Anda di halaman 1dari 12

A.

Definisi Surat berharga


Dalam undang-undang dan beberapa referensi mengenai surat berharga
tidak ditemukan definisi yang jelas mengenai surat berharga, namun dalam beberapa
referensi mengenai surat berharga para ahli hukum menjelaskan bahwasanya surat
berharga adalah salah satu jenis dari surat perniagaan yang dikenal atau beredar di
masyarakat, di samping jenis lainnya yang dikenal sebagai surat yang berharga.
Perbedaan di antara kedua jenis surat perniagaan di atas, semata-mata memperhatikan
sulit tidaknya pengalihan atau levering-nya.
Apabila surat perniagaan tersebut mudah pengalihannya, yang mana cukup
dilakukan dengan penyerahan fisik dari surat perniagaan atau
dengan endorsement maka surat tersebut tergolong ke dalam surat berharga,
sedangkan apabila sulit pengalihannya harus secara cessie, maka surat tersebut
tergolong ke dalam surat yang berharga.
Berdasarkan beberapa referensi yang ada, surat berharga dapat didefinisikan
sebagai surat yang: (a) memiliki nilai, (b) negotiable dan (c) mudah dialihkan, yang oleh
penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi berupa
pembayaran sejumlah uang.

Istilah Hukum Surat Berharga


Himpunan peraturan yang mengatur tentang surat yang memiliki nilai.
lengkapnya, himpunan peraturan yang mengatur tentang surat yang berbentuk akta
yang merupakan alat pembayaran, alat bukti hak tagih dan alat memindahkan hak tagih

Dasar Hukum Penerbit dan Pemegang Surat Berharga


 Teori kreasi atau penciptaan
 Teori kepantasan
 Teori perjanjian
 Teori penunjukan

Teori kreasi atau penciptaan


 Teori ini mula-mula dikemukakan oleh Einert seorang sarjana hukum Jerman pada
tahun 1839
 Menurut teori ini, yang menjadi dasar hukum yang mengikat surat berharga antara
penerbit dan pemegang ialah perbuatan “menandatangani” surat berharga itu.
 Karena ada perikatan itu, penerbit bertanggungjawab membayar kepada pemegang
surat berharga itu, walalupun tanpa perjanjian dengan pemegang berikutnya.

Teori kepantasan
 Teori ini dikemukakan oleh Grunhut seorang sarjana hukum Jerman.
 Teori ini masih berdasarkan pada teori kreasi atau penciptaan, namun ada
pembatasan yaitu penerbit hanya bertanggungjawab atau terikat pada pemegang
yang memperoleh surat berharga secara pantas (reasonable).
 Pantas artinya menurut cara yang lazim yang diakui oleh masyarakat dan dilindungi
oleh hukum.

Teori perjanjian
 Teori ini dikemukakan oleh Thol seorang sarjana hukum Jerman.
 Menurut teori ini, yang menjadi dasar hukum yang mengikat surat berharga antara
penerbit dan pemegang ialah “suatu perjanjian” dua pihak yaitu penerbit yang
menandatangani dan pemegang pertama yang menerima surat berharga itu.
 Dalam perjanjian disetujui bahwa jika pemegang pertama memperalihkan surat itu
kepada pemegang berikutnya penerbit tetap terikat untuk membayar atau
bertanggungjawab untuk membayar.

Teori penunjukan
 Teori ini dikemukakan oleh Land dan Wittenwaall.
 Menurut teori ini yang menjadi dasar hukum yg mengikat surat berharga antara
penerbit dan pemegang ialah perbuatan penunjukan surat itu kepada debitur
(penerbit).
 Penerbit meminta untuk dipertunjukan surat berharga pada saat surat berharga
jatuh tempo.

B. Fungsi Surat Berharga


1. Alat pembayaran (contoh: cek, bilyet giro dan wesel bayar);
2. Surat bukti investasi, yang dibagi lagi ke dalam (i) investasi yang bersifat utang
(contoh: promes dan obligasi), dan (ii) investasi yang bersifat ekuitas (contoh: surat
saham).
Dalam Bab 6 dan 7 KUHD, fungsi surat berharga secara umum dibedakan
dalam:
1. Surat sanggup membayar atau janji untuk membayar. Dalam surat ini
penandatangan berjanji atau menyanggupi membayar sejumlah uang kepada
pemegang atau orang yang menggantikannya. Termasuk bentuk ini adalah surat
sanggup;
2. Surat perintah membayar. Dalam surat ini penerbit memerintahkan kepada tertarik
untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang atau penggantinya. Termasuk
dalam bentuk surat ini adalah surat wesel dan cek;
3. Surat pembebasan hutang. Dalam surat ini penerbit memberi perintah kepada pihak
ketiga untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang yang menunjukkan dan
menyerahkan surat ini. Termasuk dalam bentuk ini adalah kwitansi atas unjuk.

