BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Muhammadiyah sebagai gerakan_politik (political movement). maksudnya
adalah pergumulan dan keterlibatan muhammadiyah dikancah perpolitikan bangsa
Indonesia sejak zaman penjajahan hingga zaman sekarang ini. Sebagai gerakan islam
mau tidak mau muhammadiyah harus terlibat dalam strategi-strategi perjuangan dan
dakwah islam di tengah-tengah masyarakat yang terjajah dan pemerintah yang
dianggap tidak islami. Di dalam sejarah, tokoh-tokoh muhammadiyah banyak terlibat
dalam politik praktis. Sebagai contoh, K.H. Mas Mansur pernah menjadi tokoh SI
im Indonesia (PII) dan diikuti oleh kader-kader lain
dan mendirikan partai
erikutnya seperti Amin Rais, Namun demikian, mereka tidak pemah melibatkan
muhammadiyah dalam perjuangan politik praktis, schingga dalam sejarahnya
muhammadiyah tidak pernah menjadi partai politik
Bentuk keterlibatan politik muhammadiyah sekarang ini adalah high politics,
yakni lebih mengedepankan moral daripada sekedar memperoleh kekuasaan
sebagaiman pada umumnya perjuangan yang dilakukan oleh pelaku-pelaku low
politics (politik praktis kepartaian), Lalu apa
ang ingin didapatkan muhammadiyah
dengan high politicsnya? Berpolitik tentu ada tujuan sebagaiman yang dikatakan
n pol
how” politik adalah masalah siapa_mendapat apa, kapan dan bagaimana
sebagai Harold Laswell mengenai penger
who gets what, when and
Muhammadiyah bukanlah organisas
yang, mempunyai kepentingan yang berkaitan
dengan “aspiring for power", apakah itu untuk menduduki jabatan dalam bidang
eksekutif, misalnya presiden, wakil presiden dan mentri, ataupun dalam jabatan
dibidang legislative, apakah anggota DPR apalagi menjadi ketua dan wakil ketua di
lembaga tersebut. Kalau ada “orang-orang” muhammadiyah yang menghendakinya
maka itu merupakan urusanpribadinya Karena muhammadoyah tidak akan
merekomendasikannya, namun juga tidak akan melarangnya, Akan tetapi kalau yang
bersangkutan membawa nama muhammadiyah, tentusaja-muhammadiyah
menentangnya,Sekalipun demikian, muhammadiyah mempunyai kepentingan yang sangat
besar agar supaya bagaiman mereka yang berada dalam kekuasaan (those who are in
power) menjalankan kekuasaannya dengan sebaik-baiknya, dengan memperhatikan
nilai-nilai moral, memegang amanah kedudukan dan jabatannya, Muhammadiyah
akan berusaha dalam batas kemampuan yang ada untuk “mengingatkan” mereka
yang memiliki kedudukan dalam jabatan untuk tidak menyalahgunakan kedudukan
dan jabatannya, Itulah yang secara popular di kalangan islam kita mengenalnya
dengan “amar ma’ruf nahi munkar”. Dan inilah yang sebenamya disebut dengan
Amin Rais sebagai high polities.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari politik?
Bagaimana pergumulan Muhammadiyah dalam berpolitik?
Bagaimana perkembangan politik Muhammadiyah?
Apa landasan operasional politik Muhammadiyah?
ween
Bagaimana high polities dan polities?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk memberikan pemahaman tentang islam dan Muhammadiyah sebagai
gerakan Islam, untuk lebih memahami dan mengetahui bagaimana peran dan
perkembangan muhammadiyah dalam berpolik, serta apa saja yang menjadi fandasan
operasional politik muhammadiyah,BABIL
PEMBAHASAN
2.1, Pengertian Politik
Politik (“siasah”-bahasa arab; “politics
yang sangat luas. Kata “politik” mengundang kontroversi terutama bagi mereka yang
ik? Mungkin ada baiknya
ahas inggris) memilikipengertian
tidak memahaminya.Akan tetapi apakah itu polit
diungkapkan mengenai apa makna politik. Imuan politik yang sanagat terkenal,
David Easton, menyatakn “politik” tidak Iain daripada bagaiman mengalokasikan
ion of
sejumlah nilai secara otoritatif bagi sebuah masyarakat “authoratitative alloc
values for a society”.
Artinya dalam kehidupan schari-hari ada sejumlah nilai yang selalu dicari,
dikejar-kejar, dan tentu saja dipertaruhkan orang dalam hidup bermasyarakat serta
bemegara, Nilai-nilai tersebut tentu saja merupakan sesuatu yang sanagat berharga
atau bermakna dalam kehidupan sehingga orang dapat melakukan apa saja untuk
memperolehnya. Apakah nilai-nilai tersebut? Seorang ahli ilmu politik lainnya, Karl
W. Deutsch, mengelompokkan nilai-nilai tersebut dalam delapan Kategori, termasuk
didalamnya kekuasaan, kekayaan, kehommatan, Kesehatan, —_kesejahteraan
(colightment), kebebasan, keamanan, dan lain-lainnya. Nilai-nilai_tersebut
dialokasikan secara otoritatif, artinya sckali diputuskan oleh Negara bagaimana
mengalokasikannya, maka akan mengikat (binding) semua pihak yang
berkepentingan dengan nilai-nilai tersebut, sehingga negara memiliki hak untuk
memberikan paksaan fisik agar orang tunduk dan patuh terhadap keputusan yang
mengikat dalam rangka alokasi nilai tersebut.
Di dalam konteks masyarakat Indonesia sering terjadi kesenjangan antara ilmu
politik yang dipelajari dengan politik-politik yang terjadi. mu politik adalah ilmu
social yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari Negara sejauh Negara
merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat tujuan dari gejala-gejala kekuasaan
lain yang resmi, yang dapat mempengaruhi Negara. Di dalam praktiknya, pengrtian
politik menjadi deterministic yakni segara urusan dan tindakan (kebijaksannan,
siasat, dan sebagainya) mengenai pengertian sesuatu Negara atau terhadap Negara