OLEH
ISMAIL ISKANDAR
B111 13 519
SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr Wb
Tiada henti penulis haturkan rasa syukur Kepada Allah S.W.T yang
atas kuasa-Nya lah saya dan kita semua masih dapat dipertemukan serta
berkat Rahmat dan Ridho Nya saya dapat menjalani kehidupan selama ini.
ini dengan baik dan tepat waktu. Terutama kepada Ayahanda Drs H
juga kepada saudari penulis Irma Ramadhani SPt. Tidak lupa juga seluruh
dapat sampai pada ujung Proses Pendidikan Strata Satu di Fakultas Hukum
Bapak Prof. Dr. Achmad Ruslan S.H., M.H. selaku pembimbing I dan Bapak
vi
Khaturkan atas Bimbingan, Saran dan Kritik yang sangat bersifat
membangun dari Ibu Dr Padma D Liman, S.H., M.H., serta beberapa Tim
Penguji Skripsi Penulis yakni : 1) Bapak Dr. Zulkifli Aspan, S.H., M.H; 2)
Bapak Dr. Romi Librayanto, S.H., M.H; 3) Ibu Eka Merdekawati Djafar. S.H.,
M.H..
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A. selaku Rektor
Universitas Hasanuddin dan jajarannya.
2. Ibu Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum. Selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Hasanuddin dan jajarannya.
vii
S.H., Ippank, Basuki, Billy, Vian Cakra S.H., Eko Sofyan S.H., Fadel
Muhammad S.H., Andi M Fadly S.H., Muhammad Fachreza S.H.,
Ivantry S.H., Rinaldy Kasim S.H., Taufiq Hidayat S.H., M Alfa
Fathansyah S.H., Ebhy, Eky, Fachrul, Fiqi, Agung Nasu, Grady,
Kevin) yang selama kurang lebih 4 tahun lamanya bersahabat
dengan penulis, senang dan bangga bisa mengenal kalian.
11. Adinda-Adinda ku tercinta, Oji, Rana, Detol, Edwin, Ica, Amira, Amar,
Ulil, Mufti, Afti, Aza, Aime, Putrid an yang tidak sempat saya
sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kalian semua, yang selalu
membuat penulis tersenyum dan menyemangati dalam melakukan
aktivitas kampus.
viii
12. Teman-Teman Asas 2013, terimakasih telah berbagi banyak ilmu,
pengalaman, dan persahabatan.
14. Terima kasih kepada Mace – mace kantin yang selalu memotivasi
penulis di bidang akademik dan sebagai ibu kantin yang tidak ada
duanya dalam mengurusi makan dan minum penulis.
17. Terima kasih juga kepada Ustadz Khalid Basalamah, Ustadz Nuzul
Dzikri, Ustadz Ikhwan Jalil, Ustadz Fakrurrazi Anshar atas ceramah-
ceramah agama yang selalu penulis ikuti secara langsung ataupun
streaming, yang telah membuat penulis selalu memusatkan tujuan
utama kepada sang Pencipta, InsyaAllah. Jazakumullahu Khairan
Katsiran.
sangat menyadari bahwa karya ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu saran dan krititk yang bersifat konstruktif sangat penulis
ix
harapkan demi kelayakan dan kesempurnaan kedepannya agar bisa
diterima dan bermanfaat secara penuh oleh khalayak umum yang berminat
Penulis
x
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iii
PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI ............................. iv
ABSTRAK ............................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................... xI
xi
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 34
A.. Lokasi Penelitian ........................................................... 34
B. Populasi dan Sampel .................................................... 34
C. Jenis dan Sumber Hukum ............................................. 34
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 35
E. Metode Analisis Data .................................................... 35
xii
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi salah satu kota yang padat penduduk. Hal ini dapat terlihat dari
hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan dimana pada
tahun 2016 sebesar 1.658.503 jiwa.2 Angka tersebut baru dari penduduk
Kota Makassar. Ini tentu menjadi penunjang para pendatang yang ingin
1
Kota Makassar menjadi pilihan utama bagi para pendatang yang ingin
masyarakat. Usaha Rumah Kost tentu menjadi salah satu usaha yang
Rumah Kost.
Rumah Kost . Seperti yang terjadi di salah satu Rumah Kost Kompleks
2
jenis sabu.4 Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan saat
mengenai Pengelolaan Rumah Kost , karena jika hal ini ditegakkan jelas
bahwa ada pihak pengelolaa yang akan dengan teliti mengecek dan
akan sangat sulit terjadi kecuali jika memang pihak pengelola juga ikut
mampu lebih teratur, tertib dan aman. Peraturan Daerah yang lahir karena
4 http://sulsel.fajar.co.id/2017/03/08/bandar-narkoba-ditangkap-di-rumah-kos-mahasiswa/.
Diakses pada tanggal 27 Maret 2017 Pukul 13.50
5 http://news.detik.com/berita/2988991/bnnp-razia-rumah-kos-di-makassar-10-pengguna-
narkoba-terjaring. Diakses pada tanggal 27 Maret 2017 Pukul 13.53
6 http://makassar.tribunnews.com/2017/01/07/polisi-juga-bekuk-2-spesialis-pencuri-
rumah-kos-di-rappocini Diakses pada tanggal 27 Maret 2017 Pukul 13.50
3
pengelolaan Rumah Kost . Didalamnya mengatur mengenai beberapa
aturan yang harus dipenuhi pemilik Rumah Kost , serta izin pengelolaan
usaha Rumah Kost nya. Salah satu diantaranya adalah Izin Pengelolaan
Rumah Kost yang menjadi kewajiban setiap pemilik Rumah Kost yang ada
di Kota Makassar. Oleh karena itu penulis membatasi diri untuk membahas
Kost untuk usaha Rumah Kost yang dimilikinya, agar Pemerintah dapat
4
Kost menjadi lebih kondusif karena pengelolaan yang telah diataur didalam
sitem perundang-undangan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
5
1. Untuk mengetahui pelaksanaan Peraturan Daerah No 10 tahun 2011
D. Kegunaan Penelitian
berikut:
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ayat 1
Ayat 2
7
d) Mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang
sangat dibutuhkan oleh daerah dan/atau masyarakat.
e) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Selain itu juga terdapat tugas dan wewenang wakil kepala daerah
mempunyai tugas :
Ayat 1
Ayat 2
tentu kita dapat melihat secara jelas bagaimana suatu sistem pemerintah
8
melakukan hal yang sama yang oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala
eksekutif di daerah.
beberapa kewajiban untuk tetap menjaga daerah agar tetap dalam koridor.
bagaimana ada tujuh poin penting yang kesemuanya itu merupakan suatu
bentuk penegasan untuk suatu daerah otonom dengan kepala daerah dan
9
pemerintahan secara menyeluruh dan merata disemua wilayah didalam
daerah tersebut.
ayat 5 mengamanatkan,
10
Secara tegas Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
daerah bisa berasal dari kepala daerah maupun dari inisiatif DPRD.8 Dalam
8Hamzah Halim, Kemal Redindo Syahrul Putera, cara praktis menuyusun danmerancang
Perda (suatu kajian teoritis dan pratis disertai dengan manual). Jakarta,Prenada Media
grup, 2010. hlm 50
9Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah nomor 23 tahun 2001.
10Abdul Latif, SH., MH, pembentukan peraturan perundang-undangan Indonesia (suatu
kajian normatif), Ujung Pandang, 1997 hlm 102
11
Sumber hukum dapat dibedakan kedalam sumber hukum materil
dan sumber hukum formal. Menurut Utrecht (1983: 84-85), sumber hukum
berlakunya hukum.
11Hamzah Halim, Kemal Redindo Syahrul Putera, cara praktis menuyusun danmerancang
Perda (suatu kajian teoritis dan pratis disertai dengan manual). Jakarta,Prenada Media
grup, 2010. hlm 65
12Abdul Latif, SH., MH, pembentukan peraturan perundang-undangan Indonesia (suatu
kajian normatif), Ujung Pandang, 1997 hlm 102
12
Mengenai materi muatan juga diatur dalam Undang-Undang No 12
Perundang-Undangan :
13
terkandung didalam Peraturan Daerah merupakan suatu urusan daerah itu
masyarakat.