Khusus untuk surat berharga yang berfungsi sebagai surat sanggup


membayar atau janji untuk membayar, kemudian dikelompokkan berdasarkan jangka
waktu hutangnya, yaitu:
1. Surat hutang jangka pendek (< 1 tahun). Contoh: certificate of deposit,
SBI,promissory notes, dan commercial paper;
2. Surat hutang jangka menengah (1-5 tahun). Contoh: medium term notes dan floating
rate notes;
3. Surat hutang jangka panjang (> 5 tahun). Contoh: obligasi atau bonds, mortgage
backed securities (MBS), dan asset backed securities (ABS).

C. Pihak-pihak yang terkait dengan surat berharga adalah:


1. Penarik (drawee), merupakan pihak pemilik dana pada rekening yang
memerintahkan tertarik, yaitu bank, untuk membayar kepada pemegang;
2. Penerbit (issuer, penandatangan, debtor), merupakan pihak yang menerbitkan surat
berharga;
3. Pemegang (kreditur, holder, investor, beneficiary), adalah pemegang surat berharga
yang memiliki hak tagih;
4. Tertarik (payee), merupakan pihak lain yang disebutkan dalam surat berharga
sebagai pihak yang akan melakukan pembayaran;
5. Endosant (indorser), adalah pemegang surat berharga sebelumnya, yang
memindahkan haknya atas surat berharga tersebut kepada pihak yang menerima
pengalihan;
6. Akseptan (acceptor), adalah pihak yang melakukan akseptasi menerima, yaitu
mengakui setiap tagihan yang ternyata dalam warkat surat berharga yang diaksep
serta berjanji melakukan pembayaran pada waktu yang ditentukan. Biasanya
akseptan dalam wesel bank adalah bank selaku pihak tertarik, sedangkan dalam
wesel dagang (merchants draft) akseptan biasanya adalah importir atau pembeli;
7. Avalist (guarantor) adalah penjamin dari penerbit.

Berdasarkan availability-nya (syarat pencairannya), suatu piutang dibedakan


secara atas bawa, atas unjuk, dan/atau atas nama; yang mana berdasarkan Pasal 613
KUH Perdata, diatur bahwa:
1. Piutang atas bawa pengalihannya cukup dengan menyerahkan fisik surat beharga
saja;
2. Piutang atas unjuk pengalihannya harus melalui endesomen
atau endorsement (Pasal 110-119 KUHD); dan
3. Piutang atas nama pegalihannya harus secara cessie.

Pengalihan secara cessie, sebagaimana dijelaskan pada bagian awal bab ini,
dikatakan sebagai mekanisme pengalihan yang sulit dilakukan, mengingat hal demikian
harus dilakukan melalui suatu akta, sehingga surat tersebut masuk kategori surat yang
berharga. Di bawah ini hanya akan dibahas mengenai jenis-jenis surat berharga saja
atau surat yang mudah mekanisme pengalihannya.

D. Alasan/Latar Belakang Diterbitkan Surat Berharga


1. Praktis
2. Aman
Alasan tersebut tidak mutlak karena praktis dan aman hanya bagi orang –
orang tertentu saja.

E. Pengaturan Surat Berharga


Sumber hukum surat berharga terbagi jadi 2 bab yaitu :
1. Hukum Tertulis
a. KUHD
Didalam KUHD
 Sudah ada waktu lahirnya KUHD th 1848
 Direbut dalam KUHD karena peraturan tsb tertulis
Diluar KUHD
 Belum ada waktu lahirnya KUHD / th 1848
 Peraturan tsb tidak tertulis

b. BW
KUHD – BW
· KUHD sebagai lex spesialis derogat lex generalis bagi hukum surat
berharga. Pasal 1319 BW setiap perjanjian baik yang dibuat secara khusus atau
tidak, berlaku ketentuan dalam BW.

2. Hukum tidak tertulis/Hukum Adat


Hukum yang muncul dari praktek / kebiasaan yang muncul

Istilah dan Jenis Legitimasi ( Pasal KUHD 115 KUHD, PS 1947 BW)
1. Legitimasi Formil
Pengakuan yang dilihat dari Formalitas semata atau Faktor2 yang tampak
2. Legitimasi Materil
Melihat pada kebenaran yang sesungguhnya, yaitu diteliti siapa sebenarnya yang
berhak.

Ciri-ciri Legitimasi
1. Legitimasi diberikan pada semua pemegang legitimasi tersebut secaraumum.
2. Luas atau sempitnya pengakuan itu sangat tergantung pada klausula nya.
3. Adanya pembatasan pada pengakuan dengan klausula rekta (pengganti)

Hak dan Kewajiban Pemegang Legitimasi/Surat Berharga atau tangkisan Terhadap


Pemegang Surat Berharga
Sejauh mana hak dan kewajiban pemegangnya, ada 2 alasan :
1. Tangkisan yang bersifat absolut (mutlak).
a. Tentang adanya cacat bentuk dari surat berharga (tidak memenuhi syarat surat
berharga).
Contoh :
 Tentang tanda tangan (kalau kosong tanda tangannya berarti surat berharga
tersebut jadi tidak berharga)
 Tanda tangan ada yang tidak sama
 Tanggal penerbitan sifatnya menentukan masa beredarnya suatu surat
berharga, untuk melihat masa berlaku atau daluwarsa suatu surat berharga
 Salah satu pihak tidak cukup, apakah waktu surat berharga tersebut
diterbitkan dia telah dewasa.

b. Daluwarsa
Contoh : cek masa edar 70 hari, kalau sudah 71 hari, maka dianggap batal dan
bank berhak menolak untuk mencairkan.

c. Karena ada kelainan Formalitas protes


Menurut UU Protes harus menggunakan akta

b. Tangkisan yang brsifat nisbi (relatif)


Alasan yang disampaikan yang berkaitan dengan hubungan awal antara
penerbit dengan pemegang I dan termasuk dalam hubungan pribadi (disebut
perikatan dasar). Alasan ini tidak boleh dipertanyakan oleh pihak tersangkut (bank)
Kecuali pada pemegang yang tidak jujur atau tidak beritikad baik.
Contohnya : mendapatkan dengan cara mencuri.

F. Klausa pada Surat Berharga


Klausa syarat yang disepakati atau janji-jani yang disepakati. Kegunaan
klausa surat berharga adalah menentukan bagaimana cara mengalihkan surat berharga
kepada orang lain.

Klausa yang Melekat pada Surat Berharga


1. Aan Toonder (to bearer) atas kepada pembawa.
Makna dari pembawa : orang yang membawa adalah orang yang menguasai.
Contoh : Lembar cek
Bagaimana cara mengalihkan klausula ini yaitu :
Mengalihkan dari tangan ke tangan, hal ini sudah berlaku secara hukum.
Contoh : Si A memberi begitu saja cek kepada B secara hukum sah, si A kehilangan
cek berarti dia sudah kehilangan haknya secara hukum terhadap cek yang
hilang tersebut. Dasar hukumnya pada pasal 613 (3) KUHPt (perdata)
2. Aan Order (to order) atas pengganti/kuasanya/tertunjuk
Suatu benda termasuk surat berharga kalau mengalihkan didasari atas 2 hal
a. bezit adalah pengalihan atau penguasaan surat berharga
b. Aigendom ownership adalah pengalihan atau penguasaan kepemilikan.
Jadi untuk Aan order jika kita gunakan istilah kuasanya tidak tepat karena pada
kuasanya bermakna tidak mengarahkan aigendomnya.
Bagaimana cara mengalihkan klausa ini yaitu :
Endosemen yaitu dalam pasal 613 (3) KUHPt BW dan pasal 1110 KUHD
Endosmen adalah cara mengalihkan dengan menyebutkan nama pada pemegang
berikutnya di bagian belakang surat tersebut.
Contoh : Surat wesel

3. Opname (atas nama) nama pemegang surat berharga tercantum.


Cara mengalihkan surat berharga seperti ini :
Cessie pasal 613 (1) KUHPt (jenis surat hutang)
Cessie (mengalihkan surat berharga dengan akta antara pihak I, II, III, dstnya)
Contoh : Bank bali mempunyai piutang ke bank X, kemudian bank Bali menunjuk
PT. Y untuk menagih.

4. Met on order (tidak kepada pengganti)


Cara pengalihan sama dengan cessie (surat wesel). Kalau ingin membatasi
peredarannya maka memakai klausa rekta dengan pemakaian tidak kepada
pengganti.

No 1 dan 2
Termasuk surat berharga karena sifatnya praktis dan mudah untuk mengalihkan pada
orang lain.
No 3 dan 4
Surat yang berharga
G. JENIS-JENIS DARI SURAT BERHARGA
 Surat Wesel
Defenisi dari surat wesel tidak ada dalam UU. Untuk dapat mencari defenisi
dari surat wesel, harus tahu syarat format dalam surat wesel, hal ini dapat dilihat
pada Pasal 100 KUHD. Dalam Pasal 100 KUHD ada 8 syarat Format dari surat
wesel
1. Istilah wesel
Kata wesel harus ada dalam surat. Istilah wesel dalam berbagai bahasa
 Wissel (Belanda)
 Weechell (Jerman)
 Bill of exchange (inggris)
2. Adanya Perintah
Perintah disini artinya perintah membayar tanpa syarat , yang biasanya
dicantumkan nominalnya terdiri dari angka dan huruf. Bagaimana jika terjadi
perbedaan antara angka dengan huruf maka yang dipakai adalah
huruf,Bagaimana kalau ada coretan, maka yang dipakai adalah nilai yang
terkecil.
3. Siapa yang menjadi tersangkut (yang berkewajiban membayar).
Tersangkut dalam teorinya bisa bank, lembaga non bank dll
4. Hari Bayar
Kapan surat wesel harus dibayar, ada 4 pilihan untuk hari bayar.
a. Waktu diperlihatkan
b. Tanggal yang ditentukan.
c. Pada waktu tertentu, setelah surat itu diperlihatkan
d. Pada waktu tertentu setelah terbitnya surat tersebut
5. Tempat pembayaran
Dimana tempat dilakukan pembayaran
6. Harus menyebutkan siapa pemegang/penerima/pengganti
Bagaimana kalau tulisan pengganti tidak ada? Dalam hukum surat berharga
asas PRAESUMTIF ORDER PAPIER karena dalam surat wesel hanya klausa
maka kalau tidak ada kata pengganti maka tidak memenuhi syarat klausula atau
berklausula pengganti.
7. Mencantumkan tempat dan tanggal kredit
8. Tanda tangan penerbit
 Surat Cek
Surat yang memuat istilah cek yang diterbitkan pada tanggal dan tempat
tertentu yang mana seorang penerbit memerintahkan tanpa syarat pada
tersangkut/bankir untuk membayar sejumlah uang pada pemegang di tempat
tertentu.
Syarat formal :
1. Memuat istilah cek
2. memuat perintah membayar tanpa syarat.
3. memuat siapaa yang menjadi tersangkut dalam cek, tersangkut umumnya bankir
atau lembaga keuangan non bank
4. Memuat tempat pembayaran/pencairan
5. memuat Tgl dan tempat penerbit guna :
 Tanggal
Untuk menentukan daluwarsa.
Untuk menentukan cakap hukumnya si penerbit dalam melakukan tindakan
hukum saat itu.
 Tempat untuk menentukan hukum apa yang berlaku.
6. Memuat tanda tangan penerbit

 AKSEP dan PROMES


Aksep berarti sepakat untuk membayar, sifatnya sebagai kredit(utang);
Promes berarti kesanggupan untuk membayar, sifatnya sebagai alat bayar.
Aksep dan Promes berbeda dengan wesel kalau wesel sebagai alat
pembayaran kredit, karena aksep dan promes tidak berisi perintah untuk membayar,
tetapi kesanggupan atau berjanji akan membayar.

Aksep dan Promes harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:


1. Ada nama atau isitilah “surat order” atau “promes order” atau “aksep order”
2. Janji atau kesanggupan tidak bersyarat untuk membayarsejumlah uang
3. Tempat pembayaran
4. Waktu pembayaran
5. Nama orang yang menerima pembayaran
6. Tanggal dan tempat aksep dan promes ditandatangani
7. Tanda tangan penerbit

Perbedaan antara cek dengan wesel dan aksep serta promes:


Undang-undang menganggap wesel, aksep dan promes sebagai alat
membayar secara kredit. Sedangkan cek sebagai alat pembayaran dalam dunia
perdagangan.

 Kwitansi
Kwitansi adalah tanda bukti pembayaran, bersifat pembebasan utang.
Kwitansi ini diatur dalam pasal 229 e KUHP. Kwitansi toonder atau kwitansi pada
pembawa, ialah perintah untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak
ketiga.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiharto, Umar Said. 2009. Pengantar Hukum Indonesia. Setara Press. Malang
http://legalbanking.wordpress.com/materi-hukum/hukum-surat-berharga/
http://unjalu.blogspot.com/2011/03/hukum-surat-surat-berharga.html
http://wahyupratomo.edublogs.org/files/2012/03/kuliah-2-SUMBER-HUKUM-SURAT-BERHARGA-
rnht93.pdf
HUKUM SURAT
BERHARGA

Oleh:

Azmy Faishal Aulia 125020300111078


Refi Cintya H. 125020300111082
Atzarina Dyah P. 125020300111080

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Brawijaya
2013

Anda mungkin juga menyukai