Isi KDM
Isi KDM
Isi KDM
PENDAHULUAN
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin
menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai
substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah
merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar
mengajar (Wongkar, 2011).
Salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah
ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Dalam kelompok kecil
maupun perorangan akan terjadi hubungan interpersonal yang sehat dan akrab
antara guru-siswa, maupun antara siswa dan siswa (Wongkar, 2011). Dalam hal ini
kami berusaha menjelaskan pembahasan tentang keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan. Hal ini dimaksudkan agar para guru dapat bekerja dengan
professional sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
1.4 Manfaat
10. Mahasiswa sebagai calon guru mengetahui peran guru dalam pengelolaan
kelas
BAB II
PEMBAHASAN
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar
antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
guru dan siswa dengan siswa (Muhidin, 2011).
Guru adalah salah satu sumber informasi bagi siswa. Informasi yang
disampaikan guru dapat berupa informasi mengenai langkah-langkah pelaksanaan
tugas, mauun informasi lain yang diperlukan siswa untuk mengajar kelompok
kecil dan perorangan. Selain informasi dari guru, siswa juga dapat menggali
sumber informasi dari berbagai sumber, seperti buku teks, majalah, surat kabar,
televisa, radio, dan sebagainya.
Guru juga bertugas menyediakan pelajaran yang akan dipelajari siswa dalam
pengajaran kelompok kecil maupun perorangan. Berbagi sumber yang diperlukan
siswa dalam proses belajar mengajar tersebut perlu disediakan agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, guru harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepada siswa
sehingga dapat mengaktualisasikan kemampuan-kemapuan yang mereka miliki
untuk menyelesaikan tugas atau masalah yang mereka hadapi.
2.2.6 Guru Mempunyai Hak Dan Kewajiban Yang sama Seperti Siswa
Guru sebagai peserta kegiatan mempunyai hak dan kewajiban yang sama
seperti siswa berarti guru ikut menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan
masalah atau mencari kesepakatan bersama seperti halnya para siswa.
3.3 Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi Agar Pengajaran Kelompok Kecil
dan Perorangan Dapat Terwujud
1. Ada hubungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan antar siswa.
Dalam pola ini kegiatan belajar mengajar di kelas dimulai dengan pertemun
klasikal (kelas besar) untuk memberikan infomasi umum yang diperlukan siswa
untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Informasi yang diberikan kepada
siswa antara lain:
d. Mengkoordinasikan kegiatan,
e. Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
2) Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil
dan perorangan.
3) Pengorganisasian siswa, sumber materi serta waktu merupakan langkah
pertama yang diperhatikan guru.
a. Kelebihan
b. Kelemahan
b. Membagi perhatian
Petunjuk yang jelas sangat diperlukan oleh siswa sehingga siswa tidak mengalami
kebingungan dalam mengerjakan tugas atau perintah.
e. Menegur
Siswa yang telah mengganggu proses pembelajaran dapat diberi teguran. Teguran
harus tegas dan jelas namun menghindari perkataan kasar atau menghina. Namun
teguran ini dapat disepakati bentuknya saat membuat aturan-aturan tertentu antara
siswa dan guru. Guru harus lebih berhati-hati dalam menasehati siswa terhadap
kelas maupun perorangan.
f. Memberikan penguatan
segala tingkah laku hendaknya diberi penguatan baik itu penguatan positif
maupun negatif dan teguran pada perilaku siswa yang telah menyimpang.
Guru harus menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau
kesulitan dan memodivikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan
pemberian penguatan secara sistematis.
b. pengelolaan kelompok
c. Bervariasi
d. Keluwesan
Dalam mengelola kelas, kita telah dihadapkan pada siswa yang bersifat
individual atau kelompok, sehingga kita perlu berhati-hati dalam menanganinya.
Biasanya teknik yang digunakan antara lain: nasihat, teguran, larangan, ancaman,
teladan, hukuman dan sebagainya.
Menurut James Cooper dkk. mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan
kelas yang didalamnya terdapat teknik-teknik yaitu:
Pendekatan ini bertolak dari psikologi klinis dan konseling, dengan anggapan
dasar bahwa proses pembelajaran yang efektif dan efisien mempersyaratkan
hubungan sosial emosional yang baik antara guru dengan siswa dan antarsiswa.
Selanjutnya guru dipandang memegang peranan penting dalam menciptakan
hubungan baik tersebut. Pengalaman dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan
pada kita bahwa bila hubungan kita dengan partner kerja baik, berbagai kegiatan
kejasama dapat berlangsung dengan lancar. Dan bila terjadi kesalahpahaman
mudah dicari jalan keluarnya. Demikian halnya dengan proses pembelajaran di
sekolah, bila hubungan antara guru dengan siswa baik, maka proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan lancar, kesalahpahaman yang timbul dapat diatasi
dengan mudah.
Berikut ini adalah sikap-sikap yang diperlukan oleh guru dalam mengatasi
kenakalan siswa:
1) Sikap umum,
Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel mengelompokkan tingkah laku siswa yang
biasanya mengganggu proses pembelajaran menjadi empat macam yaitu:
a) Siswa yang memiliki tingkah laku menarik perhatian akan selalu berusaha
memakai berbagai cara untuk menarik perhatian guru. la mungkin tertawa lebih
keras dibanding dengan teman-temannya, sering menggoda teman disebelahnya,
pura-pura sakit, pura-pura tidak mengerti sehingga bertanya terus dan sebagainya.
Hal yang demikian sebaiknya dibiarkan saja.
b) Siswa yang memiliki tingkah laku menguasai akan selalu berusaha
mengalahkan orang lain. Bila tidak dapat secara wajar, ia akan marah dan
melakukan tindakan agresif, atau sebaliknya menarik diri sama sekali dan tidak
mau melaksanakan kewajibannya. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan tugas
untuk memimpin yang membutuhkan keberanian atau kekuatan fisik.
c) Siswa yang memiliki tingkah laku membalas dendam akan selalu melakukan
tindakan yang menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis. Hal ini
sebaiknya diserahkan pada psikolog dan guru hanya membantu pelaksanaanya di
kelas.
d) Siswa yang memiliki tingkah laku merasa tidak mampu akan selalu
mengatakan bahwa ia tidak mampu mengerjakan tugas. Karena biasanya ia yakin
akan gagal atau merasa gagal sebelum mulai. Hal ini jangan disalahkan langsung
melainkan berikan dorongan dan bimbingan.
c. Pendekatan Proses kelompok
Siswa biasanya hadir di kelas dengan tujuan yang berbeda, maka tugas guru
yang pertama adalah mengarahkan para siswa ke tujuan kelas, khususnya
indikator. Tujuan yang dapat mendorong usaha untuk mencapainnya antara lain
adalah tujuan yang jelas dan realistis. Oleh sebab itu, guru perlu merumuskan
tujuan yang realistis serta mengkomunikasikannya secara jelas kepada siswa.
2) Aturan.
Aturan yang mampu mengikat siswa menjadi kelompok yang padu adalah
aturan yang dapat dibuat bersama antara guru dan siswa atau minimal disetujui
oleh siswa. Bila ada siswa yang tidak menyetujui aturan dalam kelompok akan
mengurangi daya ikat aturan tersebut.
3) Pemimpin.
Kita mengetahui bahwa kebiasaan tiap siswa berbeda. Seorang guru tidak
boleh menyalahkan atau membenci siswa karena kebiasaan mereka karena
kebiasaan baik dan buruk diperoleh dari pengalaman di jenjang pendidikan
sebelumnya dan lingkungan siswa berada. Sehingga untuk membentuk
kebiasaan-kebiasaan yang baik dengan melalui pemberian aturan saat proses
pembelajaran terutama pada awal pertemuan pembelajaran sehingga terjadi
kesepakatan antara siswa dan guru.
2. Memulai kegiatan tepat waktu (getting started)
Proses pembelajaran yang efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar
proses kegiatan berjalan lancer dan tidak mengalami gangguan atau hambatan.
Guru harus mengoptimalkan keikutsertaan siswa, kesempatan melakukan,
penggunaan peralatan, serta mengorganisir pembagian kelompok, tidak terlalu
banyak ceramah sehingga siswa tidak jenuh.
4. Mengelompokkan siswa (grouping the student)
Pada akhir pelajaran diharapkan siswa memiliki kesan yang baik selama
kegiatan berlangsung sehingga siswa selalu mengingat hal-hal yang berupa
pengalaman selama kegiatan. Maka dari itu, seorang guru harus membuat klimaks
naik pada saat pertemuan sehingga siswa berharap adanya kegiatan lanjut yang
lebih menarik pada pertemuan berikutnya.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN