PENDAHULUAN
1|Laporan Geomorfologi
BAB II
PEMBAHASAN
2|Laporan Geomorfologi
2.3 Pengenalan Bentuk Lahan di Lapangan
Pada pengenalan bentuk lahan ini yang akan diamati hanya 4 bentuk lahan yaitu: Bentuk
lahan asal volkanis, bentuk lahan asal fluvial, bentuk lahan asal marine, bentuk lahan asal
eoalian.
Klasifikasi bentuk lahan yang didasarkan pada genesis, proses, dan batuan dikemukakan oleh
Veestapen (1983) terdapat 8 bentuk lahan, antara lain:
Pada pengenalan bentuk lahan ini yang akan diamati hanya 4 bentuk lahan yang tersebar dari
Gunung api Merapi sampai dengan Parangtritis. Masing-masing bentuk lahan tersebut akan
diuraikan sebagai berikut.
Bentang alam volkanik adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh proses
keluarnya magma dari dalam bumi. Bentang alam volkanik umumnya dihubungkan dengan
gerak tektonik, gunungapi-gunungapi sebagian besar dijumpai di depan zona penunjaman
(subduction zone).
3|Laporan Geomorfologi
Gunungapi dapat mempengaruhi lingkungan, baik pengaruh baik (sesumber), maupun
pengaruh buruk (bencana) bagi manusia.
Panas bumi, sebagai sumber listrik dari proses hidrotermal yang terjadi di daerah
gunung api seperti yang diusahakan di pegunungan Dieng dan Lahendong.
Sebagai taman wisata, dikembangkan dari potensi keindahan alam dan suasana alam
yang masih asri dan sejuk seperti di Kaliurang, Puncak, dan Sarangan.
Sebagai daerah pertanian yang subur seperti banyak dijumpai di seluruh Indonesia,
contohnya : Batu, Kaliurang, Dieng, Wonosobo.
Sebagai daerah pengisian (recharge) air tanah bagi daerah-daerah sekitar gunungapi
seperti Gunung Merapi untuk daerah sekitar Yogyakarta.
Sebagai daerah penyeimbang/pembagi hujan di daerah sekitarnya.
Selain berpotensi sebagai daerah yang menguntungkan, gunung api juga berpotensi sebagai
sumber bencana. Secara garis besar bahaya akibat erupsi gunung api dapat dibagi menjadi 2
yaitu : bahaya langsung (primer) dan bahaya setelah terjadinya letusan (sekunder). Bahaya
primer akibat erupsi gunung api meliputi :
Aliran lava
Aliran lava yaitu terjadinya aliran cairan yang pijar dan bersuhu tinggi (sampai
1200C). Alirannya menuruni lereng yang terjal dan dapat mencapai beberapa
kilometer. Semua benda yang dilaluinya akan hangus dan terbakar. Apabila
melongsor akan menimbulkan awan panas.
Bom gunung api
Bom gunung api berwujud batuan yang panas dan pijar berukuran 10cm-2m. Batuan
ini dapat terlempar dari pusat erupsi sejauh hingga 10km. Bom ini dapat
menimbulkan kebakaran hutan, pemukiman dan lahan pertanian. Bila tiba ditanah
bom ini akan mengeluarkan letusan dan akan hancur.
Pasir lapilli
Pasir dan lapilli adalah campuran material letusan yang ukurannya lebih kecil dari
bom (lebih besar 2mm). Sedangkan lapilli lebih besar daripada pasir hingga mencapai
beberapa cm. Apabila terjadi letusan pasir dan lapilli ini dapat terlempar hingga
4|Laporan Geomorfologi
puluhan km. Pasir dan lapilli ini dapat menghancurkan atap rumah, karena bebannya
juga dapat merusak lahan pertanian hingga dapat membunuh tanaman.
Awan Pijar
Awan pijar adalah suspensi dari material halus yang dihasilkan oleh erupsi gunungapi
dan dihembus oleh angin hingga mencapai beberapa kilometer. Awan pijar ini
merupakan campuran yang pekat dari gas, uap, dan material halus yang bersuhu tinggi
(hingga 1200C). Suspensi ini berat sehingga mengalir menuruni lereng gunungapi dan
seolah-olah meluncur, luncurannya dapat mencapai 10-20km dan membakar apa yang
dilaluinya seperti yang terjadi pada Gunung Merapi pada tahun 1994, 2006, dan
2010yang memakan korban akibat letusan awan panas ini.
Abu gunungapi
Abu ini merupakan campuran material yang paling halus dari suatu letusan
gunungapi. Suhunya bisa tidak panas lagi. Ukurannya kurang dari 1 mikron – 0,2 mm.
Bahaya yang di timbulkan antara lain bisa mengganggu penerbangan seperti yang
terjadi pada saat letusan gunungapi Kelud. Dapat menimbulkan sesak napas apabila
terlalu banyak menghisap abu gunungapi dan menimbulkan penyakit silikosis. Yaitu
penyakit yang diakibatkan oleh penggumpalan silika bebas pada paru-paru yang
diakibatkan oleh terisapnya abu gunungapi yang mengandung silika bebas.
Gas beracun
Kadar gas yang tinggi dapat menimbulkan kematian. Gunungapi biasanya
mengeluarkan gas CO, CO2, H2S, HCN, H3As, NO2, CI2, dan gas lain yang
jumlahnya sedikit. Nilai batas ambang untuk gas CO 50 ppm (part per million) CO
500ppm sedangkan gas H2S yang sangat mematikan pada 0,05ppm. Gas yang
dikeluarkan saat erupsi tidak begitu berbahaya karena gas tersebut langsung terbakar
pada saat terjadi letusan gunungapi. Yang paling berbahaya adalah apabila gas
tersebut dikeluarkan pada sisa-sisa gunungapi seperti yang terjadi di Pegunungan
Dieng. Gas tersebut BJ-nya lebih besar dari udara bebas sehingga letaknya berada
pada daerah-daerah yang rendah seperti di lembah-lembah dekat permukaan tanah.
Bahaya yang tidak kalah berbahayanya adalah bahaya setelah terjadi letusan yaitu
bahaya sekunder. Bahaya tersebut berupa bahaya aliran lahar. Lahar terbentuk dari
batuan yang dilemparkan dari pusat erupsi baik block, bom, lapilli, tuff, abu, maupun
longsoran kubah lava apabila terjadi hujan lebat yang turun bersamaan atau setelah
erupsi maka endapan material hasil erupsi tersebut akan tersangkut oleh aliran air
5|Laporan Geomorfologi
membentuk aliran bahan rombakan yang biasa disebut aliran lahar. Aliran lahar ini
mempunyai kekuatan merusak yang besar dan akan melalui apa saja yang ada
didepannya tanpa kecuali baik pemukiman, hutan, tanah pertanian maupun tanggul
sungai yang dilaluinya.
Sistem fluvial merupakan sistem yang berhubungan dengan aliran sungai yang terjadi di darat
karena gaya gravitasi. Floodplain (dataran banjir) adalah daerah yang berbeda diluar channel
yang hanya tergenang air ketika banjir terjadi. Endapannya relatif lebih halus dari endapan
channel serta dinding channel, endapan didalam channel tentu saja lebih kompleks karena
bentuk channel sungai akan membawa mekanisme arus dan kecepatan debit yang berbeda-
beda. Pada channel airnya ngalir terus sehingga yang terjadi adalah arus traksi (bedload) yang
bekerja disana terus menerus menyulitkan material halus mengendap sedangkan di floodplain
airnya diam disitu saja hanya arus suspensi yang bekerja saat banjir datang membawa
material sedimen halus yang meluap keluar dinding channel.
6|Laporan Geomorfologi
BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1 Bentang Alam Vulkanis
Lokasi Lapangan Pertama
Pukul : 08.35 WIB
Lokasi : kali kuning,Desa Kaliurang,Kecamatan Pakem,Kabupaten
Sleman,Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca : Cerah
Hari/Tanggal : Selasa 17 Mei 2016
DESKRIPSI BENTANG ALAM
1. Morfomertri
Beda Tinggi/elevation : 661 Meter
Kemiringan Lereng/slope : 21o
Koordinat : S : 07o37’23,9”
E : 110o25’37,3’’
7|Laporan Geomorfologi
4. Vegetasi : Rumput,Pohon Pisang,Pohon Bambu,Pohon Jati dan Pohon Petes.
8|Laporan Geomorfologi
Gambar 3.3 Citra Satelit Sungai oyo
9|Laporan Geomorfologi
3.3 Bentang Alam Marine
Lokasi III
Pukul : 14.25 WIB
Lokasi : Pantai Parangkusumo,Kabupaten Bantul,Provinsi D.I Yogyakarta
Cuaca : Berawan
Hari/Tanggal : Selasa 17 Mei 2016
MORFOGENESA
Bentang alam marine di pantai parangkusumo terjadi akibat adanya pembawaan material
pasir dari sungai opak yang terbawa dari hulu merapi dari utara dan diendapkan di pantai
Parangkusumo yang berada di daerah selatan.
10 | L a p o r a n G e o m o r f o l o g i
Gambar 3.6 Lokasi lapangan marine
11 | L a p o r a n G e o m o r f o l o g i
2. Eksogenik
Akibat transportasi angin Pasir yang terendapkan di pantai terbawa oleh angin pasat tenggara
yang kemudian terhalang oleh pegunungan selatan.Dan terendapkan di suatu lahan. Proses itu
terjadi berulang-ulang sehingga membentuk gumuk pasir.
Syarat gumuk pasir:
1. Ada material/endapan pasir dari pantai
2. Adanya penghalang berupa bukit
3. Adanya iklim kering/tropis
4. Adanya angin
12 | L a p o r a n G e o m o r f o l o g i
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografi
khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material
batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu
Aspek utama geomorfologi yaitu :aspek Morfologi, aspek morfogenesa, aspek morfo
kronologi, aspek morfo–asosiasi
Klasifikasi bentuk lahan yang didasarkan pada genesis, proses, dan batuan
dikemukakan oleh Veestapen (1983) terdapat 8 bentuklahan, antara lain:
Bentuk lahan asal Volkanis, bentuk lahan asal struktural, bentuk lahan asal denu
dasional, bentuk lahan asal fluvial, bentuk lahan asal marine, bentuk lahan asal
eoalian, bentuk lahan asal pelarutan, bentuk lahan asal glasial.
Pada pengen alan bentuk lahan ini yang akan diamati hanya 4 bentuk lahan yaitu:
Bentuk lahan asal volkanis, bentuk lahan asal fluvial, bentuk lahan asal marine,
bentuk lahan asal eoalian.
Bentang alam volkanik adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh
proses keluarnya magma dari dalam bumi.
Sistem fluvial merupakan sistem yang berhubungan dengan aliran sungai yang terjadi
di darat karena gaya gravitasi. Flood plain (dataran banjir) adalah daerah yang
berbeda diluar channel yang hanya tergenang air ketika banjir terjadi.
Marine (Kawasan pesisir) terletak antara garisan terendah ketika pasang surut dan
garis air tertinggi yang dipengaruhi oleh badai. Proses pesisir melibatkan interaksi
tiada henti antara energi proses pesisir dengan material pesisir.
Bentuk lahan eolian (gumuk pasir), endapan terbentuk oleh adanya pengikisan,
pengangkutan, dan pengendapan bahan-bahantidakkompakolehangin.
Endapankarenaangin yang paling utama adalah gumuk pasir (sand unes) dan endapan
debu (loose).
13 | L a p o r a n G e o m o r f o l o g i
DAFTAR PUSTAKA
14 | L a p o r a n G e o m o r f o l o g i
LAMPIRAN
15 | L a p o r a n G e o m o r f o l o g i