37’23,9”
E : 110o25’37,3’’

Gambar 3.1 Citra Satelit Kalikuning


2. Proses Geomorfik yang Menyertainya Eksogenik
 Tingkat Pelapukannya : Sedang.
 Tingkat Erosinya : Erosi Sedang.
3. Pola Aliran : River

7|Laporan Geomorfologi
4. Vegetasi : Rumput,Pohon Pisang,Pohon Bambu,Pohon Jati dan Pohon Petes.

Gambar 3.2 Lokasi Lapangan Kalikuning

3.2 Bentang Alam Fluvial


Lokasi II
 Pukul : 11.06 WIB
 Lokasi : Sungai Oyo,Desa Dogongan,Kelurahan Sriharjo,Kecamatan
Imogiri,Kabupaten Bantul,Provinsi D.I Yogyakarta.
 Cuaca : Cerah
 Hari/tangal : Selasa 17 Mei 2016

DESKRIPSI BENTANG ALAM


1. morfometri
 Beda tinggi/elevation : 61 Meter
 Koordinat : S : 07o57’06,5’’
E : 110o22’47,1’’

8|Laporan Geomorfologi
Gambar 3.3 Citra Satelit Sungai oyo

2. Proses Geomorfik yang Menyertainya Eksogenik.


 Tingkat Pelapukan : Tinggi
 Tingkat Erosi : Erosi Horizotal (Tinggi)
 Tingkat Transportasi : Sedang-Tinggi
 Tingkat Sedimentasi : Sedang-Tinggi Endogenik
 Tektonisme : sesar (Indikasi Struktur Geologi),adanya pembelokan
secara tiba-tiba aliran sungai dari arah timur ke selatan.
3. Pola Aliran : River
4. Vegetasinya : pohon pisang,pohon bambu,rumput,rumput gajah,dan pohon jati.

Gambar 3.4 Lokasi Sungai oyo

9|Laporan Geomorfologi
3.3 Bentang Alam Marine
Lokasi III
 Pukul : 14.25 WIB
 Lokasi : Pantai Parangkusumo,Kabupaten Bantul,Provinsi D.I Yogyakarta
 Cuaca : Berawan
 Hari/Tanggal : Selasa 17 Mei 2016

DESKRIPSI BENTANG ALAM


1.Morfometri
 Beda Tinggi/elevation : 1 Meter
 Koordinat : S : 08o01’23,4’’
E : 110o19’22,1’’

Gambar 3.5 Citra satelit marine

2. Proses Geomorfik Endogenik


 Tektonik : Sesar Normal (Turun)
 Eksogenik
 Pelapukan : Rendah
 Erosi : Tinggi
 Transportasi : Tinggi
 Sedimentasi : Sedang-Tinggi

MORFOGENESA
Bentang alam marine di pantai parangkusumo terjadi akibat adanya pembawaan material
pasir dari sungai opak yang terbawa dari hulu merapi dari utara dan diendapkan di pantai
Parangkusumo yang berada di daerah selatan.

10 | L a p o r a n G e o m o r f o l o g i
Gambar 3.6 Lokasi lapangan marine

3.4 Bentang Alam Eolian

 Tanggal : Selasa 17 mei 2016


 Waktu : 14:30
 Lokasi : parangkusumo, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I Yogyakarta
 Cuaca : Berawan
 Vegetasi : Pohon pandan kaktus dan rumput jarum

DESKRIPSI BENTANG ALAM
1.Morfometri
 Beda Tinggi : 4 Meter
 Koordinat : S : 08o1’22,2’’
E : 110o19’22,3’

Gambar 3.7 Citra satelit eolian

11 | L a p o r a n G e o m o r f o l o g i
2. Eksogenik
Akibat transportasi angin Pasir yang terendapkan di pantai terbawa oleh angin pasat tenggara
yang kemudian terhalang oleh pegunungan selatan.Dan terendapkan di suatu lahan. Proses itu
terjadi berulang-ulang sehingga membentuk gumuk pasir.
Syarat gumuk pasir:
1. Ada material/endapan pasir dari pantai
2. Adanya penghalang berupa bukit
3. Adanya iklim kering/tropis
4. Adanya angin

Gambar 3.8 lokasi lapangan eolian

12 | L a p o r a n G e o m o r f o l o g i
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

 Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografi
khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material
batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu
 Aspek utama geomorfologi yaitu :aspek Morfologi, aspek morfogenesa, aspek morfo
kronologi, aspek morfo–asosiasi
 Klasifikasi bentuk lahan yang didasarkan pada genesis, proses, dan batuan
dikemukakan oleh Veestapen (1983) terdapat 8 bentuklahan, antara lain:
Bentuk lahan asal Volkanis, bentuk lahan asal struktural, bentuk lahan asal denu
dasional, bentuk lahan asal fluvial, bentuk lahan asal marine, bentuk lahan asal
eoalian, bentuk lahan asal pelarutan, bentuk lahan asal glasial.
 Pada pengen alan bentuk lahan ini yang akan diamati hanya 4 bentuk lahan yaitu:
Bentuk lahan asal volkanis, bentuk lahan asal fluvial, bentuk lahan asal marine,
bentuk lahan asal eoalian.
 Bentang alam volkanik adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh
proses keluarnya magma dari dalam bumi.
 Sistem fluvial merupakan sistem yang berhubungan dengan aliran sungai yang terjadi
di darat karena gaya gravitasi. Flood plain (dataran banjir) adalah daerah yang
berbeda diluar channel yang hanya tergenang air ketika banjir terjadi.
 Marine (Kawasan pesisir) terletak antara garisan terendah ketika pasang surut dan
garis air tertinggi yang dipengaruhi oleh badai. Proses pesisir melibatkan interaksi
tiada henti antara energi proses pesisir dengan material pesisir.
 Bentuk lahan eolian (gumuk pasir), endapan terbentuk oleh adanya pengikisan,
pengangkutan, dan pengendapan bahan-bahantidakkompakolehangin.
Endapankarenaangin yang paling utama adalah gumuk pasir (sand unes) dan endapan
debu (loose).

13 | L a p o r a n G e o m o r f o l o g i
DAFTAR PUSTAKA

Nichols,2009.sedimontology and stratigraphy,second edition. John Wiley and sons Ltd.


Wiley blackwell publishing,chichester.UK

14 | L a p o r a n G e o m o r f o l o g i
LAMPIRAN

15 | L a p o r a n G e o m o r f o l o g i

Anda mungkin juga menyukai