B. Rumah Kost
Pasal 1 Ayat 7, Rumah Kost adalah rumah yang dimiliki / dikuasai baik
secara perorangan dan / atau badan untuk suatu usaha penyewaan kamar
Kota Makassar Nomor 10 Tahun 2011 Pasal 1 Ayat 8 adalah pemilik atau
fungsinya. Karena Rumah Kost yang ada dapat terkontrol secara baik dan
14
dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang dianggap membawa dampak
rumah yang menyediakan kamar sewa untuk tempat tinggal dalam jangka
waktu tertentu bagi seseorang atau lebih kecuali hotel dan penginapan
lainnya. Kamar sewa yang dimaksud adalah kamar yang disewakan baik
dalam satu rumah maupun diluar rumah pemilik yang dipersewakan bagi
wajib memiliki izin pengelolaan Rumah Kost . Ini tentu menjadi hal utama
yang harus dipenuhi oleh pemilik Rumah Kost . Menurut Peraturan Walikota
Rumah Kost , Izin adalah Izin Pengelolaan Rumah Kost yang dikeluarkan
oleh Camat
15
Kemudian didalam Pasal 8 Peraturan Daerah kota Makassar tentang
fasilitas dua kamar atau lebih dan diperuntukkan sebagai Rumah Kost ,
Sementara itu tata cara dan syarat untuk memperoleh izin pengelolaan
Rumah Kost akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota, hal ini
tentang Tata Cara Pemberian Izin Pengelolaan Rumah Kost beberapa hal
terlihat dengan jelas. Selain itu dalam hal terjadi perubahan nama,
16
Selain itu didalam Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Rumah
Kost diatur pula mengenai Pencabutan Izin. Tentunya pihak Pemilik Rumah
Kost akan dicabut Izin Pengelolaan Rumah Kost nya apabila, terbukti
10 didalam Peraturan Daerah ini, selain itu juga terbukti terjadi tindak
17
b) Mencitrakan Kota Makassar sebagai kota pendidikan, jas, niaga,
berorientasi global yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan
norma-norma kesusilaan;
c) Penataan dan pengendalian kependudukan;
d) Melindungi kepentingan semua pihak, menciptakan rasa aman
dan ketertiban dalam lingkungan masyarakat.15
C. Penegakan Hukum
dapat terjadi juga karena pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum yang
hukum itu menjadi kenyataan. Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur
3) Keadilan.17
15Ibid, Pasal 4.
16Satjipto Rahardjo.1983.Masalah Penegakan Hukum,Bandung:Sinar Baru.hal. 24
17Sudikno Mertokusumo,1996,Mengenal Hukum, Yogyakarta:Liberty Yogyakarta.hal.145
18
Kepastian hukum merupakan perlindungan terhadap tindakan
hukum atau penegakan hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi
Hukum tidak identik dengan keadilan. Hukum itu bersifat umum, mengikat
18Ibid.hal 146
19
mengusahakan kompromi secara proporsional seimbang antara unsur
tersebut.19
pelaksanaan hukum.20
tolak ukur dari pada efektivitas penegakan hukum. Dengan demikian, maka
kelima faktor tersebut akan dibahas lebih lanjut di sini, dengan cara
Indonesia21.
20
a. Faktor Hukum (Undang-Undang)
berlaku umum dan dibuat oleh Penguasa Pusat maupun Daerah yang sah.
21
Akan tetapi, makna atau tujuannya berlainan atau berlawanan
mati.22
berlaku surut, padahal dalam pasal 284 ayat 1 KUHAP dinyatakan, bahwa:
demikian.
22Soerjono
Soekanto.2004,Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegeakan Hukum, Edisi
Pertama. Rajawali Pers:Jakarta.hal 7-8
22
penggunaan kata-kata yang artinya dapat ditafsirkan secara luas sekali
atau karena soal terjemahan dari bahasa asing yang kurang tepat.
penerapannya.
Ruang lingkup dari istilah “Penegak hukum” adalah luas sekali, oleh
karena mencakup mereka yang secara langsung dan secara tidak langsung
bidang yang tidak penegakan hukum yang tidak hanya mencakup ”law
permasyarakatan.
23
atau rendah. Kedudukan tersebut merupakan suatu wadah, yang isinya
kewajiban tadi merupakan peranan (role). Oleh karena itu, maka seseorang
berbuat atau tidak berbuat, sedangkan kewajiban adalah beban atau tugas.
berikut:23
berbagai kedudukan dan peranan timbul konflik (“status conflict” dan conflict
keputusan yang sangat terkait oleh hukum, dimana penilaian pribadi juga
23Ibid.hal 13
24
memegang peranan. Jadi bagaimana peranan yang sebenarnya
Golongan panutan harus dapat memilih waktu dan lingkungan yang tepat
24Ibid.hal 25
25
3) Kegairahan yang sangat terbatas untuk memikirkan masa depan,
konservatisme.
petugas kurang baik, ada masalah. Oleh karena itu, salah satu kunci
penegak hukum.
cukup. Kalau hal-hal itu tidak terpenuhi, maka mustahil penegakan hukum
akan mencapai tujuannya. Dan tanpa adanya sarana atau fasilitas tersebut,
25Ibid.hal 32
26
3) Yang kurang – ditambah
d. Faktor Masyarakat
sangat mempengaruhi kepatuhan hukum. Kiranya jelas bahwa hal ini ada
pengertian atau arti pada hukum, yang variasinya adalah sebagai berikut:26
kenyataan;
tertulis);
26Ibid.hal 34
27
7) Hukum diartikan sebagai proses pemerintah;
berpengalaman.
28
ada golongan-golongan tertentu dalam masyarakat yang mengartikan
hukum sebagai tata hukum atau hukum positif tertulis. Sebagai salah satu
akibat negatif dari pandangan atau anggapan bahwa hukum adalah hukum
kuat bahwa semua bidang kehidupan akan dapat diatur dengan hukum
e. Faktor Kebudayaan
dianuti) dan apa yang dianggap buruk (hingga dihindari). Nilai-nilai tersebut,
berikut:27
27Ibid.hal 46
29
2) Nilai jasmaniah/kebendaan dan nilai rohaniah/keahklakan;
inovatisme.
posisi yang lebih tinggi daripada nilai keahklakan, sehingga akan timbul
pula suatu keadaan yang tidak serasi. Penempatan nilai kebendaan pada
posisi yang lebih tinggi, akan mengakibatkan bahwa berbagai aspek proses
hukum akan medapat penilaian dari segi kebendaan semata. Salah satu
akibat daripada penempatan nilai kebendaan pada posisi yang lebih tinggi
hukum.
30
anggapan yang kuat pula, bahwa hukum juga dapat berfungsi sebagai
sangat besar bagi manusia dan masyarakat, yaitu mengatur agar manusia
menerapkan dua pola yang merupakan pasangan. Yakni pola isolasi dan
penegak hukum bergerak antara kedua titik ekstrim tersebut. Artinya, kedua
31
Faktor-faktor yang memungkinkan mendekatinya penegak hukum
takut.
hukum.
32
akan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk
penegak hukum.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Seluruh Rumah Kost yang memiliki izin pengelolaan Rumah Kost di Kota
Makassar. Sedangkan Sampel dari penelitian ini adalah Rumah Kost yang
1) Data Primer
2) Data Sekunder
bahan banding guna memahami data primer yang berasal dari peraturan
arsip atau bahan lain serta informasi dari pejabat instansi berwenang yang
34
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini
buku literatur ilmu hukum serta tulisan–tulisan hukum lainnya yang relevan
Data yang telah terkumpul baik data primer maupun data sekunder
28Zainuddin Ali, 2011, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta,hal 176.
35
pembahasan dengan menafsirkan data yang diperoleh kemudian menarik
sistematis.
36
BAB IV
output dari dibuatnya perda ini tentunya untuk mengontrol Rumah Kost
yang ada serta meminimalisir dampak negatif dari hadirnya Rumah Kost
ditengah-tengah Masyarakat.
37
Sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 23 Tahun 2012 Tentang
Artinya jalannya penegakan Perda Rumah Kost ini sangat bergantung pada
38
Rumah Kost yang juga diatur dalam Perwali. Sekitar tahun 2014
kami sudah mulai melakukan pendataan dan sampai saat ini sudah
ada sekitar seribu lebih Rumah Kost di Kecamatan Tamalanrea.
cita dan harapan yang besar akan tegaknya Perda Rumah Kost ini. Karena
sebagai amanat dari Perwali Nomor 23 Tahun 2012 dan Perwali Nomor 84
Tahun 2013 itu merupakan tanggung jawab. Sebagai bentuk tindak lanjut
dampak buruk yang akan terjadi jika Usaha Rumah Kost ini tidak dikelola
Selain itu juga dari pernyataan diatas bahwa pihak Kecamatan baru
pada tahun 2014 mulai menjalankan Perda ini, maka penulis menganggap
39
Daerah Kota Makassar Tentang Pengelolaan Rumah Kost telah ditetapkan
pada tahun 2011 artinya ada waktu yang cukup lama dimana Pemerintah
40
Melihat penjelasan dari Ibu Ida Hidayanti selaku Staf Pemerintahan
Rumah Kost . Dimana didalam Perwali tersebut tercantum contoh dari surat
Permohonan dan contoh Surat Izin Pengelolaan Rumah Kost yang menjadi
menambahkan satu syarat yang harus dipenuhi selain enam syarat yang
Cara Pemberian Izin Pengelolaan Rumah Kost .32 Adapun syarat yang
sebagai berikut:
41
Foto Copy Pelunasan PBB Tahun berjalan;
Foto Copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Foto Copy IMB
Surat Pernyataan tidak keberatan dari RT dan RW
Surat pernyataan bersedia menjaga kebersihan dilingkungan
Rumah Kost serta bersedia menjaga ketertiban keamanan
Lingkungan Rumah Kost .
Diluar dari Pasal tersebut dalam Contoh surat Permohonan Izin yang
disertakan juga terdapat syarat Pas Foto pemohon sebanyak dua lembar.
khusus kepada pemilik usaha Rumah Kost , disini dapat terlihat dari
berada. Hal ini menjadi penting mengingat usaha Rumah Kost hadir dan
dijelaskan diawal:
42
(*telah dikonfirmasi pihak Kecamatan Tamalanrea)
melewati proses penerbitan izin tersebut. Ibu Suryani salah satu pemilik
Rumah Kost saya ini terhitung baru pada tahun 2016 diterbitkan Izin
Pengelolaan Rumah Kostnya. Jika ditanya mengenai proses selama
menyelesaikan penerbitan Izin ini sebenarnya tidak sulit cenderung
mudah, hanya saja perlu diperhatikan bahwa sebelum mengajukan
Rumah Kost untuk mendapatkan Izin tersebut sebaiknya syarat-
syarat ketentuan untuk izin tersebut telah dipastikan lengkap,
sehingga dalam prosesnya tidak berbelit-belit. Pihak Kecamatan
Tamalanrea juga begitu ramah dalam melayani kami.34
43
Penulis mewawancarai terpisah Bapak H Syarifuddin yang memiliki
telah bertindak dengan tepat. Pelayanan pihak Kecamatan juga dinilai baik,
dan satu hal yang perlu di apresiasi bahwa pihak Kecamatan sangat cermat
dan selektif dalam penerbitan Izin tersebut karena terbukti, adanya pemilik
Kost yang telah memiliki Izin Pengelolaan Rumah Kost . Ibu Ida Hidayanti
mengemukakan:
Dalam tiga tahun terakhir terhitung sejak Tahun 2014 hingga 2016
kami memiliki data khusus Kecamatan Tamalanrea, ada sekitar
1.217 Rumah Kost yang berada di Kecamatan Tamlanrea. Dengan
jumlah Rumah Kost yang banyak itu tentulah juga kami harapkan
banyak yang telah mengantongi Izin Pengelolaan Rumah Kost .
Namun pada kenyataannya hanya ada 78 Rumah Kost di wilayah
Tamalanrea yang mengantongi Izin sesuai dengan Perda dan
Perwali mengenai Pengelolaan Rumah Kost, yang artinya ada 1.139
Rumah Kost yang belum mengantongi Izin tersebut.36
44
Dari pernyataan Ibu Ida Hidayanti selaku Staf Kecamatan
Usaha Rumah Kost masih rendah atau dalam kata lain penegakan Perda
Pengelolaan Rumah Kost belum berjalan secara optimal. Tentu ini menjadi
Rumah Kost .
45
setempat itu kita akan langsung turun untuk meninindaki segera.
Kami sebenarnya belum maksimal dalam menindaki dan rencananya
kami akan kembali menggalakkan penegakan Perda ini setelah nanti
sosialisasi yang akan dilakukan setelah lebaran.
Rumah Kost yang belum memiliki Izin IMB membuat penulis mendapat
fakta baru. Banyaknya Rumah Kost yang belum memiliki Izin Pengelolaan
yang minim saja, tetapi ada faktor dasar yakni Izin Mendirikan Bangunan
itu ternyata tidak dimiliki oleh Pemilik Usaha Rumah Kost . Hal ini
terintegrasi.
46
B. Faktor yang berpengaruh terhadap Izin Pengelolaan Rumah
Kost berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2011
Tentang Pengelolaan Rumah Kost di Kota Makassar.
Pemerintah Daerah.
Usaha Rumah Kost yang masih minim, maka penulis juga telah melakukan
penelitian kepada pemilik usaha Rumah Kost yang belum mengantongi Izin
wawancara penulis dengan pemilik atau pihak penjaga Rumah Kost yang
masih belum memiliki Izin Pengelolaan Rumah Kost, dari 7 pemilik usaha
Rumah Kost yang belum memiliki Izin Bapak Sinar Alam salah satunya,
beliau mengatakan :
Usaha Rumah Kost ini sudah ada sejak dua tahun lalu (2015). Saya
tidak mengetahui bahwa ada Perda yang seperti itu. Sebenarnya
saya mau untuk memiliki Izin Pengelolaan Rumah Kost , tapi sampai
sekarang saya belum tahu bagaimana dan melapor kemana untuk
bisa memiliki Izin seperti itu.
47
Pernyataan Bapak Sinar Alam selaku pemilik Usaha Rumah Kost
pendapat yang dominan diungkapkan oleh para Pemilik Usaha Rumah Kost
dengan menambah waktu sosialisasi yang awalnya dua kali dalam setahun,
atau dengan mewajibkan seluruh Pemilik Usaha Rumah Kost untuk hadir
a. Faktor Hukum
48
b. Faktor Penegak Hukum
suatu aturan. Penindakan terhadap Rumah Kost yang tidak memiliki Izin
atau law enforcement terhadap Rumah Kost “Nakal” yang tidak memiliki
Izin masih terbilang lemah. Hal Ini membuat masih lebih banyaknya Rumah
Kost yang tidak memiliki Izin disbanding Rumah Kost yang memiliki Izin
dengan Perwali tentang Pengelolaan Rumah Kost ini telah tersusun rapi
Pengelolaan Rumah Kost bahwa setiap Pemilik Usaha Rumah Kost yang
dan denda berupa uang. Namun, penindakan terhadap Rumah Kost yang
tidak memiliki Izin menjadi celah yang menurut penulis hal ini perlu untuk
diperhatikan lagi. Karena jika tidak jumlah pemilik Rumah Kost yang turut
berpartisipasi dalam penegakan Perda Rumah Kost ini tidak akan ada
kemajuan.
Rumah Kost yang belum mengantongi Izin maka tentunya tidak akan ada
efek jerah mereka, kenyataan bahwa Usaha Rumah Kost yang memiliki
49
sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor
c. Faktor Masyarakat
Rumah Kost yang kemudian menjadi yang terdekat dengan Usaha Rumah
Artinya masyarakat tidak boleh acuh terhadap Rumah Kost yang ada
disekitarnya entah itu dalam pengawasan Rumah Kost yang telah memiliki
izini, atau kemudian terhadap Rumah Kost yang belum mengantongi Izin
menjamurnya Rumah Kost bisa tetap terkontrol dan berjalan sesuai aturan
yang ada. Selain itu juga hadirnya perda dan perwali mengenai
“Di Tamalanrea ini terlau banyak Rumah Kost , dan wajar saja karena
daerah ini merupakan kawasan pendididkan. Banyak kampus
perguruan tinggi,Dan tidak bisa dipungkiri banyak masalah yang
ditimbulkan dari Rumah Kost ,Kita berharap masyarakat ikut terlibat
dalam pengawasan Rumah Kost ”
50
Terlihat dari pernyataan Bapak Kamsidin Arib bahwa Masyarakat
yang tinggal disekitar Rumah Kost tidak boleh pasif. Harapan terhadap
untuk mengawasinya.
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah Kost. Meskipun ada hal yang perlu di apresiasi bahwa pihak
Perda ini menjadi tidak optimal. Karena banyak Rumah Kost yang
52
mendapatkan Izin Pengelolaan Rumah Kost . Selain itu terdapat pula
yang bersikap pasif dimana hal itu berbanding terbalik isi Pasal
53
B. Saran
dua kali dalam setahun, penulis menilai hal ini masih kurang karena
Rumah Kost yang belum mengantongi Izin. Menjadi hal yang harus
pelaksanaan yang telah dimulai sejak tahun 2014 tentu ini bukan
54
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Perundang-Undangan
55
Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 10 tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Rumah Kost
Internet
56