Teori kepantasan
Teori ini dikemukakan oleh Grunhut seorang sarjana hukum Jerman.
Teori ini masih berdasarkan pada teori kreasi atau penciptaan, namun ada
pembatasan yaitu penerbit hanya bertanggungjawab atau terikat pada pemegang
yang memperoleh surat berharga secara pantas (reasonable).
Pantas artinya menurut cara yang lazim yang diakui oleh masyarakat dan dilindungi
oleh hukum.
Teori perjanjian
Teori ini dikemukakan oleh Thol seorang sarjana hukum Jerman.
Menurut teori ini, yang menjadi dasar hukum yang mengikat surat berharga antara
penerbit dan pemegang ialah “suatu perjanjian” dua pihak yaitu penerbit yang
menandatangani dan pemegang pertama yang menerima surat berharga itu.
Dalam perjanjian disetujui bahwa jika pemegang pertama memperalihkan surat itu
kepada pemegang berikutnya penerbit tetap terikat untuk membayar atau
bertanggungjawab untuk membayar.
Teori penunjukan
Teori ini dikemukakan oleh Land dan Wittenwaall.
Menurut teori ini yang menjadi dasar hukum yg mengikat surat berharga antara
penerbit dan pemegang ialah perbuatan penunjukan surat itu kepada debitur
(penerbit).
Penerbit meminta untuk dipertunjukan surat berharga pada saat surat berharga
jatuh tempo.
Pengalihan secara cessie, sebagaimana dijelaskan pada bagian awal bab ini,
dikatakan sebagai mekanisme pengalihan yang sulit dilakukan, mengingat hal demikian
harus dilakukan melalui suatu akta, sehingga surat tersebut masuk kategori surat yang
berharga. Di bawah ini hanya akan dibahas mengenai jenis-jenis surat berharga saja
atau surat yang mudah mekanisme pengalihannya.
b. BW
KUHD – BW
· KUHD sebagai lex spesialis derogat lex generalis bagi hukum surat
berharga. Pasal 1319 BW setiap perjanjian baik yang dibuat secara khusus atau
tidak, berlaku ketentuan dalam BW.
Istilah dan Jenis Legitimasi ( Pasal KUHD 115 KUHD, PS 1947 BW)
1. Legitimasi Formil
Pengakuan yang dilihat dari Formalitas semata atau Faktor2 yang tampak
2. Legitimasi Materil
Melihat pada kebenaran yang sesungguhnya, yaitu diteliti siapa sebenarnya yang
berhak.
Ciri-ciri Legitimasi
1. Legitimasi diberikan pada semua pemegang legitimasi tersebut secaraumum.
2. Luas atau sempitnya pengakuan itu sangat tergantung pada klausula nya.
3. Adanya pembatasan pada pengakuan dengan klausula rekta (pengganti)
b. Daluwarsa
Contoh : cek masa edar 70 hari, kalau sudah 71 hari, maka dianggap batal dan
bank berhak menolak untuk mencairkan.
No 1 dan 2
Termasuk surat berharga karena sifatnya praktis dan mudah untuk mengalihkan pada
orang lain.
No 3 dan 4
Surat yang berharga
G. JENIS-JENIS DARI SURAT BERHARGA
Surat Wesel
Defenisi dari surat wesel tidak ada dalam UU. Untuk dapat mencari defenisi
dari surat wesel, harus tahu syarat format dalam surat wesel, hal ini dapat dilihat
pada Pasal 100 KUHD. Dalam Pasal 100 KUHD ada 8 syarat Format dari surat
wesel
1. Istilah wesel
Kata wesel harus ada dalam surat. Istilah wesel dalam berbagai bahasa
Wissel (Belanda)
Weechell (Jerman)
Bill of exchange (inggris)
2. Adanya Perintah
Perintah disini artinya perintah membayar tanpa syarat , yang biasanya
dicantumkan nominalnya terdiri dari angka dan huruf. Bagaimana jika terjadi
perbedaan antara angka dengan huruf maka yang dipakai adalah
huruf,Bagaimana kalau ada coretan, maka yang dipakai adalah nilai yang
terkecil.
3. Siapa yang menjadi tersangkut (yang berkewajiban membayar).
Tersangkut dalam teorinya bisa bank, lembaga non bank dll
4. Hari Bayar
Kapan surat wesel harus dibayar, ada 4 pilihan untuk hari bayar.
a. Waktu diperlihatkan
b. Tanggal yang ditentukan.
c. Pada waktu tertentu, setelah surat itu diperlihatkan
d. Pada waktu tertentu setelah terbitnya surat tersebut
5. Tempat pembayaran
Dimana tempat dilakukan pembayaran
6. Harus menyebutkan siapa pemegang/penerima/pengganti
Bagaimana kalau tulisan pengganti tidak ada? Dalam hukum surat berharga
asas PRAESUMTIF ORDER PAPIER karena dalam surat wesel hanya klausa
maka kalau tidak ada kata pengganti maka tidak memenuhi syarat klausula atau
berklausula pengganti.
7. Mencantumkan tempat dan tanggal kredit
8. Tanda tangan penerbit
Surat Cek
Surat yang memuat istilah cek yang diterbitkan pada tanggal dan tempat
tertentu yang mana seorang penerbit memerintahkan tanpa syarat pada
tersangkut/bankir untuk membayar sejumlah uang pada pemegang di tempat
tertentu.
Syarat formal :
1. Memuat istilah cek
2. memuat perintah membayar tanpa syarat.
3. memuat siapaa yang menjadi tersangkut dalam cek, tersangkut umumnya bankir
atau lembaga keuangan non bank
4. Memuat tempat pembayaran/pencairan
5. memuat Tgl dan tempat penerbit guna :
Tanggal
Untuk menentukan daluwarsa.
Untuk menentukan cakap hukumnya si penerbit dalam melakukan tindakan
hukum saat itu.
Tempat untuk menentukan hukum apa yang berlaku.
6. Memuat tanda tangan penerbit
Kwitansi
Kwitansi adalah tanda bukti pembayaran, bersifat pembebasan utang.
Kwitansi ini diatur dalam pasal 229 e KUHP. Kwitansi toonder atau kwitansi pada
pembawa, ialah perintah untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak
ketiga.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiharto, Umar Said. 2009. Pengantar Hukum Indonesia. Setara Press. Malang
http://legalbanking.wordpress.com/materi-hukum/hukum-surat-berharga/
http://unjalu.blogspot.com/2011/03/hukum-surat-surat-berharga.html
http://wahyupratomo.edublogs.org/files/2012/03/kuliah-2-SUMBER-HUKUM-SURAT-BERHARGA-
rnht93.pdf
HUKUM SURAT
BERHARGA
Oleh: